You are on page 1of 41

REGLEMEN 8.

(R8)

Peraturan tentang pemakaian Materiel


Berlaku untuk Lin Raya dan Lin Cabang
Yang memakai sepur normal di Jawa
Dan Madura, di Sumatra selatan
Dan Sumatra Barat.
BAB I.
KERETA
• Pasal 1:Pembagian kereta.
• Pasal 2:Pemakaian Materiel.
- Peredaran Materiel
- Susunan rangkaian
- Mengambil tindakan untuk
menyelenggarakan angkutan yang
memerlukan tambahan materiel.
• Pasal 3:Pengawasan pemakaian kereta
Pasal 4: Pengiriman kereta.
- Ke Balai yasa
- Setelah dipergunakan sebagai kereta
tambahan
 Pasal 5: Pemeliharaan dan pengawasan
kebersihan kereta-kereta.
-Pemeliharaan.
-Penutupan kereta.
 Pasal 6 : Penyerahan materiel yang keluar
dari Balai Yasa.
 Pasal 7 : Inventaris kereta begasi dan
kereta yang memakai ruan begasi
 Pasal 8 : Pemeriksaan inventaris kereta begasi
dan kereta yang memakai ruang bekasi
Pasal 9:Tromol pembalut.
Pasal 10:Mendesinfeksi kereta.
-
BAB II
Gerbong.
Pasal 1 : Laporan Gerbong (L.G)
- Kosong (kos).
- Akan dibongkar (adb).
- Berisi (isi)
- Untuk dimuati (udm).
- Dibutuhkan (db)
- Dalam perjalanan kosong
(dpk)
- Dalam perjalanan isi (dpi)
Kosong (Kos) :
a.Semua grb yg sungguh kosong, tidak dipergunakan dan belum masuk
dalam p.p.g.
b.Semua grb isi yg datang dan dapat diharapkan esok hari sebelum jam
12.00. akan dibongkar dan menjadi kosong.

Akan dibongkar (adb) :


Semua isi yg datang dan tidak dapat diharap esok hari sebulu jam
12.00 akan dapat dibongkar menjadi kosong.

Berisi (isi) :
a. Semua grb yang sudah dimuati dan siap dikirim.
b. Semua grb yang sedang dimuati dan sudah diketahui
tujuannya.

Untuk dimuati (udm):


Semua grb yang telah diserahkan kepada pengirim untuk dimuati
tetapi belum dapat dimulai memuat.
Dibutuhkan (db) :
Gerbong yang dibutuhkan pada esok hari (pada hari penerimaan p.p.g)
Apabila jumlah grb yang dijanjikan dalam p.p.g.kurang maka harus diulangi
dalam lg berikutnya.
Dalam perjalanan kosong (dpk):
a. Semua grb kosong yg ada pada emplasmen pada waktu lg
diketok.
b. Semua grb kosong yang menurut ppg (perintah pembagian
gerbong) harus dikirim tetapi pada waktu lg diketok belum
dapat dikirim.

Dalam perjalanan isi (dpi):


a. Semua grb isi yg ada diemplasmen pada waktu lg diketok
untuk dikirim ke tujuan.
b. Semua grb isi yg telah dimasukan lg .
Pasal 2:Perintah Pembagian Gerobak
(P.P.G)
PPG :Telegram tentang Pembagian Gerobag
yang berdasarkan LG untuk memenuhi
permintaan.
“kir” (kirim)

PPG
“ tri” (terima)

Jika gerobag yang diminta tidak ada , dalam PPG , permintaan dibalas dengan :

“ ttsd” Tidak tersedia.


Pasal 3 : Penjelasan tentang LG
A. Menyusun dan mengetok laporan Gerobag.
1. Lg harus selesai disusun pada jam 16.00.
2. Grb isi dan grb dalam perjalanan yang sudah selesai dan siap di
emplasmen sebelum jam 16.00.dan akan dikirim sesudah jam
16.00.dimasukkan dalam lg secara biasa sebagai isi atau dpk dan dpi.
3. Agar dapat diketahui adanya grb yg datang sesudah jam 16.00 dan
grb yg dikirim sebelum jam 16.00. Pemungutan dalam lg dimasukan
golongan “dpi” atau “dpk” tersendiri dan disebutkan jumlah serta jenis
grb serta setasiun tujuan.
4. Lg diketok pada jam 16.00. ( R.21 pasal:36 lampiran 4A sedang
jawabanya (ppg) diketok jam 05.00 esok harinya.
5. Untuk mencegah kesalahan dalam mengetok lg, maka lg harus ditulis
yang terang.
6. Kantor kawat yang menerima lg dari setasiun-setasiun setelah
menggabungkan lg nya meneruskan setelah menerima panggilan.
B Sebutan jenis gerobag dalam LG.
Dalam Lg, gerobag-gerobag disusun menurut jenisnya.
Grb yang memakai rem dan yang tidak memakai rem .

C. Menyebutkan setasiun tujuan.


1. Nama setasiun tujuan gerobag dalam Lg hanya disebutkan jika
setasiun itu dalam Eksplotasi tempat setasiun yang membuat Lg.
2. Dalam hubungan dengan lain Eksplotasi semua setasiun cukup
dengan sebutan BT ,TH dan TR.

D. Neraca Gerobag.
Neraca gerobag diatur dalam “Maklumat Dinas Lalu lintas dan Peniagaan”

E. Laporan gerobak tambahan (lgt).


Apabila ada permintaan grb yang segera dibutuhkan dan di setasiun
tsb tidak ada maka kepala setasiun membuat permintaan dengan Lg
tambahan ( Lgt ).
F. Gerobak yang dibutuhkan oleh bagian lain
dalam lingkungan Pt. Kereta Api.
1. Suatu bagian dari Pt KA membutuhkan grb,maka kepala dipo yg
bersangkutan mengirim permintaan grb secara tertulis kepada kepala
seksinya dengan menyebutkan jumlah dan jenis grb yang diminta.
2. Kepala setasiun memasukkan permintaan tsb dalam Lg dengan
ditambah petunjuk untuk dinas nya ( Dinas Bangunan , Dinas Traksi
dll).

Pasal 4 : Penjelasan Tentang P.P.G.


1. Perintah pengiriman grb yang diberikan dalam ppg kepada KS harus
dipenuhi dengan segera.
Apabila pengiriman dng segera tidak mungkin, karena belum ada,
belum dibungkar maka pengiriman diperbolehkan terlambat satu atau
dua hari.
2. Grb yang harus dikirim menurut ppg, akan tetapi tadak dapat dikirim
karena rusak, harus memberitahukan dengan telegram dan cari ganti
dari tempat lain.
Kepala setasiun dilarang :
a. mengirim grb kosong ke setasiun lain tanpa ijin kecuali jika grb
kosong tsb tidak masuk dalam ppg dan tidak dibutuhkan oleh
setasiun lain.
b. melepas grb kos yang melewati setasiunnya.

4. Untuk mempercepat pemakaian grb, KE dapat menunjuk beberapa


setasiun untuk mengirim grb yang kosong tanpa menunggu ppg.
5. Apabila KS mempunyai keyakinan, bahwa banyak grb yang datang
sehingga emplasmen tidak cukup maka harus memberi tahu dengan
telegram kepada KE.
6. Kepala setasiun diberi kekuasaan memerintah kondektur pemimpin
meneruskan grb ke setasiun berikutnya jika emplasmenya penuh
kecuali grb isi untuk setasiun itu.
Pasal 5 : Buku Lg dan PPG.
1. Semua setasiun harus mempunyai buku Lg dan PPG.
2. Dalam buku itu harus dapat diketahui materiel yang belum dapat
dikirim atau diterima pada hari kemarin menurut PPG.
3. Setiap hari KS sendiri harus memeriksa apakah Lg yang dikirim cocok
dengan buku Lg

Pasal 6 : Daftar Angkatan.

Pemeriksaan mengenahi PPG harus dilakukan oleh kepala setasiun


sendiri.
Pasal 7 : Buku Materiel.
1. Setiap setasiun harus mempunyai Buku materiel untuk
mencatatdengan teliti semua kereta dan gerobak
diemplasmennya yang diterima dan dikirim serta dijelaskan
jenis dan nomor kereta dan nomor kereta api yang
membawanya.
2. Buku Materiel ditutup tiap hari dan di setasiun kecil
penutupan 5atau 10 hari.
3. Buku materiel dipergunakan sebagai dasar pembuatan Lg
dan laporan kereta.
4. Gerobak yang tidak termasuk dalam Lg di dalam buku
materiel harus ditulis dengan tinta merah.
5. Tiap hari KS selalu mencocokan buku materiel dengan
pemungutan grb yang ada di emplasmen setasiunnya dan
surat-surat permintaan grb yang tercatat dalam buku
permintaangrb sebagai dasar pembuatan Lg.
Pasal 8 : Mencari Materiel dalam Buku
Materiel
yang Harus dipelihara di Balai
Yasa.

1.Setiap hari sebelum penutupan buku materiel selesai, harus


diperiksa apakah dalam buku materiel itu terdapat kereta
yang dikirim ke Balai Yasa untuk pemeliharaan.
2. Jika terdapat grb yang harus dikim ke By maka di dinding
Grb harus ditempel dan dikirim ke By untuk pemeliharaan.

Pasal 9 : Permintaan dan Pemberian


Gerobak untuk
Angkutan.
1.
Pasal 10 : Mengisi Gerobak dengan muatan
1.Dibawah ini terdapat istilah:
a.Pemungutan : berat muatan , yaitu berat barang yang dimuat dalam
gerobak.
b.Berat muatan : berat muatan yang tertinggi yang boleh dimuat dalam
gerobak.
c.Kuat muat yang ditulis pada dinding gerbak
b. kuat muat :
gerobak yang bergandar dua : 12,6 – 15,15 atau 17,85 ton.
gerobak yang bergandar empat : 16,8 – 21 -25,2 -31,5 ton.

c. Batas beban lintas :


gerobak yang bergandar dua : 6 -8 -10 -12 -15 atau 17 ton.
gerobak yang bergandar empat : 12 -16 – 20 -24 atau 30 ton.

3. Mengenai muatan gerobak buka (HPZ dsb) harus diingat sifat barang
yang dimuat ump pasir, batu bara, kayu bakar dll.Yang mengisap air
pada waktu hujan hingga dapat banyak menambah berat semula.
Berhubung dengan itu, kuat muat, jika perlu juga berat muat gerobak
yang isi barang semacam itu harus dikurangi dari semestinya, kecuali
jika muatan ditutup dengan kain layar.
4. Muatan digerobak buka tidak boleh melewati propil ruang muatan.
Untuk pemeriksaan hal itu dapat dipergunakan acuan muatan.
Profil ruang muatan berlaku untuk semua lin yang bersepur normal
(1.067 mm) lihatlah lampiran I.
5. Padawaktu memuat harus diperhatikan, bahwa muatan harus
tersusum padat hingga tidak dapat bergerak.

Muatan itu harus disusun sama rata kekanan, kekiri, kemuka dan
kebelakang, tidak boleh berat sebelah, agar tekanan pegas gerogak
sama beratnya. Hal ini dapat terlihat pada lengkungnya pegas tersebut.
Pasal 11 : Cara Memuat Barang Berat di Gerobak
Datar.
1 . Setung atau blok yang dipergunakan untuk mengganjel muatan yang
terletak dilantai gerobak harus cukup besar, panjang, tebal dan lebar,
supaya muatan tidak dapat bergerak. Dasar sentung atau blok itu harus
rata dan harus dipasang pada lantai gerobak yang rata pula, kemudian
harus dipaku dengan paku yang cukup besar dan panjang.
2 . Kawat pengikat harus diikatkan pada bagian gerobak yang kuat
dirangka gerobak sehingga muatan itu tidak dapat bergerak
3 . Muatan barang yang tidak terikat dengan yang lain, harus diganjal
dengan sentung / blok.
4 . Barang potongan harus diletakan dengan dasarnyayang terlebar pada
lantai gerobak supaya tidak goyang.
5 .Tiap ganjal harus menahan barang yang diganjal.
6 . Perancah atau tumpukan bantalan harus dapat menahan tekanan
muatan agar tidak dapat bergerak.
Pasal 12 : Memuat Barang, Besi Profil,
Pipa, Kayu Panjang dsb di
Gerobak Datar.
1 . Batang besi dan besi profil atau pipa yang dimuat di gerobak datar,
asal tiap –tiap batang dapatdijamin tidak tergelincir /menggelundung
dengan cara :
a. barang tsb diikat satu dengan yang lain.
b. tiap potongan dan ikatan diikat dengan kawatpada lantai gerobak.
c. kedua ujung barang panjang itu ditahan dengan balok yang dipaku
pada lantai gerobak.
2 . Batang besi atau besi profil yang panjang dan lemas atau pipa kecil
dan panjang terlepas atau terikat dapat dimuat diatas balok pengganjal
yang yang letaknya 0,5 m s/d 1 m dari ujung lantai gerobak.
3 . Batang besi atau besi profil yang panjang dan lemas atau pipa panjang
yang tebal 2 “ atau lebih dapat dimuat sbb:
Ujung yang sebelah diletakkan diatas balok dan ujung lainnya
diletakkan pada lantai gerobak.
4. Batang besi,besi profil atau pipa besi kurang dari 2 m panjangnya,
terlepas atau terikat dimuat pada gerobak datar.
5. Muatan batang besi , besi profil atau pipa boleh ditimbun ,tetapi tiap
tiap lipis harus dilapisi kayu papan agar tdak bergerak /tergelincir.
6. Muatan balok. Dolok ,papan ,bambu bsb yang panjang dapat
diletakkan rata pada lantai gerobak dan ditimbun antara rong
gerobak dan diikat dengan kawat.
7. Muatan kayu pendek ukuran 2 m – 4 m seperti bantalan rel dimuat
di gerobak datar maka :
a. tiap –tiap batang yang dimuat disisi kanan dan kiri harus
diletakkan membujur dan harus mengenai 2 rong gerobak.
b. bantalan harus diletakan tenggi sebelah (diganjal) dengan balok.
8. Kayu pendek ukuran kurang dari 2 m sebaiknya dimuat pada
gerobak H.
9. Muatan kayu campuran digerobak datar hanya diperbolehkan
dengan syarat sbb:
a. jika peraturan yang ditetapkan dalam ayat 6 s/d 8 dapat dipenuhi.
b. kayu (balok .dolok, papan dsb) yang terpanjang harus dimuat
dibawah sendiri.
c. jika kayu yang panjang tidak cukup maka boleh diisi denga kayu
pendek yang dapat terjamin tidak akan bergerak.
10. Beberapa petunjuk:
Muatan tidak boleh lebih tinggi dari pada rong gerobak , kecuali jika
muatan yang melampaui rong dapat diikat menjadi satu dengan
muatan yang ada diantara rong gerobak itu.
Pasal 13 :Muatan Dalam Gerobag Z dan H
melampaui Tinggi Dinding.
1. Jika muatan melampaui tinggi dinding gerobak Z dan H, diantara dinding
dan muatan dipasang bambu atau tiang kayu tegak.
2. Kayu bakar dapat dimuat dalam gerobak H sampai setinggi lengkung besi
diatas .
Pasal 14 : Memuat Barang Yang Sangat
Panjang
1. Panjang lantai
Pasal 15 : Memuat Silinder atau Barang
Sejenis
yang Mudah Menggelundung.
Pasal 16 : Memuat Gelondong Kabel dan
Sejenis .
Pasal 17 : Mempergunakan Gerobak Lekuk
PKR 1
Pkr 2, Pkr 3 III dan Pkr 4 –III.
Pasal 18 :Muatan yg Melampaui Profil Ruang
Muatan

1 . Muatan yang melampaui profil ruang muatan ,harus diangkut denga


kereta api luar biasa
Pasal 19 : Pertanggungan Jawab Terhadap
Muatan Luar Biasa.
Kecuali pertanggungan jawab terhadap beberapa muatan yang tertentu
sebagai
Pasal 20 : Mendesinfeksi Gerobak.

1. Tentang
Bab :III.
Berat Materiel Untuk Menghitung Berat Kereta
Api dan Berbagai Petunjuk Umum Mengenai
Materiel.
Pasal 1 : Berat Materiel Untuk Menghitung
Berat Kereta Api.

1. Berat Kereta Api untuk menghitung berat Kereta Api tertulis pada
dinding kereta sebelah kanan atas dibawah merek kereta api.
Berat itu dinyatakan dengan ton dan bersifat tetap artinya tidak
tergantung pada keadaan muatan.
2. Pada gerobak yg mempunyai merek kereta api, dibawah merek itu
tertulis juga beratnya untuk menghitung berat kereta api.
Berat itu telah ditetapkan tidak dengan memandang berat muatan
sebab berat muat gerobak hampir sama dengan berat gerobak.
3. Berat gerobak yang normal
Bab IV :Peraturan Tentang Menempatkan Kereta dan
Gerbong Didalam Kereta Api
Pasal 1.
A. Merek kereta Api pada Kereta dan gerobak Istimewa.
1. Merek Kerta Api yang tertulis pada dinding kereta atau Gerobak
menunjukan puncak kecepatan yang diperbolehkan untuk kereta dan
gerobak.
2.Merek kereta api hanya ditulis pada kereta / gerobak yang boleh
berjalan lebih dari 50 km / jam kecepatanya.
3.Merek kereta api E,I dan II yang dipasang pada dinding pojok kanan
atas pada kereta / gerobak.
4. Puncak kecepatan :
- E = kecepatannya setinggi-tingginya 90 km/jam.
- I = kecepatannya setinggi-tingginya 75 km/jam.
- II = kecepatannya setinggi-tingginya 60 km/jam.
B Tanda Lin Pada Gerobak.
Pasal 2 ; Pembatasan Perjalanan Kereta dan gerobak
yang di tentukan
Pasal 3 : Peraturan Tentang Pemakaian Materiel dalam
Kereta Api.
1. Kereta dan Gerobak dengan merek Kereta Api I hanya boleh dirangkaikan
dalam kereta api yang dalam seluruh perjalanan kecepatannya tidak lebik
dari 75 km / jam.
2. Demikian juga untuk merek kereta api II dengan kecepatan 60 km / jam.
3. Jika pada waktu peredaran materiel terganggu sehingga terpaksa harus
merangkaikan dalam kereta api yang kecepatanya yang diijinkan adalah
yang terendah.
Pasal 4 : Jumlah gandar dalam kereta api setinggi tinggi.
1.Jumlah gandar dalam kereta api atau pembatasan panjang kereta api tidak
tergantung pada berat kereta api.

A. Pada lintas dengan lereng tidak lebih dari 12 ½ ‰ :


2.Jumlah gandar setinggi-tingginya :
a. Kereta penumpang = 80 gandar
b. Kereta campuran = 150 gandar
c. Kereta api barang cepat = 160 gandar

Pasal 5 : Berat kereta api setinggi-tingginya


1. Lereng penentu dalam ‰ Berat kereta api tertinggi dlm ton
40 250
35 275
30 325
25 400
20 475
17 ½ 525
15 625
12 ½ 750
10 900
Bab V :Menyusun Rangkaian Kereta Api.
Bab VI.
Peraturan Tentang Pemakaian
Dan Pengangkutan Lokomotip
Bab VIII.
Pengeriman Kereta Api dengan Rem Tangan
Bab IX.
Pengeriman Kereta Api dengan Rim Pakem

You might also like