You are on page 1of 14

JURNAL READING

Skabies Bulosa : Laporan kasus dan Review Literature


Muhammad Arslan Arif Maan, Muhammad Soban Arif Maan,
Abdul Malik Amir Humza Sohail, dan Muhammad Arif

NURUL ULA
1102012148

PEMBIMBING:
DR. HILMAN WILDAN LATIEF, SP.DV
ABSTRAK
Latar belakang : Skabies adalah salah satu penyakit infeksi parasite yang
disebabkan oleh kutu Sarcoptes Scabiei. Terdapat sekitar 300 juta kasus
skabies telah dilaporkan setiap tahunnya. Skabies biasanya menunjukkan
tanda klinis ruam kemerahan disertai dengan eksoriasi dan papulovesikular,
serta terowongan, nodul dan lesi hiperkeratosis di beberapa area tubuh
tertentu.
Kasus skabies yang jarang ditemukan yaitu skabies bulosa yang menyerupai
pemfigoid bulosa. Selama ini, hanya ditemukan 32 kasus dengan skabies
bulosa dilaporkan dalam literatur, 11 kasus diantaranya pasien dibawah
umur 60 tahun dengan onset awal. Kasus ini merupakan kasus pertama
skabies bulosa yang dilaporkan di Pakistan.
ABSTRAK
Laporan kasus : Dalam literature ini kami membahas kasus ini dengan
mengacu pada literatur yang sudah ada, seorang laki-laki Punjabi 23 tahun
datang dengan keluhan bula tegang sejak 3 hari yang lalu, tidak merah,
nyerti tekan tidak ditemukan, dengan ukuran 0.5 cm x 0.8 cm pada celah
jari kaki kanan. Pasien didiagnosis dengan skabies bulosa.
Kesimpulan : Diagnosis skabies perlu dipertimbangkan pada semua
pasien yang menunjukkan tanda klinis bula tegang yang disertai dengan
pruritus dan ruam makulopapular. Hal ini sangat relevan jika lesi tersebut
tidak sembuh dengan pemberian steroid. Pada pasien seperti ini, untuk
mencegah terjadinya salah diagnosis dengan pemfigoid bulosa, diperlukan
kerokan kulit untuk mencari telur dan kutu Sacroptes Scabiei.
Kata kunci : Bula, Skabies, Pemfigoid bulosa, ruam makulopapular,
Pakistan
LATAR BELAKANG
Skabies merupakan infeksi parasit yang disebabkan oleh kutu Sacroptes Scabiei.
Penularannya melalui kontak satu manusia kelainnya; terdapat lebih 300 juta kasus
skabies dilaporkan tiap tahunnya.

Pada orang dewasa,


skabies menunjukkan
tanda klinis
papulovesikuler kecil
dengan gambaran klinis
pruritus, papul, dan nodul
dengan peradangan serta
terowongan subkutaneus
merupakan tanda
patognomonik.
LATAR BELAKANG

Subtipe skabies yang jarang yaitu skabies bulosa


yang terjadi bersamaan dengan, atau setelah
munculnya lesi skabies. Kondisi ini dapat
menyerupai pemfigoid bulosa tetapi kadang-kadang
akan menyebabkan pemfigoid bulosa itu sendiri.
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki Punjabi, 23 tahun datang dengan keluhan
bula lepuhan tidak kemerahan, nyeri tekan tidak ditemukan
pada kaki kanan. Pasien juga mengeluhkan terdapat lesi yang
sama pada tangannya beberapa minggu yang lalu. Lesi
bersifat gatal (sangat gatal pada malam hari), dan tidak ada
riwayat demam, trauma, atau luka bakar. Pasien menyangkal
riwayat hubungan seksual tanpa pengaman. Riwayat operasi
maupun berobat sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga
asma dan diabetes mellitus diakui pasien. Pasien tidak
memiliki alergi, tidak merokok dan tidak memiliki riwayat
menggunakan narkoba.
LAPORAN KASUS

Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal.


Pemeriksaan kulit ditemukan lesi kemerahan dengan
eksoriasi makulopapular dan terowongan pada daerah
pergelangan tangan dan celah jari di kedua tangan. Terdapat
bula tegang dengan ukuran 0.5 cm x 0.8 cm pada daerah
plantar pedis dextra dekat dengan celah antar jari. Bula
tersebut berisi cairan jernih dan Nikolsy sign negative. Tidak
terdapat lesi pada mukosa. Pemeriksaan penunjang
dinyatakan dalam batas normal.
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Diagnosis banding ditegakkan berdasarkan pemeriksaan yang
dilakukan yaitu skabies bulosa, impetigo bulosa, clavus, dan
pemfigoid bulosa.
Kerokan kulit diambil dari lesi makulopapular pada tangan dan bula
pada kaki, dilakukan pemeriksaan direct microscopy dengan KOH
10%, ditemukan kutu dan telur Sacroptes Scabiei dari kedua kerokan
tersebut. Tidak ditemukan adanya bakteri dan jamur dari pemeriksaan
ini.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dilakukan, pasien didiagnosis dengan skabies bulosa.
Pasien kemudian diberikan permetrin 5% dioleskan keseluruh tubuh
dan antihistamin lotion. Remisi lengkap setelah 3 minggu. Dan pasien
bebas dari penyakit ini selama 18 bulan setelah terapi.
DISKUSI
Patogenesis terjadinya bula pada skabies belum
ditemukan secara jelas.

Staphylococcus reaksi
Aureus merupakan teraktivasinya hipersensitivitas
lesi superinfeksi autoantibody tipe 1
pada skabies
DISKUSI
superinfeksi pada teraktivasinya hipersensitivitas tipe
skabies autoantibody 1

Mekanisme pertama
Ditemukan Bula terbentuk dari
yaitu antibodi
Staphylococcus Aureus diproduksi akibat reaksi hipersensitivitas
merupakan lesi lisisnya membrane tipe 1 yaitu melalui
superinfeksi pada basal oleh enzyme saliva Sacroptes
skabies dan merupakan kutu tersebut Scabiei, hal ini terjadi
salah satu mekanisme (menyebabkan karena terdapat
pembentukan gambaran klinis bula
terjadinya
antigen). Mekanisme pada reaksi
pembentukan vesikel, hipersensitivitas
kedua antigen
hal ini dapat berkaitan alergi, yaitu gigitan
tersebut menjadi
dengan pembentukan antigen mimikri dan serangga (saliva)
bula pada impetigo menginduksi mediasi
bulosa. terjadinya immunoglobulin E.
pembentukan bula
DISKUSI
Skabies bulosa diberikan terapi sama dengan pemberian terapi
skabies pada umumnya. MenurutThe Loss Angeles Country
Departement of Public Health Acute Communicable Disease
Program, merekomendasikan pengobatan skabies dengan
permetrin cream 5%, 10% crotamiton cream/lotion, ivermektin.
Selain itu ada benzyl benzoate, malathion, dan salep sulfur 6%.
Di beberapa kasus skabies bulosa, diberikan steroid oral jangka
pendek. Pada kasus yang lebih berat atau toleransi steroid atau
imunokompromise dapat diberikan imunosupresive seperti
methrotrexate, azathioprine, mycophenolate mofetil, dan
siklosporin.
KESIMPULAN
Semua pasien dengan keluhan bula tegang disertai dengan
pruritus dan papul, dapat mempertimbangkan diagnosis
skabies. Hal ini dimungkinkan jika kondisi ini diberikan
steroid tapi tidak membaik. Tidak hanya mencurigai dengan
pemfigoid bulosa tapi klinisi baik juga mencurigai skabies
bulosa. Dalam kondisi sperti ini, sangat penting diperlukan
kerokan kulit untuk membuktikan adanya telur dan kutu
Sacroptei Scabiei pada lesi.

You might also like