You are on page 1of 26

STRUMA

Penulis: Mitasari Inriani Mangiri

Pembimbing: dr Agung Kusumanegara, Sp.B


Pendahuluan
 Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid yang
disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar
tiroid itu sendiri

 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni)


mencatat sekitar 20 persen pasien endokrin
menderita gangguan fungsi tiroid

 Gangguan fungsi tiroid ada dua yaitu


kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) dan
kelebihan (hipertiroid).
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Anatomi
Fisiologi
Kelenjar Tiroid menghasilkan 3
hormon utama: T4,T3 dan
Kalsitonin

Sebagian T4 mengalami konversi


lewat proses monodeiodonasi
menjadi T3

Yang mengontrol sekresi hormon


tiroid: TRH, TSH, Feedback
mechanism, Kelenjar Tiroid sendiri
Efek hormon Tiroid
 Efek pada laju metabolism :  laju metabolisme
basal tubuh, kalorigenik, termoregulasi
 Efek simpatomimetik : ketanggapan sel sasaran
terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
 Efek pada sistem kardiovaskuler : kecepatan
denyut dan kekuatan kontraksi jantung
 Efek pada pertumbuhan : Merangsang Growth
Hormon
 Efek pada sistem saraf : Aktifitas SSP
 Metabolisme Karbohidrat, Lipid, Protein
 Konversi Provit A  vit A
STRUMA

Pembesaran
Kelenjar
Tiroid

Gangguan
Keganasan
Fungsi

Infeksi
Klasifikasi
Berdasarkan Klinisnya:
1. Toksik
2. Non Toksik

Berdasarkan Fisiologisnya Berdasarkan kemampuan menangkap


1. Eutiroid yodium aktifnya
2. Hipertiroid 1. Nodul dingin
3. Hipotiroid 2. Nodul hangat
3. Nodul panas

Berdasarkan Morfologinya
1. Difusa
2. Nodular :
Soliter/Multipel
Menurut American society for Study
of Goiter membagi

Non
Toksik
Toksik

Difusa Difusa

Nodusa Nodusa
Struma Toksik Difusa
 Disebut juga Basedow, pembesaran pada
seluruh kelenjar tiroid, diikuti gejala hipertiroid

 Etiopatogenesa: Kelainan sistem imun, Thyroid


Receptor Antibodies

 Trias Basedow: Pembesaran kelenjar tiroid difus,


hipertiroidi dan eksoftalmus

 Hipertiroidi: metabolisme meningkat, BB turun,


Denyut jantung dan CO meningkat, takikardi
(pulsus celer), polidefekasi, tremor, gelisah,
emosi, dispnea, gangguan menstruasi,
eksoftalmus, strabismus
Struma Toksik Nodosa
 Disebut juga Plummer’s, pembesaran kelenjar
tiroid pada salah satu lobus atau kedua lobus
dan tampak noduler diikuti gejala hipertiroid

 Etiopatogenesa: autoimun, pembesaran noduler


non toksik yang tidak diobati dalam jangka
waktu lama

 Yang membedakan dengan Basedow: bentuk


nodul, berbatas jelas, asimetris
Struma Difusa Nontoksik
 Disebut juga Endemik Goiter, pembesaran
kelenjar tiroid yang terjadi pada suatu populasi

 Etiopatogenesa: Intake iodium kurang, sintesa


hormon tiroid menurun peningkatan
pelepasan TSH sbg kompensatoriknya
hipertrofi dan hiperplasi dari sel folikuler tiroid, diisi
koloid.

 Pemb kelenjar tiroid, faal tiroidnya bisa berupa


eutiroid atau hipotiroid
Struma Nodosa Nontoksik
 Disebut juga Sporadik, tdk tinggal di daerah
endemik

 Etiopatogenesa: Idiopatik, obat-obatan yang


mengandung litium, propiltiourasil, fenilbutazone,
atau aminoglutatimid

 Pemb kelenjar tiroid pada satu atau kedua lobus,


asimetris dan berbatas jelas, tanpa gangguan
faal tiroid
Diagnosa Struma

Pem Fisik

Pem
Anamnesa
Penunjang

STRUMA
Anamnesa
 Benjolan pada leher

 Progresif/lambat

 Gangguan menelan, gangguan bernafas dan


perubahan suara

 Gejala hiper/hipotiroid

 Tempat tinggal
Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi: Ikut bergerak saat menelan, batas jelas/tidak,
difus/noduler
 Palpasi:
Lokasi: lobus kanan, lobos kiri, ismus
Ukuran: dalam sentimeter, diameter panjang
Jumlah nodul: satu (uninodosa) atau lebih dari satu
(multinodosa)
Konsistensinya: kistik, lunak, kenyal, keras
Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi
Mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap trakea,
muskulus sternokleidomastoidea
Kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada
pembesaran atau tidak
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium: T3, T4, TSH

2. Radiologis: Rontgen Leher, USG Tiroid,


Radioisotop

3. Histopatologis: Post OP, FNAB, VC


Penatalaksanaan
1. Medikamentosa

 Hipotiroid: Thyroid Hormone Replacement


Therapy menggunakan Levotiroksin, Liotironin

 Hipertiroid: Anti tiroid (Propiltiourasil),


Penghambat ion (tiosianat, perklorat dan
fluoborat ), Yodium dengan konsentrasi tinggi,
Yodium radioaktif
Penatalaksanaan
2. Non Medikamentosa

Pembedahan

 Indikasi Pembedahan

① Keganasan

② Depresi saluran nafas

③ Kegagalan terapi

④ Kosmetik
 Kontraindikasi Pembedahan

Struma toksika yang belum terkontrol

Struma dengan dekompensasi kordis dan


penyakit sistemik lain yang belum terkontrol

Struma besar yang melekat erat ke jaringan


leher sehingga sulit digerakkan
 Jenis-jenis Pembedahan
Lobektomi, yaitu mengangkat satu lobus, bila
subtotal maka kelenjar disisakan seberat 3 gram
Isthmolobektomi, yaitu pengangkatan salah satu
lobus diikuti oleh isthmus
Tiroidektomi total, yaitu pengangkatan seluruh
kelenjar tiroid
Tiroidektomi subtotal bilateral, yaitu
pengangkatan sebagian lobus kanan dan
sebagian kiri, sisa jaringan 2-4 gram di bagian
posterior dilakukan untuk mencegah kerusakan
pada kelenjar paratiroid atau N. Rekurens
Laryngeus
Komplikasi Pembedahan
Thankyou...

You might also like