Professional Documents
Culture Documents
FISIOLOGI TELINGA
O LEH :
R OVIAN , YOSALFA , FATH ARIN
SMF THT-KL
RSD dr SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2018
Anatomi telinga
Telinga dibagi 3 bagian :
• Telinga luar / auris eksterna
• Telinga tengah / auris media
• Telinga dalam / auris interna
(8)
(6)
TELINGA LUAR / AURIS EKSTERNA
Auricula
FOSSA
Fungsi menangkap TRIANGULARIS
HELIX
gelombang suara
Terdiri dari : tulang
rawan yang diliputi
kulit ANTIHELIX TRAGUS
ANTITRAGUS
LOBULE
(6,8)
Liang telinga / canalis auditorius
eksternus
meatus akustikus eksternus ( lubang )
canalis auditorius eksternus ( saluran
MAE- Membran timpani ), terdiri dari :
⅓ lateral: cartilago auricula, lapisan kulit (
folikel rambut, kelenjar Sebasea, kelenjar
Sudorifera, kelenjar Ceruminosa )
⅔ medial : kulit / mukosa, sedikit kelenjar
keringat, melekat erat pada tulang, infeksi
a b selulitis gejala hebat.
Bagian yang menyempit ISTHMUS
ISTHMUS
(6,8)
TELINGA TENGAH / AURIS MEDIA
(8)
1. Membran Timpani
- Diameter 1 cm
- Memisahkan MAE dengan cavum tympani
- Pusat: Umbo
- Terdiri dari 2 bagian:
pars flacida/ sharpneell’s membran, terdiri dari:
stratum kutaneum dan stratum mukosum
pars tensa, terdiri dari: stratum kutaneum, stratum
fibrosum (sirkuler dan radier) dan stratum mukosum
Pars Flaccida
Os. malleus
Umbo
Pars tensa
Cone of light
(3,8)
• Membran timpani atau gendang telinga berfungsi sebagai
pembatas antara telinga luar dan struktur telinga tengah.
Warna abu-abu-merah muda saat sehat dan terdiri dari tiga
lapisan jaringan tisu yang sangat tipis.
(4)
2. Cavum Timpani
isi cavum timpani ( viscera timpani ):
tulang pendengaran: maleus, inkus, stapes
ligamen: malei lateral, malei superior , inkus posterior
tendo otot: M. tensor timpani (N.V 3) dan M. stapedius
(N.VII)
saraf: chorda timpani, nervus stapedius
FORAMEN PADA CAVUM TYMPANI
Medial :
fenestra vestibuli (tertutup basis stapes, berhubungan dengan
skala vestibuli koklea)
fenestra cochlea (diliputi membran tipis dari jar. ikat elastis). Sisi
rongga timpani permukaannya diliputi selaput lendir, sedang
bagian dalam dilapisi jar. ikat ruang perilimfatik dari vestibulum
(1)
TEGMEN TYMPANI
Aditus
anthrum
mastoidea
DINDING Tuba auditiva
DINDING POSTERIOR MEDIAL
Fenestra vestibuli
DINDING ANTERIOR
DINDING LATERAL
Mbr tympani
Fenestra cochlea
FOSSA JUGULARIS (3)
ISI AURIS MEDIA
STABILIZING
LIGAMENT
INCUS
MALLEUS
CHORDA
TYMPANI M.TENSOR
TYMPANI
M.STAPEDIUS
STAPES
(6)
3. tuba eustachius
Tuba Eustachius terdiri atas
tulang rawan pada dua pertiga
anterior yang ke arah
nasofaring dan sepertiga
posterior terdiri atas tulang ke
arah kavum timpani.
Pada orang dewasa, tuba
Eustachius membentuk sudut
45° terhadap bidang horizontal,
sedangkan pada bayi bervariasi
dari horizontal hingga
membentuk sudut sekitar 10°
terhadap bidang horisontal
(1,6)
Pada bagian inferolateral tuba terdapat lapisan lemak disebut lemak
Ostmann’s (Ostmann’s fat pad) yang ikut membantu proses menutupnya
tuba dan perlindungan telinga tengah terhadap sekret nasofaring.
Tuba Eustachius terdiri atas epitel kolumnar bersilia, sel-sel goblet dan
kelenjar mukus
Lapisan mukosa distal tuba terdiri dari epitel bersilia yang bergerak ke
arah nasofaring.
Semakin dekat ke telinga tengah terlihat sel-sel goblet dan kelenjar mukus
makin berkurang, mukosa bersilia juga menghilang.
Arteri faringeal ascenden dan arteri meningea media merupakan arteri
yang memperdarahi tuba Eustachius
Persarafan dalam tuba oleh pleksus faringeal dari ganglion sfenopalatina
yang berasal dari n. maksilaris (nervus V2) pada bagian ostium tuba, nervus
spinosus yang berasal dari n. mandibularis (nervus V3) pada bagian tulang
rawan dari tuba dan pleksus timpani yang berasal dari nervus
glossofaringeal pada bagian tulang dari tuba.
(1)
Fungsi Tuba eustachius
1. Fungsi Ventilasi
Sebagai ventilasi telinga yang
mempertahankan keseimbangan
tekanan udara didalam kavum
timpani dengan tekanan udara luar
2. Fungsi Drainase
Drainase sekret yang berasal dari
kavum timpani menuju ke nasofaring
3. Fungsi Proteksi
Menghalangi masuknya sekret dari
nasofaring menuju ke kavum
timpani
(1,8)
4. Mastoid
• mengandung rongga udara yang
disebut selluale, yang juga
berhubungan dengan antrum
• antrum berhubungan dengan cavum
timpani melalui aditus ad antrum
(6,8)
Peran mastoid
• Air cell system berperan sebagai reservoir udara dan sebagai
sistem buffer (mengganti udara pada cavum timpani secara
temporer pada kasus disfungsi tuba
• Sel udara mastoid mempunyai peranan penting terhadap fungsi
fisiologis telinga tengah. Sel udara mastoid berperan sebagai
rongga udara pada telinga tengah dan bertanggung jawab
terhadap pengaturan tekanan telinga tengah.
(1,7)
5.Ossicula Auditiva
Fungsi: sistem pengungkit bersudut untuk mengkonduksikan
getaran suara
(6)
TELINGA DALAM / AURIS INTERNA
(9)
(2)
ORGAN VESTIBULARIS
VESTIBULUM
• Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
• Terdiri dari :
• UTRICULUS
• SACCULUS
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu macula sacculi dan macula
utriculi
CANALIS SEMICIRCULARIS
• Menempel pada utriculus
• Terdiri dari 3 saluran, yang saling tegak lurus :
(anterior/superior,posterior,lateral)
• Di dalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya melebar disebut
AMPULLA, berisi epithelium sensorium (Crista Ampullaris)
(3,5)
ORGAN COCHLEARIS
COCHLEA
Coclea berbentuk 2 ½ lingkaran
1. Canalis cochlearis : Saluran yang mengitari sumbu koklea berisi
perilymph. Sumbu koklea (modiolus) terdiri dari tulang spongiosa
a. Scala vestibuli
b. Scala tympani
2. Ductus cochlearis (scala media) endolymph
Dinding bawahnya dibentuk oleh Lamina basilaris Organon Corti
(8)
COCHLEA
SCALA VESTIBULI
MBR. VESTIBULI
SCALA MEDIA
MBR. BASILARIS
SCALA TYMPANI
(8)
FISIOLOGI PENDENGARAN
• Proses pendengaran diawali dengan terjadinya sebuah
suara. Suara dimulai saat sebuah benda bergerak dan
menyebabkan gerakan atau getaran di udara. Saat
getaran udara ini merangsang telinga, terdengar suara.
(4)
• Transmisi Suara melalui Telinga Luar
Gelombang suara yang ditransmisikan udara diarahkan ke
mekanisme pendengaran yang halus dengan bantuan telinga luar,
pertama dengan pinna, yang dengan lembut menyalurkan
gelombang suara ke saluran telinga, lalu di dekat kanal telinga.
(4)
• Transmisi Suara melalui Telinga Bagian Dalam
Ossicular memindahkan energi dari media padat ke
media cairan telinga bagian dalam melalui stapes. Stapes
menempel pada jendela oval. Gerakan jendela oval
menciptakan gerakan dalam cairan koklea dan di
sepanjang membran Basilar. Gerakan di sepanjang
membran basilar merangsang daerah spesifik frekuensi
Organ Corti, yang pada gilirannya merangsang
serangkaian ujung saraf.
(3)
• Energi (gelombang) bunyidaun telingamembran timpanicavum timpani
(maleusincusstapes)fenestra ovalisperilimfa pada skala vestibule
bergerak, kemudian perilimfe pada skala timpani juga bergerak membran
reissner endolimfe terdorong gerakan relative antara membrane basalis
dan membrane tektoria rangsang mekanik defleksi stereosilia sel-sel
rambut kanal ion (Natrium) terbuka depolarisasi neurotransmitter
lepas ke sinapsis potensial aksi pada nervus auditoris korteks
pendengaran (area broadman 39-40) lobus temporal mendengar
(3,8)
(3)
2. Telinga Sebagai Organ
Keseimbangan
• Organ keseimbangan
1. vestibular di labirin
2. mata
3. organ propioseptif
4. sistem saraf pusat
(7)
FUNGSI KESEIMBANGAN
1. KESEIMBANGAN STATIS
• Kecepatan linier
• Aksi gravitasi
=Macula saculi dan
macula utriculi
2. KESEIMBANGAN DINAMIS
• Kecepatan angular
• Perubahan posisi
kepala
=Crista ampullaris
(8)
KESEIMBANGAN STATIS
MACULA UTRICULI
MACULA SACULI
OTOLITH
MBR. OTOLITH
HAIR CELL
SUPORTING CELLI
(6)
HISTOLOGI MAKULA
MAKULA
• T.a. epitel menebal duduk pada basal membran.
• Di bawahnya berupa jaringan ikat.
1. Sel neuroepitel:
• Sel gemuk, tercat pucat, bersilia halus.
• Silia tidak terapung bebas dalam endolimfe tetapi tertutup membran
seperti gelatin (selaput otolitik).
Membran ini mengandung butir-butir halus partikel kristal yang
mengandung calcium carbonat & protein.
(5)
KESEIMBANGAN STATIS
• Perubahan posisi kepala regangan pada selaput otolitik
merangsang silia makula utrikulus & sakulus mengabarkan
pada saraf pusat tentang posisi kepala sehubungan dengan
gravitasi.
• Sistem motorik vestibular, cerebellar otot-otot menjaga
keseimbangan.
• Tubuh tiba2 didorong ke depan selaput otolitik makula
utrikulus & sakulus informasi ketidakseimbangan ke saraf
pusat orang merasa seperti jatuh ke belakang gerakan
condong ke depan tidak berlanjut.
• Makula bertugas menjaga keseimbangan selama terjadi percepatan linear.
(7)
KESEIMBANGAN DINAMIS
AMPULLA
CRISTA AMPULLARIS
HAIR CELL
CUPULA
SUPORTING CELL
(5)
Kanalis semisirkularis & Crista
Ampularis
• Duktus semisirkularis membranosa dilapisi sel2 epitel
pipih seperti yg melapisi utrikulus & sakulus.
• Pada dinding luar yaitu pada tiap-tiap ampula terdapat
krista ampularis yang tersusun dari jar. ikat, sabut saraf
& kapiler.
• Epitel permukaan krista serupa dengan makula; yaitu
mempunyai sel-sel bersilia dengan inti bulat, besar &
berbentuk oval serta sel penyangga yg tersusun rapat,
diatas basal membran.
(5)
Cupula
• Pada permukaan krista terdapat membran yang sangat mirip
dengan membran tektoria yang disebut kupula. Membran ini
tersusun dari bahan non selluler seperti gelatin yang menutup
krista & menonjol ke arah endolimfe dari ampula. Beda dengan
selaput otolitik, ia tidak mengandung kristal.
• Masing-masing krista ini diinervasi oleh cabang vestibularis saraf
pendengaran. Cabang saraf pendengaran yg menuju bagian
tengah labirin adalah dendrit-dendrit perifer dari sel-sel saraf
yang terletak dalam ganglion vestibularis (Scarpa).
• Akson-akson menyusun ramus vestibularis medula lanjutan &
otak kecil yang merupakan pusat postural refleks untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
(5)
(5)
• Gerakan/perubahan kepala dan tubuh perpindahan cairan
endolimfe di labirin selanjutnya silia sel rambut menekuk
Prinsipnya:
Labirin statis gerakan otolit
Labirin dinamis gerakan kupula
(7)
• Organ vestibuler merupakan tranduser yg merubah energi
mekanik (rangsangan otolit dan gerakan endolimfe di
kanalis semisirkularis) energi biolistrik sehingga dapat
memberi info tentang perubahan posisi tubuh krn
percepatan linier atau percepatan sudut.
• Sistem vestibular berhubungan dengan sistem tubuh
lainnya, sehingga kelainannya dapat menimbulkan gejala
pada sistem tubuh bersangkutan misalnya: vertigo,
muntah, mual, bradikardi, takikardi, berkeringat dingin.
(8)
Daftar Pustaka
1. Adams G., Boies L., Higler P. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke
enam. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC.
2. Alec N. Salt. 2010. Otolaryngology. Washington
Unoiversity:Department of Otolaryngology Head and Neck Surgery.
3. Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014. GRAY Dasar-Dasar
Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
4. Ervin S.E. 2018. Assessment Tools: Introduction to the Anatomy and
Physiology of the Auditory System.Workplace INTEGRA, Inc,
Greensboro, North Carolina.
5. Mescher, Anthony L. 2012. Buku Histologi Dasar Janqueira. Jakarta:
EGC.,
6. Netter, Frank H. 2014. ATLAS OF HUMAN ANATOMY 25th Edition.
Jakarta: EGC
7. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Edisi Keenam. Jakarta:
EGC.
8. Soepardi E., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti R. 2007. Buku Ajar
Penyakit THT. Edisi ke enam. Jakarta: Penerbit FKUI..
TERIMA KASIH