You are on page 1of 21

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Dr.Salma K, SpA, M.Kes


Definisi
• Berat lahir kurang dari 1000 gr : bayi berat lahir
amat sangat rendah (BBLASR)
• Berat lahir kurang dari 1500 gr : bayi berat lahir
sangat rendah (BBLSR)
• Berat lahir kurang dari 2500 gr : bayi berat lahir
rendah (BBLR)
• Berdasarkan berat lahir dan usia gestasi maka
BBLR dapat diklasifikasikan menjadi SMK (sesuai
masa kehamilan), KMK (kecil masa kehamilan),
atau BMK (besar masa kehamilan).
Faktor resiko
Faktor Ibu
• Hipertensi, kelainan kardiovaskuler (diabetes mellitus,
kelainan jantung, kelainan ginjal), perokok dan
alkoholisme, kecanduan obat, malnutrisi, kelainan
uterus inkompetensi cerviks, infeksi saluran kemih,
ketuban pecah dini.
Faktor Plasenta
• Kelainan plasenta (insersi plasenta yang abnormal,
fibrosis, infark), abrupsio plasenta, plasenta previa.
Faktor Janin
• Infeksi (rubella, toksoplasma, cytomegalovirus),
kelainan kromosom (trisomi 13, 18 dan 21, sindrom
Turner), cacat bawaan, arteri umbilikalis tunggal,
polihidranmion, kehamilan kembar
Patogenesis
• Gangguan sirkulasi utero plasenta 
gangguan asupan nutrisi ke janin  BBLR
Masalah pada BBLR
• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Infeksi
• PPIV
• NEC
Hipotermia
• suhu bayi 36,5-37,5oC
• Bayi BB >1.500 gram tanpa asfiksia dan tak
ada tanda-tanda RDS dirawat gabung
• Dirawat dalam inkubator
INFEKSI PADA NEONATUS

Tersangka infeksi : predisposisi untuk infeksi adalah:


• Suhu ibu >38oC
• Leukosit ibu >25.000/mm3
• Air ketuban keruh dan bau busuk
• Ketuban pecah >12 jam
• Partus kasep
• Klinis Sepsis: klinis (+)
• Sepsis: klinis + lab
Gejala
Gejala umum:
• bayi tampak lemah, terdapat gangguan minum yang
disertai penurunan berat badan, keadaan umum
memburuk hipotermi/hipertermi
• Gejala SSP: letargi, iritabilitas, hiporefleks, tremor,
kejang, hipotoni/hipertoni, serangan apnea, gerak bola
mata tidak terkoordinasi.
• Gejala pernapasan: dispnu, takipnu, apnu, dan sianosis
• Gejala TGI: muntah, diare, meteorismus, hepatomegali
• Kelainan kulit: purpura, eritema, pustula, sklerema
• Kelainan sirkulasi: pucat/sianosis, takikardi/aritmia,
hipotensi, edema, dingin.
• Kelainan hematologi: perdarahan, ikterus, purpura
laboratorium
• Lekosit <5.000/mm3, atau >34.000/mm3
• I/T ratio 0,2 atau lebih
• Mikro LED >15 mm/jam
• CRP (+) >9 mg/dl
Terapi
• Tersangka Infeksi:
• Ampisilin 100 mg/kgBB/hari i.v. dibagi 2 dosis
• Gentamisin 2½ mg/kgBB/18 jam i.v. 1 dosis, untuk bayi
cukup bulan dan 2½ mg/kgBB/24 jam i.v. 1 dosis, untuk
bayi kurang bulan
• selama 3-5 hari.

• Klinis sepsis dan Sepsis:


• Ceftazidime 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.
• Antibiotika diberikan 7-10 hari (antibiotik dihentikan
setelah klinis membaik 5 hari)
SINDROMA GAWAT NAPAS PADA
NEONATUS
• Kumpulan dari 2 atau lebih gejala: gangguan
ventilasi paru yang menetap setelah 4 jam
pertama sesudah lahir:
• frekuensi napas >60 kali/menit;
• merintih pada waktu ekspirasi;
• retraksi otot-otot bantu pernapasan pada
waktu inspirasi/rektraksi interkostal,
subkostal, supra-sternal, epigastrium;
• pernapasan cuping hidung dan sianosis.
Etiologi
Gangguan traktus respiratorius:
• Hyaline Membrane Disease (HMD),
• Transient Tachypnoe of the Newborn (TTN),
• infeksi (Pneumonia),
• Sindrom Aspirasi mekonium
• Kelainan Kongenital paru
• Kelumpuhan syaraf frenikus
• Gangguan luar traktus respiratorius: Kelainan
jantung kongenital, kelainan metabolik, darah
dan SSP
Terapi
• oksigen intranasal sampai nasofaring atau dengan head
box
• IVFD dektrose 7½ atau 10% + NaCl 15% 6 cc
• Antibiotika:
• Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis
• Gentamisin 2½ mg/kgBB/18 jam bila BB >2.000 gram
• Gentamisin 2½ mg/kgBB/24 jam bila BB <2.000 gram
• Mencari penyebab SGN dengan melakukan foto
thoraks cito
• Pemberian makanan peroral ditunda sampai frekuensi
pernapasan <60 x/menit
• Terapi khusus diberikan sesuai dengan penyebab SGN
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS
• nekrotik pada bagian mukosa atau
transmukosal intestinal
• Multifaktorial:
termasuk di antaranya adalah iskemia
intestinal, abnormalitas flora usus, reperfusion
injury, dan imaturitas mukosa intestinal atau
disfungsi mukosa intestinal
Klinis:
• Tanda sistemik: suhu tidak stabil, apnu, letargi,
atau iritabel, bradikardi, dan tanda sepsis
• Tanda intestinal: anoreksia, residu lambung
meningkat atau warna hijau, muntah, distensi
abdomen, perdarahan tersembunyi pada feses
atau perdarahan segar peranum
Laboratorium:
• Feses: guayak tes (+) atau makroskopis darah
segar
• Radiologis: BNO 3 posisi normal atau dilatasi
intestinal, ileus ringan
• Laboratorium:
• Feses: sda
• Darah: trombositopenia ringan (100.000-
150.000)
• Radiologis: BNO 3 posisi, dilatasi usus, ileus,
pneumotosis intestinalis udara v. porta, asites
Terapi

• Puasa
• IVFD
• Ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis
• Netromisin 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
selama 3 hari
• Dekompresi dengan pemasangan nasogastrik
tube dan penghisapan secara berkala
• BNO diulang 3 posisi
• Konsul ke bagian bedah
NEONATAL HIPOGLIKEMI
• Klinis: dapat asimptomatik atau simptomatik
berupa apatis
• hipotoni,
• muntah,
• sianosis,
• apnu,
• twitching/kejang,
• nistagmus
• temperatur tidak stabil.
laboratoris
• Untuk menentukan adanya hipoglikemi
dilakukan pemeriksaan dekstrostik
– Bayi : cukup bulan kadar glukosa darah <40 mg%
– Bayi : prematur kadar glukosa darah <30 mg%
Terapi
hipoglikemia asimptomatik pemberian
makanan sedini mungkin, bila dua kali
pemberian makan dini (interval 2 jam)
tidak berhasil berikan IVFD dekstrose
10%
hipoglikemia simptomatik
• dekstrose10% dengan inisial 2 cc/kgBB
diboluskan selama 5 menit (8-
10mg/kgBB/menit)
• IVFD dekstrose 10% (jumlah cairan sesuai
umur dan

You might also like