You are on page 1of 105

“MATA MERAH VISUS TETAP”

Pembimbing:
Dr. Rani Himayani, Sp.M

Oleh:
Ahmad Farishal, S.Ked (141), Intan Siti Hulaima, S.Ked,
Rosy Indah Pratama, S.Ked, Victoria Hawarima S.Ked
MATA MERAH

INJEKSI
INJEKSI SILIAR
KONJUNGTIVA
MATA MERAH

Pada konjungtiva terdapat pembuluh darah :


 Arteri konjungtiva posterior yang memperdarahi
konjungtiva bulbi
 Arteri siliar anterior atau episklera yang
memberikan cabang:
-arteri episklera masuk ke dalam bola mata dan
dengan arteri siliar posterior longus bergabung
membentuk arteri sirkular mayor atau
pleksus siliar, yang akan memperdarahi kornea
-arteri perikornea, yang memperdarahi kornea
-arteri episklera yang terletak di atas sklera,
merupakan bagian arteri siliar anterior yang
memberikan perdarahan ke dalam bola mata
Mata merah dapat diakibatkan pelebaran pembuluh darah,
dapat juga akibat pecahnya salah satu dari pembuluh darah
dan darah tertimbun di bawah jaringan konjungtiva
INJEKSI PEMBULUH DARAH
No Injeksi konjungtiva Injeksi Injeksi epikorneal
siliar/perikorneal
1 Asal a. konjungtiva a. siliar a. siliar longus
posterior
2 Memperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen Intraokuler
anterior
3 Lokalisasi Konjungtiva Dasar konjungtiva Episklera
4 Warna Merah Ungu Merah gelap
5 Arah aliran Ke perifer Ke sentral Ke sentral
6 Konjungtiva digerakkan Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak ikut bergerak
7 Dengan efinefrin 1:1000 Menciut Tidak menciut Tidak menciut
8 Penyakit Konjungtiva (akibat Kornea (tukak kornea, Glaukoma,
mekanis, alergi, benda asing) iris, endoftalmitis,
ataupun infeksi) glaukoma panoftalmitis
9 Sekret + - -
10 Penglihatan Normal Menurun Sangat turun
11 Fotofobia - +
Injeksi konjungtiva Injeksi siliar
MATA MERAH VISUS NORMAL DAN
TIDAK KOTOR

Hematoma Episkleritis-
Pterigium Pinguekula subkonjungtiva skleritis
PTERIGIUM
• Pertumbuhan biasa • Mata iritatif
terletak pada celah • Mata merah
• Pertumbuhan kelopak bagian nasal • Iritasi kronis : cahaya • Dapat menimbulkan
fibrovaskular atau temporal matahari, debu, udara astigmat
konjungtiva yang konjungtiva yang panas dan kering, • Pterigium dapat
bersifat degeneratif meluas ke kornea lingkungan yang disertai keratitis
dan invasif • Berbentuk seperti berangin disertai debu pungtata dan dellen
daging bentuk segitiga, maupun pasir dan iron line yang
dan umumnya terletak diujung
bilateral disisi nasal pterigium
Definisi Etiologi

Predileksi Keluhan

Diagnosis banding : Pseudopterigium, pannus, kista dermoid


TATALAKSANA PTERIGIUM

Lindungi mata dari


penyebab (sinar matahari,
Sikap konservatif debu, udara kering)

• Steroid/tetes mata dekongestan jika meradang


• Bila terdapat dellen (lekukan kornea) beri tetes mata
Medikamentosa bentuk salep

• Bila telah mengganggu penglihatan


Pembedahan • Bila pterigium membesar dan meluas sampai ke daerah
pupil, lesi harus diangkat secara bedah bersama sebagian
kecil kornea jernih superfisial di luar daerah perluasan
PSEUDOPTERIGIUM

Perbedaan dengan
Definisi Predileksi
pterigium
• Perlekatan konjungtiva • Sering terjadi pada • Letaknya tidak harus
dengan kornea yang proses penyembuhan pada celah
cacat tukak kornea kelopak/fisura palpebra
• Letak pada daerah • Pada anamnesis
konjungtiva yang didapatkan riwayat
terdekat dengan proses kelainan kornea
kornea sebelumnya sebelumnya (tukak
kornea)
PERBEDAAN PTERIGIUM DAN PSEUDOPTERIGIUM
PINGUEKULA

Benjolan pada Letak bercak pada Biasanya pada mata

Predileksi dan

Etiologi
Definisi

prevalensi
konjungtiva, yang celah kelopak mata yang sering mendapat
merupakan degenerasi terutama bagian nasal. rangsangan sinar
hialin jaringan Keadaan ini tampak matahari, debu, dan
submukosa sebagai nodul kuning angin panas
kongjungtiva. Pembuluh pada kedua sisi kornea
darah tidak masuk ke
dalam pinguekula tetapi
bila iritasi, sekitar Sangat sering terjadi
bercak akan tampak pada orang dewasa
pelebaran pembuluh
darah
TATALAKSANA PINGUEKULA

 Pada umumnya tidak diperlukan terapi


 Pada kasus pinguekulitis dapat diberi steroid topikal lemah (prednisolon 0,12%) atau obat antiinflamasi non steroid
topikal
HEMATOMA SUBKONJUNGTIVA

• Dapat terjadi pada keadaan


dimana pembuluh darah rapuh
(umur, hipertensi, ateriosklerosis,
konjungtivitis hemoragik, anemia,
pemakaian antikoagulan dan
batuk rajan)

• Dapat terjadi akibat trauma


langsung atau tidak langsung

Gejala berupa warna merah pada konjungtiva, warna merah Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan
akan berubah menjadi hitam setelah beberapa lama diserap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu
EPISKLERITIS

Definisi
Reaksi radang jaringan ikat Reaksi hipersensitivitas
vaskular yang terletak antara terhadap penyakit sistemik
konjungtiva dan permukaan seperti tuberkulosis,
sklera reumatoid artritis, SLE

Umumnya mengenai satu Reaksi toksik, alergik, atau


mata dan terutama bagian dari infeksi
perempuan usia pertengahan
dengan bawaan penyakit
reumatik Dapat terjadi spontan dan
idiopatik

Etiologi
EPISKLERITIS

Mata terasa
kering Pemeriksaan :
• Bentuk radang : benjolan setempat
dengan batas tegas dan warna merah
ungu dibawah konjungtiva. Bila benjolan
Mata Konjungtiva ditekan pada kelopak atas benjolan akan
kemerahan kemotik memberikan rasa sakit yang menjalar
sekitar mata
Gejala • Injeksi episklera, bisa nodular, sektoral,
atau difus
• Tidak ada injeksi konjungtiva palpebraris
ataupun sekret (menyingkirkan diagnosis
konjungtivitis)
Rasa sakit Rasa
ringan mengganjal
TATALAKSANA EPISKLERITIS

 Kelainan bersifat jinak, bisa sembuh sendiri dalam 1-2 minggu


 Vasokontriktor
 Pada keadaan berat diberikan kortikosteroid tetes mata, sistemik atau salisilat
 Episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif ynag dapat menyerang tempat yang sama atau berbeda
dengan lama sakit umumnya berlangsung 4-5 minggu
SKLERITIS

Definisi
Suatu kelainan yang ditandai Lebih sering disebabkan penyakit
dengan infiltrasi seluler, destruksi jaringan ikat, pasca herpes, sifilis,
kolagen, dan remodelling vaskular dan gout.

Biasanya terjadi bilateral Kadang disebabkan tuberkulosis,


Wanita lebih banyak terkena bakteri (pseudomonas),
(dekade kelima dan keenam sarkoidosis, hipertensi, benda asing,
kehidupan) dan pasca bedah.

Skleritis anterior difus dan nodular,


serta skleritis posterior

Etiologi
SKLERITIS
Tanda klinis utama: bola mata berwarna ungu gelap akibat dilatasi
pleksus vaskular profunda di sklera dan episklera

Sakit berat menyebar


Mata merah berair Fotofobia
ke dahi, alis, dan dagu

Nyeri bersifat berat,


Penglihatan menurun
konstan, dan tumpul
TATALAKSANA SKLERITIS

 Terapi awal : obat antiinflamasi non steroid sistemik


 Obat pilihan : indometasin 75 mg/hari atau ibuprofen 600mg/hari
 Bila tidak respon dalam 1-2 minggu atau bila penyumbatan maupun ketiadaan perfusi pembuluh besar di substansia
propia atau episkleral yang tampak : prednisolon 0,5-1,5 mg/kg/hari
 Terapi topikal dapat menjadi tambahan terapi sistemik

Penyulit : Keratitis perifer, glaukoma, granuloma subretina, uveitis, ablasi retina eksudatif, proptosis, katarak,
hipermetropi
Anatomi
Klasifikasi Konjungtivitis menurut American Optotric
Association
Konjungtivitis Alergika
 Keratokonjungtivitis atopic
 Konjungtivitis alergika simple
 Konjungtivitis Musiman
 Konjungtivitis vernal
 Giant Papillary Conjungtivitis

 Konjungtivitis Bakterialis
 Konjungtivitis bakterial hiperakut
 Konjuntivitis bakterial akut

 Konjungtivitis bakterial kronik


Klasifikasi Konjungtivitis menurut American Optotric
Association

 Konjungtivitis Viral
Konjungtivitis adenoviral
Konjungtivitis hepertika

 Konjungtivitis Klamidial
Klasifikasi Konjungtivitis menurut American Optotric
Association
 Bentuk konjungtivitis lain
 Konjungtivitis terkait lensa kontak
 Konjungtivits mekanik
 Konjungtivitis traumatika
 Konjungtivitis toxic
 Konjungtivitis neonatal
 Sindrom oculoglandular Parinaud
 Konjuntivitis Phlyctenular
 Konjungtivitis sekunder
Mata kotor atau sekret
Mata Konjungtivitis
Merah Konjungtivitis bakteri
Dengan Konjungtivitis bakteri akut

Penglihatan Konjungtivitis gonore

Normal dan Oftalmia neonatorum


Konjungtivitis angular
Kotor atau Konjungtivitis mukopurulen
Sekret Konjungtivitis virus akut
Demam faringokunjungtiva
Keratokonjungtiva epidemi
Konjungtivitis herpetik
Konjungtivitis varisela zooster
Konjungtivitis inklusi
Konjungtivitis new castle
Konjungtivitis hemoragik epidemik akut
Sekret

• Produk kelenjar
• Pada konjungtiva bulbi dihasilkan oleh sel goblet
radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak
Konjungtivitis dan bola mata, akut maupun kronis.

Etiologi
• Bakteri, klamidia, alergi, viral toksik,
berkaitan denganpenyakit sistemik.

• Hiperemi konungtiva bulbi (injeksi


konjungtiva)
• Lakrimasi
• Eksudat dengans ekret yang lebih nyata di
pagi hari
• Pseudoptosis akibat kelompak
Gambaran membengkak
Klinis • Kemosis
• Hipertrofi papil
• Folikel
• Membran
• Pseudomembran granulasi
• Flikten
• Mata terasa seperti ada benda asing
Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis gonorrhea
Konjungtivitis bakteri akut
• oleh infeksi gonokok, • Oleh infeksi Streptokokus, • radang konjungtiva akut
meningokok, Corynebacterium dan hebat yang disertai
staphylococcus aureus, diphterica, pseudmonas, dengan secret purulen,
Streptococcus neisseria dan hemophilus. memberikan secret
pneumoniae, haemophilus purulen padat dengan
influenza, Escherichia coli, • Gejala : + papil dengan masa inkuasi antara 12
Neisseria gonorrhea, kornea yang jernih jam hingga 5 hari, disertai
Corynebacterium perdarahan
diphtheria. subkonjungtiva dan
• Pengobatan : antibiotik konjungtivitis kemotik.
• Gejala : sekret tunggal :gentamicin,
mukopurulen dan purulen, kloramfenicol, eritromisin,
sulfa dll (3-5 hari) • Pada orang dewasa
kemosis konjungtiva, terdapat tiga stadium
edema kelopak, kadang
• 1)Penyakit infiltrative
disertai keratitis dan
blevaritis • 2)Supuratif
• 3)Penyembuhan
• 1)Konjungtivitis akut
(sembuh + 14 hari)
Stadium
kelopak dan konjungtiva yang kaku supuratif
dan disertai rasa sakit pada secret yang kental.
perabaan.

Kelopak mata membengkak dan


kaku sehingga sukar dibuka. Pada bayi biasanya mengenai
kedua mata dengan sekret kuning
kental.
pseudomembran pada
konjungtiva tarsal superior sedang
konjungtiva bulbi merah, kemotik
dan menebal. Kadang-kadang bila sangat dini
secret dapat seraus yang
kemudian menjadi kental dan
Pada orang dewasa selaput purulen.
konjungtiva lebih bengkak dan
lebih menonjol
Berbeda dengan oftalmia
neonatorum, pada orang dewasa
Perasaan sakit pada mata yang secret tidak kental sekali.
dapat disertai dengan tanda-tanda
infeksi umum.

Stadium
infiltratif Berlangsung selama 6 minggu
Diagnosis dan pengobatan konjungtivitis gonore

Pengobatan segera dimulai bila terlihat Pengobatan dengan penisilin salep dan
Pemeriksaan secret dengan pewarnaan
pada pewarna gram positif diplokok batang suntikan (pasien rawat), pada bayi
metilen biru ->terlihat diplokok didalam sel
intraseluler dan sangat dicurigai diberikan 50.000 iu/kgBB selama 7 hari dan
leukosit.
konjungtivitas gonore. klorampenikol tetes mata (0,5-1,0%).

Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air


bersih (direbus) atau dengan garam fisiologik setiap
¼ jam. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam.
Antibiotika sistemik diberikan sesuai
Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk
dengan pengobatan gonokok.
larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1
menit sampai 30 menit. Disusul pemberian salep
penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
Konjungtivitis angular

Konjungtivitis mukopurulen
Oftalmia neonatorum • Konjungtivitis neonatorum • Didaerah kantus palpebra, • Gejala umum kataral mukoid
didapat ketika bayi melewati disertai ekskoriasi kulit • Etiologi S. pneumonia atau
jalan lahir, dan organisme disekitar daerah emradang. basil Koch Weeks
penyebabnya adalah bakteri • Etiologi : basil Moraxella • Gejala : konjungtiva sekret
yang biasanya ditemukan axenfeld mukopurulen mengakibatkan
di vagina • Gejala : skeret mukopurulen, deua kelopak mata melekat
• Yang paling sering mata sering berkedip, terutama bangun pagi, halo,
menyebabkan konjungtivitis • Pengobatan : tetrasiklin atau • Gejala terberat hari ke 3, bisa
neonatorum absitrasin atau dapat kronis dan terjadi ulkus lataral
adalah Chlamydia. Bakteri diberikan sulfs zink mencegah marginal pad akornea atau
lainnya adalah Streptococcus proteolisis keratitis superfisial.
pneumoniae, Hemophilus
influenzae dan Neisseria
gonorrhoeae (bakteri
penyebab gonore).
• Virus juga bisa menyebabkan
konjungtivitis neonatorum,
yang paling sering adalah
virus herpes simpleks.
Demam faringokunjungtiva Konjungtivitis virus akut

Keratokonjungtiva epidemi

Konjungtivitis varisela zooster


Konjungtivitis herpetik
• Etiologi : infeksi virus • Etilogi adenovirus • Manifestasi primer • Disebut juga shingle,
biasanya adenovirus tipe 8, 19, 29, 37 herpes berlangsun posterior
tipe 3,4 dan 7, masa inkubasi 8-9 hari. 2-3 minggu ganglioNitis akut
inkubasi 5-12 hari • Umumnya bilateral • Gejala : infeksi • Khas pad a> 50
• Gejala : demam, • Gejala : injeksi unilateral, iritasi, tahun
mata sekret berair konjungtiva, mata sekret mukosa, nyeri, • Gejala : hiperemia,
dan sedikit, ebrair, perdarahan fotofobia ringan vseikel,
faringitis, folikel subkonjugntiva, • Vesikel muncul pseudomembran,
pada konjungtiva folikel terutama dipalpebra atau papil, pembesaran
mengenai satu ada konjugntiva bawah, tepinya disertai kelenjar,
kedua mata, kadang etrdapat edema, pembesaran • Selain pengobatan
hiperemia pseudomembran. kelenjar preaurikular umum dapat
konjungtiva, kelpoak • Gejala menurun 5-17 + nyeri tekan. diberikan salep
bengkak dgn hari. tetrasiklin. Steroid
pseudomembran dex 1%a apabila ada
• Pengobatan : episkleritis.
suportif
Konjungtivitis inklusi

Konjungtivitis new castle

Konjungtivitis hemoragik epidemik akut


• Penyakit okulogenital • Karena virus new castle • Disertai dengan
karena infeksi klamidia • Gejala sama degan perdarahan konjungtiva
• Masa inkubasi 5-10 hari, demam • Masa inkubasi 24-48
pada bayi terjaid setelah faringokonungtiva jamtanda-tanda kedua
lahir • Sembuh dalam waktu 1 mata iritatif, sakit
• Gejala : konjungtivitis minggu periorbita, edema
mukopurulen pada bayi. • Pada mata : edema kelopak,, kemosis, sekret
• Pada dewasa : palpebra ringan, kemosis seromukos, fotofobia
konjungtiva hiperemik dan sekret yg sedikit, dan lakrimasi.
kemotik, folikel-folikel yang • Pengobatan : antobiotika
pseudomembran, folikel, etrutama pada spektrum luas
hipertrofi papil, konjungtiva tarsal sup et
pembesaran kelenjar inf, ditemukan keratitis,
preurikel. pembesaran KGB tdk
• Pengobatan sistemik nyeri tekan
eritromisin
KONJUNGTIVITIS ALERGI
Peradangan konjungtiva akibat alergi atau reaksi
hipersensitivitas yang mungkin segera (Humoral) atau
tertunda (seluler)
Epidemiologi
 Konjungtivitis alergi dijumpai paling sering di daerah dengan
alergen musiman yang tinggi.
 Daerah tropis dan panas seperti daerah mediteranian, Timur

Tengah, dan Afrika.


 Lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan,

terutamanya usia muda (4-20 tahun).


apabila individu yang sudah tersentisisasi sebelumnya berkontak dengan
antigen yang spesifik

Imunoglobulin E (IgE)

degranulasi sel mast

histamin, triptase, chymase,


faktor-faktor kemotaksis
heparin, chondroitin sulfat,
prostaglandin, thromboxane, and
leukotriene.

permeabilitas vaskular ↑ dan


migrasi sel neutrophil dan
eosinophil
Klasifikasi konjungtivitis alergi

A. Konjungtivitis alergi simplek


B. konjungtivitis vernal
C. konjungtivitis atopik
D. Konjungtivitis Giant Papillarry
KONJUNGTIVITIS ALERGI
SIMPLEK
Biasanya ringan, konjungtivitis alergi non-spesifik ditandai
dengan gatal, hiperemis dan respon papiler ringan. Pada
dasarnya, gejalanya adalah reaksi urtikaria akut atau
subakut
Etiologi
 Konjungtivitis hay fever : + hay fever (rhinitis alergi). Alergen
yang umum diantaranya serbuk sari, rumput dan bulu binatang.
 Seasonal allergic conjunctivitis (SAC). SAC merupakan respon

terhadap alergen musiman seperti serbuk sari. Ini adalah hal


yang sangat umum.
 Perennial allergic conjunctivitis (PAC) merupakan respon alergen
menahun seperti debu rumah dan tungau.
Patologi

 Respon vaskuler
 Respon seluler

 Respon konjungtiva
Gambaran klinis
 Gejala: termasuk intensitas gatal dan rasa terbakar pada mata disertai mata berair
dan fotopobia ringan
 Tanda:
a) Hiperemis dan kemosis yang memberi kesan bengkak pada konjungtiva.
b) Konjungtiva menunjukan reaksi papiler ringan. c). Edema kelopak
Atopic/seasonal allergic conjunctivitis.

Amanda Richards, and Judith A. Guzman-Cottrill Pediatrics in Review


2010;31:196-208

©2010 by American Academy of Pediatrics


Penatalaksanaan

 Non-medikamentosa
eleminasi dan menghindari sumber
allergen
Tatalaksana

Medikamentosa
 Local

- topical antihistamin
- mast-cell stabilizer seperti cromolyn sodium
- topical vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan nafazoline.
- air mata artificial guna untuk dilusi dan irrigasi allergen dan
mediator inflamasi di permukaan ocular.
 Sistemik : antihistamin oral

 Imunoterapi : hiposensitisasi dengan pemberian injeksi ekstrak allergen


KONJUNGTIVITIS VERNAL

konjungtivitas akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai


kedua mata dan bersifat rekuren. Pada mata ditemukan papil
besar dengan permukaan rata pada konjungtiva tarsal, dengan
rasa gatal berat, secret gelatin yang berisi eosinofil atau granula
eosinofil, pada kornea terdapat keratitis, neovaskularisasi, dan
tukak indolen. Inflamasi konjungtiva yang bilateral, interstitial dan
self-limiting
Etiologi

 Reaksi hipersentifitas terhadap beberapa alergen eksogen

 Faktor predisposisi
 Umur 4-20 tahun, lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan.

 Musim. Paling sering pada musim panas sehingga diberi nama “catarrch
musim panas” atau “konjungtivitis musim kemarau”.
 Iklim. Paling sering pada iklim tropis, kurang pada iklim hangat dan sangat
jarang pada iklim yang dingin
Patologi
 Epitel konjungtiva mengalami hiperplasia dan menekan jaringan
subepitel.
 Lapisan adenoid menunjukan infiltrasi seluler yang disebabkan

karena eosinofil, plasma sel, limfosit dan histiosit.


 Lapisan fibrosa mengalami proliferasi dan megalami degernerasi

hialin.
 Pembuluh konjungtiva mengalami proliferasi, peningkatan
permeabilitas dan terjadi vasodilatasi
Gambaran klinis
 Gejala. Catarrch musim panas ditandai dengan rasa terbakar
dan sensai gatal. Fotopobia ringan, mata berair, palpebra
berselaput dan terasa berat
 Tanda

- tipe palpebral
- tipe bulbar/limbal
- Campuran antara tipe palpebral dan tipe bulbar
Kanski and Bowling
Kanski and Bowling
Bulbar pada
Palpebra pada keratokonjungtivitis
keratokonjungtivitis vernal vernal
Penatalaksanaan
Terapi lokalis
Steroid topical

Mast cell stabilizer seperti sodium cromoglycate 2%

Antihistamin topical

Acetyl cysteine 0,5%

Siklosporin topical 1%

Terapi sistemik;
Anti histamine oral untuk mengurangi gatal

Steroid oral untuk kasus berat dan non responsive


Penatalaksanaan

Terapi lain
 injeksi steroid supratarsal atau dieksisi

 Kaca mata gelap untuk fotofobia

 Kompres dingin dapat meringankan gejala

 Pasien dianjurkan pindah ke daerah yang lebih dingin


KONJUNGTIVITIS ATOPIK

Inflamasi konjungtiva bilateral dan juga kelopak


mata yang berhubungan erat dengan dermatitis
atopi
Gejala klinis
Gejala
 Gatal, nyeri dan sensasi kering

 Sekret yang mukoid

 Fotopobia atau pandangan yang kabur.

Tanda.
 Terdapat papil-papil halus pada palpebra dan eritematous

 Konjungtiva tarsal seperti putih susu. Terdapat papil halus, kemerahan dan

jaringan parut.
 Timbul keartitis perifer superfisial yang diikuti dengan vaskularisasi. Pada

kasus berat terjadi seluruh kornea kabur, vaskularisasi dan ketajaman


penglihatan menurun.
Penatalaksanaan
 Atihistamin oral (terfenadine, astemizole,
hydroxyzine)
 Obat-obat antiradang non-steroid (ketorolac
dan iodoxamid)
 Transplantasi kornea
KONGJUNGTIVITIS FLIKTEN
Merupakan konjungtivitis nodular yang disebabkan alergi
terhadap bakteri atau antigen tertentu. Konjungtivitis flikten
disebabkan oleh karena alergi (hipersensitivitas tipe IV)
terhadap tuberkuloprotein, stafilokokus, limfogranuloma
venereal, leismaniasis, infeksi parasit dan infeksi di tempat
lain di dalam tubuh.
SYNDROM STEVEN JOHNSON

Sindrom steven Johnson adalah suatu penyakit eritema


multiform yang berat (mayor). Penyakit ini sering ditemukan
pada orang muda sekitar 35 tahun. Penyebabnya diduga
suatu reaksi alergi pada orang yang mempunyai predisposisi
alergi terhadap obat-obat sulfonamid, barbiturat, salisilat.
Ciri Khas SSJ di Mata

 Pada mata terdapat vaskularisasi kornea, parut konjungtiva,


konjungtiva kering, simblefaron, tukak dan perforasi kornea
dan dapat memberikan penyulit endoftalmitis. Kelainan
mukosa dapat berupa konjungtivitis pseudomembran. Pada
keadaan lanjut dapat terjadi kelainan, yang sangat
menurunkan daya penglihatan.
KONJUNGTIVITIS GIANT
PAPILLARRY

konjungtiva dengan penampakan papil


yang sangat besar.
Etiologi
 Merupakan respon alergi (hipersentifitas tipe lambat) yang
kaya basofil dengan komponen IgE humoral, biasanya
disebabkan karena pemakaian lensa kontak atau mata buatan
dari plastik
Gejala klinis
 Gejala. Seperti gatal, berserabut, membaik dengan
penggantian prostesis mata plastik dengan kaca dan memakai
kaca mata bukan lensa.
 Tanda. hipertrofi papiler (1mm) pada konjungtiva tarsal atas,
mirip seperti pada keratokonjungtivitis vernal yang hiperemi.
Kanski and Bowling

Konjungtivitis Giant Papillarry


Penatalaksanaan

 Menghindari kontak dengan iritan


 Disodium cromoglyn sebagai terapi simptomatik
Prognosis dan Komplikasi
 Pada konjungtivitis giant papillary, iritasi kronis akan
menyebabkan keratitis yaitu inflamasi pada kornea dan dapat
menyebabkan kebutaan permanen karena terjadi ulserasi
pada permukaan kornea.
 Pada keratokonjungtivitis vernal juga dapat menyebabkan
keratitis jika tidak ditatalaksana.
BENDA ASING DI KONGJUNGTIVA
DAN KORNEA

Benda asing yang berada di kongjutiva dan kornea


berpotensi untuk mengiritasi jaringan mata. Gejala khas
mata merah, gatal, nyeri, berair, fotofobia,. Resiko pekerja
las, pemotong kaca, perigerinda, pegahlusan kayu
TRAKOMA
Suatu bentuk konjungtivitis folikular kronik
Disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
Dapat mengenai segala usia, lebih banyak ditemukan pada muda dan
anak-anak
Cara penularan melalui kontak langsung dengan secret penderita
trakoma melalui alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk, alat-
alat kecantikan dan lain-lain
Masa inkubasi ±7 hari (5 sampai 14 hari)
Histopatologik
Pewarnaan Giemsa
Tampak reaksi sel-sel polimorfonuklear, tetapi sel
plasma, sel leber dan sel folikel (limfoblas) dapat juga
ditemukan. Sel leber menyokong suatu diagnosis
trakoma tetapi sel Limfoblas adalah tanda diagnostic
yang penting bagi trakoma. Terdapat badan inklusi
Halber Statter-Prowazeck di dalam sel epitel
konjungtiva yang bersifat basofil berupa granul,
biasanya berbentuk cungkup seakan-akan
menggenggam nucleus. Kadang-kadang ditemukan
lebih dari satu badan inklusi dalam 1 sel
TRAKOMA
Keluhan pasien menyerupai fotofobia, gatal, berair, eksudasi, edema palpebral, kemosis konjungtiva bulbaris, hipertrofi papil

Klasifikasi Mac Callan

Stadium
Insipien
1 Stadium
2 Stadium
3 Stadium
4
Established Parut Sembuh

Terdapat hipertrofi papil Terdapat hipertrofi papilar dan Terdapat parut pada Suatu pembetukan parut yang
dengan folikel yang kecil-kecil folikel yang matang (besar) pada konjungtiva tarsus superior sempurna pada konjungtiva
pada konjungtivas tarsus konjungtiva tarsus superior. yang terlihat sebagai garis putih tarsus superior hingga
superior, yang Pada stadium ini dapat yang halus yang halus sejajar menyebabkan perubahan
memperlihatkan penebalan ditemukan pannus trakoma yang dengan margo palpebral. Parut bentuk pada tarsus yang
dan kongesti pada pembuluh jelas. Terdapat hipertrofi papil dapat menyebabkan
folikel pada limbus kornea
yang berat seolah-olah
darah konjungtiva. Sekret disebut cekungan Herbert. enteropion dan trikiasis.
mengalahkan gambaran folikel
sedikit dan jernih bila tidak Gambaran papil mulai
pada konjungtiva superior.
ada. Kelainan kornea sukar berkurang.
Pannus adalah pembuluh darah
ditemukan. Kadang didaerah limbus atas dengan
neovaskularisasi dan keratitis infiltrat.
epitel ringan.
TRAKOMA

Untuk pengendalian, WHO mengembangkan cara sederhana untuk


penyakit ini yang mencakup tanda-tanda

TF : lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal superior


TI : infiltrasi difus dan hipertrofi papilar konjungtiva tarsal superior
yang sekurang-kurangnya menutupi 50% pembuluh profunda
normal
TS : parut konjungtiva trakomatosa
TT : trikiasis atau enteropion (bulu mata terbalik ke dalam)
CO : kekeruhan kornea
TRAKOMA
TRAKOMA
01 Diagnosis banding: kongjungtivitis inklusi

Pengobatan: tetrasiklin 1-1,5 gr/hari peroral diberikan dalam 4 dosis


02 selama 3-4 minggu

03 Doksisiklin 100 mg peroral 2x sehari selama 3 minggu

04 Eritromisin 1 gr/hari peroral dibagi dalam 4 dosis selama 3-4 minggu

05 Pencegahan: hygiene yang baik, makanan bergizi

Penyulit: enteropion, trikiasis, simnlefaron, kekeruhan kornea, dan


06 xerosis/keratitis sika
KONJUNGTIVITIS DRY EYE

“ Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang
diakibatkan berkurangnya fungsi air mata. Kelainan ini terjadi pada penyakit yang megakibatkan :
1. Defisiensi komponen lemak air mata  blefaritis menahun, distikiasis dan akibat pembedahan
kelopak mata
2. Defisiensi kelenjar air mata  Sindrom Sjogren, Sindrom Riley Day, alakrimia kongenital,
aplasia kongenital saraf trigeminum, sarcoidosis, limfoma kelenjar air mata, obat-obat diuretic,
atropine, lansia
3. Defisiensi komponen musim  Benign ocular pemphigoid “
4. Akibat penguapan berlebihan  keratitis neuroparalitik, hidup di gurun pasir, keratitis
lagoftalmus
5. Karena parut pada kornea atau hilangnya mikrovili kornea

PowerPoint
Presentation
Dry Eye keluhan
Gatal, mata seperti berpasir, silau, dan penglihatan kabur

gejala
Sekresi mucus berlebihan, sukar menggerakkan kelopak mata, mata
kering dan erosi kornea, konjungtiva bulbi edema, hiperemik
menebal dan kusam, kadang terdapat benang mucus kekuning-
kuningan pada forniks konjungtiva bagian bawah
pemeriksaan
Sebaiknya dilakukan uji Scheimer dimana bila resapan air mata
pada kertas Scheimer kurang dari 5 menit dianggap abnormal

pengobatan
Tergantung penyebab dan air mata buatan diberikan selamanya

Penyulit : ulkus kornea, infeksi sekunder, parut kornea,


neovaskularisasi kornea
DEFISIENSI VITAMIN A
KELUHAN
01 Mata kering (produksi musin berkurang karena kerusakan sel goblet),
kelilipan, sakit, buta senja, dan visus turun perlahan

2 kelainan defisiensi vitamin A


Niktalopia (buta senja) dan atrofi serta keratinisasi jaringan epitel dan
02 mukosa. Pada keratinisasi didapatkan xerosis konjungtiiva, bercak Bitot,
xerosis kornea, tukak kornea dan berakhir dengan keratomalasia

03 Klasifikasi Ten Doeschate

Xo : hemeralopia
X1 : hemeralopia dengan xerosis konjungtiva dan Bitot
X2 : xerosis kornea
X3 : keraatomalasia
X4 : stafiloma, ftisis bulbi
Klasifikasi The
International vitamin A
Consultative Group
(WHO)
X 1-A : xerosis konjungtiva
X 1-B : bercak Bitot dengan xerosis
konjungtiva
X 2 : xerosis kornea
X 3 : xerosis dengan tukak kornea
X 3-B : keratomalasia

Catatan:
XN : buta senja, night blindness
XF : fundus xeroftalmia
XS : parut xeroftalmia
Defisiensi
Vitamin A

Diberikan vitamin A dosis 30.000 unit/hari


Secara klinis, terjadi xerosis konjungtiva dengan bercak selama 1 minggu
Bitot yang khas dan perlunakan kornea (keratomalasia)
yang dapat menyebabkan perforasi kornea. Malnutrisi
protein akan memperberat penyakit dan menjadikannya
refrakter terhadap pengobatan Perbaikan gizi pasien
TOKSIK KONJUNGTIVITIS FOLIKULAR
Konjungtivitis folikular dapat terjadi akut dan kronik dengan gejala utama terbentuknya folikel pada konjungtiva tarsal

superior atau inferior

Hipersensitivitas terhadap obat

Gejala dapat terjadi akut setelah beberapa kali sensitisasi, yang memperlihatkan kelainan kulit dan kelopak diikuti
pembentukan parut. Seringkali akibat pemberian jangka panjang dipivefrin, miotik, idoxuridine, neomycin dll dengan
pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi

Tanda hipersensitif obat: hyperemia terutama tarsus bawah, eosinophil dengan pewarnaan Giemsa. Pada kerokan
konjungtiva terdapat epitel berkeratin, sel PMN.

Pengobatan dengan menghentikan penyebab, pemakaian tetesan yang ringan atau sama sekali tanpa tetesan.
Penyakit Konjungtiva Etiologi Tidak Jelas
ERITEMA MULTIFORM ATAU LUPUS ERITEMATOSIS

Text Here
Easy to change colors,
photos and Text.

Kelainan palpebral inferior dapat Kelainan ini dapat menyatu


Text Here
merupakan bagian erupsi kulit Easy to change colors, menjadi tukak kornea yang dalam
yang tak jarang mengenai pipi dan photos and Text. atau merupakan keratitis discoid.
hidung. Awalnya konjungtiva Tukak marginal dan infiltrate local
Text Here
menunjukkan sedikit secret yang Easy to change colors, tetapi berat, dengan vaskularisasi
mukoid disusul dengan hiperemi photos and Text. dapat demikian berat sehingga
yang intensif dan edema menyebabkan kekeruhan kornea.
Text Here
membrane mukosa. Reaksi ini Easy to change colors, Pada sclera dapat ditemukan
dapat local atau difus. Reaksi photos and Text. skleritis anterior yang
konjungtiva yang berat dapat difus/nodular. Dengan
menyebabkan pengerutan berkembangnya penyakit, skleritis
konjungtiva. Kornea dapat berubah menjadi skleritis nekrotik
menunjukkan erosi kornea yang melanjut. Terdapat kelainan
pungtata retina pada 25% penderita.
Eritema Multiform atau Lupus Eritematosis
Gambaran Fundus

Text Here
Easy to change colors,
photos and Text.

Text Here
Akibat LE murni Easy to change colors, Akibat hipertensi kronik
photos and Text.

Text Here
Easy to change colors,
photos and Text.
Pada retina ditemukan cotton wool
Karena LE menyebabkan nefropati yang
patches yang merupakan gejala utama Text Here
kemudian menimbulkan hipertensi,
yang timbul pada masa toksis, Easy to change colors,
photos and Text. makan dapat ditemukan gambaran
perdarahan superfisial, eksudat putih
fundus hipertensi
abu-abu dan edema papil
Lupus
Eritematosis
Pengobatan
Salisilat, fenil butazon, kortikosteroid, dan
obat-obat imunosupresif
Keratokonjungtivitis Limbus Superior

Merupakan peradangan konjungtiva Bilateral, simetris, terletak di limbus


bulbi dan konjungtiva tarsus superior sekitar jam 12, dapat unilateral, wanita
yang tidak diketahui sebabnya disertai dewasa, 20-70 tahun, menahun disertai
kelainan pada limbus bagian atas remisi dan eksaserbasi, diduga
berkaitan dengan hieprtiroid

Prognosis umumnya baik. Kasus ringan Injeksi konjungtiva dan episklera


terdapat rasa tidak enak pada mata, ditemukan pada konjungtiva bulbi, ada
peradangan papiler, hipertrofi papil di bendungan konjungtiva bulbi yang
tengah konjungtiva tarsus superios, jika terkena, penebalan dan hipertrofi
berat sampai terjadi blefarospasma dan daerah limbus, pada keadaan berat
rasa seperti benda asing seolah ada pembentukan lengkung
limbus yang baru
Keratokonjungtivitis
Limbus Superior

Pengobatan
Pengobatan yang tepat belum ada, karena penyebabnya belum jelas. Dapat diberikan pengobatan simptomatik berupa tetes mata
dekongestan, zinc sulfat, meril selulosa, polivinil alcohol, kortikosteroid atau antibiotic. Dapat juga diberikan AgNO3 0,5% yang
diusapkan apda konjungtiva tarsus superior
Konjungtivitis Membranosa

Merupakan konjungtivitis dengan pembentukan membrane


yang menempel erat pada jaringan dibawah konungtiva.
Pengangkatan membrane ini akan menyebabkan
perdarahan.

Penyebabnya difetri, pneumokokus, stafilokokus, dan


adenovirus selain Steven Johnson Syndrome. Biasa
ditemukan pada anak yang tidak mendapat imunisasi.

Ringan : secret mukopurulen dan kelopan bengkak.


Berat ; nekrosis

You might also like