You are on page 1of 27

ANATOMI DAN FUNGSI SINUS

Andrew J. Miller
Ronald G Amedee
Anatomi Sinus Paranasal (SPN) kompleks dan sangat
bervariasi.
Pentingnya ilmu anatomi SPN, a.l untuk :
Functional endoscopic sinus surgery
Intranasal orbital decompression
Transphenoidal hypophysectomy
Bab ini akan menjelaskan anatomi dan fungsi SPN:
Embriologi & perkembangan sinus
Anatomi tiap sinus
vaskularisasi & inervasi
ilmu faal SPN (epitel sinus,selimut mukosa,
osteomeatal unit)
Kesimpulan dg suatu ikhtisar teori umum
Ada 8 sinus paranasal, 4 pada sisi kanan dan 4 pada sisi kiri hidung.
Sinus Paranasal adalah :
Sinus Frontalis
Sinus Etmoidalis (anterior dan posterior)
Sinus Maxilaris
Sinus Sphenoidalis
Masing masing sinus dilapisi dengan selaput lendir (membrana
mukosa) yang berhubungan dgn mukosa dari rongga hidung sampai
ostium.
Pada kondisi anatomi & fisiologi normal, sinus diisi udara.
Penyimpangan struktur anatomi atau perubahan fungsi selaput
lendir akan menimbulkan penyakit sinus.
EMBRIOLOGI DAN PERKEMBANGAN
 Minggu ke 4 dari kandunganprosesus frontonasal,
prosesus maxilaris dan prosesus mandibula dapat
dikenali yang akan membentuk wajah. Prosesus
frontonasal akan berkembang manjadi forebrain,
setelah itu berperan pada kapsul nasal. Dinding lateral
kapsul nasal berkembang dan alur mulai membentuk
nasal.
 Minggu ke 9-10, kira2 ada 6 ridge yang disebut
ethmoturbinals atau lamellae basal pada dinding lateral
yang ditandai dg nomor (dari anterior ke posterior).
 Ethmoturbinal ke-1 dan ke-2, berkembang dalam
meatus media yg mana ditutup konka media (di
medial). Sebagian dr sisa ethmoturbinal ke-1 menjadi
prosesus uncinatus. Sedang dari etmoturbinal ke-2
mengembangkan dinding anterior dari bulla etmoidalis.
 Kerut dapat dikenal memisahkan etmoturbinals.
Dengan kerut antara ke-1 dan ke-2 ethmoturbinal
membentuk infundibulum ethmoidal.
 Ethmoturbnal ke-3 membentuk pemasangan dari konka
media ke dinding lateral nasal.
 Ethmoturbinal ke-4 membentuk pemasangan dari
konka superior.
 Ethmotubnal superior sering bersatu dan hilang pada
saat lahir tetapi adakalanya tinggal untuk membentuk
konka supreme.
 Konka inferior adalah suatu kesatuan terpisah dan tidak
berhubungan dengan ethmoturbinals.
 Sinus Maxilaris.
 SPN pertama yang memulai pengembangan (65 hari masa
kehamilan).
 Menyangkut dinding lateral dari hidung di area infundibulum
ethmoid antara ethmoturbinals ke-1 dan ke-2.
 Sinus bekembang di kandungan, mempunyai ukuran 7x4x4mm
pada saat lahir.
 Tidak bisa di Radiografi sampai usia 4-5 bulan, krn diisi cairan.
 Pertumbuhan biphasic: periode I, pelebaran (3 tahun pertama).
Periode II, akselerasi pertumbuhan (7-12 tahun)
 Pada periode II, peneumatisasi meluas sec lateral ke dinding
lateral orbital dan sec inferior ke proc alveolar bersama
pertumbuhan gigi permanen.
 Perluasan terjadi sampai usia 18 tahun
 Ukuran orang dewasa 34x33x23mm dengan rata2 kapasitas
14,75ml.
 Sel Ethmoidale
 Mulai berkembang pada bulan ke 3 masa kehamilan
 Sel etmoidale anterior, evagination dari dinding nasal
lateral didalam meatus media, mengembangkan
indifulum ethmoid.
 Bulan ke-4, sel etmoidale posterior berkembang dari
perkembangan meatus superior.
 Ukuran anterior 2x4x2mm dan posterior 4x5x2mm
pada saat lahir.
 Pada saat lahir, diisi cariran, radiografi rutin (-), baru
bisa dilakukan pada umur 1 tahun.
 Pada orang dewasa/12 thanterior 20x22x10mm,
posterior 20x20x10mm. Volume 14-15ml
 Remajapneumatisasi meluas ke beberapa tulang yg
bersebelahan (tlg frontal,lakrimal)
 Sinus Frontalis
 Berkembang pada bulan ke 4 masa kehamilan
 Perluasan ke atas, kebanyakan sel etmoidal
anterosuperior, disebut resesus frontalis.
 Sinus frontalis jarang di radiografi, biasanya pada usia 2
tahun.
 Pada usia 5 tahun menginvasi tulang di frontal dan
pelan2 tumbuh dengan ukuran 17x28x27 dg volume 6-
7ml (remaja/dewasa)
 Pneumatisasi sinus frontalis bervariasi, 4-5% populasi,
gagal berkembang dari sinus frontalis.
 Sinus Spenoidale
 Bulan ke 4 masa kehamilan.
 Evagination melibatkan mukosa dibagian
superoposterior cavum nasi, yang dikenal sebagai
resesus sphenoethmoidale.
 Takikan kecil pada tulang sphenoid sampai umur 3
ahun, ketika pneumatisasi dimulai.
 Pertumbuhan menjadi lebih cepat, menjangkau sella
tursica dgn umur 7 tahun.
 Ukuran 23x20x17mm dg volume 7.5ml (dewasa/18
tahun)
 Pneumatisasi tidak konsisten, perluasan mungkin ke
dalam, sayap besar dari tulang tulang palatina,dasar
tengkorak.
ANATOMI
 Sinus Ethmoid (labyrinth ethmoid)
 Paling rumit, memiliki variasi terbesar dari semua sinus.
 Bentuk piramida, ukuran 4-5cm arah
anteroposterior,2.5cm tingginya,0.5cm lebarnya
(anterior) dan 1.5cm lebarnya (posterior).
 Dinding lateral, lamina papyracea (sbg paper thin),
dinding medial orbita.
 Dinding medial dari sinus berfungsi sbg dinding lateral
hidung.
 Ditengah rongga hidung ada plat vertikal dari tulang
ethmoid.Plat ini mempunyai suatu di bagan atas di
dalam fosa cranial anterior yang disebut crista galli.dan
bagian inferior rongga hidung disebut perpendicular
plate.
 Fosa cranial anterior terpisah dari sel ethmoidale oleh plate
horizontal dari tulang etmoidale. Plate horizontal terdiri atas
suatu bagian medial tipis dinamakan plate cribriform dan
bagian yang lebih tebal, yang lebih lateral dinamakan fovea
etmoidalis, yang mana merupakan atap ethmoid.
 Keros : atap ethmoid 3 type, tergantung posisi plate
cribriformis, dgn fovea etmoidalis. Panjang lamela lateralis,
bagian lateral yg tipis dari plate cribriformis
type 1: cribriformis 1-3mm dibwh fovea ethmoidalis
type2: jaraknya 4-7mm
type3: 8-16mm, lamella lateralis lbh panjang
 Sel Ethmoid dibagi menjadi anterior (mengalirkan ke
infundibulum ethmoid) dan posterior (ke meatus superior)
 Sinus biasanya terdiri dari 4-17 sel tiap sisi.rata2 9 sel..
 Sel anterior memulai dari pertumbuhan anterosuperior
dari sel ethmoidal ke dalam tulang frontal, menjadi sel
frontal reses (0-4 sel)
 Sel membentuk sinus frontal, supraorbital air cells,
anterior variasi yg lain dan sel ethmoidal superior.
 Ethmoidal sel anterior menjadi sel infundibular (1-7
sel)
 Agger nasi adalah timbunan jaringan pada dinding
lateral nasal yg mewakili suatu sisa superior dari
ethmoturbinal ke-1,yang mana ditemukan hanya
superior, lateral, dan anterior kepada pemasangan dari
konka media.
 Pneumatisasi area ini mengakibatkan sel agger nasi yg
mengalirkan ke superior dari infundibulum ethmoid,
yang mana jika tdk dikenal sebagai resses frontal.
 Sel Bullar (1-6 sel) group dari sel ethmoidale anterior.
Ditemukan di meatus media dan membentuk bulla
ethmoidalis. Dinding anteroposterior dari bulla
etmoidalis menghadap resses frontal dan jika dinding
tdk menjangkau atap ethmoid resses suprabulbar.
 Infundibulum etmoid : Celah dari ressesus frontal
(anterosuperior) ke lamela basal ketiga (posteroinferior)
yang mana drainase sel etmoidale anterior dan sinus
maxilaris.
 Struktur konka mediaanatomi sinus ethmoid
 Konka media lengket pada plat horizontal dari tulang
ethmoid.
 Segmen anterior menjadi pneumatized (12% populasi)
utk membentuk konka bulosa, yg mana pada gilirannya
menghalangi drainase dari indifulum etmoid.
 Sinus Maxilaris (Anthrum Highmore)
 Sinus Paranasal paling besar.
 Bentuk piramid. Dasarnya :sedang dibentuk oleh
dinding lateral dari rongga hidung dan puncak
kulminasinya diarahkan secara lateral ke arah prosesus
zygomaticum. Atap, yang mana juga berfungsi dari
lantai orbita adalah tulang tipis menyeberang dalam
central portion oleh n.infraorbital.
 Dinding anterior sesuai dg fossa canina dan
memisahkan sinus dari kulit pipi.
 Dinding posterior memisahkan sinus dari infratemporal
dan fosa pterygomaxilary.
 Lantai dari sinus, yg mana separuh sama lebar seperti
atap, dibentuk oleh prosesus alveolar dari maxila.
 Sinus maxilaris : sering berisi struktur dehiscent
(n.infraorbitalroof,molar,bicuspid teeth in the floor) rusak karena
kuretase sinus.
 Dinding medial menjadi dinding lateral dari hidung dan itu berisi
ostium sinus utama dengan sinus maxilary berhubngan dgn
infundibulum ethmoid.

 Sinus Frontalis
 Perkembangan dari sel ethmoidal anterosuperior di area resesus
frontalis.
 Resesus frontalis adalah suatu struktur kompleks. Ressesus
Frontalis : luas atau sempit tergantung pneumatisasi dari bulla
ethmoidale dan sel agger nasi.
 Fungsi konka media sebagai dinding medial dan lamina papyracea
menyusun dinding lateral.
 Dinding posterior menjadi muka di anterior bulla ethmoidalis
(lamela basal second), dan sel agger nasi membentuk dinding
anterior.
 Jika pneumatisasi dari bulla etmoidale dan sel agger
nasi minimal, kemudian resesus frontalis berkembang
ke dalam suatu area luas . Bagaimanapun jika
pneumatisasi area luas, resesus frontarlis menjadi
sempit dan nampak berbentuk pipa.
 Tinggi 5-66mm, lebar 17-49ml
 Masing-masing dinding sinus mempunyai tabel anterior
dan posterior dengan campur tangan diploe (minimal di
dalam dinding posterior dengan campur tangan diploe)
 Sinus Sphenoid.
 Tiga Jenis (Congdon)
Conchal
Presellar
Postsellar
 Mengalami pneumatisasi luas ke vomer, palatine dan tulang
maxila.
 Masing-masing sinus sphenoid mengalir ke resesus
sphenoetmoidale melalui ostium kecil. Ostium ini berukuran 0,5-
4mm, terletak 10mm diatas lantai sinus, 30° tingkat diatas lantai
dari kavitas nasi. Biasanya disebut Ostium sinus maksilaris.
 Sinus Sphenoid :berisi beberapa takikan di dinding superior dan
lateral mencakup n.optikus, a carotid, cabang maxilaris
n.trigeminus dan n.vidian. dishiscent dan mungkin bisa rusak
selama diseksi
PHYSIOLOGY
 Sinus Epitelium
 Mukosa SPN berlanjut dgn rongga hidung. Terdiri dari
bahan pengencer, epitel columnar pseudostratified
ciliated dengan 4 jenis sel dasar.
 1 sel memiliki 50-100 cilia. Ukuran diameter 6ùm,
0.2úm.
 Masing-masing silia berisi 2 mikrotubulus sentral
tunggal yang dikelilingi 9 pasang mikrotubulus.
 Pada temperatur badan, silia memukul 10-20 kali tiap
dtik.
 Sel Columner non ciliated juga ada
 Mikrovilli
 Sel basal dan sel goblet.
 Mukosa SPN terdiri atas : epitel
pseudostratified non ciliated dan epitel
colomner bersilia,goblet sel, yang menghasilkan
mukus tebal sebagai jawaban atas iritasi.
Glandula serous, mucinus pada membrane
basement dan mukus tebal dan tipis sebagai
respon dari system saraf autonum.
 Mukus Blanket (Selimut Mukus)
 Terdiri dari 2 lapisan : lapisan dalam (cairan perisilia0
dan lapisan luar (gel phase/lapisan mukosa).
 Mikrovili lapisan dalam. Sel piala,kelenjarlapisan
luar.
 Selimut Mukosa :
mucoglikoprotein lysozym
Ig A, Ig G lactoferin
Interferon
 Mucosiliary clearance
 Selimut mukosa dan Epitelium bersilia adalah system
mucosiliary yang mana berisi antimikrobal dan bahan
imunologik yang mampu mencegah superinfeksi di
sinus
 Osteomeatal kompleks
 Sel etmoidale anterior berada disuatu titik di dalam
infundibulum dimana drainase umum ada antara sel ini
dan sinus maxilaris dan sinus frontal.
 Banyak proses dapat menghalangi sel ethmoidale
anterior.
 Menyentuh mukosa permukaanmukosa clearance
terganggu.
 Hub spesifik antara sel ethmoidal anterior dan
infundibulum ethmoid yang komplek patogenesis
penyakit sinus maxilaris dan frontal.
FUNGSI SINUS PARANASAL
 Melembabkan dan menghangatkan udara
pernafasan
 Membantu dalam mengatur tekanan
intranasal.
 Meningkatkan area permukaan dari
selaput olfaktorius
 Menerangi tulang kepala untuk
memelihara keseimbangan kepala dan
membantu flotation/pengapungan
 Memberi resonansi utk suara
 Menahan goncangan pada kepala
 Berperan dalam pembentukkan wajah
 Ketika sisa evolusioner , tentang perbatasan udara sia-
sia

 HIGHLIGHT
 Sinus maxilaris : SPN yang berkembang pd 65 hari
masa kehamilan. Sinus paling besar.
 Sinus Ethmoid : berkembang pada bulan ke 3. Cukup
besar pd saat lahir.
 Plate Cribriformis : tipis, di medial plate horisontal dari
tulang etmoid. Lateral fovea ethmoidalis. Perlu
perhatian dalam pembedahan intranasal
 Infundibulum ethmoid : Celah dari ressesus frontal
(anterosuperior) ke lamela basal ketiga (posteroinferior)
yang mana drainase sel etmoidale anterior dan sinus
maxilaris.
 Sinus maxilaris : sering berisi struktur dehiscent
(n.infraorbitalroof,molar,bicuspid teeth in the floor)
bisa rusak karena kuretase sinus.
 Ressesus Frontalis : luas atau sempit tergantung
pneumatisasi dari bulla ethmoidale dan sel agger nasi.
 Sinus Sphenoid :berisi beberapa takikan di dinding
superior dan lateral mencakup n.optikus, a carotid,
cabang maxilaris n.trigeminus dan n.vidian.
dishiscent dan mungkin bisa rusak selama diseksi
 Mukosa SPN terdiri atas : epitel pseudostratified non
ciliated dan epitel colomner bersilia,goblet sel, yang
menghasilkan mukus tebal sebagai jawaban atas
iritasi. Glandula serous, mucinus pada membrane
basement dan mukus tebal dan tipis sebagai respon
dari system saraf autonum.
 Selimut mukosa dan Epitelium bersilia adalah system
mucosiliary yang mana berisi antimikrobal dan bahan
imunologik yang mampu mencegah superinfeksi di
sinus.
 Bukti sekarang jelas, penyakit mukosa irreversible pada
sinus maxilaris dan sinus frontalis dapat mengalami
resolusi ketika aertion normal dan sistem mukosiliary
diperbaiki dan ketika penyakit sinus ethmoidale
terkontrol.
TERIMA KASIH

You might also like