You are on page 1of 29

ETIOLOGI ETIOLOGI

SLE merupakan gangguan di mana interaksi antara faktor host (kerentanan gen,
lingkungan hormonal, dll) dan faktor lingkungan (ultraviolet (UV) radiasi, virus,
obat) mengarah pada hilangnya toleransi-tubuh, dan menginduksi autoimunitas
Genetik Lingkungan Obat-obatan Virus

Kerentanan Gen Radiasi Ultraviolet Procainamide, Infeksi oleh alphavirus


Defisiensi genetik dari Radiasi UVA juga hydralazine, isoniazid, seperti rubella, dan
komponen pelengkap dapat menyebabkan klorpromazin, cytomegalovirus
awal C1q, C4, dan C2 SLEi kulit LE phenytoin (dilantin), tampaknya dapat
mempengaruhi pasien dan, terakhir, menginduksi ekspresi
pada peningkatan Paparan Tembakau minocycline, serta sel permukaan dari Ro
Lupus Berhubungan dengan COL-3, suatu turunan / SS-A dan terkait
amina aromatik tetrasiklin antikanker autoantigens dalam
Hormon Seks. lipogenik yang sel yang mengalami
Tingginya kadar terkandung dalam apoptosis indikasi-
estrogen dan asap tembakau kau virus
progesteron
meningkatkan
autoreaktivitas
humoral.
Patofisiologi PATOFISIOLOGI
Ada empat faktor yang menjadi perhatian bila
membahas patogenesis SLE, yaitu:
1. Faktor genetik
2. Hormon
3. Lingkungan
4. Kelainan sistem imun
BATASAN

Genetik Hormon AutoAntibodi Lingkungan

Polimorfis Ig G Larut dalam Kontrasep Epstein-


Estrogen Prolaktin UV
me GEn Nukleus si Bar (EBV)

Berlebih Berlebih Antibodi


Antigen
antinukleus
Berlebih
Reaksi Imun
Imun Terbentuk Spesifik

kompleks imun

kerusakan jaringan
FAKTOR GENETIK

Gen dari kompleks Histokompatibilitas mayor (MHC)

polimorfisme dari gen HLA (human leucoyte antigen ) kelas II dan III

Gen HLA kelas II Gen HLA kelas III

mengkode komponen
anti –DNA
komplemen C2 dan C4

Penderita dengan defisiensi C1q, C1 r/s dan


Homozigot C4A C2

beban antigen melebihi


perubahan kapasitas
respon imun
FAKTOR HORMONAL
(FAKTOR ESTROGEN)
Pada usia prepubertas dan setelah menopause

Peningkatan oksidasi testosterone pada C-17 atau peningkatan aktifitas aromatase


jaringan.

Konsentrasi androgen plasma yang rendah, termasuk testosterone,


dehidrotestosteron, dehidroepiandrosteron (DHEA)

Estrogen yang berlebihan dengan aktifitas hormone

Perubahan respon imun


KELENJAR HIPOFISE ANTERIOR

Hormon Prolaktin diRelease

Mempunyai aktifitas endokrin, parakrin, autokrin

Menstimulasi sel T, sel NK, makrofag, neutrofil, sel hemopoietik CD34+ dan sel
dendrite presentasi antigen

Menstimulasi respon imun humoral dan seluler

Respon Berlebih
ANTIBODI

IgG dan factor koagulasi

Larut pada self molecular (Pada Nukleus)

Antibodi antinukleus

Anti double stranded DNA anti-Sm antibody

Target Organ
Anti double stranded DNA

Antibodi anti DNA berikatan dengan bagian


DNA yang melekat pada membrane basal
dari glomerulus

C1q nukleosom, heparin Aktivasi dan


sulfat, dan laminin berikatan menginisiasi inflamasi local

kompleks imun yang


mengandung antibody

Nefritis mengendap di ginjal


Antibodi

Kulit Otak Sel darah merah

Reseptor N-methyl-D-
Reseptor Ro/SSA aspartate (NMDA) Trombosit

Anti-Ro Anti-reseptor-NMDA Anti-Trombosit

Anemia hemolitik dan


Ruam Kulit Lupus serebral trombositopenia
Lingkungan

Kontrasepsi (Paparan
Epstein-Bar (EBV) UV estrogen berlebih )

Struktur DNA Perkembangan timus


Kemiripan molecular dirusak dan toleransi imun

Menginduksi respon
spesifik Autoantibodi Imunologik

Gangguan terhadap Apoptosis Perubahan respon


regulasi imun keratinosis imun
No. Kriteria Definisi
1. Bercak malar (butterfly rash) Eritema datar atau menimbulkan yang menetap di daerah pipi, cenderung menyebar ke lipatan
nasolabial.
Kriteria Diagnosis
2. Bercak diskoid Bercak eritema yang menimbul , pada lesi lama dapat terjadi parut atrofi
Menurut
3. Fotosensitif Bercak di kulit akibat sinar matahari
4. Ulkus mulut Luka di mulut atau hidung yang berlangsung dari beberapa hari untuk lebih dari satu bulan. Biasanya
“American College of
tidak nyeri.
Rheumatology”
5. Arthritis Nyeri dan pembengkakan berlangsung selama beberapa minggu di dua atau lebih sendi
6. Serositif a. Pleuritis (Riwayat pleuritic pain atau terdengar pleural friction rub atau terdapat efusi pleura pada
Paling sedikit 4 dari 11
pemeriksaan fisik)
kriteria terpenuhi
b. Perikarditis (Dibuktikan dengan EKG atau terdengar pericardial friction rub atau terdapat efusi
pericardial pada pemeriksaan fisik.
7. Gangguan ginjal a. Proteinuria persisten >0,5g/hr atau pemeriksaan +3 jika pemeriksaan kuantitatif tidak dapat
dilakukan. Atau
b. Cellular cast: eritrosit, Hb, granular, tubular, atau campuran
8. Gangguan saraf kejang, stroke atau psikosis
9. Gangguan darah Terdapat salah satu dari kelainan darah
• Anemia hemolitik (dengan retikulosis)
• Leukopenia (<4000/mm3 pada ≥ 1 pemeriksaan)
• Limfopenia (<1500/mm3 pada ≥ 2 pemeriksaan)
• Trombositopenia (<100.000/mm3 tanpa adanya intervensi obat)
10. Gangguan imunologi Terdapat salah satu keadaan
• Anti ds-DNA di atas titer normal
• Anti Sm(Smith) (+)
• Anti fosfolipid (+) berdasarkan kadar serum IgG atau IgM antikardiolipin yang abnormal
• Anti koagulan lupus (+) dengan menggunakan tes standart
• Tes sifilis (+) palsu, paling sedikit selama 6 bulan dan dikonfirmasi dengan ditemukannya
Treponemma pallidum atau antibody treponema
11. Antibodi Nuklear Tes ANA (+)
Komplikasi Nefritis
• Lupus nefritis dapat mencakup :
pembengkakan kaki (edema)
sakit kepala dan pusing
hematuria
frekuensi buang air meningkat
tekanan darah tinggi (hipertensi).

 Perlu dilakukan tes darah rutin


 Dalam sejumlah kecil kasus, kerusakan ginjal dapat menjadi parah cukup untuk memerlukan
perawatan dengan dialisis atau transplantasi ginjal.
Komplikasi kardiovaskular
• Penyakit jantung coroner
• Angina
• Stroke.

Untuk mengurangi risiko CVD


 Berhenti merokok
 Makan sehat
 diet seimbang rendah lemak jenuh, gula dan garam
 mempertahankan berat badan yang sehat
 berolahraga secara teratur - setidaknya 150 menit seminggu.
 mengurangi konsumsi alkohol.
Komplikasi kehamilan

• Pre-eclampsia
• Persalinan premature
• keguguran,
• kelahiran mati
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
• autoimmune disease in which organs and cells undergo damage
mediated by tissue-binding autoantibodies and immune complexes
• 90% are women in childbearing years
• all ethnic groups are susceptible
Pathogenesis
• Interactions between susceptibility genes and environmental factors
result in abnormal immune responses
• (1) activation of innate immunity
• (2) lowered activation thresholds of adaptive immunity cells
• (3) ineffective regulatory and inhibitory CD4+ and CD8+ T cells
• (4) reduced clearance of apoptotic cells and of immune complexes
• result in abnormal immune responses
• generate pathogenic autoantibodies and immune complexes
that deposit in tissue, activate complement
• cause inflammation
• lead to irreversible organ damage
Pathogenesis
• The result of these abnormalities is sustained production of
pathogenic autoantibodies :
• ANA (antinuclear antibodies)
• Anti-dsDNA
• Anti-Sm
• Anti-RNP
• Anti-Ro
• Anti-La
• Antihistone
Pathogenesis
• SLE is a multigenic disease
• In most genetically susceptible individuals, normal alleles of multiple
normal genes each contribute a small amount to abnormal immune
responses
• if enough variations accumulate, disease results
Pathogenesis
• Female sex is permissive for SLE
• make higher antibody responses than males
• Women exposed to estrogen-containing oral contraceptives or
hormone replacement have an increased risk of developing SLE
• environmental stimuli may influence SLE :
• Exposure to ultraviolet light
• some infections
• result in abnormal immune responses
• generate pathogenic autoantibodies and immune complexes
that deposit in tissue, activate complement
• cause inflammation
• lead to irreversible organ damage
SLE: Current Treatment
Severe / Serious Flare Chronic Activity Remission

Patient experiences increased Patient experiences persistent activity


Patient’s disease activity that threatens that is not immediately threatening to Patient experiences minimal or no
Condition organs or well-being and requires organ systems, but requires ongoing disease symptoms or signs
immediate aggressive treatment treatment to control symptoms

Achieve rapid control of


Primary Maintain control of disease with Maintain remission with minimal
inflammation and disease-mediated
Treatment Goal minimal toxicity toxicity
dysfunction

 Low to medium dose


 Low to medium dose corticosteroids
 High dose corticosteroids corticosteroids
Commonly Used  MMF / AZA / MTX
 MMF  MMF / AZA / MTX
Treatments  Belimumab
 Cyclophosphamide  Belimumab
 Antimalarials
 Antimalarials

High

Level of Disease
Activity
Controlled

Low
Targets for Emerging Therapies

Immune
Dysfunction

Defective
Regulatory
Circuits
• Genetic
susceptibility
• Gender
• Environmental
factors
o UV light
o Infection
Defective
Immune
Complex
Clearance

You might also like