You are on page 1of 70

SISTEM SARAF

TUTOR VIII
dr. Efriza, M. Biomed
Ketua : Lensi tirta tribuana 16-038
Sekretaris : johanda putra asfa 16-048
HELLO! Anggota :
- Putri larasati 16-008
- Frescha prima 16-018
- Reni apriza 16-028
- Dicky goradinata 16-058
- Silfia fajriati 16-068
- Rameisha rafita 16-078
Trigger 1. Tiba-tiba tidak bisa bicara..
Tn. Indra berusia 50 tahun diantar ke Unit Gawat Darurat
rumah sakit oleh anaknya, Ilham, seorang mahasiswa
kedokteran karena lumpuh sebelah kanan tiba-tiba dan tidak
bisa bicara. Pemeriksaan neurologis ditemukan kesadaran
komposmentis, hemiplegi dekstra dan parese nervus fasialis
dektra tipe Upper motor neuron serta afasia global,
peningkatan reflek fisiologis, dan ditemukannya reflek
babinsky. Dokter menjelaskan bahwa Tn.Indra mengalami
gangguan autoregulasi pembuluh darah otak akibat emboli
yang menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah otak
(kemungkinan cabang a.serebri media) yang menyebabkan
infark di lobus temporoparietal sinistra sehingga juga
menimbulkan manifestasi klinis afasia global.
STEP 1
1. Lumpuh: kehilangan kemampuan menggerakkan otot
tubuh untuk sementara atau permanen.
2. Pem. Neurologis: pem. Utk menentukan apakah ada
gangguan pd otak dan sistem saraf
3. Komposmentis:keadaan pasien sadar penuh baik terhadap
lingkungan maupun diri sendiri
4. Hemiplegi dextra: kelumpuhan pd sebagian tubuh sebelah
kanan
5. Parese : kelemahan saraf sehingga fungsinya terganggu
6. Upper motor neuron: neuron2 motorik yang berasa dari korteks
motorrik serebri/batang otak
7. Afasia: gangguan kemampuan berbahasa/berbicara
8. Refleks babinsky: tindakan refleks jari yang normal selama masa
bayi, abnormal dari usia 12-18 bulan. Yang menjadi indikasi
kelainan pd jalur motorik utama
9. Auto regulasi: bagaimana otak melakukan mekanisme/usaha
sendiri menjaga keseimbangan
10. Emboli: partikel abnormal di dlm pembuluh darah yang ikut
mengatur bersama cairan darah baik arter
11. Lobus temporopariental sinistra: persimpangan dmna lobus
temporal dan pariental berteu
12. Infark: kematian jaringan otak karena kekurangan oksigen
STEP 2

1. Kenapa indra lumpuh sebelah kanan secara tiba2


dan tidak bisa bicara?
2. Apa itu autoregulasi?
3. Apa penyebab afasia?
4. Mengapa refleks fisiologi meningkat?
5. Kenaa satu sisi saja yang lumpuh?
6. Apa hub autoregulasi dgn emboli?
7. Apa fungsi nervus facialis?
8. Apa saja faktor yang menyebabkan
kelumpuhan?
9. Apa saja reflek fisiologi dan
patofisiologi?
10. Kenapa hemiplegi kanan sementara yang
rusak otak sebelah kiri?
STEP 3

1. Karena tersumbatnya pembuluh darah


otak akibat emboli di lobus
temporopariental sinistra
2. Usaha otak utk melakukan mekeanisme
sendiri dan menjaga keseimbangan.
3. Pd kebanyakan kasus disebabkan
pendarahan otak, tumor, dan trauma.
4.
5. Otak dan saraf tulang belakanga terbagi menjadi 2 bagian, masing2
bagian otak mengontrol pergerakan dan sensasi bagian tubuh
6. Karena mekanisme otak untuk menjaga keseimbangan terganggu
akibat tersumbatnya pembuluh darah otak
7. Fungsinya:
Sensorik: menerimarangsangan dari bagian anterior lidah untuk di
proses di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: mengendalikan otot wajah utk meciptakan ekspresi wajah
8. Faktor: Stroke, Kecelakaan, Cedera otak
9.
10. Karena masing masing bagian otak mengontrol pergerakan dan
sensasi bagian tubuh yang berlawanan
STEP 4
neorologis

Struktur
Struktur Struktur makroskopis Pemeriksaan
mikroskopis otak miskroskopis otak pembuluh darah neurologis
otak

Mekanisme
Fisiologi otak
autoregulasi

Gangguan
autoregulasi
- Afasia global
- Hemiplegia dextra
STEP 5
1. Anatomi: 4. Patofisiologi:
- Sistem saraf pusat - Hemiplegi
- Sistem saraf tepi - Afasia
- Vascularisasi - Reflek patofisiologi
2. Histologi sistem saraf - Parese nervus VII
3. Fisiologi:
- Mekanisme autoregulasi
- Upper motor neuron
- Refleks fisiologi
✘ ANATOMI
OTAK
- Terletak dalam cavum cranii → fungsi sbg
pusat kontrol banyak untuk banyak fungsi
tubuh.
- Terbagi atas:
1. Batang Otak (Trunkus enchepali)
2. Cerebelum
3. Dienchepalon
4. Cerebrum
Batang otak
✘ Medulla oblongata:

1. MO lanjut sbg medulla spinalis dan mengandung


tractus ascendens dan descendens.
2. Nuclei didalam medulla oblongata mengatur jantung,
pembuluh darah, bernafas, menelan, muntah, batuk,
cegukan, kesimbangan dan koordinasi.
3. Pyramid adalah tractus yg mengontrol gerakan otot
sadar.
Di dorsal:
• Tuberculum graciallis
• Tuberculum cuneatum
• Pedunculus cerebelli
inferior
• N. hypoglossus (N. XII)
• N. accesorius (N.XI)
Di ventral:
• Pyramis
• Oliva
• Decussatio pyramidalis
✘ Pons Permukaan anterior:
1. Terletak superior terhadap • Sulcus basilaris
medulla oblongata • Fibrae pontis transversalis
2. Tractus ascendens dan • Pedunculus cerebelli medius
descendens berjalan melewati • N. trigeminus ( N. V)
pons. Pons menghubungkan MO • N. facialis ( N. VII)
dan medulla spinalis. • N. vestibulocochlearis ( N.
VIII )
3. Nuclei pontin mengatur bernafas,
menelan, kesimbangan dan
salivasi.
✘ Mensencephalon/ otak tengah
1. Terletak superior terhadap pons
2. Corpora quadrigemina terdiri dari 2 pasang colliculi
yaitu colliculi inf meliputi pengengaran (stasiun
relay untuk n. cochlearis dan 2 colliculi sup meliputi
reflex visual)
3. Substansia nigra & nucleus ruber membantu
mengatur gerakan tubuh
4. Pedunculus cerebri adalah descendens membentuk
bagian ant mesencephalon
Mesenchepalon
-Bagian B.O yang paling sempit
-Sedikit diatas Pons
-Di Posterior, terdapat :
4 penonjolan dikenal dengan Corpora
Quadrigemia
2 Colliculus Superior = Reflex Visual
2 Colliculus Inferior = N.Auditorius
Cerebelum
1. Dihubungkan dg batang otak oleh pedunculi
cerebelli superior, medius dan inf
2. Mempunyai 3 bagian:
 lob.flocculonodularis (bagian kecil di inferior untuk
mengontrol keseimbangan dan gerakan mata)
 vermis (bagian sempit di tengah untuk sikap gerak
dan koordinasi gerakan halus)
 2 hemispher lat Fisura prima, memisahkan antara
lobus ant dan lobus post/ med
Diencephalon
✘ Terletak
antara batang
otak dan
cerebrum
✘ Terdiri dari
thalamus,
subthalamus,
epithalamus
dan
hypothalamus
cerebrum
1. Cortex cerebri = sulci, gyry dan fissura
2. Fissura longitudinalis mebagi cerebrum menjadi hemispher
kanan dan kiri
3. Masing- masing hemispher punya 5 lobus:
✘ Lobus frontalis: fungsi motorik (sadar, motivasi, agresi sense
of smell, mood)
✘ L. parietalis: sensoris (raba, nyeri, suhu, keseimbangan,
pengecap)
✘ L. occipitalis: penglihatan
✘ L. temporalis: penciuman dan pendengaran
4. Substasia grisea membentuk cortex dan punya nuclei.
Substasia alba membentuk medulla yg terdiri dari 3 tipe
serabut:
 Serabut asosiasi= menghubungkan cortex dg cerebri ph
hemispher yg sama
 Serabut commisura = menghubungkan daerah pada satu
hemispher yg lain, ex: corpus collosum
 Serabut proyeksi = menghubungkan cerebrum dg bagian
otak yg lain dan medulla spinalis, membentuk capsula
interna
Pembuluh darah otak
✘ Encephalon/ otak dilayani oleh 2 pasang arteri besar,
yaitu:
- a. carotis interna
- a. vertebralis
✘ Kedua arteri vertebralis membentuk anastomose
circulus anteriosus cerebri wilisi:
- a. carotis interna - a. cerebri post
- a. cerebri anterior - a. communicans post
- a. vertebralis
- a. cerebri media - a. cerebelli sup
- a. communicans ant - Aa. pontis
✘ HISTOLOGI
Cerebullum
• sulcus dan gerus
• korteks (sebelah luar) tiga lapisan:
- Lapisan molekuler sel stelata, dan
serat saraf horizontal
- Lapisan sel purkinje sel fusiformis dan bercabang
- cabang, berderet satu baris, besar, inti besar,
nucleolus jelas
- Lapisan granular sel granular kecil, sel stelata,
ruangan glomeruli
• medulla mengandung banyak serat saraf dan inti
neuroglia
Cerebrum
- kortek 6 lapisan
•Lapisan molekuler mengandung: Serat saraf dan sel horizontal
• Lapisan granular luar mengandung: sel stelata, sel pyramid kecil
• Lapisan pyramid luar mengandung: sel pyramid kecil, sedang, sel
stelata, sel fusiform
• Lapisan granular dalam mengandung: sel stelata, sel granular, sel
pyramid
• Lapisan pyramid dalam ( ganglion) mengandung: selpiramid besar (sel
Betz), sel stelata, serat saraf
• Lapisan multiformis mengandung sel fusiformis, sel granular, sel stelata
-medula: Mengandung serat saraf
dan neuroglia
-Piamater membungkus kortek
serebri
✘ FISIOLOGI
Mekanisme Autoregulasi

✘ Terdapat 3 mekanisme yang berbeda, yang diajukan sebagai yang


bertanggung jawab pada respon crebrovasculer terhadap perubahan
tekanan perfusi.
1. Myogenic theory : perubahan tekanan intravaskuler mengubah strecth
forces pada vaskuler smooth muscle cell dan sel ini secara intrinsic
berkontraksi dan membesar sebagai respons terhadap berbagai tingkatan
strecth.
2. Neurogenic theory : menyatakan bahwa pusat otak yang spesifik
mempunyai hubungan arteri lansung dan tidak langsung dan respon
vaskuler dimediasi melalui hubungan ini.
3. Metabolic theory : mengusulkan bahwa hasil metabolisme otak mengatur
pressure autoregulation.
Myogenic response secara keseluruhan berhubungan dengan perubahan pada
tekanan perfusi dan merupakan teori yang didukung dengan baik oleh bukti-bukti
terbaru. Yang jelas ketiga teori ini tidaklah berdiri sendiri karena pressure
autoregulation merupakan suatu proses dinamis, sehingga dapat menyebabkan
serangkaian kombinasi dari berbagai mekanisme. Sebagai contoh : komponen
permulaan yang diberikan pengaturan kasar dari aliran, bisa meruopakan
Myogenic karena dilatasi atau kontraksi smooth, muscle, terjadi hampir simultan
dengan perubahan tekanan perfusi. Respon ini dapat diikuti oleh pengaruh
neurogenic, karena suatu masa laten yang khas sekitar 10-15 detik diperlukan oleh
neurocirutry untuk menyesuaikan responnya. Terakhir, mungkin metabolic
mechanism, yang mempunyai onset yang lebih lambat dan penyelesaiannya
lambat, yang mengatur komponen dari respon autoregulation.
Refleks fisiologis

✘ Reflek Fisiologis merupakan reflek


yang tersedia pada orang yang
normal
Ex : refleks regang
 Refleks Biceps (BPR) ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan
pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada
sendi siku. Respon fleksi lengan pada sendi siku.
 Refleks Triceps (TPR) ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan
fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi. Respon tensi lengan bawah
pada sendi siku.
 Refleks Periosto Radialis tukan pada periosteum ujung distal os posisi
simetris lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi. Respon fleksi
lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena kontraksi
m.brachiradialis.
 Refleks Periostoulnaris ketukan pada periosteum prosesus styloid ilna,
posisi lengan setengah fleksi dan antara pronasi supinasi. Respon
pronasi tangan akibat kontraksi m.pronator kuadrat
 Refleks Patela (KPR) = ketukan pada tendon patella dengan
palu. Respon plantar fleksi longlegs karena kontraksi
m.quadrises femoris.
 Refleks Achilles (APR) = ketukan pada tendon achilles.
Respon plantar fleksi longlegs karena kontraksi
m.gastroenemius
 Refleks Klonus Lutut = pegang dan dorong os patella ke arah
distal. Respon kontraksi reflektorik m.quadrisep femoris
selama rangsangan berlangsung
 Refleks Klonus Kaki = dorsofleksikan longlegs secara
maksimal, posisi tungkai fleksi sendi lutut. Respon kontraksi
reflektorik otot betis selama rangsangan berlangsung.
Upper motor neuron
✘ Berdasarkan perbedaan anatomik dan
fisiologi kelompok UMN dibagi menjadi :
1. jaras piramidal = traktus kortiko spinal
dan traktus kortiko bulbar.
2. ekstrapiramidal.
Jaras piramidal:

 Traktus kortiko spinal yaitu traktus yang berjalan melalui


koters serebri precentralis, korona radiata, kapsula interna,
pedunkulus serebri, pons dan basal medula kemudian
menyilang di daerah dekusasio piramidalis menjadi traktus
kortiko spinal lateral. Sedang traktus kortiko spinal yang
tidak menyilang menjadi traktus kortiko spinal anterior,
serabut ini menyilang lebih bawah melalui komisura anterior
medula spinalis. Kedua jenis traktus kortiko spinal menuju
cornu anterior medula spinalis. Traktus kotiko spinal
memiliki fungsi untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan
anggota gerak.
 Traktus kortiko nuklear yaitu impuls yang disalurkan dari dari
area motorik di korteks precentralis, menuju sustansia alba
serebri, krus posterior kapsula interna, bagian sental pedenkuus
serebri, menuju nukleus kranial batang otak. Traktus kortiko
bulbar memiliki fungsi untuk gerakan otot kepala dan leher
(Mardjono, 2010).
Jaras ekstrapiramidal:
yaitu terdiri atas kompenen-kompenen, yakni: corpus striatum,
globus palidus, inti-inti talamik, nukleus subtalamik,
substansia nigra, formatio retikularis batang otak, serebelum
berikut dengan korteks motorik tambahan. Jaras
ektrapiramidal mebentuk sebuah sirkuit striatal bersama-sama
dengan komponennya. Jaras ektrapiramidal menerima
masukan sensorik (input) melalui impuls ascenden non
spesifik ( sistem retikulo sistem) dan menyalurkan impuls
motorik hasil pengolahan sirkuit striatal ke motor neuron
(Mardjono, 2010).
Sindorm paresis spastik sentral, yaitu kumpulan gejala yang
timbul akibat adanya lesi di salah satu bagian dari Uper Motor
Neuron, sindrom tersebut antara lain.
• Penurunan kekuatan otot dan gangguan kontrol motorik halus.
• Peningkatan tonus spastik
• Reflek regang yang berlebihan/ hiperreflek.
• Klonus
• Hilangnya reflek ekteroseptif (reflek abdominal, reflek plantar,
dan reflek kremaster)
• Reflek patologis
• Masa otot tetap baik (Mardjono, 2010).
✘ PATOFISIOLOGI
Afasia
✘ Kelainan yang terjadi karena kerusakan dari
bagian otak yang mengurus bahasa.
✘ yaitu kehilangan kemampuan untuk
membentuk kata-kata atau kehilangan
kemampuan untuk menangkap arti kata-kata
sehingga pembicaraan tidak dapat
berlangsung dengan baik.
 Afasia menimbulkan problem dalam bahasa lisan (bicara
dan pengertian) dan bahasa tulisan (membaca dan
menulis). Biasanya membaca dan menulis lebih terganggu
dari pada bicara dan pengertian.
 Afasia bisa ringan atau berat. Beratnya gangguan
tergantung besar dan lokasi kerusakan di otak.

Pembagian Afasia :
1. Afasia Motorik (Broca)
2. Afasia Sensorik (Wernicke)
3. Afasia Global
Afasia Motorik :
- Terjadi karena rusaknya area Broca di gyrus frontalis inferior.
- Mengerti isi pembicaraan, namun tidak bisa menjawab atau
mengemukakan pendapat
- Disebut juga Afasia Expressif atau Afasia Broca
- Bisa mengeluarkan 1 – 2 kata(nonfluent)

Afasia Sensorik
- Terjadi karena rusaknya area Wernicke di girus temporal superior.
- Tidak mengerti isi pembicaraan, tapi bisa mengeluarkan kata-
kata(fluent)
- Disebut juga Afasia reseptif atau Afasia Wernicke
Afasia Global
- Mengenai area Broca dan Wernicke
- Tidak mengerti dan tida bisa mengeluarkan kata kata

adalah bentuk afasia yang paling berat. Ini disebabkan lesi yang
luas yang merusak sebagian besar atau semua area bahasa pada
otak. Keadaan ini ditandai oleh tidak ada lagi atau berkurang sekali
bahasa spontan dan menjadi beberapa patah kata yang diucapkan
secara berulangulang, misalnya “baaah, baaah, baaah” atau “maaa,
maaa, maaa”. Pemahaman bahasa hilang atau berkurang. Repetisi,
membaca dan menulis juga terganggu berat. Afasia global hampir
selalu disertai dengan hemiparese atau hemiplegia.
Hemiplegi
✘ Hemplegia berarti kelumpuhan total dari satu sisi
tubuh termasuk wajah, lengan dan kaki.
Hemiplegia paling banyak terjadi karena adanya
rupture arteri yang memperdarahi korteks motorik
primer. Darah yang seharusnya berada di dalam
arteri merembes keluar sehingga mengurangi suplai
nutrisi terutama supai oksigen, hal itu
memungkinkan sel saraf untuk mengalami kematian
yang dapat menyebabkan kelumpuhan sesisi.
Selain itu, darah yang keluar dari arteri meneken sistem piramidalis yang
mengganggu impuls saraf atau perintah yang di berikan oleh girus
presentralis. Tekanan darah ini mengganggu kapsula interna sebagai tempat
di bentuknya jaras kortikospinalis dan kortikobular di daerah genu sampai
krus posterior, gangguan ini juga dapat menyebabkan lesi di daerah kapsula
interna sehingga kapsula interna ini tidak dapat meneruskan perintah yang
di berikan untuk sampai di kornu anterior dorsalis untuk di teruskan ke otot
yang di tuju demi menghasilkan gerakan yang di inginkan.

Hemiplegia yang di terjadi pada batang otak sesisi dinamakan hemiplegia


alternans. Hemplegia alternans mempunyai 3 jenis yang berbeda dan
mempengaruhi sraf cranial yang berbeda pula.
Refleks patologi
✘ REFLEKS PATOLOGIS UNTUK EKSTREMITAS
SUPERIOR:
1. Refleks Tromner
Cara: pada jari tengah gores pada bagian dalam
+ : bila fleksi empat jari yang lain

2. Refleks Hoffman
Cara : pada kuku jari tengah digoreskan
+ : bila fleksi empat jari yang lain
 REFLEKS PATOLOGIS UNTUK EKSTREMITAS INFERIOR:

1. Babinski : gores telapak kaki di lateral dari bawah ke atas ==> + bila
dorsofleksi ibu jari, dan abduksi ke lateral empat jari lain
2. Chaddok : gores bagian bawah malleolus medial ==> + sama dengan
babinski
3. Oppenheim : gores dengan dua sendi interfalang jari tengah dan jari
telunjung di sepanjang os tibia/cruris ==> + sama dgn babinski
4. Gordon : pencet/ remas m.gastrocnemeus/ betis dengan keras==> + sama
dengan babinski
5. Schaeffer : pencet/ remas tendo achilles ==> + sama dengan babinski
6. Gonda : fleksi-kan jari ke 4 secara maksimal, lalu lepas ==> + sama
dengan babinski
7. Bing : tusuk jari kaki ke lima pada metacarpal/ pangkal ==> + sama
dengan babinski
Parese nervus fasialis
✘ P a r e s e nervus fasialis merupakan
kelumpuhan otot-otot wajah

✘ D a p a t terjadi sentral dan perifer

✘ B i l a kerusakan lebih dari setengah atau lebih jaras


* paralisis pada wajah,
* kekeringan pada mata atau mulut,
* gangguan dalam pengecapan
Defenisi :
Kelumpuhan nervus fasialis ( N VII )
kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak atau kurang
dapat menggerakkan otot wajah, sehingga wajah pasien tidak
simetris, tampak sekali ketika pasien diminta untuk
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi.
Etiologi:
1. Kongenital
2. Infeksi
3. Tumor
4. Trauma
5. Gangguan Pembuluh Darah
6. Idiopatik(Bell’s palsy)
7. Penyakit-penyakit tertentu
Lesi sentral dan perifer:
a. Lesi pada bagian
sentral, yang lumpuh
adalah bagian bawah
dari wajah
b. Lesi bagian perifer,
yanglumpuh adalah
semua otot sesisi wajah
dan mungkin juga
termasuk saraf yang
mengurus pengecapan
dan salivasi
Lokasi lesi:
1. Lesi diluar foramen
stilomastoideus
2. Lesi di kanalis
Fasialis(melibatkan korda
tympani)
3. Lesi dikanalis fasialis lebih tinggi
lagi(melibatkan m.stapedius)
4. Lesi dikanalis fasialis lebih tinggi
lagi(melibatkan ganglion genikulatum)
5. Lesi di meatus akustikus
internus
6. Lesi di tempat keluarnya nervus fasialis di
dari pons
Klasifikasi Parese nervus Fasialis

1. Grade I : normal disfungsi


2. Grade II : ringan
3. Grade III : disfungsi sedang
4. Grade IV : disfungsi sedang - berat
5. Grade V : disfungsi berat
6. Grade VI : total parese
House-Brackmann I
I (normal) Normal symmetrical function in all areas
House-Brackmann II
G r o s s : kelemahan sedikit pada inspeksi dekat,
sedikit sinkinesis
II A t rest : simetris dan selaras
Mild dysfunction/ Motion :
barely noticeable)  Forehead : sedang-baik
 Eye : menutup mata dengan usaha minimal
 Mouth :asimetris
House-Brackmann III
G r o s s : terlihat tapi tidak tampak perbedaan antara
III kedua sisi, adanya sinkinesis, dapat ditemukan spasme
Moderate atau kontraktur hemifasial
dysfunction/ A t rest : simetris dan selaras
obvious difference Motion :
 Forehead : ringan-sedang
 Eye : dengan usaha
 Mouth : sedikit lemah dengan pergerakanmaksimum
House-Brackmann IV
G r o s s : tampak kelemahan bagian wajah yang jelas dan
IV asimetri
Mo derately Motion :
severe  Forehead : tidak ada
dysfunctio n  Eye : tidak dapat menutup mata dengan sempurna
 Mouth : tampak asimetris dan sulit digerakkan
House-Brackmann V
G r o s s : wajah tampak asimetris, pergerakan wajah tidak ada
dan sulit dinilai,
V
Motion :
Severe
 Forehead : tidak dapat digerakkan
dysfunction
 Eye : tidak dapat menutup mata
 Mouth : tidak simetris dan sulit digerakkan
House-Brackmann VI
VI
Tidak ada pergerakkan
Total paralysis

You might also like