You are on page 1of 21

HIPERBILIRUBINEMIA

Rafika Rosyda
P.174 20110024
Hiperbilirubinemia → IKTERUS

IKTERUS?
Apa itu Bilirubinemia?

 Meningkatnya kadar bilirubin total pada minggu


pertama kelahiran. Kadar normal maksimal
adalah 12-13 mg% (205-220 µmol/L).
 Suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam
darah mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau
tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai
hubungan dengan keadaan yang patologis.
Kern Ikterus?
 KernIkterus adalah suatu
kerusakan otak akibat
perlengketan bilirubin indirek
pada otak
Penyebabnya apa?
 Peningkatan produksi;
 Gangguan transportasi akibat penurunan
kapasitas pengangkutan
 Gangguan fungsi hati
 Gangguan ekskresi yang terjadi intra atau
ektra hepatic.
 Peningkatan sirkulasi enterohepatik
Patofisiologi
→Peningkatan kadar bilirubin tubuh
→Pada derajat tertentu bilirubin ini akan
bersifat toksik dan merusak jaringan
tubuh
→bilirubin indirek yang bersifat sukar larut
dalam air tapi mudah larut dalam lemak.
Sehingga memungkinkan terjadinya efek
patologis pada sel otak apabila bilirubin
tadi dapat menembus darah otak
→Kernikterus
Faktor Resiko
Faktor Ibu Faktor Bayi
1. Golongan 1. Trauma
darah ABO atau ink kelahiran: cephalohematoma, kulit memar,
ompatibilitas Rh diinstrumentasi pengiriman
2. Obat: diazepam (Va 2. Obat: sulfisoxazole asetil dengan eritromisi
liu), oksitosin (Pito n etilsuksinat (Pediazole),
cin) kloramfenikol (Chloromycetin)
3. Etnis: 3. Penurunan berat badan yang
Asia, penduduk asli berlebihan setelah kelahiran
Amerika 4. Infeksi: TORCH
4. Ibu penyakit: diabe 5. polycythemia
tes gestasional 6. prematuritas
7. Sebelumnya saudara
dengan hiperbilirubinemia
Gejala
 Surasmi (2003)
◦ Gejala akut : letargi, tidak mau minum dan
hipotoni.
◦ Gejala kronik : tangisan yang melengking (high
pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus
(bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa
berupa paralysis serebral dengan atetosis,
gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot
mata dan displasia dentalis).
 Handoko (2003)
◦ warna kuning (ikterik) pada kulit,
◦ membrane mukosa dan sclera mata
terlihat saat kadar bilirubin darah
mencapai sekitar 40 µmol/l.
Efek jangka panjang dari kern ikterus
adalah keterbelakangan mental,
kelumpuhan serebral (pengontrolan otot
yang abnormal, cerebral palsy), tuli dan
mata tidak dapat digerakkan ke atas.
pemeriksaan
 Penilaian Ikterus
 Golongan darah ibu dan bayi; tes
COOMBS, Inkompabilitas ABO – Rh
 Fungsi hati dan test tiroid sesuai indikasi.
 Uji serologi terhadap TORCH
 Hitung IDL dan urine ( mikroskopis dan
biakan urine)
 indikasi infeksi.
Penatalaksanaan Medis
 Fototerapi
 Tranfusipengganti
 Terapi obat
Diagnosa dan Intervensi
 peningkatan kadar bilirubin dalam
darah berhubungan dengan kondisi
fisiologis/patologis
 Tujuan/Kriteria: penurunan kadar
hiperbilirubin
 Rencana Tindakan:
◦ Monitor tanda-tanda vital
◦ Monitor bilirubin serum
◦ Monitor bila ada muntah, kaku otot atau tremor
◦ Berikan minum ekstra
◦ Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
fototerapi
 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi berhubungan dengan malas
menghisap
 Tujuan/Kriteria: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
 Rencana Tindakan:
◦ Berikan minum melalui sonde (ASI yang diperah
atau PASI)
◦ Lakukan oral hygiene dan olesi mulut dengan kapas
basah
◦ Monitor intake dan output
◦ Monitor berat badan tiap hari
◦ Observasi turgor dan membran mukosa
 Resiko perubahan suhu Tubuh
berhubungan dengan efek samping
fototerapi
 Tujuan/Kriteria: Suhu tubuh tetap normal
 Rencana Tindakan:
◦ Monitor tanda-tanda vital tiap 4 jam
◦ Perhatikan suhu lingkungan dan gunakan isolasi
◦ Berikan minum tambahan
 Resiko terjadi trauma persepsi sensori
penglihatan berhubungan dengan efek
samping fototerapi
 Tujuan/Kriteria: Tidak terjadi gangguan pada retina
pada masa perkembangan
 Rencana Tindakan:
◦ Kaji efek samping fototerapi
◦ Letakkan bayi 45 cm dari sumber cahaya/lampu
◦ Selama dilakukan fototerapi tutup mata dengan bahan
yang tidak tembus cahaya
◦ Monitor reflek mata dengan senter pada saat bayi
diistirahatkan dan kontrol keadaan mata setiap 8 jam
◦ Buka tutup mata bila diberi minum atau saat tidak
dibawah sinar
◦ Observasi dan catat penggunaan lampu
 Resiko terjadi gangguan integritas kulit
berhubungan dengan efek samping
fototerapi
 Tujuan/Kriteria: Selama dalam perawatan kulit bayi
tidak mengalami gangguan integritas kulit
 Rencana Tindakan:
◦ Observasi keadaan keutuhan kulit dan warnanya
◦ Bersihkan segera bila bayi buang air besar atau buang
air kecil
◦ Gunakan lotion pada daerah bokong
◦ Jaga alat tenun dalam keadaan bersih dan kering
◦ Lakukan alih baring dan pemijatan
 Potensial komplikasi : kern icterus
berhubungan dengan peningkatan
bilirubin serum.
 Rencana Tindakan :
◦ kenali gejala dini / pencegahan peningkatan icterus:
Jika bayi telah terlihat kuning, lakukan kontak
dengan sinar matahari pagi selama 15- 30 menit
pada pukul 7 – 8 pagi.
◦ Periksa/ monitor kadar bilirubin darah.
◦ Berikan intake cairan yang cukup sesuai dengan
kebutuhan.
◦ Laporkan kepada dokter hasil pemeriksaan bilirubin
darah, jika hasilnya 7 mg % atau lebih.
K

You might also like