You are on page 1of 37

CASE REPORT

ANESTESI SPINAL PADA PASIEN


SECTIO CAESARIA

Disusun Oleh: Pembimbing:


Teofilos Lambang C.( 12-266) dr. Susana Sitaresmi K.W, M.Sc,Sp.An

KEPANITRAAN KLINIK ILMU ANASTESI PERIODE


2 APRIL – 5 MEI 2018
RS MARDI WALUYO, METRO. LAMPUNG 2018
Definisi
 Anestesi umum / General anestesi adalah suatu tindakan
medis dimana tujuan utamanya adalah menghilangkan
nyeri, pasien dalam keadaan tidak sadar
Komponen ideal anestesi umum (pilar
anestesi)
 Hipnotik
 Analgesi
 Relaksasi otot
METODE ANESTESI
 Parenteral (Intravena, Intramuscular)
 Perektal (melalui anus) biasanya digunakan pada bayi
atau anak-anak dalam bentuk suppositoria, tablet,
semprotan yang dimasukan ke anus.
 Perinhalasi dengan cara dihirup, pasien disuruh tarik
nafas dalam kemudian berikan anestesi perinhalasi secara
perlahan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
 Respirasi, sebagai jalan masuknya obat anestesi khususnya
metode inhalasi. Obat yang terinhalasi melalui proses inspirasi
akan mencapai paru dibagian alveoli, yang selanjutnya menjadi
proses difusi
 Sirkulasi, mendistribusi obat anestesi ke seluruh tubuh
 Jaringan, jika masuk ke organ yang kaya pembuluh darah akan
cepat efek yang muncul seperti pada otak yang memiliki
vaskularisasi yang banyak sehingga muncul efek hipnotik/tidur
selain itu pada jantung akan menyebabkan perubahan
hemodinamik
 Sifat fisik, dari obat anestesi berdasarkan masing2 metode
pemberian yang sudah dijelaskan tadi juga berbeda yang
disebut koefisien
STADIUM ANESTESI
Stadium I: St. Analgesia/ St.
Cisorientasi

Stadium II: St. Eksitasi; St.


Delirium

Stadium III

Stadium IV: terjadi henti


nafas dan henti jantung
KONTRA INDIKASI
 Mutlak :dekomp.kordis derajat III – IV ; AV blok derajat II
– total (tidak ada gelombang P)
 Relatif ; hipertensi berat/tak terkontrol (diastolic >110),
DM tak terkontrol, infeksi akut, sepsis, GNA
Teknik Anestesi Umum
 SUNGKUP MUKA (face mask) nafas spontan
 INTUBASI ENDOTRAKEA Dengan NAFAS
SPONTAN
 INTUBASI DENGAN NAFAS KENDALI
(KONTROL)
 INTUBASI TRAKEA
SUNGKUP MUKA (face mask) nafas
spontan

Indikasi Prosedur

 Tindakan singkat ( ½ - 1  Siapkan peralatan dan


kelengkapan obat anestetik
jam )
 Pasang infuse (untuk
 Keadaan umum baik ( ASA memasukan obat anestesi)
I – II )  Premedikasi + / - (apabila
pasien tidak tenang bisa
 Lambung harus kosong diberikan obat penenang)
efek sedasi/anti-anxiety
:benzodiazepine; analgesia:
opioid, non opioid, dll
 Induksi
 Pemeliharaan
INTUBASI ENDOTRAKEA Dengan NAFAS
SPONTAN

Indikasi Prosedur

 operasi lama, sulit  Sama dengan diatas, hanya


mempertahankan airway ada tambahan obat
(operasi di bagian leher (pelumpuh otot/suksinil
dan kepala) dengan durasi singkat)
 Intubasi setelah induksi
dan suksinil
 Pemeliharaan
INTUBASI DENGAN NAFAS KENDALI
(KONTROL)
 Tehnik sama dengan intubasi endotrakea dengan nafas
spontan
 Obat pelumpuh otot non depolar (durasinya lama)
 Pemeliharaan, obat pelumpuh otot dapat diulang
pemberiannya
 Pasien sengaja dilumpuhkan/benar2 tidak bisa bernafas
 Pernafasanya dengan memberikan ventilasi 12-20 x
permenit.
INTUBASI TRAKEA

Indikasi
 Mempermudah anestesi  Persiapan alat-alat yang
umum dibutuhkan seperti laringoskop,
 Mempertahankan jalan nafas ET, stilet dll
dan kelancaran pernafasan  Masih siap pakai / atau alat
 Cegah aspirasi bantu nafas
Pengisapan sekret  Obat-obat induksi seperti ;
Ventilasi mekanik jangka pentotal, ketalar, diprivan dll
lama
 Obat-obat pelumpuh otot
 Mengatasi obstruksi laring seperti suksinil kolin, trakrium,
 Anestesi umum pada operasi pavulon dll
dengan nafas kontrol, operasi  Obat darurat seperti ; adrenalin
posis miring, tengkurap dll (efinefrin ), SA & mielon dll
Tehnik Intubasi Trakea
 Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkap
 Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin → fasikulasi (+)
 Bila fasikulasi (-) → ventilasi dengan O2 100% selama kira - kira 1 menit
 Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, tangan kanan mendorong
kepala sedikit ekstensi → mulut membuka
 Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit demi
sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser lidah kekiri
 Cari epiglotis → tempatkan bilah didepan epiglotis (pada bilah bengkok)
atau angkat epiglotis ( pada bilah lurus )
 Cari rima glotis ( dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar )
 Temukan pita suara → warnanya putih dan sekitarnya merah
 Masukan ET melalui rima glottis
 Hubungkan pangkal ET dengan mesin anestesi dan atau alat bantu nafas (
alat resusitasi )
Obat – Obat Induksi Intravena
 Tiopental (pentotal, tiopenton)
 sebelum digunakan dilarutkan dalam akuades steril sampai
kepekatan 2,5% ( 1ml = 25mg). hanya boleh digunakan
untuk intravena dengan dosis 3-7 mg/kg disuntikan
perlahan-lahan dihabiskan dalam 30-60 detik.
 Bergantung dosis dan kecepatan suntikan tiopental akan
menyebabkan pasien berada dalam keadaan sedasi,
hypnosis, anestesia atau depresi napas. Tiopental
menurunkan aliran darah otak, tekanan likuor, tekanan
intracranial dan diguda dapat melindungi otak akibat
kekurangan O2 . Dosis rendah bersifat anti-analgesi.
 Propofol (diprivan, recofol)
 Dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu
bersifat isotonic dengan kepekatan 1% (1ml = 1o mg).
suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga
beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2
mg/kg intravena.
 Dosis bolus untuk induksi 2-2,5 mg/kg, dosis rumatan
untuk anestesia intravena total 4-12 mg/kg/jam dan dosis
sedasi untuk perawatan intensif 0.2 mg/kg. pengenceran
hanya boleh dengan dekstrosa 5%. Tidak dianjurkan untuk
anak < 3 tahun dan pada wanita hamil.
 Ketamin (ketalar)
 Kurang digemari karena sering menimbulkan takikardia,
hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anestesia dapat
menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur dan mimpi
buruk. Sebelum pemberian sebaiknya diberikan sedasi
midazolam (dormikum) atau diazepam (valium) dengan
dosis0,1 mg/kg intravena dan untuk mengurangi salvias
diberikan sulfas atropin 0,01 mg/kg.
 Dosis bolus 1-2 mg/kg dan untuk intramuscular 3-10 mg.
ketamin dikemas dalam cairan bening kepekatan 1% (1ml
= 10mg), 5% (1 ml = 50 mg), 10% ( 1ml = 100 mg).
 Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil)
 Diberikan dosis tinggi. Tidak menggaggu kardiovaskular,
sehingga banyak digunakan untuk induksi pasien dengan
kelianan jantung. Untuk anestesia opioid digunakan fentanil
dosis 20-50 mg/kg dilanjutkan dosis rumatan 0,3-1
mg/kg/menit.
Induksi intramuscular
 Sampai sekarang hanya ketamin (ketalar) yang dapat
diberikan secara intramuskulardengan dosis 5-7 mg/kgBB
dan setelah 3-5 menit pasien tidur.
Induksi inhalasi
 N2O
 (gas gelak, laughing gas, nitrous oxide, dinitrogen monoksida)
berbentuk gas, tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar
dan beratnya 1,5 kali berat udara. Pemberian harus disertai O2
minimal 25%. Bersifat anastetik lemah, analgesinya kuat,
sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri menjelang
persalinan. Pada anestesi inhalasi jarang digunakan sendirian,
tapi dikombinasi dengan salah satu cairan anastetik lain seperti
halotan.
 Halotan (fluotan)
 Sebagai induksi juga untuk laringoskop intubasi, asalkan
anestesinya cukup dalam, stabil dan sebelum tindakan diberikan
analgesi semprot lidokain 4% atau 10% sekitar faring laring.
 Kelebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus
simpatis, terjadi hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer,
depresi vasomotor, depresi miokard, dan inhibisi refleks
baroreseptor. Merupakan analgesi lemah, anestesi kuat. Halotan
menghambat pelepasan insulin sehingga mininggikan kadar gula
darah.
 Enfluran (etran, aliran)
 Efek depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan
enfluran lebih iritatif disbanding halotan. Depresi terhadap
sirkulasi lebih kuat dibanding halotan, tetapi lebih jarang
menimbulkan aritmia. Efek relaksasi terhadap otot lurik
lebih baik disbanding halotan.
 Isofluran (foran, aeran)
 Meninggikan aliran darah otak dan tekanan intracranial.
Peninggian aliran darah otak dan tekanan intracranial
dapat dikurangi dengan teknik anestesi hiperventilasi,
sehingga isofluran banyak digunakan untuk bedah otak.
 Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal,
sehingga digemari untuk anestesi teknik hipotensi dan
banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner.

Desfluran (suprane)
 Sangat mudah menguap. Potensinya rendah (MAC 6.0%),
bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardi dan
hipertensi. Efek depresi napasnya seperti isofluran dan
etran. Merangsang jalan napas atas sehingga tidak
digunakan untuk induksi anestesi.
Sevofluran (ultane)
 Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan
isofluran. Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang
jalan napas, sehingga digemari untuk induksi anestesi
inhalasi disamping halotan.
ANAMNESIS
IDENTITAS
Nama : Ny. RKD
Tanggal masuk : 23 April 2018
Rekam Medik : 369149
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Laskar I, RT 05/01, Mulyosari,
Metro-100, Koa Metro
Jenis pembedahan : SC (G1P0A0)
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT :
G1P0A0 hamil 38 minggu, pasien datang dengan keluhan perut
terasa kencang, dari tadi pagi, mulas (+), sering buang air kecil
(+), Rembesan air (-), lendir (-), flek (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Asma (-), Hipertensi (-),
Diabetes Mellitus (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
 Kesadaran : Komposmentis
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Nadi : 100 kali/menit
 RR : 20 kali/menit
 Suhu : 36,6’C

 Berat Badan : 72kg


 Tinggi Badan : 157 cm
 BMI : 29.21%
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephali, trauma (-)
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik --/--,
THT : Normotia, Cavum nasi lapang/lapang, Sekret -/-, Tonsil T1-T1 tenang,
Arcus faring simetris, Uvula ditengah
Gigi palsu : Tidak ada
Leher : Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
Thoraks :
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga (-)
 Palpasi :Vocal fremitus simetris simetris kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor simetris kanan dan kiri
 Auskultasi : BND vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-, Bunyi Jantung I dan II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia
kehamilan, tidak ada strie gravidarum.
Palpasi
 leopold I : TFU pertengahan antara pusat dan Px, pada fundus
teraba bagian-bagian kecil yang berarti ektremitas TFU: 30cm
 leopold II : Sebelah kiri teraba bagian yang agak keras tapi tidak
melenting berarti bokong. Sedangkan bagian kanan teraba bulat, keras
dan melenting berarti kepala
 leopold III : Bagian terendah seperti paparan keras memanjang yang
berarti punggung janin.
 Leopold IV : Bagian terendah janin belum masuk PAP
Auskultasi : BJJ: 134 x/menit teratur
Perkusi : tidak dilakukan
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hemoglobin: 10,3 g/dl
 Hematokrit : 37 %
 Leukosit : 7,3 /uL
 Trombosit : 364.000/uL
 Eritrosit : 3,7 juta/ul
 MCV : 85 fl
 MCH : 28 pg
 MCHC : 33,0 gr%
 Massa perdarahan : 3 menit
 Massa pembekuan : 12 menit
PRE-OPERASI
Tanggal
Pemeriksaan • 24 April 2018
:
• Airway Clear
Rencana • Nafas spontan,
Tindakan • SC
• RR 20x/mnt, Rh (-
), Wh(-)
Operator :
• dr. O.P Simatupang, Pemeriksaan • Leher bebas
Sp. OG Fisik • Nyeri padang
Preoperasi punggung/ saraf
kejepit (-),
Anestesi :
• dr. Susana S K. W,
Sp. An • gigi goyang (-), gigi
palsu (-)
• ASA : I
Riwayat
Anestesi: • -
INTRAOPERATIF
Tindakan Operasi : SC
Jenis Anestesi : General Anesthesi
Teknik Anestesi : Intubasi No. 6.5
Posisi : Supine
Anestesi :

Keseimbangan Cairan:
 Input : pre-op RL 400 cc
 Durante op : RL 500 cc
 Output : Perdarahan ± 250 cc
No Waktu TD nadi Saturasi
1 13:13 114/97 112 99 %
2 13.18 147/90 112 99 %
3 13.23 106/52 85 98 %
4 13.28 111/53 85 98 %
:
5 13.33 105/38 86 98 %
6 13.38 126/45 84 98 %
Durante Operasi
 Mulai Anestesi : 13.13
 Mulai Operasi : 13.21
 Selesai Operasi : 13.48
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Sedasi
 Suhu : 36,6 C
 Tekanan Darah : 147/90 mmHg
 Nadi : 112x/menit
 Saturasi : 99%
POST OPERATIF :

No. Jam TD Nadi Nafas


1. 13.58 124/82 84 18x/mnt
2. 16.03 122/80 80 16 x/mnit
:

3. 15.27 116/78 76 16 x/menit


4. 15.32 120/82 82 16 x/mnit

You might also like