You are on page 1of 27

MALOKLUSI KELAS 1

TIPE 2
Gadis Cantik tapi Giginya Maju
Seorang pasien wanita berusia 15 tahun datang ke klinik gigi diantar orang tuanya.
Dokter gigi kemudian melakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil :

A. Hasil pemeriksaan subyektif:


Anamnesa: keluhan utamanya adalah merasa malu karena gigi depan atasnya
maju.
1. Bad habit : sejak kecil mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari pada saat tidur.
2. Riwayat kesehatan gigi keluarga : susunan gigi ayah dan ibu normal.

B. Pemeriksaan objektif lokal


1. Ekstra oral : indeks kepala : mesosefali. Profil muka cembung.
2. Intra oral : hubungan oklusi M- 1 neutro oklusi, overjet 7 mm.

C. Pemeriksaan study model


Lengkung gigi dengan metode pont : kontraksi sebesar 7 mm
Dokter gigi memberikan penjelasan kepada pasien dan orang tuanya serta
membuat rencana perawatan terhadap pasien tersebut.
Klasifikasi Maloklusi
Menurut Dewey: Menurut Angle:
• Kelas 1 • Kelas 1 (Neutroklusi)
• tipe 1: crowding anterior segment • Kelas 2 (Distoklusi)
• tipe 2: RA maksila protusi
• Kelas 3 (Mesioklusi)
• tipe 3: anterior crossbite
• tipe 4: posterior crossbite
• tipe 5: mesial drifting molars

• Kelas 2
• Kelas 3
• tipe 1: overlapping incisal
• tipe 2: edge to edge incisal
• tipe 3: cross bite incisal

(Phulari, 2011)
DIAGNOSIS

Maloklusi Kelas 1 Tipe


2 menurut Dewey
Def

Prognosis Etio & PD

Komplikasi Epi
Kelas
1 Tipe
2

Preventif PK & PP

Instruksi Treatment
Sasaran Belajar
1. Menjelaskan definisi maloklusi Kelas 1 Tipe 2
2. Menjelaskan etiologi & faktor predisposisi maloklusi Kelas 1
Tipe 2
3. Menjelaskan epidemiologi maloklusi Kelas 1 Tipe 2
4. Menjelaskan pemeriksaan klinis & pemeriksaan penunjang
maloklusi Kelas 1 Tipe 2
5. Menjelaskan perawatan + instruksi bagi pasien maloklusi
Kelas 1 Tipe 2
6. Menjelaskan tindakan preventif guna mencegah maloklusi
Kelas 1 Tipe 2
7. Menjelaskan komplikasi maloklusi Kelas 1 Tipe 2
8. Menjelaskan prognosis kasus di skenario
9. Menjelaskan mekanisme bad habit hingga menyebabkan
gigi anterior atas protrusif
1. Definisi
Relasi lengkung anteroposterior yang normal
dilihat dari relasi molar pertama permanen,
yaitu tonjol mesiobukal M1 RA berada pada
buccalgroove M1 RB ( netro oklusi) disertai
dengan gigi anterior RA yang
protrusif/labioversi.

(Zenab, 2010)
2. Etiologi & Faktor Predisposisi
1. Kebiasaan menghisap ibu jari, tekanan pengisapan yg
dilakukan selama 4-6 jam per hari dpt menyebabkan
pergerakan, tergantung pada frekuensi,intensitas dan
durasi
2. Minum susu dalam botol dot menjelang dan selama
tidur

(Dahlizawaty, 2006)
3. Epidemiologi
Berdasarkan Raymond (1985):
• 50% anak usia 1 tahun yang memiliki kebiasaan ini
• pada usia 6 tahun sebanyak 15-20% yang
mempertahankan kebiasaan
• pada usia 9-14 tahun hanya terdapat 5% yang masih
memiliki kebiasaan tersebut.

Menurut Viken (1971), anak biasanya menghentikan


kebiasaan menghisap ibu jari pada usia 4-6 tahun,
sementara sebagian lainnya meneruskan kebiasaan
tersebut sampai usia 12 hingga 15 tahun.
(USU Repository)
3. Epidemiologi
Dari 745 anak umur 8-12  71% mengalami maloklusi
51% class I
4% class II
0,9% class III

(Das, 2008)
4. Pemeriksaan Klinis & Penunjang
• Ekstra Oral
• Pengukuran Indeks Kepala

Klasifikasi indeks kepala :


1. Dolicocepali (70,0 – 74,9)
2. Mesocepali ( 75,0 – 79,9)  bentuk rata-rata
3. Brachicepali (80,0 – 84,9)

(Bakar, 2012; Rahardjo, 2011)


4. Pemeriksaan Klinis & Penunjang
• Pengukuran Bentuk Muka

Nilai indeks :
a. Hipereuriprosop < 79,9
b. Euriprosop 80,0 - 84,9
c. Mesoprosop 85,0 – 89,9
d. Leptoprosop 90,0 – 94,9
e. Hiperleptoprosop > 95,0
(Sulandjari, 2011; Rahardjo, 2011)
4. Pemeriksaan Klinis & Penunjang
• Foto profil wajah pasien

(Riolo & Avery)


4. Pemeriksaan Klinis & Penunjang
• Metode Pont
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan suatu lengkung
gigi apakah mengalami kontraksi/distraksi/normal  sempit, lebar atau
normal  kadang tidak sesuai dengan orang Asia karena metode ini
diapplikasikan pada suatu populasi penduduk Prancis

Caranya :
1. Mengukur nilai SI  jumlah lebar mesiodistal gigi 12,11,21,22
sebagai prediktor
2. Mengukur nilai lebar Inter P1  mengukur jarak dari pit distal P1
atas ke P1 pit distal atas di sisi yang berlawanan (Gambar No.2)
3. Mengukur nilai lebar Inter M1  mengukur jarak dari pit mesial M1
atas ke pit mesial M1 atas di sisi yang berlawanan (Gambar No.4)

(Julica, 2010; Iyyer, 2003; Celebi, 2012)


4. Pemeriksaan Klinis & Penunjang
4. Menentukan nilai CPV  hitung lebar lengkung yang
diharapkan di daerah premolar dengan rumus
CPV = SI x 100
80
5. Menentukan nilai CMV  hitung lebar lengkung yang
diharapkan di daerah molar dengan rumus
CMV = SI x 100
64

(Julica, 2010; Iyyer, 2003)


Derajat kontraksi/distraksi :
1. Ringan : < 5mm
2. Sedang : antara 5 – 10 mm
3. Berat : > 10 mm
METODE PONT
Jika hasil pengukurannya kurang dari hasil kalkulasi,
maka diindikasikan ekspansi. Seberapa besar ekspansi
yang diperlukan pada regio premolar ditentukan
dengan:

CPV - MMV

Seberapa besar ekspansi yang diperlukan pada regio


molar ditentukan dengan:

CMV - MMV
Gambaran Sefalometri
5. Perawatan + Instruksi
• Metode Ekstra Oral
Memberi perasa tidak enak/pahit pada jari anak, memberikan
sarung tangan atau membungkus tangan dan jari-jari anak
dengan thumb splint, plester anti air, thumb guard atau thumb
crib (fixed palatal crib) pada bagian palatum
Orangtua bisa memberikan penghargaan apabila anak dapat
mengurangi oral habitnya.

• Metode Intra Oral


Alat ortodontik : Removable myofunctional appliances,
seperti: bionator, aktivator, twin block, frankle, dll.
Mini screws untuk mengintrusikan gigi anterior

Alat ortodontik harus digunakan secara konsisten sesuai


petunjuk dokter agar maloklusi dapat segera diperbaiki

(Singh, 2007; Pachori, 2012; Polat-Ozsoy, 2009; Millet, 2005)


6. Pencegahan
• Mencegah bad habit  mengalihkan perhatian anak
dengan kebiasaan baik lain
• Mengajarkan OH dan pentingnya kesehatan gigi dari dini
• Latih psikologis anak  bad habit bisa terjadi apabila
anak merasa tidak nyaman dengan sekelilingnya 
mengetahui penyebab bad habit  menguatkan anak,
tumbuhkan rasa ketertarikan pada objek lain, jangan
berikan hukuman  mengingatkan anak, buat agenda 
berikan pujian dan hadiah
7. Komplikasi
• Karies
• Gangguan TMJ
8. Prognosis
Prognosis dari kasus di skenario  Baik, karena pasien
masih berusia muda : masih pertumbuhan tulang, gigi lebih
mudah digerakkan  treatment bisa berjalan 6 bulan
sampai 2 tahun tergantung keparahan kasus

(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/medlineplus.html)
9. Mekanisme Bad Habit Penyebab
Thumb sucking yang dilakukan sebelum tidur 
penekanan pada permukaan palatal insisif anterior atas
oleh ibu jari secara persisten  pergerakan insisif ke arah
labial  gigi protrusif  bila ditambah pergerakan insisif
bawah ke arah lingual (retrusi)  overjet menjadi lebih
besar
Daftar Pustaka
1. Orthodontics: principles and practice. Basavaraj Phulari. 2011. JP medical. India hal 101-
106

2. Zenab, Yuliawati. Perawatan Maloklusi Kelas I Angle Tipe 2. Skripsi. FKG UNPAD.
Bandung. Indonesia. 2010. Hal.1-24.

3. Dahlizawaty. Perawatan Maloklusi Klas II Divisi dengan Mandibular Anterior


Repositioning Appliance. Skripsi. FKG USU. Medan. Indonesia. 2006. Hal. 1-42

4. Bakar, Abu. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergis Media. Yogyakarta. Indonesia. Hal
155-160.

5. Rahardjo, Pambudi. Diagnosis Ortodontik. Textbook. Pusat Penerbitan dan Pencetakan


Unair. Surabaya. Indonesia. 2011. Hal. 25-31.

6. Sulandjari, Heryumani. Buku Ajar Ortodonsia I. FKG UGM. Yogyakarta. Indonesia. Hal.
86-89

7. Rahardjo, Pambudi. Diagnosis Ortodontik. Textbook. Pusat Penerbitan dan Pencetakan


Unair. Surabaya. Indonesia. 2011. Hal. 25-31.
8. Julica, Mawar P. Metode Perhitungan dalam Perawatan Orthodontik. Skripsi. FKG UGM. Yogyakarta.
Indonesia. 2010. Hal.5-6

9. Iyyer, BS. 2003. Orthodontics : The Art and Science. Ed. 3. Arya Medical Publishing House : New
Delhi)

10. Singh, G. 2007. Textbook of Ortodontics. Ed. 2. Jaypee Brothers Medical Publisher LTD : India

11. Treatment of skeletal class II divison I malocclusion with mandibular deficiency using myofunctional
appliances in growing individuals. Y pachori, et al. 2012. vol 30. 56-65

12. Riolo & Avery, Essentials for Orthodontic Practice. Chapter 6 Pg 163-178

13. Celebi et al. Determination and Application of Pont’s Index in Turkish Population. The Scientific World
Journal Volume 2012. Pg 1-5

14. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/medlineplus.html

15. Polat-Ozsoy et al. Miniscrews for upper incisor intrusion. European Journal of Orthodontics 31 (2009)
412–416

16. Millet D, Welbury R. 2005. Clinical Problem Solving in Orthodontics and Paediatric Dentistry. Elsevier
Limited. Edinburgh

17. Singh G. 2007. Textbook of Orthodontics. 2nd ed. Jayoee Brothers Medical Publisher (P) Ltd. India. p
581-2

18. USU Repository

19. Das, Mohan Usha. Venkatsubramabian. Reddy, Divya. Prevalence Of Malocclusion Anong School
Children In Bangalore, India. Jaypee's International Journal Of Clinical Pediatric Dentistry. Sept-dec.
2008;1(1):10

You might also like