Professional Documents
Culture Documents
Sinus Paranasal
Hidung adalah bagian saluran pernapasan di superior palatum durum dan berisi organ
perifer penghidu. Hidung meliputi hidung luar dan cavitas nasi, yang dibagi menjadi
cavitas kanan dan kiri oleh septum nasi. Fungsi hidung adalah olfaktori (penghidu),
respirasi (pernapasan), filtrasi debu, kelembapan udara yang dihirup, dan resepsi dan
eliminasi sekresi dari sinus paranasalis dan ductus nasolacrimalis (Moore, 2013).
Sinus paranasal terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus
sphenoidalis dan sinus ethmoidalis. Setiap rongga sinus ini dilapisi lapisan mukosa yang
merupakan lanjutan mukosa rongga hidung dan bermuara di rongga hidung melalui
ostium masing-masing. Pada kondisi anatomi dan fisiologi normal, sinus terisi udara.
Deviasi dari struktur anatomi normal maupun perubahan fungsi lapisan mukosa dapat
menjadi predisposisi penyakit sinus (Amedee & Miller, 2001).
Anatomi Hidung Luar
Hidung luar dilihat yang menonjol dari wajah. Bentuk hidung luar
seperti piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah
1) Pangkal hidung
(bridge),
2) Batang hidung (dorsum
nasi),
3) Puncak hidung (hip),
4) Ala nasi,
5) Kolumela,
6) Lubang hidung (nares
anterior).
Anatomi Hidung Dalam
Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang
dari nares anterior hingga koana di posterior, yang
memisahkan rongga hidung dari nasofaring.
Septum nasi
Cavitas nasi memiliki bagian atas, dasar, dan dinding medial dan lateral (Moore, 2013):
Bagian dasar
• Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus horizontal os
palatum.
Bagian atas
• Atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasal, prosesus
frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus os sphenoid.
• Sebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui oleh filament-
filamen n.olfaktorius yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan
menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan kranial konka superior.
Dinding lateral
• Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os maksila, os
lakrimalis, konka superior dan konka media yang merupakan bagian dari osetmoid,
konka inferior, lamina perpendikularis os platinum dan lamina pterigoideus medial.
Dinding medial
• Cavitas nasi dibentuk oleh septum nasi.
Fitur cavitas nasi
Fosa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka.
Meatus Inferior
• Meatus inferior adalah yang terbesar di antara ketiga meatus, mempunyai muara
duktus nasolakrimalis yang terdapat kira-kira antara 3 sampai 3,5 cm di belakang
batas posterior nostril.
Meatus media
• Terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan bagian anterior sinus etmoid. Di
balik bagian anterior konkamedia yang letaknya menggantung, pada dinding lateral
terdapat celah yang berbentuk bulan sabit yang dikenal sebagai infundibulum.
• Ada suatu muara atau fisura yang berbentuk bulan sabit yang menghubungkan
meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris.
• Dinding inferior dan medial infundibulum membentuk tonjolan yang berbentuk
seperti laci dan dikenal sebagai prosesus unsinatus.
• Di atas infundibulum ada penonjolan hemisfer yaitu bula etmoid yang dibentuk
oleh salah satu sel etmoid.
Meatus superior
• Meatus superior atau fisura etmoid merupakan suatu celah yang sempit
antara septum dan massa lateral os etmoid di atas konka media.
• Kelompok sel-sel etmoid posterior bermuara di sentral meatus superior
melalui satu atau beberapa ostium yang besarnya bervariasi. Di atas
belakang konka superior dan di depan korpus os sfenoid terdapat resesus
sfeno-etmoidal, tempat bermuaranya sinus sfenoid.
Kompleks Ostiomeatal (KOM)
Bagian dari sinus etmoid anterior yang berupa celah pada dinding lateral hidung.
Pada potongan koronal sinus paranasal gambaran KOM terlihat jelas yaitu suatu
rongga di antara konka media dan lamina papirsea. Struktur anatomi penting
yang membentuk KOM adalah prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus
semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan resesus frontal.
Vaskularisasi Hidung
Suplai arterial dinding media dan lateral Vena-vena hidung mempunyai nama yang
cavitas nasi berasal dari 5 sumber: sama dan berjalan berdampingan dengan
A. Ethmoidalis anterior ( dari A. Ophtalmica) arterinya .
A Ethmoidalis posterior (dari A. Ophtalmica)
Vena di vestibulum dan struktur luar hidung
A. Sphenopalatina (dari A. Maxillaris) bermuara ke v.oftalmika yang berhubungan
A. Palatina major (dari A. Maxillaris) dengan sinus kavernosus.
R. Septalis A. Labialis superior (dari A. Facialis)
Pleksus
Kiesselbach
Gambar 6. Pleksus Kiesselbach Gambar 7. Pleksus Woodruff
(Little’s area) anastomose a. sfenopalatina & a.
anastomose a. sfenopalatina. A. faringeal posterior yg terletak
etmoid anterior, a. labialis superior di bawah posterior ujung akhir
& a. palatina mayor yg terletak konka inferior
superfisial di bagian depan septum
Inervasi Hidung
Bagian anterosuperior rongga hidung berasal dari N. oftalmikus (N.V-1) melalui N.etmoidalis
anterior dan posterior, yang merupakan cabang dari N. nasosiliaris.
Bagian posteroinferior mukosa nasal dari N. maxillaris, melalui N. Nasopalatinus ke septum
nasi, dan R. lateralis nasi inferior dan lateralis nasi superior posterior. N. Palatinus major ke dinding
lateral.
Sebagian hidung luar (apex dan dorsum) juga disuplai oleh N V-1 (melalui N.
Infatrochlearis dan R. Nasalis eksternus N. Ethmoidalis anterior), tetapi ala nasi disuplai oleh ramus
nasalis N. Infraorbitalis (N V-2). Rongga hidung lannya, sebagian besar mendapat persarafan
sensoris dari N.maksila melalui ganglion sfenopalatinum.
Anatomi Sinus Paranasal
Sinus frontal
• Terletak diantara tabula
Infundibulum opening externa dan interna os
of frontonasali duct frontale, di posterior arcus
that drains the frontal superciliaris dan radix nasi.
sinus and anterior
• Drainase : meatus medialis
ethmoid cells
melalui ductus frontonasalis
melalui ostium yang terletak di
ressus frontal yang
berhubungan dengan
infundibulum ethmoid
• Inervasi: cabang-cabang nervus
supraorbitalis (N V-1)
• Vaskularisasi: A. Ethmoidalis
anterior
Sinus Paranasal
Sinus maxillaris
• Apex : memanjang ke arah dan
sering dalam os zygomaticum
• Basis : membentuk pars inferior
dinding lateral cavitas nasi
• Bagian atas : terbentuk oleh
dasar orbita
Hiatus • Bagian bawah : terbentuk oleh
semilunaris
pars alveolaris maxillae. Bagian
atas gigi maxilla, terutama dua
molar pertama, sering
menimbulkan elevasi konikal pada
bagian bawah sinus.
• Drainase: ke dalam meatus nasi
medius cavitas nasi melalui hiatus
Opening of maxillary semilunaris
sinus in floor of • Vaskularisasi: R. alveolaris superior
hiatus semilunaris A. maxillaris
Sinus Paranasal