You are on page 1of 28

Toxicolocy Forensic

dr. Binsar Silalahi, Sp.F, DFM, SH


Toksikology
Toksikology adalah ilmu yang mempelajari toksin atau
racun, mulai dari sifat fisis/kimia, cara masuk, metabolisme,
mekanisme kerja, gejala-gejala dan tanda-tanda pada korban
hidup dan tanda pada korban mati, serta diagnosa atau deteksi
dan pengobatan
 Toksin adalah zat kimia yang dalam dosis kecilpun sudah
mengganggu fungsi faal dan atau biokimia tubuh

 Obat adalah zat kimia yang dalam pemberiannya untuk


pengobatan yang efektif, walaupun masih ada efek samping
toksin yang dapat ditorerir.

 Allergen adalah zat untuk individu tertentu apabila


dikonsumsi akan menimbulkan alergi tubuh.
Pembagian toksikology
1. Clinical toxicology, adalah ilmu yang mempelajari toksin,
penekananannya pada pengobatan klinik (rumah sakit)

2. Forensic toksikology adalah ilmu yang


mempelajari toksin, penekanannya pada deteksi
toksin tersebut yang digunakan pada proses
penegakan hukum demi keadilan (pro justicia)
3. Enviromental toksikology, ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan hidup, pencemaran udaraair, sungai dan lain-lain

4. Occupational toksikology, adalah ilmu yang mempelajari


toksin berhubungan dengan pekerjaan (pabrik, industri,
tambang dll)
Semua cabang toksokoloid diatas pada hakikatnya, substansi pembelajaranya sama, hanya
penerapannya saja yang berbeda

Pembagian Toksikologi
1. Cara masuk : inhalasi, oral, injeksi, pervagina, kulit

2. Sifat fisis dan kimia : padat, cair, gas, / kimia organik, anorganik, dan lain-lain

3. Terdapatnya :
a. Rumah tangga : insektisida, Rhodensida, arsen
b. Lapangan : insektisida, herbisida, rhodensida, sianida
c. Industri : Ag merkuri, Pb, arsen
d. Laboratorium :

Kedokteran forensik mempergunakan pembagian toksin berdasarkan dimana terdapatnya, dalam


arti dimana tempat kejadian perkara
 Pestisida adalah pembunuh hama, terbagi atas :
1. Insektisida, terbagi atas 3 golongan besar :
Organofosfat, pertama kali dkenal pada perang dunia
kedua, terbagi atas
 TEPP (tertra etil pirophospat) digunakan sebagai gas racun,
 Malation (sekarang digunakan untuk penyemprot insektisida
pada demam berdarah, karena efek LD 50 nya sangat kecil)
 Paration
Organophosphate insecticide human
LD 50 values
Compound LD 50 (mg/kg)
Diazinon 100

Dichlorvos 56

Malathion 1,375

Mecarbam 36

Parathion 3

Systox 2.5

TEPP (tetraethyl pyrophosphate) 1


Organofosfat
 Sifat organofosfat : mudah larut dalam air, benda padat

 Mekanisme kerja : merupakan pseudo kolin estrase inhibitor


dalam plasma dan asetil kolin estrase dalam RBC

 Normalnya Asetil kolin estrase dihidrolisis menjadi Asetil


kolin.
Tanda dan gejala organofosfat
 Muscarinic
 SLUD :salivation, lacrimation, urination, diarrhea
 Abdominal cramping
 Nausea dan vomiting
 Miosis

 Nicotinic
 Fatigua : weakness
 Dyspnea
 Pallor

 Central nervous system


 Anxiety, restlessness, insomnia, nightmares, confusion; neurosis
 Headache
Terapi
Dengan sulfatatrofin IV pelan-pelan, 15- 20 menit tidak
ada reaksi diulang lagi sampai pupil kembali kebentuk
normal, terapi ini disebut atropinisasi.

Pradidoksin (2-PAM) lebih spesifik untuk organofosfat.


Carbamate
 Sifat : larut dalam air

 Mekanisme kerja : inhibitor kolin estrase revisibel

 Terapi : sulfat atropin


Hidrokarbon diklor
1. Sulit larut dalam air
2. Larut dalam lemak  kumulatif dalam tubuh
3. Menetap dalam lingkungan cukup lama

Contoh : Aldrin, Dieldrin,


Endrin, DDT (Dichloro DiphenylTriclamethane)
Sudah tidak dipakai lagi
Rhodensida
 Phosphor : warna hitam, mudah larut
dalam air

 Anti koagulan : Rhoden (tikus) tidak langsung


mati karena sifat menghambat
proses pembekuan darah,
prothrombine
Herbicida
 Herbicida membunuh rumput-rumputan
Glicophosphat
CO (Carbon Monoxide)
Co : hasil pembakaran tidak sempurna (knalpot mobil, hutan
terbakar)

Mekanisme kerja menghambat Hb 200 – 300 x dari 02

Hb CO Asphyxia HbCO
O2
 Pemeriksaan :
 Terdapat tanda asfiksia
 Ciri khas lebam mayat warna CherryRed
 Mudah diketahui berhubungan dengan asap/gas (TKP)

 Test : Dilution test


 Darah normal  pengenceran  pucat
 Darah dengan CO  pengenceran  tetap
Cyanida
 Sumber : Tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian

 Kimia : Mudah larut dalam air


(Pottasium cyanida)

 Mekanisme kerja :
mengganggu enzim citochrom oxydase (enzim pernafasan
sel-O2)
 Pemeriksaan :
 Terdapat tanda-tanda asphyxia
 Ciri khas lebam mayat merah bata
 Food poisioning
Di Sumatera Selatan / Indonesia
Keracunan CN karena memakan ikan yang diracun dengan
sianida (racun ikan)  Putas

Deteksi : Lab  kalorimetri


Arsen
 Arsen adalah zat kimia paling toksik, digunakan untuk
pembunuhan (homocidal) anorganik

 Sifat : tidak berbau, tidak berasa, mudah larut dalam air,


sangat toxic
 Kimia : - Anorganik
- Organik

- Anorganik : sangat toxic


terdapat dalam industri

- Organik : terdapat dalam alam (kerang, remis)


dikonsumsi manusia secara tak langsung
 Mekanisme kerja :
Mengikat SH group, tertimbun dalam rambut, kuku, tulang
(Chronis organik)

 Deteksi : Gas Chromatoghrapy

 Gejala : reaksi muntah, sangat dingin, lemah, dll


Deteksi Toksin
1. Test kimia
2. Ultraviolet
3. Parametri – Cyanida
4. TLC (Thin Layer Crematography) : insektisida
5. GA (Gas Cromatography) : As, Pb
Kecurigaan Intoksikasi Toksin
1. Mati mendadak
2. Mati mendadak setelah makan/minum
3. Didapati tanda-tanda khas pada korban mati atas racun
tertentu
Food Poisoning
1. Asal dari makanannya (cyanida)
2. Zat yang digunakan dan proses pembuatan makanan
(pengawet (NO2), penyedap, pewarna)
3. Basi (bakteri E.Coli, Coccous, dll)
4. Dibubuhi dari luar (Arsen, Fosfor)
Pengambilan/penyimpanan sample
test toksikologi
Dasar pemeriksaan adalah keabsahannya (PUSLABFOR)
1. Disaksikan oleh penyidik pada waktu mengambilnya
2. Dimasukkan dalam tabung/stoples atau berdinding gelas
3. Gelas dilabel dan disegel
4. Dibuat berita acara penyegelan, ditandatangani oleh dokter
forensik dan polisi
5. Dibuat berita acara penyegelan dan label
6. Surat permintaan bahan toksin yang diperiksa (As, )
TERIMA KASIH

You might also like