You are on page 1of 49

Refarat

DAKRIOSISTITIS

Slamet Wahid Kastury( N 111 14 077)

Pembimbing
Dr. Santy Kusumawati ,Free
Sp.Powerpoint
M., M. KesTemplates
Sistem lakrimasi
Sistem lakrimasi
• Sistem sekretorius lakrimalis
• Sistem ekskretorius lakrimalis
Aparatus lakrimalis Sistem Sekresi
glandula
lakrimalis(basal)
 glandula lakrimalis
aksesorius (reflek),
Sisten Ekskresi
 punctum lakrimal,
 kanalikuli lakrimal,
 sakus lakrimal,
 duktus
nasolakrimal,
 meatus inferior
Sistem sekretorius lakrimalis
Terdiri atas

1. Kelenjar lakrimal utama

terletak di fossa lakrimalis pada kuadran temporal di atas orbita, didalam palpebra superior.

Terdiri atas lobus-lobus, Setiap lobus memiliki saluran pembuangannya tersendiri yang terdiri

dari tiga sampai dua belas duktus yang bermuara di forniks konjungtiva.

Sekresi dari kelenjar ini dapat dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan menyebabkan air mata

mengalir berlimpah melewati tepian palpebra.

Persarafan pada kelenjar utama berasal nukleus lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan

menempuh jalur kompleks dari cabang maksilaris nervus trigeminus.


2. Kelenjar lakrimal assesoris (kel. Krause dan wolfring)
identik dengan kelenjar utama yang menghasilkan cairan serosa namun
tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam
konjungtiva, terutama forniks superior

3. Glandula sebasea palpebra (kel. Meibom dan Zeis)


di tepian palpebra memberi substansi lipid pada air mata

4. Sel-sel goblet dari konjuctiva (musin)


Sel goblet uniseluler yang tersebar di konjungtiva menghasilkan
glikoprotein dalam bentuk musin
Sistem ekskretorius lakrimalis

• Dari puncta, ekskresi airmata masuk ke kanalikulus


melalui ampula bermuara di sakus lakrimalis setelah
ditampung, akan diekskresikan melalui ductus
nasolakrimalis sepanjang 12-18mm dan berahir di
meatus inferior
Sistem ekskresi air mata

• Setiap berkedip, palpebra menutup mulai di lateral, menyebarkan


air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke
dalam sistem ekskresi

• Sewaktu kelopak mata mulai membuka, aparatus ekskretori sudah


terisi air mata dari kedipan mata sebelumnya. Saat kelopak mata
atas turun, punkta akan ikut menyempit dan oklusi punkta akan
terjadi setelah kelopak mata atas telah turun setengah bagian .
• Kontraksi otot orbikularis okuli untuk menutup sempurna kelopak mata
akan menimbulkan tekanan menekan dan mendorong seluruh air mata
melewati kanalikuli, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis dan meatus
inferior.

• Kanalikuli akan memendek dan menyempit serta sakus lakrimalis dan


duktus nasolakrimalis akan tampak seperti memeras. Kemudian setelah
dua per tiga bagian kelopak mata berangsur-angsur terbuka, punkta yang
teroklusi akan melebar. Fase pengisian akan berlangsung sampai kelopak
mata terbuka seluruhnya dan siklus terulang kembali
DAKRIOSISTITIS

Free Powerpoint Templates


Definisi
Dakriosistitis adalah peradangan pada
sakus lakrimalis akibat adanya
obstruksi pada duktus nasolakrimalis.
Faktor predisposisi
Usia • Usia 40-60 tahun.

Jenis kelamin • Lebih sering terjadi pada perempuan diduga karena lumen dari kanalis
yang terletak pada tulang lebih sempit.

• Lebih jarang ditemukan pada negro dibandingkan yang berkulit putih,


Ras dihubungkan dengan struktur duktus nasolakrimalis yang pendek,
lebih lebar dan jumlah sinus sedikit.

Hereditas • Memiliki peran tidak langsung, mempengaruhi bentuk wajah sekaligus


struktur kanalis yang terdapat didalam tulang-tulang.

Trauma • Kasus dakriosistitis banyak ditemukan pada pasien fraktur pada daerah
wajah

Higienitas yang • Faktor pemicu infeksi.


buruk
Faktor penyebab stasis air mata pada
sakus lakrimalis
• Membuat drainase air mata menjadi buruk, sempitnya kanal dalam
Faktor anatomis tulang, kanalisasi parsial dari membran duktus nasolakrimalis dan
lipatan membran berlebihan pada duktus nasolakrimalis.

Korpus alienum • Dapat memblokir drainase air mata pada duktus nasolakrimalis.

• Baik terjadi secara primer atau refleks dapat memicu stagnansi air
Hiperlakrimasi mata pada sakus lakrimalis.

• Terjadinya inflamasi berulang seperti konjungtivitis dapat menyumbat


Inflamasi sakus lakrimalis oleh debris epitel dan plak mukus.

Obstruksi pada duktus • Seperti adanya polip, hipertrofi konka nasi inferior, deviasi septum
nasolakrimalis bagian nasi, tumor, rhinitis atopik dapat menyebabkan stenosis, dapat juga
menjadi penyebab stagnansi air mata pada sakus lakrimalis.
bawah
Etiologi
• Dapat berasal dari konjungtiva, kavum nasi, atau
Sumber infeksi sinus paranasalis.

• Pada anak adalah haemophilus influenza


Organisme • Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh
kausatif akut staphylococcus aureus atau streptococcus b-
hemolyticus.

Organisme • Penyebab tersering adalah streptococcus


pneumonia, dan sangat jarang oleh candida
kausatif kronik albicans.
PATOFISIOLOGI Tahap
• Pada tahap ini, baru saja
terjadi obstruksi pada
Infeksi • Pada tahap ini sudah tidak
ada regurgitasi air mata
sakus lakrimalis, sehingga • Pada tahap ini, yang maupun pus lagi. Hal ini
yang keluar hanyalah air keluar adalah cairan yang dikarenakan sekret yang
mata yang berlebihan. bersifat mukus, terbentuk tertahan di
mukopurulen, atau dalam sakus sehingga
purulent tergantung pada membentuk suatu kista.
organisme penyebabnya.
Tahap Tahap
obstruksi Sikatrik
Klasifikasi
• Dakriosistitis akut • Dakriosistitis kronis
Nyeri daerah kantus medial, Lakrimasi berlebihan terutama
sakus lakrimalis edem, bila terkena angin, inflamasi
hiperemis, bila ditekan  sekret ringan, bila sakus lakrimalis
mukopurulen ditekan  sekret yang mukoid
dengan pus di punctum lakrimal
Klasifikasi
• Dakriosistitis kongenital
mata merah pada satu sisi, bengkak pada
daerah pangkal hidung dan keluar air
mata diikuti dengan keluarnya nanah
terus-menerus

• Dakriosistitis pada bayi dapat terjadi


karena atresia duktus nasolakrimalis
MANIFESTASI KLINIS
Dakriosistitis Dakriosistitis Dakriosistitis
akut kronis kongenital
Epifora Tidak nyeri
Disebabkan karena duktus
lakrimalis belum berkembang
dengan baik
Sakit yang hebat didaerah kantung
air mata
Tanda-tanda radang ringan

Demam
Pada kasus yang berat dapat
Mata yang sering berair
menyebabkan obstruksi jalan napas
Pembengkakan kantung air mata

Bila kantung air mata ditekan dapat


Sekret mukopurulen yang akan keluar sekret yang mukoid.
memancar bila kantung air mata
ditekan
Hanya ditandai dengan lakrimasi
Infeksi dapat menyebar ke anterior kronis, ambliopia, dan kegagalan
orbita dengan gejala edema perkembangan
Daerah kantung air mata hiperemis palpebra atau dapat berkembang
menjadi selulitis preseptal
Diagnosis
• Mata berair
• Nyeri
• Bengkak kemerahan pada daerah kantus
medialis.
• Perabaan yang lunak pada daerah saccus
• Terkadang dengan tekanan pada sakus,
kotoran purulent dapat dikeluarkan.
DIAGNOSIS
Dye dissapearance fluorescence test

• Meneteskan zat fluoresein 2% pada kedua mata (1 tetes)


• Permukaan kedua mata dilihat dengan slit lamp

Jones dye test I

• Mata yang dicurigai obstruksi ditetesi zat warna fluoresein 2% (1-2 tetes)
• Kapas yang ditetesi pantokain dimasukkan ke meatus nasal inferior dan
ditunggu selama 3 menit
• Jika kapas berwarna hijau ->> tidak ada obstruksi

Jones dye test II

• Caranya hampir sama dengan jones test I


• Jika pada menit ke-5 kapas tidak berwarna hijau ->> irigasi pada sakus
lakrimalisnya.
• Bila setelah 2 menit kapas berwarna hijau ->> fungsi sistem lakrimalnya baik
• Bila lebih dari 2 menit atau bahkan tidak ada zat warna hijau pada kapas sama
sekali setelah dilakukan irigasi ->> fungsi sistem lakrimalnya terganggu
DIAGNOSIS
Anel test Probing test

• Untuk menilai fungsi ekskresi • Untuk menentukan letak


air mata ke rongga hidung. obstruksi
• Larutan salin hangat • Memasukkan sonde ke dalam
diinjeksikan ke pungtum saluran air mata
lakrimalis • Pungtum lakrimal dilebarkan
• Bila terlihat adanya reaksi dengan dilator
menelan berarti garam • Probe dimasukkan ke dalam
fisiologik masuk tenggorokan sakus lakrimal
->> fungsi sistem ekskresi • Jika probe yang masuk
lakrimal normal panjangnya >8 mm ->>
• Bila tidak ada refleks menelan kanalis normal
dan terlihat garam fisiologik • Jika yang masuk < 8 mm ->>
keluar melalui pungtum obstruksi
lakrimal ->> duktus
nasolakrimal tertutup
Tes obtruksi
Anel test Dye dissapearance test
Tes obtruksi

John’ dye test Probing test


DIAGNOSIS BANDING
• Kanalikulitis adalah infeksi yang terjadi
di kanalikulus. Sering terjadi pada orang
tua usia 50 tahun keatas dengan
penyebab utama adalah Actinomyces
israelii . Dapat terjadi pada orang usia
muda sekitar 20 tahunan atau
dibawahnya biasanya penyebab tersering
adalah infeksi herpes.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dianjurkan :
• Dakriosistografi : relatif mahal dan
memerlukan keterampilan ahli radiologi untuk
mendapatkan foto yang baik.

• CT scan sangat berguna untuk mencari tahu


penyebab obstruksi pada dakriosistitis terutama
akibat adanya suatu massa atau keganasan.
TERAPI
• Antibiotik lokal : tetes mata (cefazolin setiap 8 jam)

• Sistemik : antibiotik (amoxicilin, chepalosporin), analgetik


(acetaminophen, ibuprofen).

• kompres dengan air hangat pada daerah sakus yang terkena dalam
frekuensi yang cukup kering

• Bila terdapat abses : untuk mengeluarkan pus lakukan incisi dan


drainase
TERAPI
• Dilakukan irigasi dengan antibiotik.
• Operasi DCR (dacryosistorhinostomy ) : pembedahan untuk
membuat suatu hubungan langsung antara sisitem drainase
lakrimal dengan kavum nasal dengan cara melakukan bypass pada
kantung air mata.
• DCR terdapat dua metode yaitu :
1. Eksternal
2. Internal
DACRYOCYSTORHINOSTOMY
• DCR eksternal : merupakan prosedur bedah eksternal dengan
pendekatan melalui kulit di dekat pangkal hidung.
• DCR internal : merupakan prosedur bedah menggunakan teknik
endonasal dengan menggunakan scalpel bergagang panjang atau
laser.
DACRYOCYSTORHINOSTOMY

eksternal internal
Keuntungan Dakrisistorinostomi
Internal
Trauma minimal dan tidak ada luka di daerah wajah
karena operasi dilakukan tanpa insisi kulit dan eksisi
tulang

Lebih sedikit gangguan pada fungsi pompa


lakrimal, karena operasi menyebabkan restorasi
pasase air mata fisiologis tanpa membuat sistem
drainase bypass

Lebih sederhana, mudah, dan cepat (rata-rata hanya


12,5 menit)

Dikutip dari Orbit, Eyelid, and Lacrimal System, American


Kontraindikasi DCR
• Kontraindikasi Relatif :
▫ Usia yang ekstrim (bayi atau orang tua di atas 70 tahun)
▫ Adanya mukokel atau fistula lakrimalis.

• Kontraindikasi Absolut :
▫ Kelainan pada kantong air mata :
 Keganasan pada kantong air mata & Dakriosistitis spesifik,
seperti TB dan sifilis
▫ Kelainan pada hidung :
 Keganasan pada hidung
 Rhinitis spesifik, seperti rhinoskleroma dan rhinitis atopik
 Kelainan pada tulang hidung, seperti periostitis
Komplikasi
• Fistel sakus lakrimal

• Abses kelopak

• Ulkus kelopak

• Selulitis orbita
Komplikasi

Fistula lakrimal
Prognosis
• Dakriosistitis sangat sensitif terhadap
antibiotika namun masih berpotensi terjadi
kekambuhan jika obstruksi duktus
nasolakrimalis tidak ditangani secara tepat,
sehingga prognosisnya adalah dubia ad malam.
Akan tetapi, jika dilakukan pembedahan baik itu
dengan dakriosistorinostomi eksternal atau
internal, kekambuhan sangat jarang terjadi
sehingga prognosisnya dubia ad bonam.
CASE
• Tn. K,usia 50 tahun datang dengan keluhan
mata kanan nyeri disertai bengkak ± 2 hari yang
lalu. nyeri disertai bengkak, kemerahan, dan
terdapat nanah. Pasien mengaku mata kanan
sering nrocos (+) sejak ± 2 bulan yang lalu pasca
kecelakaan

• Riwayat penyakit sebelumnya :


Riwayat operasi bedah mulut d RS X pada tanggal
13-11-2016 dengan trauma d daerah wajah
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Tanda vital
• Tekanan darah : 110/60 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Suhu : 36,5°C
• Frekuensi nafas : 20x/menit
• Kepala : Normosefal
• Mata : (Lihat status
oftalmologi)
• Telinga,hidung,tenggorokan : Sekret (-), hiperemis (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Toraks dan abdomen : Dalam batas normal
• Ekstremitas : Dalam batas normal
DIAGNOSIS KERJA

• ODDakriosistitis
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
• Darah rutin
WBC 8.6 x 10 3
RBC4.4 x 10 6
Hb 13.7 g/dL
Hct 39.2 %
Plt 258 x 103

Pemeriksaan Lanjutan

• Kultur kuman dan


sensitivitas antibiotik
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
• IVFD RL + neurosanbe drips 24 tpm
• Ceftriaxon 1g/12 jam/IV
• Dexamethasone 1g/8 jam/IV
• Ketorolac 1 Amp/12 jam/IV
• Omeprazole 1 amp/12 jam/IV
• C. tobroson 6x1 OD
DISKUSI KASUS

ANAMNESIS

Teori Kasus

• Dakriosistitis akut • Keluhan : nyeri pada Benjolan


• Mata berair di tepi mata kanan bawah,
• Sakit yang hebat berwarna kemerahan, benjolan
didaerah kantung air sering mengeluarkan nanah
mata terutama apabila di tekan ,
pasien merasa air mata nrocos
• Demam
• Pembengkakan kantung
air mata disertai warna
kemerahan
• Sekret mukopurulen
yang akan memancar
bila kantung air mata
ditekan
Pemeriksaan fisik
Teori Kasus

• Nyeri tekan didaerah • Palpebra inferior


kantung air mata • Hematom (-) hiperemis (+)
• Edema atau benjolan pada edema (+) minimal benjolan
sekitar kelopak mata (+) nyeri tekan (+)
• Sekret mukopurulen yang
akan memancar bila • aparatus lakrimal
kantung air mata ditekan • epifora (+)
• Daerah kantung air mata
hiperemis
Tatalaksana
Teori Kasus

• Medikamentosa : • Medikamentosa :
• Anak (neonatus) : • IVFD RL + neurosanbe drips 24 tpm
• Antibiotik : Amoksisilin / • Ceftriaxon 1g/12 jam/IV
Klavulanat atau Sefaklor 20-40 • Dexamethasone 1g/8 jam/IV
mg/kgBB/hari dibagi dalam tiga • Ketorolac 1 Amp/12 jam/IV
dosis
• Omeprazole 1 amp/12 jam/IV
• Antibiotik topikal dalam bentuk
• C. tobroson 6x1 OD
tetes (Moksifloksasin 0,5% atau
azithromisin 1%) atau menggunakan
sulfonamid 4-5 kali sehari.
• Dewasa :
• Kompres hangat
• Antibiotik : Amoksisilin dan
Sefalosporin (Sefaleksin 500mg
p.o. tiap 6 jam)
• Analgesik : Asetaminofen atau
ibuprofen
• Bila di rawat inap, antibiotik secara
intravena Sefazolin tiap 8 jam
• Non Medikamentosa :
• Insisi dan drainase bila terdapat
abses
• Dakriosistorinostomi
THANKS!

You might also like