You are on page 1of 17

REFERAT

Cutaneous Larva Migrans

By : Hana Fadhilah

Pembimbing
dr. Yanto Widianto, Sp. KK
dr. Hilman Wildan Latief, Sp. DV
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

Infeksi cacing adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di


negara tropis dan berkembang seperti Amerika Serikat bagian tenggara, Afrika,
Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia Tenggara dan di Indonesia pun banyak
dijumpai. Sebagian besar infeksi cacing terjadi di negara berkembang beriklim
tropis atau subtropis, yang merupakan suatu kondisi lingkungan yang kondusif
bagi siklus hidup cacing.
PENDAHULUAN

Infeksi cacing secara garis besar dapat di bagi menjadi 3 golongan besar, yakni
nematodes (human nematodes, animal nematodes), trematodes, dan cestodes.

Cutaneous larva migrans (CLM) adalah dermatosis cacing yang paling umum
ditemukan. Cutaneous larva migrans atau disebut juga dengan creeping eruption
merupakan kelainan kulit yang merupakan peradangan kulit yang disebabkan oleh
penetrasi dan migrasi larva cacing tambang ke epidermis yang berasal dari kucing dan
anjing.
2
PEMBAHASAN
DEFINISI

Cutaneous larva migrans (CLM) atau disebut juga dengan creeping eruption
merupakan kelainan kulit yang merupakan peradangan kulit yang disebabkan oleh
penetrasi dan migrasi larva cacing tambang ke epidermis yang berasal dari kucing
dan anjing, terbanyak disebabkan oleh Ancylostoma braziliense, Ancylostoma
caninum, dan Ancylostoma ceylanicum. Creeping eruption secara klinis diartikan
sebagai lesi yang linear atau serpiginius, sedikit menimbul, dan kemerahan yang
bermigrasi dalam pola yang tidak teratur.
EPIDEMIOLOGI

Insidens yang sebenarnya sulit


diketahui, di Amerika Serikat tercatat
6,7% dari 13,300 wisatawan
mengalami CLM setelah berkunjung
ke daerah tropis. Hampir di semua
negara beriklim tropis dan subtropis,
misalnya Amerika Tengah dan
Amerika Selatan, Karibia, Afrika,
Australia, dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia, banyak
ditemukan CLM. Pada invasi ini tidak
terdapat perbedaan ras, usia, maupun
jenis kelamin.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

Papul Burrow
Eritem
Pruritus
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
ditemukan lesi khas

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium dan Biopsi
11
DIAGNOSIS BANDING

Scabies Insect Bite


TATALAKSANA

Terapi Umum

Pencegahan dilakukan dengan menghindari kontak kulit langsung dengan


tanah yang tercemar tinja, memproteksi diri seperti memakai alas kaki dan
memperhatikan kebersihan dan menghindari kontak yang terlalu banyak dengan
hewan-hewan yang merupakan karier cacing tambang. Pasien diusahakan tidak
menggaruk lesi, cukup digosok lembut karena akan membuat lesi baru dan
berisiko mengalami infeksi sekunder.
TATALAKSANA

Terapi Khusus
 Topikal
- Krim thiabendazole
- Krim albendazole 10%

 Sistemik
- Albendazole 400mg/harihari selama 3 hari
- Ivermectin 200g/kgBB/hari selama 1-2 hari
PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini biasanya baik dan merupakan penyakit self-limited, dimana
larva akan mati dan lesi membaik dalam waktu 4-8 minggu jarang hingga 2 tahun.
Dalam sebuah penelitian, 25-33% larva mati setiap 4 minggu, sedangkan 81% dari
lesi menghilang dalam 4 minggu. Beberapa bertahan selama berbulan-bulan.
Dengan pengobatan progresi lesi dan rasa gatal akan hilang dalam waktu 48 jam.
THANK YOU
Any Question?

You might also like