You are on page 1of 26

SINDROM KORONER AKUT

YUDWARI ADHICHA NUREDIS


PEMBIMBING
DR. AULIYA ANDRIYATI, SP.PD
PENDAHULUAN

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah


kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka
perawatan rumah sakit dan angka kematian yang tinggi
(PERKI, 2015).

Sindrom coroner akut (SKA) dibagi berdasarkan gambaran


EKGnya yaitu Infark miokard dengan ST Elevasi (STEMI),
dan tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) serta angina
pectoris tidak stabil. Klasifikasi ini berguna untuk
menentukan penanganan pada pasien dengan gejala SKA
(Rilantono, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan suatu istilah yang


menggambarkan kumpulan gejala klinik yang ditandai dengan nyeri dada
dan gejala lain yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung
Etiologi

Penyebab dari sindrom koroner akut


itu secara umum adalah dikarenakan
adanya aterosklerosis, yang
merupakan suatu proses yang
kompleks dan progresif dari inflamasi
yang terjadi pada arteri koroner
Patofisiologi
Klasifikasi

Unstable Angina

Non ST Elevasi Miocard Infark

ST Elevasi Miocard Infark


Diagnosis

•Nyeri dada Tipikal


Anamnesis •Nyeri dada
Atipikal
Tipikal
• Rasa tertekan/ berat daerah retrosternal,
menjalar ke lengan kiri, leher, rahang,
interskapular, bahu atau epigastrium.
Berlangsung beberapa menit sampai
>20menit
Atipikal
• Nyeri di daerah penjalaran angina tipikal, rasa gangguan
pencernaan (indigestion), sesak napas yang tidak dapat
diterangkan, atau rasa lemah mendadak yang sulit
diuraikan. Keluhan atipikal ini lebih sering dijumpai pada
pasien usia muda (25-40 tahun) atau usia lanjut (>75
tahun), wanita, penderita diabetes, gagal ginjal menahun,
atau demensia.
2. PEMERIKSAAN EKG
STEMI
NSTEMI
Pemeriksaan Marka Jantung

Pemeriksaan kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau


troponin menjadi penting untuk menentukan
nekrosis miosit jantung dan menjadi dasar untuk
diagnosis infark miokard
Faktor Resiko

Diabetes Melitus

Merokok

Hipertensi

Hiperkolesterolemia

Usia tua

Riwayat SKA pada keluarga

Obesitas
Terapi
NSTEMI DAN UNSTABLE ANGINA

• Stratifikasi Faktor Resiko dengan


Evaluasi TIMI Score
dan • Penanganan awal
Penanganan • Terapi anti iskemia dan analgesic
• Agen Antiplatelet
Awal • Antikoagulan
Variabel Skor
TIMI Usia ≥65 tahun 1
SCORE ≥ 3 faktor resiko PJK (hipertensi, riwayat PJK dalam keluarga, 1
hiperkolesterolemia, diabetes dan perokok aktif

Pemakaian aspirin dalam 7 hari terakhir 1


≥ 2 episode angina dalam 24 jam terakhir 1

Peningkatan enzim jantung (CK-MB atau troponin) 1

Devoasi segmen ST ≥ 0,5mm yaitu depresi segmen ST ≥0,5mm atau ST 1


elevasi ≥0,5 mm yang transien (< 20menit)

Diketahui menderita PJK 1

Ket : 0-2 : Resiko Rendah


3-4 : Resiko Sedang
4-7 : Resiko Tinggi
• Metode revaskularisasi yang
dipilih adalah diantatra metode
Revaskularisasi PCI (Percutaneous coronary
Koroner intervention) atau BedahPintas
Koroner (Coronary Artery Bypass
Graft / CABG) (Rilantono, 2013).
• Perbaikan gaya hidup
• Penurunan berat badan pada pasien obesitas

Tatalaksana •


Kontrol tekanan darah dan gula darah
Intervensi profil lipid. Target kadar LDL <100 mg/dl
Meneruskan pemakaian terapi farmakologis seperti
Jangka • Anti platelet
• Beta blocker

Panjang • ACE Inhibitor


• ARB
• Antagonis reseptor aldosterone
• Rehabilitasi dan kembali ke aktivitas fisik
STEMI
Prognosis
• Pasien dengan Sindroma Koroner Akut dapat memiliki
prognosis yang berbeda. Pada pasien Sindroma Koroner
Akut dengan peningkatan konsentrasi troponin terdapat
peningkatan mortalitas pada hari ke 30 atau 6 bulan.
Adanya elevasi dari segmen ST merupakan prediktor
kuat untuk menentukan prognosis
KOMPLIKASI
Iskemia yang berulang

Aritmia, seperti fibrilasi ventrikel, aritmia supraventrikular, blok konduksi

Gagal jantung kongestif

Syok kardiogenik

Infark ventrikel kanan

Komplikasi mekanis , seperti ruptur otot papilari,rupture septal ventrikel

Perikarditis

Tromboembolisme
KESIMPULAN

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah


kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka perawatan
rumah sakit dan angka kematian yang tinggi. Banyak kemajuan
yang telah dicapai melalui penelitian dan oleh karenanya
diperlukan pedoman tatalaksana sebagai rangkuman penelitian
yang ada

Sindrom coroner akut (SKA) dibagi berdasarkan gambaran


EKGnya yaitu Infark miokard dengan ST Elevasi (STEMI), dan
tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) serta angina pectoris tidak
stabil. Klasifikasi ini berguna untuk menentukan penanganan pada
pasien dengan gejala SKA.
TERIMA KASIH

You might also like