You are on page 1of 39

Pembimbing:

Dr. Azizah Retno, Sp.A

Oleh :
Indah Wardani
30101306966
Orang tua

 Nama pasien : By. Ny. R  Nama ayah : Tn. A. M


 Usia : 9 hari  Usia : 27 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan  Pekerjaan : Pegawai Swasta
 Agama : Islam 

 Suku : Jawa  Nama ibu : Ny. N


 Alamat : Sri Rejeki Timur X  Usia : 25 tahun
RT 08/RW 06 GISIKDRONO  Pekerjaan : Ibu Rumah
semarang Barat Tangga
 Ruang perawatan: Peristi
 Tanggal dirawat : 02 April 2018

Pasien
 Alloanamnesisdilakukan pada tanggal 02
April 2018 dengan Ibu pasien dan didukung
dengan catatan medis.

 Keluhan Utama : bayi tampak kuning


 4 hari SMRS ibu pasien mengatakan mata pasien berwarna
kekuningan, namun ibu belum menghiraukan dan belum
memikirkan tindakan selanjutnya. Selain itu, pasien tidur terus
dan malas menetek walaupun sudah ditempelkan puting susu
setiap dua jam sekali.
 2 hari SMRS warna kuning muncul pula pada leher, dada, perut,
lengan, tungkai, tangan dan kaki, pasien tidak demam, minum
ASI malas, menangis jarang, gerak kurang aktif, BAB (+) kuning,
lunak, perut kembung (-) mencret (-), BAK normal warna
kuning.
 Beberapa jam SMRS pasien kontrol ke poliklinik anak di RSISA,
kemudian pasien diminta cek Laboratorium darah rutin dan kimia
darah. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
bilirubin total pasien lebih dari normal. Pasien kemudian dirawat
inap di ruang peristi
 Bayi lahir pervaginam setelah induksi 24 jam, pada
usia kehamilan 42 minggu, dengan BB 3200 gr. Lahir
menangis, warna kulit kemerahan dan gerakan aktif.
Riwayat minum ASI kuat.
 Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya.
 Riwayat demam disangkal
 Riwayat BAB cair disangkal
 Riwayat sesak napas disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang
berhubungan dengan penyakit sekarang
 Riwayat Sosial Ekonomi
 Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara dan hidup
bersama kedua orangtuanya. Ayah bekerja sebagai
pegawai swasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga.
Pengobatan pasien ditanggung BPJS.
 Kesan : ekonomi cukup
 Ibu rutin memeriksakan kehamilannya dan sudah mendapat
suntikan TT 1 kali.
 Riwayat antenatal care teratur di dokter dan bidan.
 Selama hamil, ibu mengaku merasa mual disertai muntah dan
pusing pada trimester awal, ibu mengalami gangguan
kesehatan seperti bengkak, tensi tinggi.
 Riwayat trauma selama kehamilan disangkal
 riwayat dipijat dengan dukun disangkal, riwayat minum
jamu-jamuan disangkal.
 Riwayat perdarahan dan penyakit kehamilan lainnya
disangkal.
 Pola makan sebelum dan selama hamil mengalami perubahan
(sehari 4x dan habis)
 Kesan: riwayat kehamilan dengan PEB dan pemeliharaan
prenatal baik.
 Pada tanggal 24 Maret 2018 pada pukul 07.00 ibu
G1P1A0 hamil 42 minggu melahirkan bayinya oleh
dokter kandungan di VK RSI SA setelah induksi selama
24 jam. Ketuban berwarna jernih keputihan, dengan
berat badan lahir 3200 gram, panjang badan : 49 cm,
lingkar kepala : 35 cm, dan lingkar dada 34 cm LILA
12 cm. Saat lahir, bayi menangis kuat, tonus otot
baik, pernafasan teratur, HR >100, dengan warna
merah jambu. APGAR Score 9-9-10, retraksi dada (-),
bising (-) dan nafas cuping hidung (-), meconium (-),
sianosis (-), kotiledon lengkap.
 Kesan : Kehamilan serotinus, neonatus aterm.
 Berat badan lahir : 3200 gram
 Berat badan saat ini : 3200 gram
 Panjang badan : 49 cm
 Lingkar kepala : 35 cm
 Lingkar dada : 34 cm
 Lingkar lengan : 12 cm

 Pertumbuhan : sesuai masa kehamilan


 Perkembangan : sesuai umur gestasi
Riwayat Imunisasi Dasar
No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar
1. BCG 0x -
2. Polio 1x 0 bulan
3. Hepatitis B 1x 0 bulan
4. DPT 0x -
5. Campak 0x -

Kesan: Imunisasi dasar lengkap sesuai usia

Riwayat Keluarga Berencana


 Orang tua pasien sedang tidak menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Ibu riwayat menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
 Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 02 April
2018
 Keadaan Umum : gerak aktif, bayi terlihat
kuning, menangis.
 Tanda Vital
 Tekanan darah : tidak diukur
 HR : 145 x/menit
 Suhu : 36,6oC
 RR : 47 x/menit
Refleks primitive
 Refleks rooting : (+)
 Refleks sucking : (+)
 Refleks moro : (+)
 Refleks palmar grasp : (+)

 Refleks plantar grasp : (+)


Status Generalis
 Kepala : Normocephali (2 sampai -2 SD), ukuran lingkar
kepala 35 cm, ubun-ubun besar tidak menonjol dan tidak
tegang
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+),
Refleks cahaya (+/+), isokor (± 2mm)
 Telinga : discharge (-/-)
 Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
 Mulut : Sianosis (-), trismus (-), labioschizis (-),
palatoschizis (-)
 Leher : pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)
THORAX
Paru-paru
 Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
inspirasi dan
ekspirasi, retraksi (-)
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, ronchi -/-,
wheezing -/-
 Palpasi : Areola mamae teraba, papilla mamae (+/+)
 Perkusi : Sulit dinilai
Jantung
 Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tampak
 Palpasi : Iktus cordis teraba
 Auskultasi : Bunyi jantung I II regular, murmur (-),
gallop (-)
ABDOMEN
 Inspeksi : Datar, insersi tali pusat di tengah
 Auskultasi : Bising usus (+) normal

 Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba


 Perkusi : Timpani di seluruh abdomen
 Vertebra

Spina bifida (-), meningokel (-)


 Genitalia

Jenis kelamin laki-laki


 Anorektal

Anus (+) dalam batas normal


Ekstremitas
Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2”/ < 2” < 2”/ < 2”
Deformitas - -

Kesan : normal
Kulit
 Lanugo (-), sianotik (-), pucat (-), ikterik (+),
sklerema (-)

Kesan : Ikterus Kramer V


Tanggal 02 April 2018
Darah Rutin
 Hemoglobin : 15.5 g/dl
 Hematokrit : 46.4 %
 Leukosit : 14.89 ribu/ul
 Trombosit : 354 ribu/ul
 Gol Darah/resus : AB/positif

Kimia Darah
 Bilirubin Total : 15.87
 Bilirubin Direk : 0.60
 Bilirubin Indirek : 14.28
Kesan : hiperbilirubinemia
Tanggal 05 April 2018
 Bilirubin Total : 7.76
 Bilirubin Direk : 1.05
 Bilirubin Indirek : 6.70
 Kesan : bilirubin dbn
 Hiperbilirubinemia (Ikterus Neonatorum Kramer V)
 Gizi baik
1. Assesment : Ikterus Neonatorum
 DD :

- Infeksi
- Peningkatan sirkulasi enterohepatik (breastfeeding
jaundice)
- Peningkatan produksi bilirubin, yang disebabkan oleh:
1. Masa hidup eritrosit yang lebih singkat
2. Peningkatan eritropoiesis inefektif
3. Gangguan uptake dan konjugasi oleh hepar

Ip. Dx :
 S : -

 O : Kadar bilirubin serum, Darah lengkap, Coombs test


Ip.Tx :
 Minum ASI (pemberian ASI, yang lebih sering : 10-12 kali /
hari)
 Fototerapi selama 72 jam dan setiap 3 jam istirahat.

 Bile acid sequestrans


 Sequest S 2 dd 1/5 sachet
 Vitamin K S 1 dd 1
 Antibiotik : Injeksi Cefepime 2 x 125 mg

Ip. Mx :
 Keadaan umum

 Tanda-tanda vital (nadi, HR, suhu)

 Reflek hisap

 Tonus otot

 Observasi ikterik
Ip. Ex :
 Setelah pulang, setiap pagi bayi dijemur secara rutin
kurang lebih 30 menit untuk mencegah bayi kuning
 Mengikuti imunisasi sesuai jadwal

 Pemantauan tumbuh kembang

 Menjelaskan pentingnya ASI eksklusif

 Menjelaskan pemberian ASI yang benar dan cara


menyusui yang benar
2. Assestment : Gizi baik
 DD : Gizi Kurang

Ip. Dx:
 S: Kualitas dan kuantitas makanan

 O : -

IP Tx :
 Kebutuhan kalori (BB = 3200 gr)

 Rumus Schofield : (60.9 x BB) – 54


(60.9 x 2.6) - 54 = 104.34 kkal
Karbohidrat : 60% x 104.34 = 62.60 kkal
Lemak : 35% x 104.34 = 36.51 kkal
Protein : 10 % x 104.34 = 10.43 kkal
Ip. Mx :
 Keadaan umum pasien

 Data antropometri (berat badan, tinggi badan)

Ip. Ex :
 Makan teratur dan higienis dengan gizi seimbang
sesuai kebutuhan gizi
 Jaga kebersihan lingkungan dan kesehatan
 Adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat
akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih.
Bilirubin yang berlebih pada darah disebut juga
hiperbilirubinemia
 Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai kadar
bilirubin serum total ≥5 mg/dL (86 μmol/L).
 Ikterus atau jaundice terjadi akibat penumpukan
bilirubin tak terkonjugasi pada jaringan kulit dan
mukosa.
 Ikterus pada neonatus akan terlihat bila kadar
bilirubin serum >5 mg/dL.
 Hiperbilirubinemia fisiologis
 Peningkatan produksi bilirubin, yang disebabkan oleh:
 Masa hidup eritrosit yang lebih singkat
 Peningkatan eritropoiesis inefektif
 Peningkatan sirkulasi enterohepatik
 Defek uptake bilirubin oleh hati
 Penurunan ekskresi hepatik
 Hiperbilirubinemia nonfisiologis
 Infeksi
 Penyakit hemolitik (Inkompatibilitas golongan
darah, Defisiensi enzim G6PD)
 Penyakit hati (Hepatitis, Atresia billier)
 Anamnesis Pemeriksaan Penunjang
• Bilirubin serum total
 Riwayat keluarga ikterus
• Darah perifer lengkap dan
 Riwayat saudara dengan ikterus
gambaran apusan darah tepi
atau anemia
• Golongan darah, Rhesus, dan
 Riwayat sakit selama kehamilan
direct Coombs’ test
 Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi ibu
• Kadar enzim G6PD pada eritrosit
 Riwayat persalinan traumatik
 Pemberian nutrisi parenteral total
 Pemberian air susu ibu (ASI)
 Pemeriksaan Fisik
 Prematuritas
 Kecil masa kehamilan
 Tanda infeksi intrauterin
 Perdarahan ekstravaskular
 Pucat
 Hepatosplenomegali
 Penatalaksanaan pada bagian ini adalah
penatalaksanaan untuk hiperbilirubinemia
indirek.
 Prinsip umum  berdasarkan etiologi
 Semua obat atau faktor yang mengganggu
metabolisme bilirubin, ikatan bilirubin
dengan albumin, atau integritas sawar darah-
otak harus dieliminasi
 Pantau jumlah ASI yang diberikan, apakah sudah
mencukupi atau belum.
 Pemberian ASI sejak lahir minimal 8 kali sehari.
 Pemberian air putih, air gula, dan formula pengganti
tidak diperlukan.
 Pemantauan kenaikan berat badan serta frekuensi
buang air kecil dan buang air besar.
 Jika kadar bilirubin mencapai 15 mg/dL, perlu
dilakukan penambahan volume cairan dan stimulasi
produksi ASI dengan melakukan pemerasan payudara.
 Pemeriksaan komponen ASI dilakukan bila
hiperbilirubinemia menetap >6 hari, kadar bilirubin
>20 mg/dL, atau riwayat terjadi breastfeeding
jaundice pada anak sebelumnya.
 American Academy of Pediatrics tidak
menganjurkan penghentian ASI dan
merekomendasikan agar ASI terus diberikan.
 Gartner dan Aurbach menyarankan penghentian
ASI sementara untuk memberi kesempatan hati
mengkonjugasi bilirubin indirek yang berlebihan.
Apabila kadar bilirubin tidak turun maka
penghentian ASI dilanjutkan sampai 24 jam dan
dilakukan pengukuran kadar bilirubin tiap 6 jam.
Bila kadar bilirubin tetap meningkat setelah
penghentian ASI selama 24 jam, maka jelas
penyebabnya bukan karena ASI. Air susu ibu
kembali diberikan sambil mencari penyebab
hiperbilirubinemia yang lain.
Transfusi tukar segera direkomendasikan untuk bayi yang
menunjukkan tanda ensefalopati bilirubin akut (hipertoni, arching,
retrocollis, opistotonus, demam, high pitched cry) atau bila
bilirubin serum total ≥5 mg/dL di atas garis yang ditentukan.

You might also like