You are on page 1of 23

DIABETES MELITUS

Tissa Rafifah Ardiana


1510211126
DEFINISI & EPIDEMIOLOGI
Diabetes Melitus
“ Kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.”

Ditandai dgn tingginya kadar gula darah disertai dgn gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein sbg akibat insufisiensi insulin.

Penyebab kematian ke 3,2 juta kematian


4 terbesar di dunia per tahun 1 orang per 10 detik
atau 6 orang per menit
yang meninggal akibat
penyakit yang
berkaitan dengan diabetes.
KLASIFIKASI
Destruksi sel beta
• Diabetes Melitus tipe 1
Autoimun

Idiopatik

a) Lebih sering ternyata pada usia remaja.


b) >90% dari sel pankreas yang memproduksi insulin
mengalami kerusakan secara permanen.

insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat


diproduksikan
c) Penderita DM tipe 1 ±10%, biasanya pd usia 30 thn.
KLASIFIKASI
Obesitas
• Diabetes Melitus tipe 2 80% sampai 90% dari
penderita diabetes tipe
a) Tidak ada kerusakan pada 2 mengalami obesitas
pankreasnya dan dapat terus
menghasilkan insulin, bahkan
kadang2 insulin pada tingkat tinggi
dari normal. Akan tetapi, tubuh sensitivitas insulin
manusia resisten terhadap efek menurun
insulin, sehingga tidak ada insulin
yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh
b) Terjadi pada dewasa yang berumur memerlukan insulin
lebih dari 30 tahun dan menjadi yang berjumlah sangat
lebih umum dengan peningkatan besar untuk
usia. mengawali kadar gula
darah normal
Menurut Smeltzer & Bare(2002) DM tipe 2
disebabkan:
Adalah turunnya kemampuan insulin untuk
a) Resistensi insulin merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glikosa oleh hati

Sel β tidak mampu mengimbangi


b) Kegagalan relatif sel β resistensi insulin ini sepenuhnya,
artinya terjadi defensiensi relatif
insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari
berkurangnya
sekresi insulin pada rangsangan
glukosa, maupun pada rangsangan
glukosa
bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain.
Faktor yg mempengaruhi DM Tipe 2
a) Kelainan Genetik Diabetes dapat menurun menurut silsilah
keluarga yang mengidap diabetes

DM tipe II sering muncul setelah usia 30 tahun


b) Usia ke atas dan pada mereka yang berat badannya
berlebihan

Stres kronis cenderung membuat seseorang


c) Gaya hidup stress makan makanan yang manis2 untuk
meningkatkan kadar lemak seretonin otak.

d) Pola makan yg salah obesitas


Komplikasi DM Tipe 2
• Rambut rontok
• Telinga berdenging atau tuli
• Sering berganti kacamata (dalam setahun beberapa kali
ganti)
• Katarak pada usia dini
• Terserang glaucoma (tekanan bola mata meninggi, dan bisa
berakhir dengan kebutaan)
• Kebutaan akibat retinopathy
• Melumpuhnya saraf mata terjadi setelah 10-15 tahun
• Terjadi serangan jantung koroner
• Payah ginjal
• Neuphropathy
• Saraf-saraf lumpuh,
• Muncul gangrene pada tungkai dan kaki
• Serangan stroke.
Perubahan yg tjd pada DM Tipe 2
• Perubahan fisiologis

Setiap penderita DM tipe II yang mengalami perubahan fisik terdiri dari sering
buang air, merasa lapar,mersa haus, berkeringat dingin, luka lama sembuh,
gemetaran dan pusing, sehingga menimbulkan ketakutan atau stress

• Perubahan psikologi

Hidup dengan DM tipe II dapat memberikan beban psikologi bagi penderita


maupun anggota keluarganya. Respon emosional negatif terhadap diagnosa
bahwa seseorang mengidap penyakit DM tipe II dapat berupa penolakan atau
tidak mau mengakui kenyataan, cemas, marah, merasa berdosa dan depresi
Tatalaksana DM Tipe 2

Karena banyaknya komplikasi kronik yang dapat terjadi pada


DM tipe-2, dan sebagian besar me-ngenai organ vital yang
dapat fatal, maka tatalaksana DM tipe-2 memerlukan terapi
agresif untuk mencapai kendali glikemik dan kendali faktor
risiko kardiovaskular.

• Edukasi
Tujuan dari edukasi diabetes:
Mendukung usaha pasien penyandang diabetes utk
mengerti perjalanan alami penyakitnya dan
pengelolaannya.
Edukasi meliputi:
Pemantauan glukosa mandiri, perawatan kaki, ketaatan
pengunaan obat-obatan, berhenti merokok,
meningkatkan aktifitas fisik, dan mengurangi asupan
kalori dan diet tinggi lemak
• Terapi gizi medis
Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari
karbohidrat 45%-65%, lemak 20%-25%, protein
10%-20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet
cukup serat sekitar 25g/hari.
• Latihan jasmani
Secara teratur 3-4 kali seminggu, masing2
selama kurang lebih 30 menit. Dianjurkan yang
bersifat aerobik.
• Farmakologi
a) OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
Pemicu sekresi insulin:

SULFONILUREA
- Meningkatkan sekresi GLINID
insulin o/ sel beta - Cara kerja sama.
pankreas. Namun lebih
- Utk pasien BB ditekankan pada
kurang/normal. sekresi insulin fase
- Tidak dianjurkan pertama.
pada orang tua, gangguan - Baik utk mengatasi
faal hati dan ginjal hiperglikemia
serta malnutrisi. postprandial.
Peningkatan sensitivitas insulin:
BIGUANID
- Yg paling banyak
digunakan adl
Metformin TIAZOLIDINDION
- Menurunkan glukosa - Menurunkan resistensi
darah melalui insulin dengan mening-
pengaruhnya terhadap katkan jumlah protein
kerja insulin pada pengangkut glukosa
tingkat seluler, distal sehingga meningkatkan
reseptor insulin, dan ambilan glukosa perifer.
menurunkan produksi - Dikontraindikasikan pada
glukosa hati. gagal jantung karena
- Utk pasien gemuk, meningkatkan retensi
disertai dislipidemia, cairan
dan disertai resistensi
insulin.
- Menghambat
glukoneogenesis
Penghambat glukosidase alfa:

ACARBOSE
- Mengurangi absorbsi glukosa di usus halus.
- Tidak mempunyai efek samping hipoglikem.
- Mempunyai efek samping pada sal cerna yaitu
kembung dan flatulens.
b) OBAT SUNTIKAN
• Insulin kerja cepat
• Insulin kerja pendek
• Insulin kerja menengah
• Insulin kerja panjang
• Insulin campuran tetap
KLASIFIKASI
Pembentukan hormon
• Diabetes Melitus Gestasional pada ibu hamil yang
menyebabkan
resistensi insulin

“adalah keadaaan diabetes yang timbul selama


masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya
sementara.”
FAKTOR RESIKO
• Genetik
• Lifestyle  Pola makan tidak sehat : Makan makanan yang
mengandung gula tinggi rendah serat
• Obesitas sentral  BMI > 29 Lingkar Pinggang Pria > 90cm
Wanita > 80cm
• Hipertensi
• Dislipidemia
• Peningkatan pelepasan hormon antagonis insulin
– Somatotropin
– Glukokortikoid
– Epinefrin
– ACTH, Tiroid, Glukagon
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS
• Poliuria
• Polidipsia
• Polifagia dan
• Penurunan berat
badan yang tidak
dapat dijelaskan
sebabnya.
• Lemah Lesu
• Kesemutan
• Gatal
• Mata kabur
• Disfungsi ereksi
pada pria, serta
pruritus vulva
pada wanita.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Diagonosis DM dapat dipastikan


apabila hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl
dan hasil pemeriksaan kadar
glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl

You might also like