Professional Documents
Culture Documents
Modul 2
KELOMPOK 2
TUTOR : dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp.GK
Jermansyah Dd K 2015730065
Ray Dermawan J P 2015730110
Az Zahra Ulfah 2015730018
Durrah Zati Yumna 2015730031
Syifa Rahmawati P 2015730127
Rosita Hamdiah 2015730138
Sanda Subrata H 2015730117
Linda Tri Lestari 2015730078
Adelia Meishita 2015730001
Mahda Lathifa 2015730082
Andi Vannesya A 2015730007
KASUS III
Anemia Intoksikasi Pb
– RPS : eluhan pusing sering berulang, dirasakan sejak 6 bulan ini. Bila pekerjaan
dihentikan, rasa pusing tetap sama. Merokok hanya kadang-kadang, namun
sehari menghabiskan beberapa batang.
Penyakit Ya/Tidak/Kadang-kadang
Pusing-pusing Kadang-kadang
Mual Kadang-kadang
Hipertensi Tidak
Kencing manis Tidak
Batuk-batuk lama Tidak
Sakit kuning Tidak
Asma Tidak
TBC Tidak
Sakit jantung Tidak
Sakit ginjal Tidak
Gangguan pengendaran Tidak
Gangguan penglihatan Tidak
Sakit sendi/otot Kadang-kadang
Allergi Tidak
– RPK : tidak ada yang sakt serius di dalam keluarga.
– ANAMNESA OKUPASI :
1. Jenis pekerjaan :
Bahan yang
Jenis pekerjaan Tempat kerja Lama kerja
digunakan
Mekanik - - 2 tahun
Mnimbang timah
Pb PT. N 7 tahun
hitam
2. Uraian tugas/pekerjaan :
(cara melakukan pekerjaan, detil aktifitas selama 8 jam kerja, bahan yang
digunakan, alur tia kegiatan).
a. Sejak 7 tahun ini pekerjaan ybs melaukan penimbangan timah hitam
untuk pembuatan aki. Sebelumnya bekerja sbg mekanik.
b. Apakah merasa jemu dengan pekerjaan? Ya..tapi tdk ada pekerjaan
lain (permasalahan organisasi)
c. Apakah mempunyai pekerjaan sambilan selain di perusahaan ini?
Tidak.
3. Alat pelindung diri yang digunakan :
– Masker : ya, hanya kain biasa
– Google : tidak
– Earplug/muff : tidak
– Pakaian kerja : tidak
– Sepatu kerja : ya
– Sarung tangan : ya
– Pemeriksaan :
Anemia akibat kerusakan eritrosit yang lebih cepat daripada kemampuan eritropoiesis sumsum tulang dan terjadi tanpa
melibatkan imunoglobulin
c. hemoglobinopati
d. defek membrane
Epidemiologi
Defisiensi G6PD menjadi penyebab tersering kejadian ikterus dan anemia hemolitik akut di kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia
insidennya diperkirakan 1-14%, prevalensi defisiensi G6PD di Jawa Tengah sebesar 15%, di Indonesia bagian Timur disebutkan
bahwa insiden defisiensi G6PD adalah 1,6 - 6,7% .
Eliptositosis paling sering pada orang Afrika dan Amerika. Di Amerika, prevalensi eliptositosis kira-kira 3-5 per 10.000 kasus dan
di Afrika eliptositosis terjadi sekitar 20,6% dari populasi. Bentuk lain penyakit ini juga terjadi di Asia Tenggara, ditemukan sekitar
30% dari populasi yang diturunkan secara dominan autosomal.
Gejala klinis
Gejala umum anemia, seperti lemah, pusing, mudah lelah, dan sesak. Gejala kuning dan urin berwarna kecoklatan jarang
dilaporkan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kulit atau mukosa yang ikterik, serta tanda splenomegali.
Diagnosis Okupasi
Langkah-langkah menegakkan
Kaitan dengan skenario
diagnosis okupasi
Langkah 1 Pada skenario diketahui jika pasien
Menetapkan diagnosis klinis didiagnosis mengalami “Anemia
Intoksikasi Pb”
Langkah 2
Identifikasi paparan potensi risiko a. PenjeIasan mengenai semua
bahaya pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penderita secara kronologis
b. Lamanya melakukan masing-masing
pekerjaan
c. Bahan yang diproduksi
d. Materi yang digunakan
e. Jumlah pajanan
f. Pemakaian APD
g. Pola waktu terjadi gejala
h. Informasi mengenai tenaga kerja lain
Langkah-langkah menegakkan
Kaitan dengan skenario
diagnosis okupasi
Langkah 3 1. Pasien bekerja di bagian penimbang Pb
Cari hubungan antara langkah-langkah dengan atau timah hitam, dimana Pb merupakan
gangguan kesehatan yg timbul. salah satu logam berat yang dapat
menimbulkan efek negatif pada saluran
pencernaan,darah dan sistem persarafan
jika pajanannya melebihi ambang batas
yang diperbolehkan untuk kesehatan
manusia
2. Paparan timah hitam pada pekerja
melalui saluran pernapasan berasal dari
debu yang ada di udara
3. Logam timah hitam yang terhirup masuk
ke paru-paru akan berikatan dengan
darah dan diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh
4. Safety glasses
5. Safety masker 6. Safety gloves
6. Face shield
Faktor Risiko lain penyebab Anemia
Infeksi Idiopatik
Pencegahan Klinis dan Kerja
pada skenario
Pencegahan klinis dapat berupa :
– mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup .
– Jika diagnosanya sudah jelas difiseinsi besi, kombinasikan suplemen besi
dengan vitamin C.
– Batasi konsumsi kopi dan teh.
– Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan pemeriksaan sejak dini ke
pelayanan kesehatan untuk mengetahui sejak dini hasil pemeriksaan.
– Edukasi Gizi pada pasien tentang pentingnya gizi seimbang
Tatalaksana pada kasus
diskenario
Terapi anemia et causa intoksikasi Pb
Tatalaksana anemia hemolitik
glukokortikoid : prednison 60-100 mg/hari/oral
IVIG
Tatalaksana anemia Fe
oral iron terapy : 150-200 mg besi elemental . 3-4 kali/hari 1 jam sebelum makan
tatalaksana intoksikasi Pb (timah hitam)
CaNa2EDTA diberikan 1-2 ampul per hari, selama 5 hari . setelah istirahat 7 hari , dimulai
dosis yang sama dengan dilarutkan dalam 250cc NaCl fisiologis atau dextrose.
Terapi Pekerjaan
Untuk mengetahui
Pemeriksaan sumsum PEMERIKSAAN
Pemeriksaan
Ro Thorax
Radiologi
keadaan hematopoesis
tulang LABORATORIUM
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus
1. Anemia defisiensi Fe : Serum ion,
TIBC, saturasi transferin
2. Anemia Megaloblastik : folat
serum, vitamin B 12 serum
3. Anemia hemolitik : bilirubin serum
4. Anemia aplastik : biopsi sumsum
tulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
DARAH/URINE
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
BIO MONITORING
UNTUK
INTOKSIKASI Pb
SPIROMETRI
FUNGSI GINJAL
Kesimpulan