You are on page 1of 23

SM F RA DIO LOGI

FA K U LTAS K EDO K T E RAN


U N IV ERSITAS CEN DERAWASIH Oleh : Sabaria (0120840314)
RU M A H SA K IT U M U M DA ERA H YOWA RI Pembimbing : dr. Frans Sigala, Sp.Rad
J AYA P U RA -PAPUA
2018
ABSTRAK
Tujuan untuk membandingkan Magnetik Resonance
Urografi (MRU) dengan Intravena Pyelography
(IVP) dalam evaluasi pasien dengan Hidronefrosis

49 pasien dengan hidronefrosis di USG yang


terdaftar pada studi ini dari Januari 2011 hingga
Desember 2012

Semua pasien menjalani intravena


urografi (IVU)

MRU dilakukan untuk menentukan


anatomi dan fungsi masing-masing ginjal
• MRU dilakukan pada unit 1,5 tesla (Magneton Avento; Siemens,
Erlangen, Jerman)
• T2-weighted Magnetic Resonance Urography (MRU) dilakukan dengan
menggunakan teknik standar fast spin echo.
• Penelitian dilakukan setelah menyuntikkan diuretik intravena diikuti oleh
media kontras Gadolinium.
• Hasil morfologi MRU dibandingkan dengan IVU. Temuan anatomi
dibandingkan dengan temuan operatif.
• Analisis statistik dilakukan dan data dinyatakan sebagai mean ± SD.
MRU menunjukkan obstruksi PUJ pada 41 dari 45 pasien (91,1%).
• Kami menyimpulkan bahwa MRU dapat memberikan evaluasi diagnostik
lengkap dari seluruh saluran kemih dalam satu sesi dan memiliki potensi
untuk menggantikan IVP.
PENDAHULUAN
Uropati obstruktif adalah kelainan struktural atau fungsional pada saluran
kemih yang menghambat aliran normal urin.

Gangguan seperti kalkuli, tumor, striktur dan kelainan anatomi dan


dapat mengakibatkan rasa sakit, infeksi saluran kemih, kehilangan
fungsi ginjal, atau mungkin sepsis dan kematian

 Tekanan kembali yang progresif pada ginjal dan ureter  hidroureter dan
hidronefrosis. Hidronefrosis  kerusakan nefron permanen dan gagal ginjal

 Gejala dan tanda bervariasiSebagian besar pasien tidak menunjukkan gejala. Lesi
pada ureter atas atau renal pelvic menyebabkan nyeri panggul, sedangkan
obstruksi ureter bawah menyebabkan nyeri yang mungkin menyebar ke testis atau
labia.
• Distribusi nyeri ginjal dan ureter biasanya di sepanjang dermatom T11 dan
T12
• Pelviureteric Junction Obstruction (PUJO) adalah suatu kondisi di mana urin
tidak dapat melakukan perjalanan dari pelvis ginjal ke kandung kemih
karena penyumbatan yang terjadi di UPJ
• Etiologi obstruksi PUJ melcakup baik kondisi penyakit bawaan dan didapat
dengan sebagian besar kasus yang kongenital. Penyakit batu, striktur
inflamasi atau postopratif dan urothelial neoplasma adalah beberapa
penyebab yang didapat
• Magnetic Resonance Urography (MRU): Pencitraan cairan statis di mana
cairan mengalir statis atau lambat mengalir dalam tubuh dicitrakan sebagai
intensitas sinyal tinggi, kontras tinggi, struktur terang terhadap latar
belakang gelap dengan intensitas sinyal yang sangat rendah, yang disebut
oleh beberapa peneliti sebagai “ Hidrografik kontras ”
• Manfaat paling penting dari MRI adalah free choice of slice
orientation, kontras jaringan lunak yang tinggi dan resolusi tinggi
serta kurangnya radiasi

• Alergi terhadap zat kontras berbasis gadolinium sangat jarang


terjadi pada tingkat sekitar 0,03% - 0,1%.
• Ada laporan pada reaksi serius yang disebut Nephrogenic Systemic
Fibrosis (NFS) yang dapat terjadi setelah paparan ekstraseluler,
kontras non-ionik osmolar rendah gadolinium
BAHAN DAN METODE
 Penelitian ini dilakukan di departemen Urologi dan Radiodiagnosis &
Imaging, Institut Ilmu Kedokteran Sher-I-KashmirSrinagar
 Penelitian prospektif ini melibatkan 49 pasien hidronefrosis di USG selama
dua tahun antara Januari 2011 hingga Desember 2012.
 Pasien dievaluasi  anamnesis, pemeriksaan klinis, USG abdomen.
 Semua pasien yang menjalani Urography intravena (IVU) dan DTPA Scan
untuk menentukan fungsi ginjal dan perhitungan GFR dari masing-masing
ginjal.
 Semua pasien menjalanigadolinium-magnetic resonance imaging (Gd-MRI)
untuk menentukan anatomi dan fungsi unit ginjal dengan menghitung GFR
setiap unit.
NEXT…

 Pasien dengan hidronefrosis di USG dengan fungsi ginjal normal


dimasukkan dalam penelitian ini
 Pasien dengan implan Ferro-magnetik, Pasien yang mengalami
claustrophobia, Pasien dengan stimulator saraf Vagus, Implan
Cardioverters- Defibrillators (ICD), implan koklea, stimulator otak
dalam dll dikeluarkan dari penelitian ini
 Semua informasi dicatat dalam proforma pra-terstruktur dan
dianalisis dengan analisis statistik yang sesuai
 Analisis stastikal dilakukan dan data dinyatakan sebagai mean ± SD
HASIL
Next..

Gambar 1. Representasi grafik dari gejala pasien


Next..

Gambar 1. Gambar IVU menunjukkan ekskresi kontras yang tertunda di sisi


kiri karena hidronefrosis
TABEL 2. Sensitivitas dan spesifisitas modalitas berbeda terhadap MRU. Untuk
mendiagnosis PUJ utama obstruksi sensitivitas dan spesifisitas modalitas yang berbeda
terhadap MRU
GAMBAR 2 . Sensitivitas dan spesifisitas modalitas berbeda terhadap MRU
Gambar 2. CEMR menunjukkan dilatasi pelvis ginjal kiri sekunder untuk PUJO
 Pada operasi ditemukan 2 pasien yang memiliki pembuluh darah
abnormal sebagai penyebab obstruksi
 Pembedahan merupakan Gold standard untuk mengkonfirmasi adanya
obstruksi PUJ
 Rata-rata tinggal di RS sekitar 7 hari (mulai 4- 11 hari )
 Semua pasien di pasang kateter sebelum operasi dan kateter dilepas
pada 3-6hari (rata-rata = 3,2 hari )
 Rata-rata waktu untuk melepas drainase 5,7 hari.
 4 dari pasien mengalami SSI sementara 3 berkembang menjadi
kebocoran anstamotic yang di kelola non- operatif. Semua pasien
difollow up selama 3 bulan
Gambar 3. Gambar MRU T1-weighted menunjukkan dilatasi pelvis
ginjal kiri karena PUJO
Gambar 4. CEMR menunjukkan dupleks PCS kanan dan ureter proksimal.
DISKUSI
 IVU berguna untuk diagnosis morfologis. MRU kontras menghasilkan
gambar resolusi tinggi yang dihasilkan dari akumulasi bahan kontras
terang dalam collecting sistem dan ureter
 MRU sangat akurat dalam mendiagnosis tingkat dan penyebab obstruksi,
terutama jika obstruksi bukan disebabkan oleh kalkuli, tetapi tidak dapat
memberikan informasi tentang fungsi ginjal
 Oleh karena itu, Gd-MRI dikembangkan untuk menyediakan data
fungsional di mana gambar serial kontras ditingkatkan digunakan untuk
menghitung klirens ginjal
 Akurasi yang tinggi memperkirakan pembersihan ginjal dan diagnosis
obstruksi oleh MRI
 Gd-DTPA adalah indikator yang sangat baik dari fungsi ginjal, karena
itu secara bebas disaring melalui glomeruli dan tidak diserap atau
disekresikan oleh tubulus ginjal
 Penelitian in berjudul “Perbandingan Pencitraan Resonansi Magnetik
(MRI) dengan Pyelography Intravena dalam evaluasi pasien dengan
hidronefrosis pada Ultrasonografi” di departemen Urologi dan
Radiodiagnosis
 Dalam penelitian ini sensitivitas IVP adalah 86,5% sedangkan MRU
adalah 91,2% masing-masing yang setara dengan penelitian lain
(Katzberg RW, Buonocore MH, Ivanovic M et al)
 Mesin MRI tidak tersedia di mana-mana karena harganya mahal.
Waktu proses post-image yang lama dan kebutuhan ahli radiologi
yang berpengalaman untuk menginterpretasikan gambar
Tabel 3 . Parameter Ginjal pada MRU. Semua pasien menjadi sasaran Magnetic Resonance
Urography (MRU) setelah informed consent dari Pasien. Semua unit ginjal diperiksa dalam posisi
normal
Tabel 4 . Kepekaan modalitas yang berbeda terhadap operasi. Mengambil operasi
sebagai standar emas untuk mengkonfirmasikan adanya Obstruksi PUJ
KESIMPULAN
1. Gd-MRU memberikan informasi anatomi dan fungsional yang unggul
tentang unit renoureteral dibandingkan dengan IVP.
2. MRU adalah penyelidikan pilihan pada pasien yang berisiko
terpapar radiasi dan alergi terhadap bahan kontras iodinasi.
3. Gd-MRU dapat dianggap sebagai alternatif yang lebih baik seperti
IVU untuk memperkirakan fungsi ginjal diferensial dan diagnosis
obstruksi.
4. MRI merupakan alternatif yang baik dan berharga untuk IVP dalam
evaluasi preoperasi pasien dengan PUJO

You might also like