You are on page 1of 16

Referat

ENSEFALOPATI HEPATIKUM

Michael Wy
406162061

Pembimbing :
dr. Eddy Mulyono, Sp.PD, FINASIM
ENSEFALOPATI HEPATIKUM
Definisi
■ Sindrom neuropsikiatri dimana terjadi disfungsi otak akibat
insufisiensi hati dan/atau pintas portosistemik, dengan
manifestasi klinis bervariasi, mulai dari gejala neuropsikiatri
yang tidak nyata sampai koma.

Epidemiologi
■ AS: 110,000 pasien/tahun
■ EH secara umum 10-14%,16-21% pada sirosis dekompensata,
dan 10-50% pada pasien TIPS.
■ EH minimal: 20-80% pasien sirosis.
■ Indonesia: 30%-84% pada pasien sirosis hepatis.
■ Survival rates 1 tahun 42%, dan 3 tahun 23%.
PATOFISIOLOGI EH
PATOFISIOLOGI EH
PATOFISIOLOGI EH
PRESENTASI KLINIS
Gambaran paling ringan: gangguan tes psikometri (atensi, memori,
psikomotor, dan visuospasial).
Perubahan kepribadian (apatis, iritabilitas).
Gangguan siklus tidur (rasa mengantuk di siang hari berlebihan).
Disorientasi ruang dan waktu
Tingkah laku yang tidak sesuai
Gangguan kesadaran akut (agitasi, somnolen, stupor, dan koma).
Abnormalitas sistem motorik (hipertonia, hiperrefleks).
Disfungsi ekstrapiramidal
Asteriksis (flapping tremor)
 Bukan merupakan tremor, melainkan suatu mioklonus negatif yang mencakup menurunnya
tonus postural.
 Mudah terinduksi oleh gerakan yang membutuhkan tonus postural, seperti hiperekstensi
pergelangan tangan dengan jari merenggang atau gerakan meremas jari pemeriksa yang
ritmik.
 Dapat ditemukan pada kaki, tungkai, lengan, lidah, dan kelopak mata.
 Tidak patogmonik untuk EH; dapat ditemukan pada sindrom uremia.
KLASIFIKASI (KRITERIA WEST HAVEN)
Kepribadian dan Kadar
Stadium Kesadaran Manifestasi neurologis Temuan EEG
status mentalis ammonia
Minimal Gangguan uji
Normal Normal Normal Normal
(subklinis) psikometri

Insomnia, gangguan Tremor, apraksia


Bingung, pelupa,
pola tidur, tingkat konstruksional,
agitasi, gangguan Perlambatan gelombang
Stadium I kesadaran terganggu, gangguan koordinasi, 
konsentrasi, trifasik (5-6 siklus/detik)
perubahan finger tremor (kesulitan
iritabilitas
kepribadian, lelah menulis)

Disorientasi, Asteriksis (flapping


Letargi, gangguan Perlambatan gelombang
Stadium II tingkah laku aneh, tremor), hiporefleks, 
tingkah laku trifasik (5 siklus/detik)
amnesia ataksia, disartria
Somnolen, bingung, Disorientasi, Asteriksis (flapping
Perlambatan gelombang
Stadium III namun dapat agresif, komunikasi tremor), hiperrefleks, 
trifasik (5 siklus/detik)
dirangsang terganggu Babinski positif
Aktivitas delta, gelombang
Postur deserebrasi,
Stadium IV Koma, unrespon Koma  sangat lambat (2-3 siklus/
rigiditas
detik)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG: mendeteksi adanya kelainan pada aktivitas korteks serebral;
terlihat peninggian amplitudo dan menurunnya jumlah siklus
gelombang per detik.
Ammonia darah: terdapat dalam darah vena dan arteri, maupun
plasma.

Stadium Ensefalopati Ammonia Darah


Stadium I 151 – 200 μg/dL
Stadium II 201 – 250 μg/dL
Stadium III 251 – 300 μg/dL
Stadium IV > 300 μg/dL

Computed tomography (CT), magnetic resonance (MR), atau modalitas


radiologi lain: menyingkirkan diagnosis penyebab penurunan
kesadaran lain.
DIAGNOSIS BANDING DARI ENSEFALOPATI HEPATIKUM
Gangguan Metode Diagnosis
Ensefalopati metabolik
Hipoglikemia
Gangguan elektrolit
Hipoksia Analisa Kimia Darah
Narcosis karbon dioksida
Azotemia
Ketoasidosis
Ensefalopati toksik
Alkohol
Pemeriksaan kandungan alkohol darah
Intoksikasi akut
Respon terhadap tiamin
Sindrom withdrawal
Sindrom Wernicke-Korsakoff
Obat-obatan psikotropik
Deteksi kadar toksik
Logam berat
Lesi intrakranial
Perdarahan (subdural, subaraknoid, CT scan, MRI, arteriografi
intraserebral)
Infark
Tumor
Abses
Meningitis Pungsi Lumbar
Ensefalitis Serologi
Epilepsi atau ensefalopati post-seizure Elektroensefalografi
Gangguan neuropsikiatrik Tes neuropsikologi
TATALAKSANA
Pada pasien dengan gagal hati akut, Terapi yang berbeda diberikan
ensefalopati hepatikum terjadi pada penderita ensefalopti
secara cepat dan progresif, serta hepatikum pada gangguan hati
biasanya disertai komplikasi berupa kronis.
edema serebri. • Menurunkan absorpsi amonia dan neurotoxin
• Pasien dengan gagal hati akut dan lainnya di intestinal merupakan tatalaksana
ensefalopati hepatikum tingkat 3 dan 4 pada kasus ini.
sebaiknya dimonitor tekanan intrakranialnya. • Hal ini dicapai dengan menurunkan jumlah
Pemberian manitol dengan dosis 0,5 gram per konsumsi nitrogen dari makan, konsumsi
kilogram berat badan secara bolus berulang disakarida yang tidak dapat diserap dan
masih merupakan terapi farmakologi utama dengan konsumsi antibiotik yang tidak
dalam menangani edema serebri pada kasus dapat/sedikit diserap.
ini.14 • Antibiotik yang biasa digunakan adalah
neomisin, paromomisin, dan rifaximin.
PENATALAKSANAAN
Nutrisi: asupan energi 35-40 kkal/kgBB, protein 1.2-1.5 gr/kg/hari
Disakarida non-terabsorbsi
 Bersifat laksatif, menurunkan sintesis dan uptake ammonia dengan menurunkan pH
kolon dan mengurangi uptake glutamin.
 Laktulosa 2 x 15-30 ml sehari, diberikan 3 hingga 6 bulan.
Antibiotik
 Menekan bakteri enterik yang memproduksi ammonia.
 Neomisin 3 gram/hari.
 Metronidazol 1000 mg/hari dibagi dalam 4 dosis.
 Rifaximin 2 x 550 mg dengan lama pengobatan 3-6 bulan.
Asam amino rantai cabang (BCAA)
 Mengembalikan keseimbangan kadar asam amino antara asam amino rantai
cabang dengan asam amino aromatik.
• L-ornithine L-aspartate (LOLA)
 Meningkatkan metabolisme ammonia di hati dan otot, sehingga menurunkan
ammonia di darah.
TERIMA KASIH

You might also like