You are on page 1of 39

Gizi Geriatri : Kebutuhan nutrisi

pada lansia
Dr. Monika Anastasia Kurniawan,
M.Gizi, SpGK
Kemajuan ilmu dan teknologi di sektor kesehatan 
meningkatnya angka harapan hidup penduduk dunia

Terjadi peningkatan penduduk usia lanjut

Pasien usia lanjut  60 tahun keatas

Memiliki masalah kesehatan


Lanjut Usia – Lansia
• Definisi
• Penuaan : proses biologi normal
• Terjadi penurunan fungsi fisiologi dan organ
• Kecepatan perubahan sistem organ berbeda
diantara individual
Masalah ….
• Mengalami banyak penyakit kronis
• Penurunan fungsi organ
• Status fungsional yang sudah berubah
• Tingkat kemandirian yang telah berkurang
• Masalah kesehatan yang tidak memberikan
tampilan klinis/gejala yang khas
• Status gizi yang terganggu  pasien
menurun/ tidak nafsu makan, terjadi
penurunan BB > 5%
Malnutrisi
lansia Perubahan
status gizi

Faktor terkait usia


Perubahan komposisi tubuh
Penurunan fungsi organ
Perubahan nafsu makan
Faktor risiko…..
• Asupan energi, protein dan zat gizi lain yang tidak
memadai

• Pembatasan asupan makan :


– Diet rendah garam
– Diabetes  konsumsi gula
– Upaya melangsingkan tubuh
– Menurunkan kolesterol
Faktor risiko….
• Sosial ekonomi
– Pendapatan rendah
– Ketergantungan pada pihak lain: pelaku rawat
– Akses yang rendah untuk mendapatkan makanan

• Psikologi, sosial dan lingkungan


– Isolasi sosial
– Berduka
– Kesulitan keuangan
– Perawatan di rumah sakit
– Perubahan gaya hidup (masuk ke panti)
Faktor risiko……

• Penyakit sistemik
• Kelainan oral dan gigi geligi
• Gangguan menelan
• Gangguan kejiwaan  depresi
• Gangguan neurologi  pasca stroke
• Terapi obat jangka panjang
– polifarmasi , efek samping obat
• Ketergantungan dalam aktifitas hidup sehari-
hari
Meals 0n Wheelskehilangan BB
tanpa disadari
• M = medication effect - pengaruh obat-
obatan
• E = emotional problem  masalah emosi,
depresi
• A = anorexia nervosa  tidak mau makan
• L = late –life paranoia  paranoid di usia lanjut
• S = swallowing disorder  gangguan menelan

• O = oral factors  gigi berlubang, susunan


gigi geligi buruk
• N = No money  kesulitan keuangan
MEALS ON WHELL .....
• W = wandering and other dementia –related
behaviour  gangguan perilaku terkait
demensia (pikun)
• H = hyperthyroiddism, hypothyroidism
• E = enteric problems  masalah saluran cerna
• E = eating problems  masalah makan, tidak
mampu makan mandiri
• L = low salt, low cholesterol diet  diet rendah
garam, diet rendah kolesterol
• S = social problems  masalah sosial , isolasi
keluarga
Dampak malnutrisi
• Penurunan fungsi otot
• Gangguan ketahanan tubuh (imunitas)
• Anemia
• Kelelahan
• Penyakit paru
• Penurunan fungsi kognitif
• Dehidrasi
• Penurunan kapasitas pernafasan
• Peningkatan rawat inap & lama rawat
• Penyembuhan terhambat
Gizi pada lansia

Pemberian nutrisi
Deteksi Dini adekuat

Pencegahan
malnutrisi
Gizi dan malnutrisi pada lansia
• Identifikasi dan mengatasi faktor
penyebab kehilangan BB yang terjadi
– Asupan makan yang tidak baikmalas
makan
– Berat badan menurun
– Polifarmasi
– Kondisi kesehatan (penyakit akut/kronik)
– Depresi
– Masalah sosial
– Kesehatan oral yang buruk  gigi geligi
mengatasi faktor penyebab kehilangan BB yang
terjadi
Perubahan fisiologi--- nutrisi
• Komposisi tubuh
• Perubahan sensoris: pengecapan, penciuman,
Pendengaran dan penglihatan
• Immunocompetence
• Perubahan oral
• Gastrointestinal
• Kardiovaskular
• Ginjal
• Neurologi
• Fungsi endokrin
• Press ulcers
• Komposisi tubuh
– Kehilangan progresif massa bebas lemak (lean
body mass) massa otot rangka dan kekuatannya
disebut sebagai sarkopenia
– Terjadi peningkatan massa lemak tubuh dan
redistribusi massa lemak tubuh dari perifer ke
sentral
– Penurunan hormon pertumbuhan dan testosteron
yang mempertahankan massa otot menurun
– Perubahan komposisi tubuh  resting energy
expenditure dan kebutuhan energi juga menurun
• Perubahan sensoris
– Penurunan kemampuan untuk penciuman
– Perubahan fungsi pengecapan
– Penurunan fungsi visual dan pendengaran
– Fungsi penciuman  ketertarikan thd makanan
– Penurunan persepsi olfaktori  P↓ nafsu makan
dan asupan nutrisi
– Ambang rasa manis dan asin menurun
Immunocompetence dan perubahan oral

• Perubahan sistem imun


• Penurunan sistem imun
• Penurunan fungsi sel limfosit T dan cell
mediated imunity  risiko infeksi
• Kesehatan mulut pada lansia
– Kehilangan gigi geligi
– Xerostomia  kesulitan mengunyah dan menelan
Kardiovaskular
• Perubahaan kardiovaskular:
– Penurunan compliance dinding arteri
– Penurunan denyut jantung maksimum
– Penurunan respon terhadap stimuli beta adrenergic
– Peningkatan massa otot ventrikel kiri

• Gangguan jantung pada lansia dipengaruhi oleh faktor


lingkungan
– Merokok
– Diet
– Aktifitas fisik
• Batasan diet rendah garam dan batasan cairan  pasien
lansia dengan gagal jantung
Perubahan fungsi ginjal dan neurologi
• perubahan fungsi ginjal mengikuti umur
bervariasi setiap orang
– Progresif penurunan fungsi ginjal
– Penurunan glomerular filtration rate
– Peningkatan serum creatinin
• Perubahan neurologi
– Kognisi, koordinasi, gait, sensasi, gangguan syaraf
lainnya
– Beberapa gangguan neurologi mempengaruhi asupan
makan pasien, gangguan mengunyah, menelan 
risiko malnutrisi
Perubahan sistem endokrin
• Perubahan sistem endokrin dapat mempengaruhi
status nutrisi  terjadi peningkatan insiden resistensi
insulin
– Peningkatan lemak tubuh
– Tingginya kadar glukosa puasa
– Penurunan toleransi glukosa  risiko terjadi DM tipe 2
meningkat
• Risiko dehidrasi besar
– Respon rasa haus kurang sensitif terhadap deplesi volume
cairan
– mekanisme aksi renin-angiotensin-aldosteron memberikan
respon terhadap vasopresin
Perubahan gastrointestinal
• Berkurangnya kapasitas mensekresikan asam
lambung  dapat menurunkan absorpsi
vitamin B12, kalsium, besi, asam folat
• Dapat terjadi laktose intolerance 
menurunkan asupan dairy product  sumber
vitamin D dan kalsium
• Konstipasi
• Perlambatan pengosongan lambung
Karakteristik lansia berhubungan
dengan nutrisi
• Kondisi komorbiditas prevalensinya meningkat
pada populasi yang lebih tua  mempengaruhi
status nutrisi
• Mengalami penyakit kronik yang multipel
• Seperti : gangguan jantung hipertensi,diabetes
• Menjalani diet khusus dari penyakit yang diderita
• Konsumsi berbagai obat yang mempengaruhi
asupan nutrisi lansia dan timbul efek samping
• Faktor sosioekonomi
Kebutuhan energi
• Kebutuhan energi lansia menurun 
penurunan metabolik aktif dari massa bebas
lemak dan penurunan aktifitas fisik
• Penurunan massa otot  penurunan
kebutuhan basal
• Penurunan kebutuhan energi 3% /dekade
• Perhitungan kebutuhan energi basal :
– Harris benedict
– Rule of thumb
BMR
• BMR ditulis dalam bentuk Kkal/hari
• Dipengaruhi oleh:
– Ukuran tubuh
– Umur
– Jenis kelamin
– Faktor lainnya
• BMR perempuan < BMR laki-laki
– Perempuan  25 kkal/kgBB/hari
– Laki-laki  30 kkal/kgBB/hari
BMR
• Koreksi umur :
– 40-59 tahun  kebutuhan kalori kurangi 5%
– 60-69 tahun  kebutuhan kalori dikurangi 10%
– > 70 tahun  kebutuhan kalori dikurangi 20%

• Peningkatan suhu tubuh  peningkatan BMR


• Peningkatan BMR  stres/trauma/infeksi
Estimasi kebutuhan energi basal
(basal energy expenditure/BEE)
• Dapat menggunakan rumus Harris benedict
• laki-laki : 66,5 + 13,7 BB (kg) + 5 TB (cm) – 6,7
Umur (tahun)
• Wanita : 655 + 9,6 BB (kg) + 1,85 TB (cm) – 4,6
umur (tahun)
Aktifitas fisik
• Penambahan 10%  kondisi istirahat
• Penambahan 20%  aktifitas ringan
• Penambahan 30%  aktifitas sedang
• Penambahan 50%  aktifitas berat
• Tabel dibawah ini  BMR X faktor aktifitas
Diet induced thermogenesis (DIT)/thermic effect
food (TEF)/ specific dynamic action (SDA)
• Setelah mengkonsumsi makanan  kecepatan
metabolik kita meningkat karena kebutuhan
energi untuk mencerna, mengabsorbsi,
mendistribusi dan menyimpan zat gizi
• Energi yang dibutuhkan tergantung dari jenis dan
kuantitas jumlah makanan yang dikonsumsi
• 10% dari BMR
• Sering diabaikan dalam perhitungan kebutuhan
nutrisi
Perhitungan kebutuhan energi total (KET)

• Total energy expenditure


• KET = Kebutuhan energi basal + Aktifitas fisik +
TEF (sering diabaikan) + faktor stres
• Faktor stres : penyakit/ trauma/keganasan
Kebutuhan protein
• Kebutuhan protein 0,8 gr/kgbb pada lansia
yang sehat
• Kebutuhan protein meningkat selama stres
(infeksi dan trauma)  1,2 – 1,5 gr/kgbb
• Sumber protein hewani yang kualitas
proteinnya baik
Kebutuhan karbohidrat
• Sumber energi
• Kebutuhan karbohidrat 45-65% dari total kalori
• Dianjurkan untuk konsumsi karbohidrat kompleks
– Legumes, whole grain, sayuran, buah
• Sumber : serat, vitamin esensial, mineral
• Asupan serat pangan  meningkatkan laksasi
Kebutuhan lemak
• Kebutuhan lemak 20-35% total kalori
• Sebagai sumber energi dan membantu
absorpsi vitamin larut lemak
Kebutuhan vitamin-mineral
• Kebutuhan vitamin lansia hampir sama dengan
kebutuhan vitamin dewasa tua
• Kebutuhan vitamin meningkat : vitamin D dan
vitamin B12
• Defisiensi vitamin D pada lansia:
– Kurangya paparan sinar matahari
– Gangguan sintesis previtamin D kulit
– Penurunan hidroxilasi vitamin D diginjal
– akibat defisiensi : kelemaahan otot, gangguan
fungsional, peningkatan risiko jatuh dan fraktur
– AKG vitamin D: 600-800 IU
Kebutuhan vitamin-mineral
• Vitamin B12 : risiko defisiensi meningkat
– Asupan diet yang rendah
– Penurunan asam lambung
– Food –cobalamin malabsorption;
ketidakmampuan untuk melepaskan cobalamin
dari makanan atau defisiensi transpor protein
cobalamin intestinal
– AKG : 2,4 mg
Kebutuhan vitamin-mineral
• Kalsium :
– Kebutuhan diet dapat meningkat  penurunan
absorpsi kalsium di saluran cerna pada lansia
– Perlu penambahan asupan dari bahan makanan
sumber dan makanan yang difortifikasi
– AKG : 1200 mg
• Seng:
– Defisiensi seng menyebabkan: gangguan
penyembuhan, fungsi imun,kehilangan indera
pengecap dan penciuman
Kebutuhan cairan
• Risiko tinggi untuk terjadi dehidrasi
– Perubahan mekanisme haus
– Penurunan kemampuan untuk mengkonsentrasi
urine atau terjadi penurunan fungsi ginjal
– Peningkatan kehilangan cairan melalui urine akibat
pemakaian obat (diuretik)
– Kebutuhan cairan : sedikitnya 1500 ml/hari atau 1
ml/kalori konsumsi atau 25-30 ml/kgbb
Strategi pemberian nutrisi lansia

• Penimbangan BB lansia
• Pemberian makanan seimbang beraneka ragam -
tekstur makanan disesuaikan
• Frekuensi makan  menu utama 3 x sehari dan ada
selingan/kudapan 2-3x diantara menu utama
• Menghindari perut kosong di malam hari (>12 jam)
• Berikan makanan kalori tinggi dan protein tinggi (lauk
pauk)
• Desain menu sesuai keinginan
Strategi.....
• Berikan jus buah  mensubsitusi air,
memberikan rasa, zat gizi dan kalori
• Pada pasien yang memiliki gangguan
menelan/fungsi oral
• Pemberian makanan dengan menu
makanan berkuah  membantu
mendorong makanan selama proses
menelan dan memfragmentasi makanan
selama proses pengunyahan

You might also like