Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Dr. Niputu Sudiadnyani
FK UNIV Malahayati
GAMETOGENESIS
• Gametogenesis adalah konversi sel-sel benih menjadi gamet pria dan gamet
wanita
• sel benih pria maupun wanita mengalami sejumlah perubahan yang
melibatkan kromosom maupun sitoplasma, dengan tujuan:
– Mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid 46 (pada sel somatik)
menjadi jumlah haploid 23 (pada gamet).
– Mengubah bentuk sel-sel benih sebagai persiapan untuk pembuahan.
Gametogenesis 2
GAMETOGENESIS – Lanjutan 2
Gametogenesis 3
Kromosom Selama Pembelahan Mitosis
Gametogenesis 7
Tahap-tahap pembelahan mitosis
• Profase
Gametogenesis 8
Tahap-tahap pembelahan mitosis – Lanjutan 2
• Metafase
Kromosom berderet pada bidang khatulistiwa dan bentuk rangkapnya jelas
terlihat.
Masing-masing dihubungkan oleh mikrotubulus (gelendong mitosis) yang
keluar dari sentromer ke sentriol.
• Anafase
Sentromer pada setiap kromosom membelah, yang diikuti dengan migrasi
kromatid ke kutub-kutub gelendong.
Gametogenesis 9
Tahap-tahap pembelahan mitosis – Lanjutan 3
• Telofase
kromosom mengendorkan gelungannya dan menjadi panjang,
selubung inti terbentuk kembali, dan terjadi pembagian sitoplasma.
Setiap sel anak menerima separuh dari semua materi kromosom yang telah
berlipat dua tersebut mempertahankan jumlah kromosom yang sama
seperti sel induknya.
Gametogenesis 10
Gambar 1.1. Gambaran skematik dari pelbagai tingkatan pembelahan mitosis. Dalam
profase kromosom tampak sebagai benang yang tipis. Kromatid rangkap menjadi tampak
jelas sebagai satuan tersendiri pada tahap prometafase. Selama pembelahan anggota-
anggota dari pasangan kromosom tidak pernah bergabung. Biru, kromosom dari ayah;
merah, kromosom dari pihak ibu.
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama
Gametogenesis 12
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama – Lanjutan 2
Gametogenesis 13
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama – Lanjutan 3
Gametogenesis 14
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Pertama – Lanjutan 4
• Pada saat yang sama, pemisahan terus berlangsung, dan kedua anggota dari
setiap pasangan tersebut mengarah ke kumparan.
• Pada tahap-tahap selanjutnya setiap anggota tersebut bergerak menuju ke
kutub sel yang berlawanan.
• Pembelahan pertama selesai, setiap sel anak mengandung satu anggota dari
tiap-tiap pasangan kromosom (memiliki 23 kromosom bersusun ganda).
• Jumlah DNA pada setiap sel anak = jumlah DNA pada sel somatik normal.
Gametogenesis 15
Gambar 1.2. Gambaran skematik pembelahan mitosis pertama dan kedua. A. Kromosom-kromosom homolog saling mendekat
satu sama lain. B. Kromosom-kromosom homolog berpasangan, dan setiap anggota pasangan tersebut terdiri atas dua
kromatid. C. Kromosom-kromosom homolog yang berpasangan erat tersebut saling menukarkan fragmen-fragmen kromatid
(tukar silang). Perhatikan kiasma. D. Kromosom yang bersusun rangkap saling menjauhi. E. Anafase pada pembelahan
meiosis pertama. F dan G. Selama pembelahan meiosis yang kedua, kromosom-kromosom yang bersusun rangkap putus
pada sentromernya. Pada akhir pembelahan, kromosom di dalam tiap-tiap sel anak berbeda satu sama lain
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Ke-2
• Berbeda dengan pembelahan meiosis pertama, tidak terjadi sintesis
DNA pada tahap pembelahan selanjutnya.
• Dengan demikian, 23 kromosom bersusun ganda tersebut
membelah pada sentromer sehingga sel anak yang baru terbentuk
menerima 23 kromosom tunggal.
• Jumlah DNA pada sel yang baru adalah setengah jumlah DNA sel
somatik normal.
Gametogenesis 17
Kromosom Selama Pembelahan Meiosis Ke-2 – Lanjutan 2
Gametogenesis 18
Pembelahan Meiosis Ke-2 – Lanjutan 3
• Sebuah oosit primer akan menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing
mempunyai kromosom 22 + 1 X.
– Satu di antara keempat sel tersebut berkembang menjadi oosit matang; ketiga sel
lainnya, badan-badan kutub (polar bodies), hampir tidak mendapatkan sitoplasma
dan mengalami degenerasi dalam perkembangan selanjutnya.
• Spermatosit primer menghasilkan empat sel anak; dua sel anak mempunyai kromosom
22 + 1 X dan dua dengan kromosom 22 + 1 Y.
– Keempat sel anak ini berkembang menjadi gamet matang.
Gametogenesis 19
Gambar 1.3. Gambaran skematik yang memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
sewaktu pembelahan pematangan pertama dan kedua. A. Sel benih primitif wanita (oosit
primer) hanya menghasilkan 1 gamet matang, oosit matang. B. Sel benih primitif pria
menghasilkan 4 spermatid, yang semuanya berkembang menjadi spermatozoa.
Gametogenesis 20
Korelasi Klinik
• Pada pembelahan meiosis pertama kadangkala pemisahan tidak terjadi
(nondisjunction), dan kedua anggota pasangan tersebut sama-sama
menuju ke satu sel: satu sel menerima 24 kromosom, dan yang lain
menerima 22, bukannya menerima 23 kromosom seperti biasanya.
• Jika satu gamet yang memiliki 23 kromosom bersatu dengan gamet yang
mempunyai 24 atau 22 kromosom, hasilnya adalah seorang individu yang
mempunyai 47 kromosom (trisomi) atau 45 kromosom (monosomi).
• Nondisjunction bisa terjadi pada pembelahan meiosis sel benih pertama atau
kedua dan bisa mengenai kromosom yang manapun.
Gametogenesis 21
Korelasi Klinik – Lanjutan 2
Gametogenesis 22
Korelasi Klinik – Lanjutan 3
Gametogenesis 23
Korelasi Klinik – Lanjutan 4
Gametogenesis 24
TRISOMI 21/SINDROM
DOWN
Gambar 1.4. Gambar skematik yang pembelahan meiosis normal (A). Nondisjunction pada
pembelahan meiosis pertama (B). Nondisjunction pada pembelahan meiosis kedua (C).
26
Mutiara
Gambar Budi
1.5. Azharseseorang penderita
Kariotip Gametogenesis
trisomi 21 (panah), sindrom Down. 27
Korelasi Klinik – Lanjutan 5
Gametogenesis 28
Korelasi Klinik – Lanjutan 6
Gametogenesis 45
Pematangan Pranatal – Lanjutan 2
Gametogenesis 46
Pematangan Pranatal – Lanjutan 3
• Menjelang bulan ke-7, sebagian besar oogonia berdegenerasi, kecuali beberapa yang
letaknya dekat dengan permukaan.
– Semua oosit primer yang masih bertahan hidup sudah memasuki pembelahan
meiosis pertama, dan kini sebagian besar di antaranya dikelilingi oleh selapis sel
epitel gepeng.
• Sebuah oosit primer, bersama dengan sel epitel gepeng yang mengelilinginya, dikenal
sebagai folikel primordial.
Gametogenesis 47
Gambar 1.8. Diferensiasi sel benih primordial menjadi oogonia mulai segera setelah mereka
tiba di ovarium. Menjelang bulan ke-3 masa perkembangan, beberapa oogonia menjadi oosit
primer yang masuk ke profase pembelahan meiosis pertama. Tahap profase ini dapat
berlangsung selama 40 tahun atau lebih dan baru akan selesai bila sel tersebut memulai
tahap pematangan akhirnya. Selama tahap profase ini, ia mengandung 46 kromosom
bersusun ganda.
Gametogenesis 48
Oogenesis
Pematangan Pascanatal
• Menjelang saat kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase
pembelahan meiosis pertama tahap diploten.
• Oosit primer tetap berada dalam tahap profase dan tidak menyelesaikan
pembelahan meiosis pertamanya sebelum mencapai masa pubertas
disebabkan oleh zat penghambat pematangan oosit (PPO) yang dikeluarkan
oleh sel folikuler.
Gametogenesis 49
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 2
Gametogenesis 50
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 3
Gametogenesis 51
Gambar 1.10. A. Gambaran skematis folikel primordial, terdiri atas satu oosit primer yang
dikelilingi selapis sel epitel gepeng. B. Dengan makin berlanjutnya pematangan folikel, sel
folikuler menjadi kuboid. Pada saat ini sel folikuler mulai mengeluarkan getah yang
membentuk zona pelusida, yang nampak sebagai permukaan yang tidak rata pada
permukaan oosit. C. Dalam proses pematangan selanjutnya, sel folikuler membentuk lapisan
bertingkat sel granulose di sekitar oosit, sehingga mengubah bentuk folikel primordial menjadi
folikel primer, dan zona pelusida menjadi berbatas jelas.
Gametogenesis 52
Gambar 1.11. Gambaran skematis folikel yang sedang tumbuh menjadi matang. A. Oosit
yang dikelilingi oleh zona pelusida, terletak di tepi; antrum folikuli terbentuk karena
penggabungan ruang-ruang antar sel. Perhatikan susunan sel teka interna dan teka
eksterna. B. Folikel vesikuler atau folikel Graaf matang. Antrum sudah sangat besar, berisi
cairan folikel, dan dikelilingi lapisan sel granulose bertingkat. Oosit terbenam di dalam
sekelompok sel granulosa, yang dikenal sebagai kumulus ooforus.
Gametogenesis 53
Gambar 1.12. Pematangan oosit. A. Oosit primer yang memperlihatkan kumparan pada
pembelahan meiosis pertama. B. Oosit sekunder dan badan kutub pertama. Perhatikan
bahwa membrane inti tidak ada. C. Oosit sekunder yang memperlihatkan kumparan pada
pembelahan meiosis kedua. Badan kutub pertama juga sedang membelah.
Gametogenesis 54
A human ovum
Gametogenesis 55
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 3
Gametogenesis 56
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 4
• Juga, tonjol-tonjol kecil sel folikuler yang menyerupai jari-jari menjulur melintasi zona
pelusida, saling terjalin dengan mikrovili plasma oosit tersebut dan diperkirakan
penting untuk pengangkutan zat-zat dari sel folikuler menuju ke oosit.
• Perkembangan berlanjut terus, ruang-ruang yang terisi cairan tampak di antara sel-sel
granulosa, dan ruang-ruang ini saling bergabung, disebut antrum, dan folikel ini
disebut folikel sekunder.
• Antrum berbentuk bulan sabit pada mulanya dan makin lama makin membesar.
– Sel granulosa di sekitar oosit tetap utuh dan membentuk kumulus ooforus.
Gametogenesis 57
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 5
Gametogenesis 58
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 6
Gametogenesis 59
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 7
Gametogenesis 60
Pematangan Pascanatal – Lanjutan 8
Gametogenesis 61
Spermatogenesis
• Spermatogenesis adalah semua peristiwa yang berlangsung pada saat perkembangan
spermatogonia menjadi spermatozoa.
• Pada pria, diferensiasi sel benih primordial dimulai pada masa pubertas (pada wanita,
proses ini mulai in utero pada bulan ke-3 perkembangan).
• Pada saat lahir, sel benih pada laki-laki merupakan sel yang besar, pucat, dikelilingi sel
penunjang di dalam tali benih testis.
• Sel penunjang ini berasal dari epitel permukaan kelenjar testis seperti sel folikuler dan
menjadi sel sustentakuler atau sel sertoli.
• Sesaat sebelum masa pubertas, tali benih menjadi berongga dan menjadi tubuli
seminiferi (tunggal: tubulus seminiferus)
spermatogenesis 62
Gambar 1.13. A. Potongan melintang melalui tali benih primitif pada seorang neonatus laki-
laki, yang memperlihatkan sel-sel benih primordial dan sel penunjang. B dan C. Dua segmen
tubuli seminiferi pada potongan melintang. Perhatikan berbagai tingkatan dalam
spermatogenesis.
spermatogenesis 63
Spermatogenesis – Lanjutan 3
• Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia, yang terdiri dari dua jenis:
– spermatogonia jenis A, yang membelah secara mitosis untuk terus-menerus
menyediakan sel induk,
beberapa sel jenis A meninggalkan populasi sel induk dan berkembang menjadi
generasi spermatogonia berikutnya, yang lebih terdiferensiasi daripada
generasi sebelumnya;
– spermatogonia jenis B, yang selanjutnya mengalami mitosis, sehingga
terbentuklah spermatosit primer.
spermatogenesis 64
Spermatogenesis – Lanjutan 4
spermatogenesis 65
Spermatogenesis – Lanjutan 5
spermatogenesis 66
Spermatogenesis – Lanjutan 6
spermatogenesis 67
Gambar 1.14. Menggambarkan ilustrasi asal klon sel-sel benih pria. Hanya spermatogonia
jenis A yang paling primitif yang mengalami sitokenesis mengisi kembali populasi sel induk.
Begitu sel jenis A meninggalkan populasi sel induk, sel-sel dalam setiap pembelahan
berikutnya dihubungkan oleh jembatan sitoplasma sampai masing-masing sperma
dipisahkan dari badan sisa. Sebenarnya, jumah sel-sel yang saling dihubungkan ini jauh
lebih besar daripada yang digambarkan di dalam gambar ini. 68
Gambar 1.15. Gambaran skematik spermatogenesis pada manusia.
spermatogenesis 69
Spermiogenesis
• Serangkaian perubahan yang menimbulkan transformasi spermatid menjadi
spermatozoa.
• Perubahan ini adalah:
– pembentukan akrosom, yang menutupi lebih dari setengah permukaan
inti;
– kondensasi inti;
– pembentukan leher, bagian tengah, dan ekor; dan
– peluruhan sebagian besar sitoplasma.
spermatogenesis 70
Spermiogenesis – Lanjutan 2
spermatogenesis 71
Gambar 1.16. Gambar-gambar skematik yang memperlihatkan tahap-tahap penting dalam
transformasi spermatid manusia menjadi spermatozoon.
72
A mature human Spermatozoon
73
Gambar 1.17. Pembesaran tinggi sebuah sel Sertoli, yang memperlihatkan hubungannya
dengan sel-sel benih. Spematosit dan spermtid dini menduduki lekukan-lekukan di aspek
basal sel Sertoli, sementara spermatid tua terletak di lekuk-lekuk dalam di dekat apeks.
74
Kaitan Klinis
• Pada manusia dan pada kebanyakan mamalia, satu folikel ovarium kadangkala
mengandung dua atau tiga oosit primer yang jelas-jelas berlainan.
– Biasanya oosit-oosit ini mengalami degenerasi sebelum menjadi matang atau bisa
juga menghasilkan kembar dua/tiga.
• Pada kasus yang jarang, satu oosit primer mengandung dua atau bahkan tiga nuklei.
– Tetapi oosit berinti dua atau tiga semacam itu, mati sebelum mencapai kematangan.
75
Kaitan Klinis – Lanjutan 2
76
Gambar 1.18. Gambar-gambar sel benih abnormal pada wanita dan pria. A. Folikel
primordial dengan dua oosit. B. Oosit berinti tiga. C. Berbagai jenis spermatozoa abnormal.
77
terjadi cleavage dan blastogenesis
blastocyst mulai implantasi pd hari ke 6 phase sekresi
hcG yang diproduksi syncitiotrophoblast mempengaruhi
corpus
luteum mensekresi estrogen dan progesteron
phase sekresi berlanjut dan menstruasi tidak terjadi
Merangsang oocyt sekunder menyelesaikan meiosis kedua
Mengembalikan jumlah chromosome menjadi diploid ( 46 )
dalam zygote
Terjadi variasi species karena campuran choromosom
Penentuan sex choromosome
aktifasi metabolik dari oocyt dan dimulainya cleavage
Formation of Bilaminar Embryonic
Disc and Chorionic Sac
The Second Week