pertama kelahiran. Kadar normal maksimal adalah 12-13 mg% (205-220 µmol/L). Suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Kern Ikterus? KernIkterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak Penyebabnya apa? Peningkatan produksi; Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan Gangguan fungsi hati Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau ektra hepatic. Peningkatan sirkulasi enterohepatik Patofisiologi →Peningkatan kadar bilirubin tubuh →Pada derajat tertentu bilirubin ini akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh →bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Sehingga memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus darah otak →Kernikterus Faktor Resiko Faktor Ibu Faktor Bayi 1. Golongan 1. Trauma darah ABO atau ink kelahiran: cephalohematoma, kulit memar, ompatibilitas Rh diinstrumentasi pengiriman 2. Obat: diazepam (Va 2. Obat: sulfisoxazole asetil dengan eritromisi liu), oksitosin (Pito n etilsuksinat (Pediazole), cin) kloramfenikol (Chloromycetin) 3. Etnis: 3. Penurunan berat badan yang Asia, penduduk asli berlebihan setelah kelahiran Amerika 4. Infeksi: TORCH 4. Ibu penyakit: diabe 5. polycythemia tes gestasional 6. prematuritas 7. Sebelumnya saudara dengan hiperbilirubinemia Gejala Surasmi (2003) ◦ Gejala akut : letargi, tidak mau minum dan hipotoni. ◦ Gejala kronik : tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis). Handoko (2003) ◦ warna kuning (ikterik) pada kulit, ◦ membrane mukosa dan sclera mata terlihat saat kadar bilirubin darah mencapai sekitar 40 µmol/l. Efek jangka panjang dari kern ikterus adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral (pengontrolan otot yang abnormal, cerebral palsy), tuli dan mata tidak dapat digerakkan ke atas. pemeriksaan Penilaian Ikterus Golongan darah ibu dan bayi; tes COOMBS, Inkompabilitas ABO – Rh Fungsi hati dan test tiroid sesuai indikasi. Uji serologi terhadap TORCH Hitung IDL dan urine ( mikroskopis dan biakan urine) indikasi infeksi. Penatalaksanaan Medis Fototerapi Tranfusipengganti Terapi obat Diagnosa dan Intervensi peningkatan kadar bilirubin dalam darah berhubungan dengan kondisi fisiologis/patologis Tujuan/Kriteria: penurunan kadar hiperbilirubin Rencana Tindakan: ◦ Monitor tanda-tanda vital ◦ Monitor bilirubin serum ◦ Monitor bila ada muntah, kaku otot atau tremor ◦ Berikan minum ekstra ◦ Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian fototerapi Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan malas menghisap Tujuan/Kriteria: Kebutuhan nutrisi terpenuhi Rencana Tindakan: ◦ Berikan minum melalui sonde (ASI yang diperah atau PASI) ◦ Lakukan oral hygiene dan olesi mulut dengan kapas basah ◦ Monitor intake dan output ◦ Monitor berat badan tiap hari ◦ Observasi turgor dan membran mukosa Resiko perubahan suhu Tubuh berhubungan dengan efek samping fototerapi Tujuan/Kriteria: Suhu tubuh tetap normal Rencana Tindakan: ◦ Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam ◦ Perhatikan suhu lingkungan dan gunakan isolasi ◦ Berikan minum tambahan Resiko terjadi trauma persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan efek samping fototerapi Tujuan/Kriteria: Tidak terjadi gangguan pada retina pada masa perkembangan Rencana Tindakan: ◦ Kaji efek samping fototerapi ◦ Letakkan bayi 45 cm dari sumber cahaya/lampu ◦ Selama dilakukan fototerapi tutup mata dengan bahan yang tidak tembus cahaya ◦ Monitor reflek mata dengan senter pada saat bayi diistirahatkan dan kontrol keadaan mata setiap 8 jam ◦ Buka tutup mata bila diberi minum atau saat tidak dibawah sinar ◦ Observasi dan catat penggunaan lampu Resiko terjadi gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek samping fototerapi Tujuan/Kriteria: Selama dalam perawatan kulit bayi tidak mengalami gangguan integritas kulit Rencana Tindakan: ◦ Observasi keadaan keutuhan kulit dan warnanya ◦ Bersihkan segera bila bayi buang air besar atau buang air kecil ◦ Gunakan lotion pada daerah bokong ◦ Jaga alat tenun dalam keadaan bersih dan kering ◦ Lakukan alih baring dan pemijatan Potensial komplikasi : kern icterus berhubungan dengan peningkatan bilirubin serum. Rencana Tindakan : ◦ kenali gejala dini / pencegahan peningkatan icterus: Jika bayi telah terlihat kuning, lakukan kontak dengan sinar matahari pagi selama 15- 30 menit pada pukul 7 – 8 pagi. ◦ Periksa/ monitor kadar bilirubin darah. ◦ Berikan intake cairan yang cukup sesuai dengan kebutuhan. ◦ Laporkan kepada dokter hasil pemeriksaan bilirubin darah, jika hasilnya 7 mg % atau lebih. K