Professional Documents
Culture Documents
Stadium III
Indikasi Prosedur
Indikasi Prosedur
Indikasi
Mempermudah anestesi Persiapan alat-alat yang
umum dibutuhkan seperti laringoskop,
Mempertahankan jalan nafas ET, stilet dll
dan kelancaran pernafasan Masih siap pakai / atau alat
Cegah aspirasi bantu nafas
Pengisapan sekret Obat-obat induksi seperti ;
Ventilasi mekanik jangka pentotal, ketalar, diprivan dll
lama
Obat-obat pelumpuh otot
Mengatasi obstruksi laring seperti suksinil kolin, trakrium,
Anestesi umum pada operasi pavulon dll
dengan nafas kontrol, operasi Obat darurat seperti ; adrenalin
posis miring, tengkurap dll (efinefrin ), SA & mielon dll
Tehnik Intubasi Trakea
Pastikan semua persiapan dan alat sudah lengkap
Induksi sampai tidur, berikan suksinil kolin → fasikulasi (+)
Bila fasikulasi (-) → ventilasi dengan O2 100% selama kira - kira 1 menit
Batang laringoskopi pegang dengan tangan kiri, tangan kanan mendorong
kepala sedikit ekstensi → mulut membuka
Masukan laringoskop (bilah) mulai dari mulut sebelah kanan, sedikit demi
sedikit, menyelusuri kanan lidah, menggeser lidah kekiri
Cari epiglotis → tempatkan bilah didepan epiglotis (pada bilah bengkok)
atau angkat epiglotis ( pada bilah lurus )
Cari rima glotis ( dapat dengan bantuan asisten menekan trakea dar luar )
Temukan pita suara → warnanya putih dan sekitarnya merah
Masukan ET melalui rima glottis
Hubungkan pangkal ET dengan mesin anestesi dan atau alat bantu nafas (
alat resusitasi )
Obat – Obat Induksi Intravena
Tiopental (pentotal, tiopenton)
sebelum digunakan dilarutkan dalam akuades steril sampai
kepekatan 2,5% ( 1ml = 25mg). hanya boleh digunakan
untuk intravena dengan dosis 3-7 mg/kg disuntikan
perlahan-lahan dihabiskan dalam 30-60 detik.
Bergantung dosis dan kecepatan suntikan tiopental akan
menyebabkan pasien berada dalam keadaan sedasi,
hypnosis, anestesia atau depresi napas. Tiopental
menurunkan aliran darah otak, tekanan likuor, tekanan
intracranial dan diguda dapat melindungi otak akibat
kekurangan O2 . Dosis rendah bersifat anti-analgesi.
Propofol (diprivan, recofol)
Dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu
bersifat isotonic dengan kepekatan 1% (1ml = 1o mg).
suntikan intravena sering menyebabkan nyeri, sehingga
beberapa detik sebelumnya dapat diberikan lidokain 1-2
mg/kg intravena.
Dosis bolus untuk induksi 2-2,5 mg/kg, dosis rumatan
untuk anestesia intravena total 4-12 mg/kg/jam dan dosis
sedasi untuk perawatan intensif 0.2 mg/kg. pengenceran
hanya boleh dengan dekstrosa 5%. Tidak dianjurkan untuk
anak < 3 tahun dan pada wanita hamil.
Ketamin (ketalar)
Kurang digemari karena sering menimbulkan takikardia,
hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anestesia dapat
menimbulkan mual-muntah, pandangan kabur dan mimpi
buruk. Sebelum pemberian sebaiknya diberikan sedasi
midazolam (dormikum) atau diazepam (valium) dengan
dosis0,1 mg/kg intravena dan untuk mengurangi salvias
diberikan sulfas atropin 0,01 mg/kg.
Dosis bolus 1-2 mg/kg dan untuk intramuscular 3-10 mg.
ketamin dikemas dalam cairan bening kepekatan 1% (1ml
= 10mg), 5% (1 ml = 50 mg), 10% ( 1ml = 100 mg).
Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil)
Diberikan dosis tinggi. Tidak menggaggu kardiovaskular,
sehingga banyak digunakan untuk induksi pasien dengan
kelianan jantung. Untuk anestesia opioid digunakan fentanil
dosis 20-50 mg/kg dilanjutkan dosis rumatan 0,3-1
mg/kg/menit.
Induksi intramuscular
Sampai sekarang hanya ketamin (ketalar) yang dapat
diberikan secara intramuskulardengan dosis 5-7 mg/kgBB
dan setelah 3-5 menit pasien tidur.
Induksi inhalasi
N2O
(gas gelak, laughing gas, nitrous oxide, dinitrogen monoksida)
berbentuk gas, tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar
dan beratnya 1,5 kali berat udara. Pemberian harus disertai O2
minimal 25%. Bersifat anastetik lemah, analgesinya kuat,
sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri menjelang
persalinan. Pada anestesi inhalasi jarang digunakan sendirian,
tapi dikombinasi dengan salah satu cairan anastetik lain seperti
halotan.
Halotan (fluotan)
Sebagai induksi juga untuk laringoskop intubasi, asalkan
anestesinya cukup dalam, stabil dan sebelum tindakan diberikan
analgesi semprot lidokain 4% atau 10% sekitar faring laring.
Kelebihan dosis menyebabkan depresi napas, menurunnya tonus
simpatis, terjadi hipotensi, bradikardi, vasodilatasi perifer,
depresi vasomotor, depresi miokard, dan inhibisi refleks
baroreseptor. Merupakan analgesi lemah, anestesi kuat. Halotan
menghambat pelepasan insulin sehingga mininggikan kadar gula
darah.
Enfluran (etran, aliran)
Efek depresi napas lebih kuat dibanding halotan dan
enfluran lebih iritatif disbanding halotan. Depresi terhadap
sirkulasi lebih kuat dibanding halotan, tetapi lebih jarang
menimbulkan aritmia. Efek relaksasi terhadap otot lurik
lebih baik disbanding halotan.
Isofluran (foran, aeran)
Meninggikan aliran darah otak dan tekanan intracranial.
Peninggian aliran darah otak dan tekanan intracranial
dapat dikurangi dengan teknik anestesi hiperventilasi,
sehingga isofluran banyak digunakan untuk bedah otak.
Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal,
sehingga digemari untuk anestesi teknik hipotensi dan
banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner.
Desfluran (suprane)
Sangat mudah menguap. Potensinya rendah (MAC 6.0%),
bersifat simpatomimetik menyebabkan takikardi dan
hipertensi. Efek depresi napasnya seperti isofluran dan
etran. Merangsang jalan napas atas sehingga tidak
digunakan untuk induksi anestesi.
Sevofluran (ultane)
Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan
isofluran. Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang
jalan napas, sehingga digemari untuk induksi anestesi
inhalasi disamping halotan.
ANAMNESIS
IDENTITAS
Nama : Ny. RKD
Tanggal masuk : 23 April 2018
Rekam Medik : 369149
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Laskar I, RT 05/01, Mulyosari,
Metro-100, Koa Metro
Jenis pembedahan : SC (G1P0A0)
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT :
G1P0A0 hamil 38 minggu, pasien datang dengan keluhan perut
terasa kencang, dari tadi pagi, mulas (+), sering buang air kecil
(+), Rembesan air (-), lendir (-), flek (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Asma (-), Hipertensi (-),
Diabetes Mellitus (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,6’C
Keseimbangan Cairan:
Input : pre-op RL 400 cc
Durante op : RL 500 cc
Output : Perdarahan ± 250 cc
No Waktu TD nadi Saturasi
1 13:13 114/97 112 99 %
2 13.18 147/90 112 99 %
3 13.23 106/52 85 98 %
4 13.28 111/53 85 98 %
:
5 13.33 105/38 86 98 %
6 13.38 126/45 84 98 %
Durante Operasi
Mulai Anestesi : 13.13
Mulai Operasi : 13.21
Selesai Operasi : 13.48
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Sedasi
Suhu : 36,6 C
Tekanan Darah : 147/90 mmHg
Nadi : 112x/menit
Saturasi : 99%
POST OPERATIF :