2B Atikah Febridha, Eko Sumarsono, Heryanto,Tri Eka Syafani Abses paru adalah lesi nekrotikan pada parenkim paru yang mengandung purulen. lesi mengalami kolaps dan membentuk ruang.
Abses paru didefinisikan sebagai nekrosis
jaringan paru dan pembentukan rongga yang berisi puing-puing nekrotik atau cairan yang disebabkan oleh infeksi mikroba ( ahmad setyo N A, 2013 ) Abses paru dapat terjadi secara akut atau kronik. Abses paru akut terjadi dalam 2 minggu atau kadang lebih yang disebabkan oleh infeksi bakteri aerob yang virulen. sedang abses paru kronik terjadi dalam waktu lebih dari 4-6 minggu dengan penyakit dasar neoplasma atau infeksi dengan bakteri yang kurang virulen dan anaerob. Kebanyakan abses paru muncul sebagai komplikasi dari pneumonia aspirasi akibat bakteri anaerob di mulut. Penderita abses paru biasanya memiliki masalah periodontal (jaringan di sekitar gigi). Sejumlah bakteri yang berasal dari celah gusi sampai ke saluran pernafasan bawah dan menimbulkan infeksi. Tubuh memiliki sistem pertahanan terhadap infeksi semacam ini, sehingga infeksi hanya terjadi jika sistem pertahanan tubuh sedang menurun, seperti yang ditemukan pada: ◦ Seseorang yang berada dalam keadaan tidak sadar atau sangat mengantuk karena pengaruh obat penenang, obat bius atau penyalahgunaan alkohol ◦ Penderita penyakit sistem saraf. Jika bakteri tersebut tidak dapat dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan tubuh, maka akan terjadi pneumonia aspirasi dan dalam waktu 7-14 hari kemudian berkembang menjadi nekrosis (kematian jaringan), yang berakhir dengan pembentukan abses. Terjadinya abses paru sebagai berikut : Merupakan proses lanjutan pneumonia inhalasi bakteria pada penderita dengan faktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak parenkim paru dengan proses nekrosis. Bila berhubungan dengan bronkus, maka terbentuklah air fluid level bakteria masuk kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses abses ditempat lain (nesisitatum) misal abses hepar.
setelah parenkim paru terjadi obstruksi, lalu infeksi, kemudian
proses supurasi dan nekrosis. Perubahan reaksi radang pertama dimulai dari suppurasi dan trombosis pembuluh darah lokal, yang menimbulkan nekrosis dan likuifikasi. Pembentukan jaringan granulasi terjadi mengelilingi abses, melokalisir proses abses dengan jaringan fibrotik. Jika abses pecah, lalu jaringan nekrosis keluar bersama batuk, kadang terjadi aspirasi pada bagian lain bronkus dan dapat membentuk abses baru. Sputumnya biasanya berbau busuk, bila abses pecah ke rongga pleura maka terjadi empyema. Gejala abses paru biasanya terjadi dalam jangka waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang meliputi: demam, menggigil, berkeringat, batuk dan bau air liur yang tidak enak. Pasien sering mengalami kelelahan, kelemahan, kehilangan napsu makan dan penurunan berat badan. Kadang-kadang dapat mengeluarkan air liur berdarah dan nyeri dada serta diperburuk oleh batuk dan pendalaman napas. Pasien dapat mengalami denyut jantung yang cepat, sesak napas, bengek, dan efusi pleura. Beberapa komplikasi yang dapat timbul adalah : 1. Empyema 2. Fibrosis pleura 3. Bronchopleural fistula 4. Pleural cutaneous fistula 5. Respiratory failure 6. Trapped lung 7. Abses otak 8. Atelektasis 9. Sepsis Radiologi Foto thorax CT – Scan Bronkoskopi Laboratorium Penatalaksanaan Medis Bisa memilih kombinasi antibiotika antara golongan penicillin G dengan clindamycin atau dengan Metronidazole, atau kombinasi clindamycin dan cefoxitin. Drainage postural dan fisiotherapi dada 2- 5 kali seminggu selama 15 menit diperlukan untuk mempercepat proses resolusi abses paru.Pada penderita abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka perlu dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi. Bedah Terima kasih :*