You are on page 1of 18

TERAPI KOGNITIF dan

PERILAKU
Faktor yang berhubungan dengan keluarga
• Peran keluarga dan sistem lain dalam kognitif dan perilaku
 Penilaian gejala pada anak  program terapi  CBT menitik
beratkan perilaku sebelum serta konsekuensi perilaku menghindar
yang menyebabkan gejala menetap dan faktor lain yang melibatkan
lingkungan.
• Keterlibatan keluarga dalam terapi
 Keluarga memiliki peran sangat penting dalam terapi anak yaitu
a. Keluarga memiliki informasi yang penting mengenai konteks
keluarga, dan kognisi orang tua, emosi serta perilaku  memahami
gejala pada anak dalam kerangka kognitif-perilaku.
Faktor yang berhubungan dengan keluarga
b. Anak yang berusia muda memerlukan bantuan dari orang tua dan
orang dewasa lain yang berhubungan untuk mengikuti terapi dan
melakukan tugas.
Anak yang berusia lebih tua, membuat orang tua membiarkan anak
atau remaja melakukan tanggung jawabnya untuk menyelesaikan terapi
dan melakukan tugas, sehingga orang tua mengurangi tingkat
keterlibatan mereka.
 Terapi dengan anak sendiri, orang tua sendiri, anak dengan anggota
keluarga lain.
Generalisasi dan Rumatan
• Tiga tipe generalisasi yaitu :
a. Generalisasi pada setiap keadaan
b. Generalisasi pada setiap fungsi domain ( perilaku, kognisi )
c. Generalisasi sepanjang waktu
• Kendall dan Lochman mengusulkan beberapa strategi melakukan
generalisasi dan rumatan untuk meningkatkan fungsi saat
menggunakan CBT pada anak :
a. Memberikan penghargaan kepada anak jika berhasil melakukan
perubahan pada setiap setting.
Generalisasi dan Rumatan
b. Lama terapi an intesitas merupakan pertimbangan yang penting
untuk mempertahankan perubahan dalam terapi
c. Perilaku diulang (rehearsal behavior )  anak belajar konsep
keterampilan, keterampilan tersebut digunakan di luar terapi.
d. Anak diajarkan keterampilan yang diterapkan pada berbagai perilaku
dan situasi  proses penyelesaian masalah lebih dari perilaku yang
spesifik.
Frekuensi dan Lama Terapi
• Sesi terapi CBT  sekali hingga dua kali per minggu pada pasien
rawat jalan, diantara sesi melakukan tugas. Pada pasien rawat inap
sehari sekali.
• CBT terjadi lebih dari periode 3-6 bulan.
Rangkaian Terapi
• Karakteristik dari CBT memperhatikan diagnosis, umur, level perkembangan
atau kualitas individu, dan yang lebih penting pemahaman pasien pada
awal terapi.
• Friedman, Thase, dan Wright 
a. Pasien merupakan partisipan yang aktif mencoba strategi baru
b. Pasien diharapkan menyelesaikan tugas
c. Hasil dari terapi akan diniali melalui data yang dikumpulkan dan teknik
akan dimodifikasi jika strategi tersebut tidak berhasil.
d. Terapi akan fokus pada gejala dan fungsi sehari – hari
e. Ada batas waktu dalam terapi
f. Rumatan dalam capaian terapi dan pencegahan relaps tergantung pada
generalisasi dari teknik dalam kehidupan sehari – hari.
Rangkaian Terapi
• Terapi CBT terdiri dari tiga fase :
a. Fase inisial : menilai masalah, membangun rapport, dan
psikoedukasi untuk mempersiapkan pasien dalam terapi
b. Fase tengah : proses terapi aktif  meliputi menambah,
menerapkan, dan menguasai strategi terapi kognitif perilaku.
c. Fase final : berfokus pada teknik generalisasi dan rumatan serta
pencegahan relaps.
Penilaian Perencanaan Terapi
• Informasi mengenai gejala pasien dan identifikasi faktor utama
• Normalisasi masalah pasien
• Deskripsi kapan gejala terjadi ( waktu, tempat, keadaan, kejadian
sebelum dan konsekuensi)
• Kognisi yang mengikuti setiap gejala
• Perilaku yang mengikuti setiap gejala
• Emosi yang terjadi pada setiap gejala
• Jika gejala kognisi dan perilaku mereda, deskripsi secara detail
bagaimana hal itu terjadi.
Penilaian Perencanaan Terapi
• Informasi mengenai faktor yang membuat eksaserbassi dan
membantu meredakan gejala.
• Faktor-faktor yang mempertahankan perilaku : penghindaran, escape,
perilaku aman, attention/focus,dysfunctional/keyakinan yang salah,
pikiran otomatis.
• Keyakinan pada sebagian besar ( skema kognitif ) yang memunculkan
kognisi, perilaku, dan perasaan
• Terapi sebelumnya dan hasil terapi
• Onset: meliputi berbagai faktor kemungkinan penyebab ( contoh :
kejadian traumatic )
Psikoedukasi
• Psikoedukasi sangat penting karena membuat pasien mengerti bahwa
pada CBT digunakan banyak teknik berdasarkan teori atau empiris,
pemahaman pasien ini meningkatkan memotivasi dan kepatuhan.
• Pada anak dan remaja  psikoedukasi dilakukan terpisah, orang tua
dapat lebih dalam memahami anak dan psikoedukasi pada anak bisa
dilakukan sesuai perkembangan.
• Biblioterapi dan CBPT  terutama pada anak yang lebih muda, untuk
menjelaskan konsep dan edukasi mengenai gejala. Cara ini berguna
untuk anak yang resisten dalam perubahan, awalnya fokus pada
gejala dari karakter di cerita atau permainan yang berkebalikan darii
pasien.
Psikoedukasi
• Pada beberapa gangguan penting mengedukasi mengenai gejala psikologis
sehingga meredakan kecemasan saat mereka mempelajari bahwa gejala
mereka adalah normal dan tidak menunjukkan keseriusan dalam kesehatan
atau resiko fisik.
• Edukasi mengenai gejala kognisi seperti pada pasien dengan PTSD bahwa
ingatan yang intrusive mereka merupakan hal reaksi normal terhadap
pengalaman trauma atau mengajarkan pasien dengan OCD bahwa pikiran
intrusive mereka umum pada populasi pada umumnya.
• Edukasi mengenai hubungan diantaranya. Pikiran dan kejadian mungkin
relevan selama fase inisial. Pasien yang memiliki keyakinan spesifik
mengenai hubungan antara pikiran dan kejadian perlu dengan mempelajari
bahwa hubungan tersebut tidak ada.
Psikoedukasi
• Psikoedukasi juga meliputi identifikasi pengalaman masa lalu yang
disangkal sebagai keyakinan disfungsional pasien.
• Edukasi yang penting pada pasien untuk meningkatkan motivasi
adalah edukasi gejala, edukasi terapi rasional dan rencana terapi yang
berjalan, memahami hubungan model kognitif perilaku dari gejala
dan terapi rasional.
Fase Pertengahan Terapi
• Partisipasi aktif dari pasien dan melakukan tugas rumah
• Tugas dikerjakan dengan berbasis harian
• Tujuan dan konten dari sesi terapi tergantung pada keluhan utama.
Terminasi dan Pencegahan Relaps
• Gejala secara substansial mereda sehingga terapis dan pasien harus
mulai merencanakan terminasi.
• Fase ini meliputi rencana konkrit pada beberapa area pada saat CBT.
• Strategi pencegahan relaps terdiri dari kerangka kognitif untuk
berpikir mengenai relaps seperti membantu passion mengidentifikasi
kejadian sebelum yang menyebabkan perilaku yang relaps dan
memikirkan cara sehingga hal tersebut tidak menyebabkan terapi
yang telah dicapai hilang.
Teknik CBT
Restrukturisasi Kognitif
• Kognitif Restrukturisasi  fokus pada restrukturisasi disfungsi
kognitif, merubah pikiran automatic, dan skema yang mendasarinya.
• Pikiran otomatis adalah kognisi yang muncul cepat melalui pikiran.
Seperti pikiran bisa spontan atau respon terhadap stimulus, situasi,
desakan, atau kejadian sebelumnya yang menyebabkan kejadian.
Teknik CBT
Identifikasi Pikiran Otomatis
• Teknik menggunakan fantasi dan bermain peran.
• Perekaman pikiran  teknik ini memonitor sendiri dimana peristiwa,
pikiran, dan perasaan yang terekam pada kehidupan sehari – hari.
Monitoring sendiri membantu mengidentifikasi pikiran otomatis (
pikiran individu yang terekam yang terjadi mengikuti suatu kejadian ).
Teknik CBT
Pertanyaan sokratik / penilaian Kejadian
• Komponen utama dari kognitif restrukturisasi.
• Teknik bertanya dengan tujuan memunculkan pikiran otomatis.
Teknik CBT
Pertanyaan sokratik / penilaian Kejadian
• Komponen utama dari kognitif restrukturisasi.
• Teknik bertanya dengan tujuan memunculkan pikiran otomatis.
• Selama proses ini, pikiran dipertimbangkan sebagai hipotesis dan
pasien memikirkan untuk mempertimbnagkan dan mengevaluasi
kejadian dan melawan pikiran otomatis . Teknik ini merupakan cara
penting untuk mulai mengajarkan kepada anak bahwa pikiran
tersebut tidak sederhana karena pikiran tersebut terjadi.
• Teknik ini untuk pikiran yang terdistorsi karena pertimbangan yang
rasional dari suatu kejadian meningkatkan kesadaran bahwa pikiran
tersebut tidak berdasarkan kenyataan.

You might also like