You are on page 1of 6

AKAD JUAL BELI DALAM ISLAM

AKAD JUAL BELI MURABAHAH

Akad Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. Bank
syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.
CONTOH

Bu Ani ingin membeli rumah di perumahan Bumi Indah yang seharga Rp


500.000.000 tetapo Bu Ani hanya mempunyai uang Rp 150.000.000 maka Bu Ani
mengajukan pinjaman ke Bank dengan akad murabahah ini. Yang dilakukan pertama
kali nantinya Bank akan menelusuri apakah Bu Ani ini layak mendapatkan pinjaman,
jika layak maka Bank akan membeli rumah itu dengan pembayaran tunai kepada
pihak perumahan. Setelah itu rumah itu untuk Bu Ani dengan pelunasan pembayaran
itu dilakukan dengan menyicil dalam rentang waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan Bu Ani dan Bank.
AKAD SALAM

Akad salam adalah prinsip jual beli dilakukan melalui perpindahan kepemilikan
barang (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan
menjadi salah satu bagian harga atas barang yang dijual.
Jadi Contohnya seorang yang bernama hendak membeli mangga 100 kg mangga
harum manis kualitas “A” dengan harga Rp5000 / kg, dimana uang terlebih dulu
diserahkan , sedangkan mangga nya akan diserahkan pada panen dua bulan
mendatang.
AKAD ISTISHNA’
Istishna’ atau pemesanan secara bahasa artinya: meminta di buatkan. Menurut
terminologi ilmu fiqih artinya: perjanjian terhadap barang jualan yang berada
dalam kepemilikan penjual dengan syarat di buatkan oleh penjual, atau meminta di
buatkan secara khusus sementara bahan bakunya dari pihak penjual. Secara istilah
ialah akad jual beli antara pemesan dengan penerima pesanan atas sebuah
barang dengan spesifikasi tertentu.
CONTOH
Contohnya sebuah perusahaan konveksi meminta pembiayaan untuk pembuatan
kostum tim sepakbola sebesar Rp 20juta. Produksi ini akan dibayar oleh pemesannya
dua bulan yang akan datang. Harga sepasang kostum biasanya Rp 4.000,00,
sedangkan perusahaan itu bisa menjual pada bank dengan harga Rp 38.000,00.
Berapa keuntungan yang didapatkan bank?
Dalam kasus ini, produsen tidak ingin diketahui modal pokok pembuatan kostum. Ia
hanya ingin memberikan untung sebesar Rp 2.000,00 per kostum atau sekitar Rp
1juta (Rp 20juta/Rp 38.000,00 X Rp 2.000,00) atau 5% dari modal. Bank bisa
menawar lebih lanjut agar kostum itu lebih murah dan dijual kepada pembeli dengan
harga pasar.

You might also like