You are on page 1of 39

ELSIANA LAURENCIA (406162046)

INTAN SUHERMAN (406162052)


LIESIA ASIKU (406162002)
MICHAEL WY (406162061)
MUH FADHIL (406162051)
SHINTA CHANDRA (406152054)
SAMMY SOFARDI (406162101)
Traumatology & Visum et Repertum
Traumatologi (Kecederaan)
Traumatologi (kecederaan) adalah putusnya atau rusaknya
kontinuitas jaringan akibat trauma / injury.
Ada 3 pembagian traumatologi (kecederaan), yaitu :

Mekanik

4 penyebab mekanik tjdnya 2 penyebab kimia Ada 3 penyebab fisik


trauma: tjdnya trauma : tjdnya trauma :
1. Kekerasan benda tumpul 1. Asam kuat 1. Suhu (thermal burn)
(blunt force injury). 2. Basa kuat 2. Listrik (electrical burn)
2. Kekerasan benda tajam. 3. Petir (lightning/eliksem)
3. Senjata api.
4. Bahan peledak / bom.
jenis suhu yang
menyebabkan trauma
jenis luka akibat kekerasan jenis luka akibat kekerasan (kecederaan), yaitu :
benda tumpul yaitu: benda tajam,yaitu : 1. Trauma dingin (cold
1. Luka lecet (abrasion) : 1. Luka iris / luka sayat trauma)
tekan, geser & regang (incissed wound) 2. Trauma panas (heat
2. Luka memar (contussion) 2. Luka tusuk (stab wound) trauma) : scald / moist
3. Luka robek, retak, koyak 3. Luka bacok (chop wound) heat & burn / dry heat
(laceration)
Luka akibat kekerasan benda
tumpul
 Memar( kontusio, hematom): suatu perdarahan dalm jaringan bawah kulut/ kutis
akibat pecahnya kapiler dan vena , yang disebabkan oleh kekerasan benda
tumpul.
MEMAR
• diperkirakan melalui perubahan warna:
– Saat timbul: merah  ungu/ hitam
– 4-5 hari kemudian: hijau
– 7-10 hari: kuning
– 14-15 hari: menghilang.
 Luka lecet (ekskoriasi, abrasi): luka akibat cedera
pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yg
memiliki permukaan kasar atau runcing .
 Luka lecet gores : diakibatkan oleh benda runcing
(misalnya kuku jari yang menggores kulit).
 luka lecet serut.
 Luka lecet tekan : penjejakan benda tumpul pada
kulit.
Luka Lecet
Luka lecet geser : tekanan linier pada
kulit disertai gerakan bergeser, misal
pada kasus gantung atau jerat serta
pada korban pecut.
 Luka robek : luka terbuka akibat trauma

benda tumpul , yang menyebabkan kulit


teregang ke satu arah dan bila batas
elastisitas kulit terlampauimaka akan
terjadi robekan pd kulit.
Luka robek
Luka Robek Luka Iris

Memar dan lecet + -

Rambut Utuh Terpotong

Jembatan + -
jaringan
Sudut/tepi luka Tumpul Tajam
Perbedaan hematom & lebam mayat

HEMATOM LEBAM MAYAT

Kejadian intravital Kejadian post mortem

Terdapat pembengkakan Pembengkakan (-)

Darah akan mengalir keluar dari pembuluh


Darah tidak mengalir
darah yang tersayat

Penampang sayatan nampak merah Jika dialiri air penampang sayatan nampak
kehitaman bersih
Luka akibat kekerasan benda
tajam
 Gambaran luka : tepi & dinding luka rata,
berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan
dan dasar luka berbentuk garis atau titik.
 Dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan
luka bacok.
Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus
pembunuhan , bunuh diri, atau kecelakaan memiliki ciri :

Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan


Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/
banyak
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada
Luka Tidak ada Ada Tidak ada
percobaan
Cedera Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada
sekunder

*dengan perkelahian
Luka Kekerasan Tajam
 3 Macam Luka Tajam:
 Luka Iris (Incisied Wound)
 Luka Tusuk (Stab Wound)
 Luka Bacok (Chop
Wound)
 Sebab Kematian:  Cara Kematian :
 Perdarahan  Bunuh diri
 Kerusakan organ vital  Pembunuhan

 Emboli udara  Kecelakaan

 Aspirasi darah
 Sepsis / infeksi
Luka Iris (Incisied Wound)
 Luka karena alat yang tepinya tajam dan alat
ditekan ke kulit dengan kekuatan relatif ringan
kemudian digeserkan sepanjang kulit.
 Ciri luka iris :
 Pinggir luka rata
 Sudut luka tajam
 Rambut ikut terpotong
 Jembatan jaringan ( - )
 Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak
sampai tulang
Bunuh Diri vs Pembunuhan
 Lokalisasi luka: daerah tubuh  Sukar membunuh seseorang
yang dapat dicapai korban dengan irisan, kecuali kalau
sendiri. fisik korban jauh lebih lemah
 Leher dari pelaku atau korban dalam
 Pergelangan tangan keadaan/dibuat tidak
berdaya
 Lekuk siku, lekuk lutut
 Lipat paha  Luka di sembarang tempat,
juga pada daerah tubuh yang
 Ditemukan “Luka Iris tidak mungkin dicapai tangan
Percobaan” korban sendiri
 Tidak ditemukan “Luka  Ditemukan luka
Tangkis” tangkisan/tanda perlawanan
 Pakaian disingkirkan dahulu  Pakaian ikut koyak akibat
 tidak ikut robek senjata tajam tsb
Luka Tusuk (Stab Wound)
 Luka akibat alat yang berujung runcing dan
bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan
suatu tekanan tegak lurus atau serong pada
permukaan tubuh.
 Faktor yang menentukan kekuatan yang dibutuhkan:
 Ketajaman ujung senjata
 Ketajaman sisi tajam

 Kekuatan diri

 Pakaian

 Tulang
Ciri-Ciri Luka Tusuk
 Tepi luka rata
 Dalam luka lebih besar dari panjang luka
 Sudut luka tajam
 Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang
tajam
 Sering ada memar / echymosis di sekitarnya
Identifikasi Senjata
 Panjang Luka: ukuran maksimal dari lebar senjata
 Dalam luka: ukuran minimal dari panjang senjata
 pada daerah yang stabil (co: dada)

* Untuk luka tusuk di perut tidak dapat diambil


kesimpulan panjang senjatanya karena perut
sangat elastis.
Pembunuhan Bunuh Diri

 Lokalisasi: sembarang  Lokalisasi pada daerah tubuh


yang mudah dicapai tubuh
tempat, juga di daerah korban (dada, perut)
tubuh yang tak mungkin  Jumlah luka yang mematikan
dicapai tangan korban biasanya satu
 Jumlah luka dapat  Ditemukan luka tusuk
satu/lebih percobaan
 Terdapat luka tangkis  Tidak ditemukan luka tangkis
 tanda perlawanan  Pakaian tidak ikut terkoyak krn
disingkirkan terlebih dahulu
 Pakaian ikut terkoyak  Kadang-kadang tangan
mengalami cadaveric spasm
Pola Luka

 Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan


sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali
melalui saluran yang berbeda
 Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan
mengarahkan ke salah satu
 Tusukan masuk kemudian saat masih di dalam
ditusukkan ke arah lain
 Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan
menggunakan titik terdalam sebagai landasan
 Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun
keduanya.
Luka Bacok (Chop Wound)
 Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata
tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu
ayunan disertai tenaga yang cukup besar
 Ciri-ciri luka:
 Umumnya besar
 Tepi luka rata
 Sudut luka tajam
 Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan
 Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

 Cara Kematian : Pembunuhan (terbanyak), Kecelakaan


Luka Tangkis
PERBEDAAN LUKA TUMPUL DAN TAJAM

Karakteristik Luka Tumpul Luka Tajam


Bentuk Tidak teratur Teratur
Tepi Tidak rata Rata
Jembatan jaringan Ada Tidak ada
Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong
Dasar Tidak teratur Berupa garis / titik
Sekitar Luka lecet/ memar Tidak ada luka lain
Kualifikasi Luka
1. Luka ringan / luka derajat I/ luka golongan C
Luka derajat I adalah apabila luka tersebut tidak
menimbulkan penyakit atau tidak menghalangi
pekerjaan korban.
 Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 352 ayat 1.
2. Luka sedang / luka derajat II / luka golongan B
Luka derajat II adalah apabila luka tersebut
menyebabkan penyakit atau menghalangi pekerjaan
korban untuk sementara waktu.
 Hukuman bagi pelakunya menurut KUHP pasal 351 ayat 1.
3. Luka berat / luka derajat III / luka golongan A
menurut KUHP pasal 90, yaitu:
 Luka atau penyakit yang tidak dapat sembuh atau membawa
bahaya maut
 Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban
selamanya
 Hilangnya salah satu panca indra korban
 Cacat besar
 Terganggunya akan selama > 4 minggu
 Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu
VISUM ET REPERTUM
 adalah keterangan tertulis yang dibuat dokter atas
permintaan tertulis (resmi) penyidik tentang
pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik
hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh
manusia, berupa temuan dan interpretasinya, di
bawah sumpah dan untuk kepentingan peradilan
Bagian-bagian
1. Kata PRO JUSTISIA
– Kata ini dicantumkan disudut kiri atas, dan dengan demikian visum et
repertum tidak perlu bermaterai, sesuai dengan pasal 136 KUHAP

2. Bagian Pendahuluan
– Identitas pemohon visum et repertum, tanggal dan pukul diterimanya
permohonan VeR, identitas dokter yang melakukan pemeriksaan,
identitas subjek yang diperiksa : nama, jenis kelamin, umur, bangsa,
alamat, pekerjaan, kapan dilakukan pemeriksaan, dan tempat
dilakukan pemeriksaan.
3. Bagian Pemberitaan
 Syarat-syarat :
 Memakai bahasa Indonesia yang mudah dimengerti orang awam
 Angka harus ditulis dengan huruf, (4 cm ditulis empat sentimeter)
 Tidak dibenarkan menulis diagnosa luka (luka bacok, luka tembak dll)
 Luka harus dilukiskan dengan kata-kata
 Memuat hasil pemeriksaan yang objektif (sesuai apa yang dilihat dan
ditemukan) :
 Hasil pemeriksaan luar termasuk identitas korban
 Hasil pemeriksaan dalam, membuka rongga tengkorak, dada dan
perut serta organ dalam, rongga mulut dan leher
 Pemeriksaan penunjang jika diperlukan seperti konsultasi dengan
ahli lain : Pemeriksaan PA, Toksikologi, Balistik, Serologi,
Immunologi, Enzimatologis, Trace Evidence
3. Bagian Pemberitaan. Berjudul “Hasil Pemeriksaan”
dan berisi
 Hasil pemeriksaan medis ttg keadaan kesehatan atau
sakit atau luka korban yang berkaitan dgn perkaranya
 Tindakan medis yang dilakukan
 Keadaan setelah pengobatan/perawatan selesai
 Bila dilakukan autopsi, maka diuraikan ttg seluruh alat
dalam yg berkaitan dgn matinya orang tsb
 Temuan hasil pemeriksaan yg bersifat rahasia tidak
berkaitan dgn perkara dianggap sbg rahasia kedokteran
4. Bagian Kesimpulan
– Identitas jenazah
– Kelainan yang terdapat pada tubuh korban, baik pemeriksaan luar
maupun dalam
– Hubungan kausal dan kelainan yang didapati pada pemeriksaan
(penyebab luka, persentuhan dengan benda tajam)
– Sebab dan saat kematian/klasifikasi luka
– Bagian ini berupa pendapat pribadi dari dokter yang memeriksa,
mengenai hasil pemeriksaan sesuai dgn pengetahuan yang sebaik-
baiknya
– Seseorang melakukan pengamatan dengan kelima panca indera
(pengelihatan, pendengaran, perasa, penciuman dan perabaan)
– Sifatnya subjektif
5. Bagian Penutup
– Berisikan kalimat baku : “Demikianlah visum et repertum ini saya buat
dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dengan sumpah
sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana”
– Diakhiri dengan tanda tangan, nama lengkap/NIP dokter
Peran & fungsi Visum et repertum
 Merupakan salah satu alat bukti yg sah sebagaimana
tertulis dalam pasal 184 KUHAP.
 Berperan dlm proses pembuktian suatu perkara pidana
terhadap kesehatan dan jiwa manusia
 Pemberitahuan atau hasil pemeriksaan dokter
merupakan alat bukti  merupakan pengganti benda
bukti  semata-mata merupakan laporan tentang apa
yg dilihat dan ditemuakan (fakta).
 Memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai
hasil pemeriksaan medik yg tertuang di dalam bgian
kesimpulan
 Bagian visum et repertum yang merupakan alat bukti
adalah  bagian kesimpulan , yg memuat pendapt
atau opini dari dokter.
 Dalam kasus kematian seseorang yg diduga hasil suatu
tindak pidana, kejelasan yg diperlukan untuk diketahui
oleh penasehat hukum adalah (menjebatani ilmu
kedokteran dan ilmu hukum):
 Identitas korban
 Perkiraan saat kematian korban
 Penyebab kematian korban
 Perkiraan cara kematian korban
Permohonan Visum

 Permohonan harus secara tertulis, tidak dibenarkan


secara lisan melalui telepon atau pos
 Korban adalah barang bukti, maka permohonan
surat VeR harus diserahkan sendiri oleh petugas
kepolisian bersama: korban, tersangka, atau
barang bukti lain kepada dokter
 Tidak disarankan mengajukan permintaan VeR
tentang suatu peristiwa yang telah lampau,
mengingat rahasia kedokteran

You might also like