Professional Documents
Culture Documents
Rute
Sanitasi
trasmisi
Patofisiologi
Masuknya
kuman
v.cholera
Peristiwa Masuk
subunit A, dan kedalam
Subunit B saluran cerna
Berkolonisasi
Menghasilkan
diepitel
enterotoksin
intestinal
Manifestasi klinis
• diare yang encer dan banyak, tanpa didahului
oleh rasa mual dan tanpa tenesmus
• waktu singkat tinja berubah menjadi cairan
berwarna putih keruh yang mirip air cucian beras.
• mengandung mucus, sel epithelial dan sejumlah
besar vibrio
• muntah timbul kemudian setelah diare diikuti gejala
mual.
Diagnosis
Gejala klinik
Pemeriksaan Pemeriksaan
darah fisik
Kultur
bakteriologis
Diagnosis Banding
Penanganan
Penanganan kolera
• Terapi rehidrasi
(i) fase rehidrasi
(ii) fase maintenance
• Pemberian antibiotika yang tepat
- Tetrasiklin adalah antibiotika pertama : Tetrasiklin
12,5 mg /kg Berat Badan 4x per hari selama 3 hari
- chloramphenikol dengan dosis 50-100 ml/kgBB/hari
selama 5 hari
- Trimethoprim 8mg/kg Berat Badan sulfamethoxazol
40mg/kg Berat Badan sehari dibagi dalam 2 dosis
selama 3 hari. Selain itu dapat dipakai Furazolidon,
erytromisin atau siprofloksasin
Pencegahan
VAKSIN
• an attenuated live vaccine (Orochol) dosis tunggal
• purified cholera toxin (Dukoral) dalam 2 dosis 1-6
minggu secara terpisah
perbaikan hygiene pribadi
Pemberian ASI
Imunisasi lengkap
Prognosis
Prognosis tergantung pada kecepatan
dimulainya pemberian terapi yang sesuai dengan
pengobatan yang adekuat, hamper semua pasien
kolera benar-benar sembuh dan angka kemtian
dapat diturunkan
TERIMA KASIH