You are on page 1of 85

PELATIHAN BTCLS 1 – 5 DESEMBER 2009

ELEKTROKARDIOGRAFI
(EKG) DASAR
DR.H.M. SAIFULLAH NAPU SPJP,FIHA

RSUD Raden Mattaher


ISTILAH ISTILAH :

ELEKTROGARDIOGRAM

ELEKTROKARDIOGRAFI

ELEKTROKARDIOGRAF
ELEKTROKARDIOGRAM
- Merupakan alat bantu diagnosis

- EKG yang normal belum tentu jantungnya


normal dan sebaliknya
- Gambaran klinis merupakan pegangan
terpenting dalam menegakkan diagnosis
- Manfaat paling besar rekaman EKG adalah
dalam menegakkan diagnosis aritmia jantung
Cara membaca EKG
1. Tentukan iramanya : Sinus / bukan
2. Tentukan frekuensi/kecepatan : Normal / takikardia / bradikardia
3. Tentukan axis : Normal / RAD / LAD
4. Nilai gelombang P : Normal / tidak
5. Hitung PR interval : Normal /memanjang/memendek
6. Nilai gelombang Q : Normal / patologis
7. Hitung QRS komplek : Normal / melebar
8. Nilai ST segmen : Isoelektrik / elevasi / depresi
9. Nilai gelombang T : Normal / Inverted / tinggi
10. Perhatikan tanda-tanda : Hipertropi / iskemia / infark
11. Kesimpulan/Diagnosa
Penentuan kecepatan denyut jantung
(Heart Rate)
Berdasar kecepatan EKG 25 mm/dtk , 1 menit
= 60 x 25 mm = 1500 mm. Satu kotak besar (kB)
= 5 kotak kecil (kK) = 5 mm = 0,20 dtk. Jadi 1
menit = 300 kK.

Bila jarak R – R 3,8 kB maka HR = 300/3,8 =


80/mnt

Normal HR = Atrial rate = Ventricular rate


Penentuan kecepatan denyut jantung (HR)
ELEKTROKARDIOGRAFI DALAM
KEDARURATAN KARDIOVASKULER
Irama Sinus
Adalah irama yang berasal dari fokus di SA
node dan terdapat pada orang normal
Normal adalah 60 – 100 kali/m, reguler,
voltage sama besar
Kriteria:
1. P positif di lead I dan aVF atau di lead I dan II
2. Setiap P diikuti QRS atau setiap QRS harus
didahului oleh gelombang P
3. PR intv < 0,20 “ dan konstan dari denyut ke
denyut
4. HR antara 60 – 100/menit
 Sinus Takhikardia : HR > 100 – 180/mnt
 Sinus Bradikardia : HR < 60/mnt
 Sinus Aritmia : HR ireguler dengan perbedaan
antara RR maksimum dengan RR minimum
kedua lebih dari 120 mdet atau
RR max – RR min (mdet) , lebih dari 10%
RR min
Sering ditemukan pada orang muda (anak dan
remaja)
S.A Blok
 Bila salah satu impuls dari nodus S.A alami blok, satu
denyut (PQRST) hilang dan berupa garis isoelektrik

Sinus Arrest (Henti sinus)


 Bila nodus S.A tiba-tiba lemah, tidak dapat hasilkan
impuls, terjadi “escape rhytm” dari ventrikel sebagai
usaha penyelamatan
 Merupakan manifestasi “sick sinus syndrome”
A.V blok derajat I
• Akibat perlambatan transmisi impuls dari atrium ke
ventrikel, perlambatan terjadi di A.V
• Pada A.V blok I PR interval lebih dari 0,20 detik

A.V blok derajat II


1. AV blok II Mobitz tipe 1
PR interval makin memanjang pada tiap denyut sampai
satu saat P tidak diikuti QRS (“Wenckebach periode”)
2. AV blok II Mobitz tipe 2
Bila secara periodik P tidak diikuti QRS kompleks. PR
interval konstan tidak berubah. Lokasi blok biasa dibawah
AV node.
Ada beberapa bentuk yaitu AV blok 2:1 dan AV blok II
“high grade” atau “advanced” (AV blok 3:1 atau lebih)
AV Blok derajat III (Total AV Blok)
 Setiap gelombang P tidak diikuti QRS. Atrium
berdenyut sendiri berasal dar SA atau impuls di
atrium dan ventrikel berdenyut sendiri berasal dari
AV junction dengan frekuensi 40 – 60/menit atau
dari fokus dibagian bawah ventrikel sehingga QRS
lebar dengan frekuensi < 40/menit
 Irama atrium dan ventrikel dapat reguler atau
ireguler
“Bundle Branch” Blok Kanan (RBBB)
 Gangguan hantaran pada cabang kanan
Bundle His
 Dapat diakibatkan adanya fibrosis atau
kelainan bawaan
 Blok sempurna disebut RBBB komplit

 Blok tidak sempurna disebut RBBB inkomplit


dan dapat terjadi pada orang normal
RBBB Komplit
 Di lead V1 atau V2
- QRS intv > 0,12” (broad notched R, rsr, rsR’ atau rSR’
- Tipe QRS “M type” atau “ M Shape” dimana R2 > R1
 Gelombang S dalam, negatif di V5-V6, QRS > 0,12”
 Kadang ada kelainan repolarisasi

RBBB Inkomplit
 Syaratnya sama dengan RBBB komplit tetapi QRS intv
antara > 0,08” - < 0,12”
RBBB Komplit
“Bundle Branch” Blok Kiri (LBBB)
 Mempunyai arti klinis selalu patologis
 Terbagi atas blok komplit dan inkomplit

LBBB Komplit:
1. QRS intv 0,12” atau lebih
2. qS atau rS di V1, gelombang R melebar dengan ada
lekuk di puncaknya (nothed)
3. Gelombang Q mengecil/hilang di lead I, aVL, V5,V6
4. Kelainan repolarisasi berupa ST depressi

LBBB inkomplit
 Sama dengan LBBB komplit tetapi QRS intv 0,08”- 0,11”
 Kadang disertai gelombang Q kecil di I, V5, V6
LBBB Komplit
A. BADIARRYTHMIAS :
1. Sinus bradycardia : biasanya minor, dapat jadi
mayor.
2. Sinus arrhytmia : minor
3. SA blok : minor, bisa jadi mayor
4. Wandering pacemaker : minor
5. Escape beats (AV juntional atau ventrikular) :
minor
B. CONDUCTION DISTURBANCES
1. Intra atrial blok : minor

2. First degree AV blok: biasanya minor

3. Second degree AV Blok

- Mobitz I : biasanya minor


- Mobitz II : biasanya minor, dapat jadi mayor
4. Third degree AV Blok (Complete) : mayor,
dapat menjadi life threatening
5. AV dissociation : minor
6. Fascicular (intraventricular) blocks
- Unifascicular blok : biasanya minor, dapat
jadi mayor.
a. RBBB : biasanya minor, dapat jadi mayor
b. LAFB : minor
c. LPFB : minor
d. LBBB : biasanya minor, dapat menjadi
mayor
- Bifascicular blocks : minor, dapat jadi mayor
- Trifascicular block : minor, dapat jadi mayor
C. TACHYARRYTHMIAS
1. Atrial premature beats : biasanya minor, dapat
jadi mayor
2. AV junctional premature beats : minor

3. Supraventricular Tachycardias

- Sinus tachycardia : minor


- Paroxysmal atrial tachycardia : mayor
- Multifocal atrial tachycardia : mayor
- AV junctional tachycardia (paroxysmal or non
paroxysmal ) : mayor
- Atrial flutter and atrial fibrillasi : mayor
- Paroxysmal atrial tachycardia with AV block :
mayor
VENTRICULAR ARRYTHMIA
- Ventricular premature beat (VES) :bisa minor
atau mayor
- Ventricular tachycardia : mayor or life
threatening
- Bidirectional tachycardia : mayor or life
threatening
- Ventricular flutter : life threatening
- Ventricular fibrillation : life threatening
Bradi-Tachyarrythmia syndromes : mayor, bila
severe bradikardia atau tachycardia bisa
menjadi life threatening
Tachyarrythmia pada WPW : mayor
KEDARURATAN KARDIOVASKULER
CARDIAC EMERGENCY SYNDROME

1. Syncope
2. Cardiac arrest
3. Cardiogenic shock
4. Cardiac arrythmias
5. Acute myocardial infarction /ACS
6. Cardiopulmonary emergencies
7. Hypertensive emergencies
8. Acute dissecting aneurysma aorta
9. Acute cardiac tamponade
ALGORITME UMUM UNTUK PENANGANAN KEDARURATAN

JANTUNG PADA ORANG DEWASA

NILAI KESADARAN

NILAI PERNAFASAN

NILAI SIR4KULASI
KELUHAN DAN GEJALA YANG PERLU PENANGANAN
SERIUS

KELUHAN
• Nyeri dada
• Sesak nafas
• Kesadaran menurun

GEJALA
• Hipotensi
• Renjatan
• Bendungan paru
• Gagal jantung bendungan

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ):  155


ARITMIA JANTUNG
TAKIKARDIA

Pasien tidak stabil Pasien stabil


• Tentukan takikardia sebagai penyebab
keluhan dan gejala serius
• Kardioversi segera

1. Fibrilasi atrium 2. QRS sempit 3. QRS lebar: 4. VT


Atrial flutter jenis tidak diketahui
Tentukan diagnosis
- Terapi pasien tak Tentukan diagnosis
spesifik dengan:
stabil spesifik Pengobatan
- manuver vagal
- Kontrol frekuensi VT stabil
- Adenosin - Kardioversi DC atau
- Ubah menjadi irama
- Amiodaron atau
sinus
Terapi - Prokainamid (jika fungsi jantung
- Antikoagulasi medikamentosa baik)
ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ):  159
BRADIKARDIA

Keluhan dan gejala serius?


Disebabkan oleh bradikardia?

Tidak Ya

Blok AV derajat dua-tipe II atau Urutan intervensi


Blok AV derajat tiga • Atropin 0.5-1.0 mg
• Pacu jantung transkutan
Ya Tidak • Dopamin 5-20 g/kg/men
• Epinefrin 2-10 g/men
Jika timbul keluhan, gunakan
pacu jantung transkutan sampai
Observasi
pacu jantung transvena
terpasang

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ):  142-  157


SINDROMA KORONER AKUT
Annual Patient Admissions for
Acute Coronary Syndromes

Remembered 3 IS

ST-elevation MI Non-ST elevation ACS


ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
NYERI DADA ISKEMIK: PENILAIAN DAN TERAPI 1

PENILAIAN SEGERA ( 10 MENIT) TERAPI UMUM SEGERA


• Tanda vital • Oksigen 4L/menit
• Saturasi oksigen • Aspirin 160-325 mg
• Pemasangan akses IV • Sediaan Nitral SL atau “spray”
• EKG 12 sandapan • MorfinIV 2-4 mg diulang setiap
• Anamnesis singkat dan pemeriksaan 5-10 menit (jika nyeri dada tidak
fisik untuk penentuaan terapi hilang dengan sediaan nitrat
trombolitik
• Enzim/penanda jantung awal Selalu ingat: “MONA” menjumpai
• Status elektrolit dan koagulasi setiap penderita
• X-ray dada dengan alat “portable”
(<30 menit)

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 142-  178


ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB


baru (atau diperkirakan baru)
ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB Depresi segmen ST


baru (atau diperkirakan baru) atau inversi
gelombang T
NON-STEMI / UAP
ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB Depresi segmen ST EKG nondiagnostik,


baru (atau diperkirakan baru) atau inversi Tidak terdapat
gelombang T perubahan segmen ST
atau gelombang T
ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB Depresi segmen ST EKG nondiagnostik,


baru (atau diperkirakan baru) atau inversi Tidak terdapat
gelombang T perubahan segmen ST
atau gelombang T

Terapi 2
NYERI DADA ISKEMIK: TERAPI 2

TERAPI TAMBAHAN

(sesuai indikasi, tanpa menunda reperfusi)

• Aspirin 180-325 mg

• Penyekat  IV

• Nitrogliserin IV

• Heparin IV

• Penyekat ACE (setelah 6 jam atau jika telah

stabil)

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 142-  178


ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB Depresi segmen ST EKG nondiagnostik,


baru (atau diperkirakan baru) atau inversi Tidak terdapat
gelombang T perubahan segmen ST
atau gelombang T

Terapi 2
Terapi 3

Waktu sejak onset  12 jam


keluhan

 12 jam
Terapi fibrinolitik.
“door-to-drug”  30 menit
NYERI DADA ISKEMIK: TERAPI 3

TERAPI TAMBAHAN

(Sesuai indikasi, tanpa menunda reperfusi

• Heparin (UFH/LMWH)

• Aspirin 160-325 mg qd

• Penyekat reseptor Glikoprotein IIb/IIIa

• Nitrogliserin IV

• Penyekat  IV

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 142-  178


ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB Depresi segmen ST EKG nondiagnostik,


baru (atau diperkirakan baru) atau inversi Tidak terdapat
gelombang T perubahan segmen ST
atau gelombang T

Terapi 2
Terapi 3

Waktu sejak onset  12 jam


Nilai status klinis
keluhan

 12 jam
Penilaian
Terapi fibrinolitik. dan terapi 4
“door-to-drug”  30 menit
NYERI DADA ISKEMIK: PENILAIAN DAN TERAPI
4

Nilai status klinis

Resiko tinggi: jika ditemukan Stabil


• Keluhan persisten
• Iskemia berulang
Rawat CCU/tempat bermonitor
• Perubahan EKG luas
• Mulai atau lanjutkan terapi
• Riwayat AMI, angioplasti, CABG
tambahan sesuai indikasi
• Marker serum serial
Kateterisasi jantung: Tidak
• EKG serial
Anatomi memungkinkan revaskularisasi?
• Pertimbangkan:

Ya 2D echocardiography atau

• Angioplasti radionuclide imaging


• CABG
ALGORITME NYERI DADA ISKEMIK

Nyeri dada diperkirakan akibat iskemia

Penilaian
dan terapi 1
Penilaian awal EKG 12 sandapan

Elevasi segmen ST atau BBB Depresi segmen ST EKG nondiagnostik,


baru (atau diperkirakan baru) atau inversi Tidak terdapat
gelombang T perubahan segmen ST
atau gelombang T

Terapi 2
Terapi 3 Ya
Memenuhi kriteria
angina tidak stabil
 12 jam atau onset baru
Waktu sejak onset Nilai status klinis
keluhan Tidak
 12 jam Unit nyeri dada
Penilaian
Terapi fibrinolitik. dan terapi 4
“door-to-drug”  30 menit Penilaian 5
NYERI DADA ISKEMIK: PENILAIAN 5

Rawat tempat bermonitor di

UGD (unit nyeri dada)

• Lanjutkan atau mulai terapi Bukti iskemia atau infark?

tambahan sesuai indikasi

• Marker serum serial


Ya
• EKG serial dan monitorEKG

• Pertimbangkan: Tidak

2D echocardiography atau
• Pulang
radionuclide imaging
• Tindak lanjut
di
poliklinik
ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ):  178
HIPERTENSI EMERGENSI
DAN
URGENSI
Hypertensi emergensi:
Kerusakan organ target (jantung):
• Angina tidak stabil
• Infark miokardium
• Diseksi aorta
• udema paru akut
• pasca CABG

Hypertensi urgensi:
• Asimtomatik dengan tekanan darah  220/125 mm Hg
• Komplikasi target organ (jantung) yang progresif
• Hipertensi berat saat perioperasi atau pasca-operasi
PENANGANAN UMUM HIPERTENSI EMERGENSI
DAN URGENSI

HIPERTENSI EMERGENSI

Turunkan tekanan darah sebesar 20% dalam 1 jam dengan obat

parenteral

HIPERTENSI URGENSI

Turunkan tekanan darah dalam beberapa jam dengan obat oral


OBAT-OBATAN UNTUK HIPERTENSI
EMERGENSI DAN URGENSI

Obat parenteral: Obat oral:


• Nitropruside sodium • Clonidine
• Nitrogliserin IV • Ace Inhibitor
• Hydralazine • ARB
• Nicardipine • Calcium channel blocker
• Labetolol • Betabloker
• Esmolol
• Loop diuretics
• Enalaprilat
• Herbesser
DOSIS OBAT-OBATAN

Aspirin : 160-325 mg

Sodium bikarbonat : 1 meq/ kg iv

Morfin : 2-4 mg iv dapat diulang setiap 5-10

menit

Furosemid : 0,5-1 mg/kg diberikan pelan-pelan


DOSIS OBAT-OBATAN

Nitrogliserin : Pemberian SL 1 tablet, dapat diulang 3-5

menit kemudian. Infus kontinyu dimulai

dengan 10 g/menit, dosis dinaikkan

dengan 10 g/menit setiap 3-5 menit

sampai terjadi perubahan hemodinamik dan

respon klinis yang dikehendaki.

Sodium nitroprusid : 0,1-5 g/kg/menit. Jika diperlukan, dosis

dapat ditingkatkan sampai 10 g/kg/menit.

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 132-133


Brauwald et al. JACC 2000;36:970-1062
DOSIS OBAT-OBATAN

Clonidine : Dosis oral adalah 0,1-0,2 mg tiap jam, dapat

diberikansampai maksimal 0,8 mg/24 jam.

Dosis parenteral adalah 0,15-0,30 mg iv dalam waktu

10-15 menit

Metildopa : Merupakan obat yang dianjurkan untuk hipertensi

dalam kehamilan, dosisnya adalah 125 mg peroral, 2-

3 kali perhari. Dosis dapat ditingkatkan setiap 2 hari

sampai 2 gram dalam dosis terbagi

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ): 132-133


Brauwald et al. JACC 2000;36:970-1062
DOSIS OBAT-OBATAN: PENYEKAT 

Atenolol : 5 mg iv dalam 5 menit, jika toleransi baik


berikan lagi 5 mg iv dalam 5 menit. Dosis oral
50 mg/12 jam
Metoprolol : 5 mg iv dengan interval 5 menit sampai 15 mg.
Obat oral dimulai 15 menit setelah dosis iv
terakhir dengan dosis 50 mg bd unt 24 jam,
kemudian dinaikkan sampai 100 mg sesuai
toleransi
Propanolol : 0.1 mg/kg iv (kecepatan tidak 1 mg/menit),
terbagi dalam 3 dosis yang sama, diberikan
dengan interval 2-3 menit. Dosis pemeliharaan
oral 180-320 mg/hari dalam dosis terbagi
ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ):  121
DOSIS OBAT-OBATAN

Amiodaron iv

150 mg dalam 10 menit (dapat diulang

pada aritmia persisten atau berulang) , dilanjutkan dengan

1 mg/menit selama 6 jam, kemudian 0,5 mg/menit. Dosis

total harian: 2 gram

Atropin
0,5-1 mg iv dapat diulang setiap menit. Dosis maksimum:
0,04 mg/kg

ILCOR Guidelines. Circulation 2000;102 (suppl ):  120-121


Atas
Perhatiannya
….

You might also like