Professional Documents
Culture Documents
Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4 minggu
setelah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada ibu
Di USA, sepsis adalah penyakit penyebab kematian kedua dalam pasien
serangan jantung di ICU, dan masuk dalam 10 besar yang menyebabkan
kematian dari keseluruhan penyakit berdasarkan data dari Centers for
Disease Control and Prevention
penyebab kematian utama pasien ICU secara umum, dengan rata-rata
kematian 20% untuk sepsis, 40% untuk sepsis berat, dan >60% untuk syok
sepsis.
Angka sepsis neonatorum meningkat secara bermakna pada bayi yang berat
badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu (obstetrik) atau tanda-
tanda korioamnionitis, seperti ketuban pecah lama (> 18 jam), demam
intrapartum ibu (> 37,5oC), leukositosis ibu (>18.000), pelunakan uterus dan
takikardia janin (>180 kali/menit).
• Penelitian yg dilakukan pada pasien sepsis
berat di 150 unit pelayanan intensif (ICU) di 16
negara Asia didapatkan hasil angka mortalitas
di rumah sakit mencapai 44,5%.
• Dalam penelitian di sebuah rumah sakit
pendidikan di Yogyakarta, Indonesia, ada 631
kasus sepsis pada tahun 2007, dengan angka
kematian sebesar 48,96%.
ETIOLOGI
• Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri,
beberapa disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat
jarang disebabkan oleh penyebab lain (virus dan
protozoa)
Menarik sitokin
• Menetapkan pathogen
• Eliminasi sumber infeksi
• Inisiasi awal dari terapi antimikrobial yang
agresif
• Menghentikan kemungkinan terjadinya shok
sepsis
• Menghindari kegagalan organ
1. Eliminasi Sumber Infeksi
- Tujuan : menghilangkan patogen penyebab
- sumber infeksi harus dicari dengan teliti
- bila sumber teridentifikasi, dilakukan :
a. Drainase sumber infeksi
b. Melepaskan obstruksi
c. reaksi organ
Macam-macamnya :
a.Oksigenasi untuk mengatasi hipoksia dengan
upaya meningkatkan saturasi oksigen darah,
meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki
utilisasi oksigen di jaringan.
b. Terapi cairan
• Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan venous
return, dehidrasi, pendarahan dan kebocoran
plasma mengganggu transpor oksigen dan nutrisi
dan dapat mengakibatkan syok.
• Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.
• Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi
sebagai koloid.
• Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif
hingga Hb 10 g/dl dengan mempertimbangkan
kondisi klinis pasien.
c. Vasopressor /inotropik
• Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
masih terjadi hipotensi.
• Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi
atau disfungsi miokard.
• Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/
menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
• Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin
0,1-0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase
inhibitor (amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
• Mengoreksi asidemia pada sepsis.
• Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9
meq/L.
• Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
e. Nutrisi
• Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein
(asam amino ), asam lemak, cairan vitamin dan
mineral perlu diberikan sedini mungkin.
• Diutamakan pemberian enteral, bila perlu parenteral.
• Perlu pengendalian kadar gula darah.
f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin Intensif
Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory,
anti koagulan, dan antiapoptotik.
g. Disfungsi ginjal
• Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan
Syok Septik
• Diberikan vasopresor bila diperlukan
(Dopamin dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
• Pada oliguria pemberian cairan dipantau
ketat.
Terapi Adjuvan
a. Gangguan koagulasi
• Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC
berupa konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan
mikrotrombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok septik
terjadi penurunan aktivitas anti koagulan dan supresi
fibrinolisis kegagalan organ.
• Terapi anti koagulan : heparinisasi, antitrombin, dan subtitusi
faktor pembekuan.
• ACTIVATED PROTEIN C
Setelah pemberian ventilasi mekanik pelindung paru-paru,
dan terapi antibiotik
Meningkatkan protein C dan menurunkan nilai trombin
generat ion (misalnya,d-Dimer, pada koagulasi
intravascular.
Disetujui untuk kondisi sepsis berat dan peningkatan risiko
kematian
b. Kortikosteroid
• Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi adrenal.
• Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama 7 hari pada
pasien syok septik terbukti menurunkan mortalitas
dibanding kontrol.