You are on page 1of 16

Anastesi pada mata

 Sensasi dari kelopak mata atas dan kening merupakan bagian


pertama yang dipersarafi nervus trigeminus ( nervus cranial
V). nervus ini juga mempersarafi konjunctiva bulbi atas dan
kornea superior. Bagian kedua yang dipersarafi oleh nervus
trigeminus ini adalah mensuplai input sensori kepada kelopak
mata bawah dan sedikit bagian kornea inferior dan
konjunctiva bulbi bagian bawah
Mekanisme kerja anastesi
 Semua obat anastesi bekerja dengan memblok transmisi
impuls neural dari ujung saraf pada kulit kelopak, konjungtiva
atau kornea ke dalam badan sel saraf dan kembali ke otak.
Secara kimiawi, hal ini terjadi penghambatan sodium channel
dan pencegahan depolarisasi nervus, oleh karena itu, terjadi
penghambatan konduksi impulse secara fisiologis.
 Anastesi topical berguna untuk sejumlah prosedur diagnostic
dan terapetik, termasuk tonometri, pembuangan benda asing
atau jahitan, gonioskopi, kerokan konjungtiva, dan tindakan
bedah ringan pada kornea dan konjungtiva, dan test fungsi air
mata juga menggunakan anastesi topical juga. Satu dua tetes
biasanya sudha cukup, namun dosisnya dapat diulang selama
tindakan berlangsung.
Pemilihan tehnik anastesi lokal
 Faktor pasien
 Faktor pembedahan
Faktor pasien
 Operasi katarak dengan anastesi local sangat dibutuhkan
pasien yang kooperatif selama operasi. Jadi pasien dengan
persiapan , kecemasan dan kemampuannya untuk bekerja
sama kesemuanya itu perlu diperhitungkan.
 Lokal anastesi merupakan prosedur pilihan untuk kebanyakan
pasien , bahkan mereka yang memiliki kelemahan
pendengaran . kemampuan pasien untuk memaklumi
manipulasi disekitar mata tanpa blesparospasme seharusnya
telah menjadi penilaian selama preoperative.
Faktor pembedahan
 Tipe dan ukuran insisi
 Resiko komplikasi
 Lamanya operasinya ( lamanya operasi tidak merupakan
kontraindikasi anastesia local)
 Pengalaman operator
Blok nervus fascialis
 Teknik umum
 Gunakan jarum 25 G, 1,5 inch
 Masukkan sedikit jarum anastesi tradisional untuk memanipulasi jarum sedikit lebih sakit
 Arah jarum mungkin dapat diubah tanpa mengeluarkan jarum dari kulit
 Selalu inspirasi sebelum menyuntikkan anastesi untuk mencegah masuknya obat secara
intravena
 Masukkan larutan sejumlah 3-5 ml
 Suntikkan secara perlahan
 Berikan tekanan diatas tempat suntikkan untuk menyebarkan efek obat anastesi pada
nervus motoris dan meminimalisasi pendarahan
Tehnik vant lint klasik
 Suntikkan jarum 1 cm dibelakang pada margin lateral orbita
inferior
 Masukkan sedikit ujung jarum anastesi
 Jauhkan jarum dari tulang dan suntukkan kira – kira 0,5 ml
anastesi
 Selanjutnya, masukkan horizontal dan suntikkan 1 – 2 ml
subkutaneous sepanjang inferotemporal orbta sambil
mengeluarkan jarum
 Sama suntikkan superonasal dan suntikkan sepanjang
supertemporal orbital
Tehnik vant lint modifikasi
 Hindari pembengkakan kelopak mata secara berlebihan
 Masukkan jarum kira – kira 1 cm dari lateral canthus
 Masukkan sedikit ujung jarum
 Masukkan jarum ke dalam ruang subkutaneus superior dan suntikkan 1
– 2 ml sambil menarik jarum. Tapi jangan mengeluarkan jarum dari
kulit.
 Masukkan jarum kedalam inferior dan suntukkan anastesi
 Keluarkan jarum dari kulit
Tehnik o’ brien
 Identifikasi proscessus condyloid dari mandibual
 Masukkan jarum sampai ke periosteum processus condyloid
 Suntikkan kira – kira 2 ml larutan anastesi
 Tarik jarum sampai bagian ujungnya lalu masukkan ke arah posterior dan
anterior dari arcus zygomaticus
 Suntikkan larutan anastesi
 Lalu jarum di arahkan ke bagian inferior sepanjang tepi posterior ramus
mandibula. Dan suntikkan 1 -2 ml.

Tehnik atkinson
 Masukkan jarum subkutaneous pada tepi inferior tulang
zygomatic secara langsung di bawah rongga orbta
 Masukkan jarum menjelang arcus zygomaticus , arahkan kira
– kira 300 diatas telinga
 Suntikkan kira – kira 3-4 ml larutan anastesi
Retrobulbar anastesi
 Berikan anastesi topikal ( contoh proparakain )
 Gunakan spuit ukuran 25 G, 1,5 inci tumpulkan ujung jarum retrobulbar ( misal jarum atkinson )
untuk meminimalisasi kemungkinan perforasi menyeluruh
 Perintahkan pasien menatap ke atas dan ke arah berlawanan dari arah suntikan
 Palpasi rongga orbita inferior
 Tempatkan jarum prependikular melalui kulit
 Suntikkan kira – kira 0,5 ml larutan subkutan untuk mengurnagi rasa sakit ketika septum orbita di
suntikkan
 Suntikkan jarum lurus ke dalam ( sejajar dengan dsar orbita ), perforasi septum orbita
 Setelah septum diperforasi dn equator menyeluruh sudah terjadi ( kira – kira 1 cm jarum penetrasi
), jarum supero nasal pada kira – kira sudut 300
 Jarum disuntikkan menembus septum intramuskular dan masuk ke otot
 Pindahkan jarum dari sisi ke sisi secara perlahan, lihat setiap gerakan dari
mata secara menyelurh apakah sudah terjadi penetrasi
 Aspirasi untuk menyakinkan bahwa obat tidak masuk ke pembuluh drah
 Suntukkan secara perlahan 3 – 4 ml larutan anastesi
 Pindahkan jarum
 Berikan tekanan untuk mencegah pendarahan dan untuk menyebarkan

You might also like