You are on page 1of 22

ISU-ISU ETIKA DALAM

PRAKTIK PERPAJAKAN
Anggota :
• Noviana Khoiru Nisa 16061023
• Shofia Nur Kholifah 16061024
• Tri Wahyu Utami 16061025
• Rika Arindina 16061026
• Fajar Ekawati 16061145
• Luvi Dinata 16062159
• Sheila Puspitasari 17061148
• Retno Septia Kusuma 17061156
• Aderio Anom Kusuma 17061184
• Okta Putri Widiastuti 17061242
• Sri Rahmadhani 17061249
• Fitri Arifatu Faidhotu Zakiya 17061250
AKUNTANSI PERPAKAJAN

Akuntansi perpajakan dapat didefinisikan sebagai “Bidang Akuntansi


yang mengkalkulasi, menangani, mencatat, bahkan menganalisa dan
membuat strategi perpajakan sehubungan dengan kejadian-kejadian
ekonomi (transaksi) perusahaan”.
Peranannya dalam perusahaan adalah signifikan :

Memberikan analisa dan prediksi


Memberikan membuat perencanaan
mengenai potensi pajak perusahaan di
dan strategi perpajakan
masa yang akan datang

Dapat melakukan pengarsipan dan


Dapat menerapkan perlakuan
dokumentasi perpajakan dengan lebih
akuntansi atas kejadian perpajakan
baik
Tanggung Jawab Utama
praktisi (Akuntan) Pajak
• Sistem pajak yang baik ==> kewajiban atas kemampuan, loyalitas dan
kerahasiaan klien
• Membantu dalam mengatur hukum pajak dengan jujur dan adil dalam
pelayanan dan pengembangan kepercayaan klien dalam integritas dan
kepatuhan terhadap sistem pajak.
• Mengijinkan klien untuk membuat keputusan final==> tidak berhak
mengganti skala nilai kliennya
• Bertanggung jawab tidak menyediakan informasi yang salah untuk
pemerintah.
AICPA Statement On Responsibilities
in Tax Practice
AICPS’s Statement On Responsibilities in Tax Practice
meyetujui akuntan merangkap peran sebagai penasehat
hukum untuk klien dan pembawa kebenaran untuk
pemerintahan. Dari perspektif etika, peran rangkap ini
sangatlah penting karena peran rangkap akuntansi perpajakan
lebih mempunyai tanggung jawab dua kali lipat daripada peran
auditor yang kita ketahui selama ini.
Etika Akuntan Pajak
AICPA ===> mengeluarkan Statemet on Responsibilities in
Tax Practice (SRTP).
Statemet on Responsibilities in Tax Practice (SRTP)

• SRTP (Revisi 1988) No.1: Posisi Pengembalian Pajak


• SRTP (Revisi 1988) No.2: Jawaban Pertanyaan atas Pengembalian
• SRTP (Revisi 1988) No.3: Aspek prosedur tertentu dalam menyiapkan
Pengembalian
• SRTP (Revisi 1988) No.4: Penggunaan Estimasi
• SRTP (Revisi 1988) No.5: Keberangkatan dari suatu posisi yang sebelumnya
disampaikan di dalam suatu kelanjutan administrative atau keputusan
pengadilan
• SRTP (Revisi 1988) No.6: Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian
• SRTP (Revisi 1988) No.7: Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi
• SRTP (Revisi 1988) No.8: Format dan isi nasihat pada klien
Statements on Standards for Tax Services
1. Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi
kecuali ada kemungkinan realistik untuk kebaikan yang
berkelanjutan.
2. Seorang akuntan pajak tidak boleh membuat atau menandatangani
return jika ini berada dalam posisi yang tidak boleh disarankan
menurut point 1.
3. Seorang akuntan pajak dapat menyarankan sebuah posisi yang
menurutnya tidak ceroboh selama ini bisa didisklosur.
4. Seorang akuntan pajak berkewajiban untuk menasehati klien tentang
potensi hukuman di beberapa posisi, dan menyarankan disklosur.
5. Seorang akuntan pajak tidak boleh menyarankan sebuah posisi yang
“mengeksploitasi” proses seleksi audit IRS atau;
6. Dilarang bertindak sekadar dalam posisi “membantah”.
Konsultan Pajak

Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dengan keahliannya dan dalam
lingkungan pekerjaannya, secara bebas dan profesional memberikan jasa
perpajakan kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
KEPRIBADIAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA

1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar


1945.
2) Menjunjung tinggi kepatuhan hukum dan peraturan perpajakan, integritas,
martabat dan kehormatan profesi konsultan pajak.
3) Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi
dan independen.
4) Menjadi wajib pajak yang baik.
5) Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.
KODE ETIK
IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA (IKPI)

• adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir,


bersikap dan bertindak oleh setiap anggota IKPI.

• Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan


senantiasa berpegang pada Kode Etik IKPI.

• Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya


kewajiban atau dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.
KODE ETIK KP - KEPRIBADIAN

Konsultan Pajak Indonesia wajib: Konsultan Pajak Indonesia dilarang:

Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat
Undang-Undang Dasar 1945. dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri,

Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta


Meminjamkan ijin praktik untuk digunakan oleh
menjunjung tinggi integritas, martabat dan
pihak lain.
kehormatan profesi KP.
Memberikan nasehat dan menangani urusan
Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung perpajakan.
jawab, dedikasi tinggi dan independen.

Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.


KODE ETIK KP – TEMAN PROFESI

• Konsultan Pajak Indonesia dilarang:


– Menarik pelanggan yang diketahui atau patut dapat diketahui bahwa
pelanggan tersebut merupakan pelanggan Konsultan Pajak lain.
– Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi
karyawannya.
– Menerima pelanggan pindahan dari Konsultan Pajak lain tanpa
memberitahukan kepada Konsultan Pajak lain tersebut, dan harus secara
jelas dan meyakinkan secara legal bahwa pelanggan tersebut telah
mencabut kuasanya dari Konsultan Pajak lain tersebut.
KODE ETIK KP – WAJIB PAJAK

Konsultan Pajak Indonesia wajib:


• Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan dengan memelihara
kepercayaan masyarakat; bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan
rahasia penerima jasa; mana yang benar, adil dan mengikuti prinsip obyektivitas dan
kehatihatian.
• Bersikap profesional: senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam pemberian
jasa yang dilakukan; senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan menghormati
kepercayaan masyarakat dan pemerintah; melaksanakan kewajibannya dengan penuh
kehati-hatian,
• Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak: Harus menghormati dan
menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan jasanya, dan tidak
menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali ada
hak atau kewajiban legal profesional yang legal atau hukum atau atas perintah
pengadilan untuk mengungkapkannya.
Aturan Perpajakan Vs Tuntutan Klien

• Pajak Ganda pada Dividen


Secara teori Indonesia menganut klasikal sistem. Artinya, ada
pembedaan subyek pajak. Yaitu subyek pajak badan dan subjek
pajak perseorangan.terjadi economic double taxation.
Pengertiannya, sebelum dividen dibagi kepada pengusaha, laba
tersebut merupakan laba perusahaan yang dikenakan pajak, atau
disebut pajak korporat. Namun, ketika dibagi lagi kepada
pemegang saham di korporat, pemegang saham itu harus
dikenakan pajak lagi. Inilah yang disebut sebagai pajak ganda.
Aturan Perpajakan Vs Tuntutan Klien

• Sengketa Pajak
Jika terjadi sengketa SPT, maka apapun yang akan dipakai adalah
hitungan aparat pajak, dan hitungan itu harus dibayar lebih dahulu
oleh WP sebesar 50 persen dari hitungan petugas pajak sebelum
bisa dibawa kepada pengadilan pajak. Kalau hitungan WP yang
dinyatakan pengadilan benar maka WP berhak menerima restitusi.
Namun, uang restitusi itu kenyataannya tidak segera dibayarkan
oleh fiscus.
Aturan Perpajakan Vs Tuntutan Klien

• Sengketa Pajak (lanjutan)


Jika uang restitusi jumlahnya milyaran jelas saja mengganggu
cash flow para pengusaha. Inilah persoalan dalam dispute antara
WP dengan aparat pajak. Untungnya, dalam UU KUP 28/2007
perhitungan SPT ditentukan secara bersama-sama. Jika ada
perbedaan klaim angka, maka yang lebih dahulu dipakai adalah
klaim WP. Sebelum masuk ke pengadilan pajak, WP hanya cukup
membayar sebesar 50 persen dari klaim hitungan WP sendiri.
Aturan Perpajakan Vs Tuntutan Klien

• Ketua Tax Centre UI, Tafsir Nurchamid dan pengusaha Anton J


Supit mengatakan bahwa tarif yang tinggi kalau diturunkan punya
dampak pada seretnya penerimaan negara. Padahal disaat yang
sama pendapatan negara itu sebagian besar ditujukan untuk
membayar hutang dan obligasi rekap. Meskipun semestinya
menurut Anton J Supit penerimaan dari pajak itu digunakan untuk
membangun infrastruktur. Banyak kalangan perpajakan seperti
Permana Agung, Gunadi, dan Haula Rusdiana mengatakan
sebaiknya ada kebijakan untuk membuat tarif menjadi lebih
rendah.
Aturan Perpajakan Vs Tuntutan Klien

• Selain lebih kompetitif bagi dunia usaha, pajak yang rendah


dianggap justru akan meningkatkan penerimaan negara karena
semakin banyaknya potensi pajak yang terjaring. Satu triliun
dari seratus orang jauh lebih baik ketimbang satu triliun hanya
dari sepuluh pembayar pajak. Tarif yang tinggi membuat yang
bayar menjadi sedikit. Sehingga membuat banyak orang yang
lain lebih sering menghindar dan kucing-kucingan dengan
petugas pajak. Dalam pikiran mereka, sekali Anda punya
NPWP sampai mati Anda akan dikejar oleh aparat pajak.
Prinsip ini membuat mereka kalau bisa selalu main belakang
dengan fiscus.
Kasus
September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus
menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok
aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan
faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar
kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc.
yang tercatat di bursa New York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak
Easman memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya
US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was
dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko
lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat
eksekutifnya. Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange
Commission, menjeratnya dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-
undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya,
hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas.
Namun, karena Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di
luar pengadilan. KPMG pun terselamatkan.
Terimakasih

You might also like