You are on page 1of 18

Definisi :

Infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dlm


yankes yang berasal dari proses penyebaran di
sumber yan kes
Sumber Infeksi :
1. Pasien
2. Petugas kesehatan
3. Pengunjung
4. Sumber lain : lingkungan RS
1. TRAKTUS URINARIUS
- Pemasangan kateter urine
- Sistem drainase terbuka
- Kateter dan slang tidak tesambung
- Obstruksi atau ggn pd dainase urine
- Teknik mencuci tangan yang tidak tepat
- Mengirigasi berulang-ulang kateter
- Teknik penampungan yang tidak tepat
2. LUKA BEDAH ATAU TRAUMATIK
- Persiapan kulit (mencukur dan membersihkan) yg
tdk tepat
- Tdk menggunakan teknik aseptik selama ganti
balutan
- Menggunakan larutan aseptik yg sdh terkontaminasi
3.TRAKTUS RESPIRATORIUS
- Peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi
- Tdk tepat menggunakan teknik septik saat
pengisapan jalan nafas
- Pembuangan sekresi mukosa dg cara yg tdk tepat
- Teknik mencuci tangan yang tidak tepat
3. ALIRAN DARAH
- Kontaminasi cairan intravena mell penggantian
selang atau jarum
- Memasukan obat tambahan ke cairan intravena
- Penambahan selang penyambung pada pd sst
intravena
- Jarum atau ctt yang terkontaminasi
- Perawatan area tusukan yang tidak tepat
- Teknik yg tdk tepat slm pemberian bbrp produk
darah
- Teknik mencuci tangan yang tidak tepat.
DEFENISI
Masalah klinis yg kompleks dgn kondisi yg kritis tjd
akibat adanya toksin dlm aliran darah .
ETIOLOGI
Bakteri Aerob ex : E.Coli (endotoksin)& & Anaerob
(eksotoksin) ex : streptococcus
FAKTOR RESIKO
 Umur yg ekstrim (kateter invasif )
 Malnutrisi ( prosedur OP)
 Kondisi yg lemah (luka bakar/ cedera)
 Penyakit kronis
 Penyalahan obat/ alkohol
Infeksi

Pelepasan toksin

Pelepasan mediator

Efek vaskuler perifer efek miokardial


- vasodilatasi/vasokontriksi p kontraktilitas
- Maldisfungsi aliran drh
- Kerusakan endotel hipoksia jar, metabolisme
anaerob, pemb asamlaktat
p TVS kegagalan organ
hipotensi

kematian
MANIFESTASI KLINIS
 Hipotensi
 Takikardia
 Takipnea
 Kulit dingin, pucat
 Hipertemi/ hipotermi
 SDP M
 Poliuria

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 CT scan : u/ mengidentifikasi lokasi abses
 Radiograf dada & abdomen : dpt menampakan proses
penularan
PENATALAKSANAAN
memerlukan pemantauan cepat & agresif serta
penatalaksanaan dlm unit perawatan kritis dgn

 Kaji warna kulit, pernafasan, TD, nadi


 Berikan cairan IV, Dopamin, dobutamin u/ TD
 Berikan oksigen
TUJUAN :
Mengurangi risiko pepindahan penyakit, tdk
hanya thdp pasien tetapi juga thdp penberi yan kes

TINDAKAN PENCEGAHAN :
1. Pembersihan
membuang semua material asing seperti : kotoran
& materi organik dari objek
2. Desinfeksi & sterilisasi
Desinfeksi memusnahkan semua
mikroorganisme , kecuali spora
bakteri. Ex : alkohol. klorin
Sterilisasi penghancuran seluruh mikroorganisme
termasuk spora. Ex : penguapan

Pemilihan metoda desinfeksi/ sterilisasi dilakukan


setelah mempertimbangkan :
• Konsentrasi larutan & durasi kontak
• Jenis & jumlah patogen
• Adanya sabun
• Suhu lingkungan (desinfektan cendrung pd suhu
ruang )
1. Pencucian tangan
2. Penggunaan sarung tangan (kedua tangan) baik
sedang melakukan tindakan atau sdg
memegang benda yg terkontaminasi
3. Penggunaaan cairan antiseptik u membersihkan
luka pada kuit
4. Pemprosesan alat habis pakai (dekontaminasi,
cuci da bilas, sterilisasi)
5. Pembuangan sampah
1. PENGKAJIAN
 Riwayat penyakit klien & klg peny. Menular
 Kondisi klinis tanda & gejala
 Hasil labor informasi ttg pertahanan klien
 Dlm mendptk riwayat kes ada beberapa pertanyaan :
 Riwayat infeksi sebelumnya?
 Pernah demam ,suhu, tetap/naik turun, obat?
 Batuk, kronik/akut, sputum, tes, obat?
 Nyeri, dimana?
 Bengkak, drainase purulen/ bersih ?
 Riwayat vaksin ?
 Gigitan serangga/ binatang ?
 Pengobatan , antibiotik ?
 Riwayat seksual ?
 Pekerjaan ?
 Pem. Fisik
Tanda umum P BB, suhu , limfadenopati, nafas
sesak, batuk, bengkak, nyeri, purulen
 Data labor
 SDP
 Laju endap darah : inflamasi
 Kultur urine & darah : terdpt pd pertumbuhan agen
 Kultur luka, sputum & tenggorokan
 Neutrofil (55-70%), limfosit (20-40%), monosit (2-8%),
eosinofil (1-4 %)
 kerusakan integritas kulit b/d paparan terhadap iritan
 Risiko terhadap penularan infeksi b/d tidaknya
adekuatnya pertahanan skunder
 Perubahan suhu tubuh (demam) b/d adanya infeksi

3. INTERVENSI
DX 1.
Tujuan : kerusakan integritas kulit dpt teratasi
intervensi
 Periksa luka secara teratur
 Kaji karakteristik luka
 Bersihkan daerah luka, ingatkan klien tdk menyentuh
DX 2
Tujuan : mencegah penularan infeksi/ tdk tjd
Intervensi
 Cegah penyebaran dari klien ke klien (isolasi klien yg
berisiko
 Cegah pemindahan organisme dari 1 klien ke klien
lain (cuci tgn, sarung tgn)
 Cegah penularan dari klien ke petugas kes
 Cegah klien terpajan dgn alat medis yg
terkontaminasi (alat2 hrs steril)
DX 3
Tujuan : perubahan suhu tubuh dpt teratasi
Intervensi
 pantau suhu, nadi & pernafasan
 Kaji karakteristik demam
 Anjurkan byk asupan cairan
 kompres hangat

You might also like