You are on page 1of 79

NUTRITION CARE

PROCESS PADA
DIABETES MELLITUS

MATA KULIAH :
DIETETIK PADA PENYAKIT DEGENERATIF

isna
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa dapat menerapkan proses asuhan gizi pada
penyakit diabetes mellitus

Tujuan Instruksional Khusus


Dengan diberikan satu contoh kasus DM, mahasiswa dapat :
1. Menyimpulkan masalah gizi yang dihadapi oleh kasus
2. Merumuskan diagnosis gizi dengan tepat
3. Membuat perencanaan intervensi gizi
4. Membuat rencana monitoring dan evaluasi
OUTLINE

1. OVERVIEW OF DIABETES MELLITUS


2. NUTRITION ASSESSMENT
3. NUTRITION DIAGNOSIS
4. NUTRITION INTERVENTION
5. MONITORING & EVALUATION
 Diabetes sudah dikenal sejak berabad-abad
sebelum Masehi
 Th 1500 SM, pada Papyrus Ebers di Mesir
digambarkan adanya penyakit dengan tanda-tanda
sering kencing
 Th 30 SM Paracelcus juga menemukan penyakit ini.
 Dua ratus tahun kemudian Aretaeus menyebutnya
sebagai penyakit aneh dan menamainya diabetes
yang berasal dari kata diabere yang berarti siphon
atau tabung untuk mengalirkan cairan dari satu
tempat ke tempat lain
 Th 1674, Willis melukiskan urin pasien diabetes
digelimangi madu dan gula di+ mellitus =
madu.
DEFINISI DM
 Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh peningkatan kadar gula
(glukosa) darah (hiperglikemia) akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun
relatif (Suyono, 2002), serta adanya
metabolisme yang abnormal baik dari
karbohidrat, protein dan lemak yang
disebabkan kurang atau tidak efektifnya
insulin.
PATOFISIOLOGI DM
 Manusia memerlukan energi dari makanan yang
dikonsumsi untuk digunakan beraktifitas serta
melangsungkan kehidupannya.
 Sumber energi adalah karbohidrat, protein (asam
amino) dan lemak (asam lemak)
 Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar
sumber energi (dalam bentuk glukosa) harus masuk
dulu kedalam sel supaya dapat diolah menjadi
energi.
 Untuk memasukkan glukosa kedalam sel diperlukan
insulin.
Kerja insulin
 Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas
diibaratkan anak kunci yang dapat membuka pintu
masuknya glukosa kedalam sel.
 Selain sel beta, didalam pankreas terdapat sel alfa
yang menghasilkan glukagon, yang bekerja terbalik
dari insulin yaitu meningkatkan glukosa darah
 Didalam sel glukosa dimetabolisme menjadi tenaga.
 Apabila tidak ada insulin maka glukosa tidak dapat
masuk kedalam sel, tidak terbentuk energi untuk sel,
glukosa tetap berada di dalam darah dan
meningkatkan kadar glukosa darah.
 Hal ini yang terjadi pada DM tipe 1
Mengapa insulin pada DM tipe 1 tidak
ada?
 Karena adanya reaksi autoimun yang
disebabkan oleh peradangan pada sel beta
insulitis, sehingga timbul antibodi thd sel beta
(islet cell antibody/ ICA).
 Reaksi antigen sel beta dengan antibodi ICA
menyebabkan hancurnya sel beta.
 Insulitis bisa disebabkan bermacam-macam
diantaranya virus rubelle, CMV (cytomegalo
virus), herpes, dll.
DM TIPE 1 AUTO
IMUN

PENYEBAB Sirkulasi
idiopathic Auto-anti
body
TIPE-1 DM
(kurang insulin
Absolut)

Gejala
patofisiologi Hiperglikemia Ketoasidosis
Rasa haus Makrovaskular
Sering BAK
BB turun
Mikrovaskuler
Elketrolit tgg
Manajemen

• Sinkronisasi insulin dengan asupan makanan


terapi • Konsistensi waktu makan dan jumlah KH yg dikonsumsi
•Monitoring gula • Menyesuaikan jumlah insulin yang diberikan sesuai dengan
darah Suntik insulin KH makanan yang akan dikonsumsi
•PemeriksaanA1c • Asupan energi dan zat gizi yang adekuat untuk pertumbuhan
Insulin pump Dan perkembangan yang optimal pada anak-anak
HUMAN INSULIN
Insulin Awitan * Efek Durasi Durasi
Puncak* Efektif * Maksimum*
Regular 0,5 – 1,0 2–3 3–6 4–6
NPH 2–4 4 – 10 10 – 16 14 – 18
Lente 3-4 4 – 12 12 – 18 16 – 20

ANALOG
Insulin Awitan * Efek Durasi Durasi
Puncak * Efektif * Maksimum*
Glargine 4-5 Tanpa puncak 24 24

* Dalam jam
DM Tipe-2
DM tipe 2
 Pada DM tipe-2, jumlah insulin normal, malah mungkin lebih
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada
permukaan sel kurang.
 Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu
masuk kedalam sel. Pada DM tipe 2, jumlah lubang ,kuncinya
kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tapi
karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang
masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan energi
(glukosa), dan glukosa di pembuluh darah meningkat.
 Berbeda dengan DM tipe-1, pada DM tipe-2 disamping kadar
glukosa tinggi, jumlah insulin juga tinggi atau normal (resistensi
insulin)
 Pada DM tipe-2 juga terjadi pengurangan sel beta sampai 50-60%
dari normal, sedangkan jumlah sel alfa meningkat.
Penyebab resistensi insulin

1. Obesitas, terutama yang bersifat sentral


(bentuk apel)
2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
3. Kurang gerak badan
4. Faktor keturunan
ETIOLOGI DMTTI/ DM TIPE-2

HATI GLUKOSA SEL


Meningkat)
(Produksi Glukosa
PANKREAS

Sekresi berkurang
DM Tipe-2 Faktor risiko spt kurang
Aktif, obes, ketuaan
Faktor
lingkungan
Faktor genetik
CAUSE
Kelebihan
Asupan
DM tipe-2
energi

PATOFISIOLOGI
1. Pola sekresi & aktifitas
Gejala insulin yg tidak normal
•Hiperglikemia 2. Penurunan uptake
•Rasa haus glukosa & peningkatan
•Sering BAK Glukosa post-prandial
•BB turun 3. Meningkatnya glukoneo
•Elektrolit tgg Genesis.

Manajemen DM tipe 2
Manajemen DM tipe 2
Terapi medis TERAPI GIZI

Perubahan gaya hidup (pola makan


dan aktifitas fisik)
Olahraga

Pembatasan asupan energii untuk


Obat Anti Dia
Menurunkan BB
betikum

Monitoring Pendidikan gizi (perhitungan KH &


Modifikasi asupan lemak)

Mpnitoring glukosa darah untuk


Menentukan terapi diet & pengobatan
 Genetik

 Resistensi Insulin Hiperinsulinemia

 Didapat
Resitensi insulin terkompensasi
(Normal atau TGT)

Genetik Didapat
Toksisitas glukosa
Asam lemak dll
Kelelahan sel beta

DMTTI
Jadi
 Kelainan dasar terjadinya DM Tipe-2 adalah
 Resistensi insulin
 Produksi glukosa hati meningkat
 Sekresi insulin kurang
Maternal malnutrition
Malnutrition
Other maternal /
Related placental abnormalities
Diabetes
Mellitus Fetal malnutrition
(especially amino acids)

 Beta cell mass islet function

 Fetal growth

(infant malnutrition)

 Adult -cell function


Obesity
Age
Life style

Insulin resistance

Type 2 diabetes
Gambaran Klinik DM
 Gejala Diabetes
 Gejala klasik diabetes adalah
 Rasa haus yang berlebihan
 Sering kencing terutama malam hari
 Berat badan yang turun dengan cepat
 Keluhan lemah
 Kesemutan pada jari tangan dan kaki
 Cepat lapar
 Gatal-gata
 Penglihatan jadi kabur
 Gairah seks menurun
 Luka sukar sembuh
 Melahirkan bayi diatas 4 kg
GEJALA DIABETES
• KLASIK


 Poliuria
 Polidipsi
 Polifagi KUALITAS
HIDUP 
 BB
 Tenaga 
• GEJALA KOMPLIKASI
KRITERIA DIAGNOSTIK DIABETES MELITUS *

1. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena)  200 mg/dl


atau
2. Kadar gula darah puasa (plasma vena )  126 mg/dl
atau
3. Kadar gula plasma  200 mg/dl pada 2 jam sesudah
beban glukosa 75 gram pada TTGO **
METABOLIC CONSEQUENCES OF DM
Type1-DM Type 2-DM

Tidak asa glukosa Sebagian glukosa


Glukosa darah
Yang masuk ke sel Darah masuk sel
meningkat Tapi lambat

Pemecahan Glukosa Cairan masuk


Rasa lapar
Protein & lemak
(polifagi)
Dalam urin Kedalam dalam polifagi
Untuk energi (glukosria) (efek osmosis)

Benda keton
BB turun Diproduksi poliuria BB naik
Untuk energi

dehidrasi
Makan banyak Diabetik asidosis:
(polifagi) •Nafas bau aseton
•Ketonuria
•Ketonemia Rasa haus
(polidipsi)
Gangguan Metabolik akibat DM

Dasar utama karena:


 Penurunan pemasukan glukosa kedalam berbagai
jaringan perifer
 Peningkatan pembebasan glukosa kedalam sirkulasi
dari hati (peningkatan glukogenesis hati).
Sehingga :
 Terjadi kelebihan glukosa ekstrasel

 Defisiensi glukosa intrasel

“Kelaparan di tengah lumbung beras”


 Penurunan pemasukan asam-asam amino kedalam
otot dan peningkatan lipolisis
Tanpa pengendalian

Perasaan lemah badan, kurang tenaga,


selalu haus, tidur sering terganggu oleh
dorongan untuk sering buang air kecil

Kualitas sumber daya manusia (SDM) 


Diabetes dapat menyebabkan :
KOMPLIKASI
• Komplikasi mendadak (akut)
membahayakan hidup
• Komplikasi menahun (khronik)
menyengsarakan
kualitas hidup 
biaya 
Dengan pengendalian yang baik, dapat
dicegah atau ditunda kejadiannya
Komplikasi akut
Diabetes yang tidak dikelola baik
mudah terkena infeksi
menjadi berat dan sukar sembuh
apabila tidak diatasi
turunnya kesadaran “koma”

dapat berakhir dengan kematian


Komplikasi akut

1. Hipoglikemia
2. Hiperglikemia
3. Ketoasidosis diabetik
Hipoglikemia

 Adalah keadaan klinik gangguan saraf yang


disebabkan penurunan glukosa darah (< 65
gr%).
 Gejala ringan : gelisah
 Gejala berat : koma dengan kejang
 Penyebab tersering : OAD golongan
sulfonilurea, khususnya glibenklamid.
 Hipoglikemia karena insulin biasanya ringan.
Penyebab Hipoglikemia

1. Makan kurang dari aturan/kebutuhan yang


ditentukan
2. Berat badan turun
3. Sesudah olahraga
4. Sesudah melahirkan
5. Sembuh dari sakit
6. Makan obat yang mempunyai sifat serupa.
Tanda-tanda Hipoglikemia

1. Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan


darah turun.
2. Stadium gangguan otak ringan : lemah,
lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung
sederhana.
3. Stadium simpatik : keringat dingin pada
muka terutama di hidung, bibir atau tangan
berdebar-debar.
4. Stadium gangguan otak berat : koma (tidak
sadar) dengan atau tanpa kejang
Perbedaan hipoglikemia akibat OAD &
insulin
1. Keempat stadium hipoglikemia dapat ditemukan
baik pada pemakaian obat maupun insulin
2. Obat oral memberikan tanda hipoglikemia lebih
berat
3. Obat oral tidak dapat dipastikan waktu
serangannya, sedangkan insulin bisa diperkirakan
pada puncak kerjanya, misalnya :
1. Insulin reguler : 2-4 jam setelah suntik
2. Insulin NPH : 8 – 10 setelah suntik
3. P.Z.I : 18 jam setelah suntik
4. Obat oral sedikit memberikan gejala saraf otonom
(parasimpatik & simpatik), sedangkan akibat
insulin sangat menonjol.
Pencegahan hipoglikemia

Untuk pasien yang menggunakan insulin:


1. Sudah tepatkah dosis insulin.
2. Jangan menyuntik terlalu dalam, ingat
hanya dibawah kulit.
3. Kurangi dosis insulin bila ada perubahan
seperti makan agak kurang, olahraga,
sesudah operasi, melahirkan.
Pengobatan hipoglikemia

1. Pengobatan yang paling baik adalah


pencegahan.
2. Perlu diberikan penerangan tentang obat,
pengaruh terhadap gula darah dan
hubungan dengan makanan.
3. Makan tepat waktu dan jumlah kalori yang
tepat adalah pokok utama pencegahan
hipoglikemia.
Bila sudah terjadi hipoglikemia

1. Penanganan utama adalah terhadap otak,


organ yang paling sensitif terhadap
penurunan glukosa darah.
2. Stadium permulaan : pemberian gula murni
+ 30 gram (2 sdm) atau sirop, permen dan
makanan yang mengandung hidrat arang.
Stop obat hipoglikemik sementara, periksa
gula darah sewaktu.
3. Stadium lanjut : penanganan cepat, larutan
glukosa 40% sebanyak 2 flakon dst.
HIPERGLIKEMIA

 Umumnya hiperglikemia ditemukan pada :


 Asupan kalori yang berlebihan
 Penghentian obat oral maupun insulin yang didahului stres
akut
 Tanda khas hiperglikemia :
 Kesadaran menurun disertai dehidrasi berat.
 Pengobatan :
 Pemberian cairan untuk mengatasi dehidrasi (terutama bagi
Hiperosmolar Non ketosis)
 Pemberian cepat cairan NaCl dengan insulin dosis kecil
akan memperbaiki keadaan.
Ketoasidosis Diabetik

 Merupakan defisiensi insulin berat dan akut


dari suatu perjalanan penyakit DM.
 Merupakan ancaman kematian bagi pasien
DM, karena :
 Terlambat ditegakkannya diagnosis karena
biasanya pasien dibawa setelah koma
 Pasien belum tahu mengidap diabetes
 Sering ditemukan bersama-sama dengan
komplikasi lain yang berat.
 Dll.
Pengobatan ketoasidosis diabetik

Prinsip dasar :
 Rehidrasi cepat-tepat

 Pemberian insulin

 Memperbaiki gangguan elektrolit

 Mengatasi faktor pencetus


KOMPLIKASI MENAHUN
Penebalan dinding pembuluh darah

Penyempitan pembuluh darah

Pembuluh darah
Pembuluh darah besar
kecil (Aterosklerosis)

Retina Saraf Ginjal Jantung Otak Tungkai

Kebutaan • Kesemutan Cuci darah Serangan “Stroke” Borok


• Impotensi jantung
PILAR PENGELOLAAN DIABETES MELITUS

1. EDUKASI
2. PENGATURAN MAKAN
3. LATIHAN JASMANI
4. INTERVENSI FARMAKOLOGIS (OBAT)
TERAPI NON FARMAKOLOGI TERAPI FARMAKOLOGI

OAD yang menstimulasi


Modifikasi gaya hidup pengeluaran insulin dari pankreas
 Sulfonylurea
 diet
 Meglitinide analogue
 olah raga

 OAD yang dapat meningkatkan


sensitifitas Insulin
 Biguanide
 Thiazolinidiones

OAD yang menghambat


penyerapan KH
 Alpha –glucosidase
 inhibitor
Asesmen Gizi (pada kondisi awal)
Data Penilaian
Data Ukur berat badan & tinggi badan, tentukan BB yang diinginkan,
antropometri & perkirakan kebutuhan energi, kaji data rujukan terutama pengobatan
klinis (macam, jumlah & waktu), glukosa darah, dll

Riwayat  Kumpulkan data kebiasaan olahraga baik macam &


olahraga/ frekuensinya.
aktifitas fisik  Perkirakan energi ekspenditure

 Kaji hambatan dalam melaksanakan olahraga

 Kaji keinginan dan motivasi untuk menjadi lebih aktif.

Riwayat gizi  Kumpulkan kebiasaan asupan makan & pola makan.


 Evaluasi asupan energi, komposisi zat gizi makro (tipe & jumlahnya)

 Dapatkan riwayat BB, perubahan berat badan terakhir, dan target BB.

 Evaluasi selera makan serta masalah yang berkaitan dengan


kemampuan makan dan pencernaan.
 Kaji frekuensi dan pilihan makanan saat di restauran/rumah makan

 Evaluasi asupan alkohol

 Kaji penggunaan suplemen vitamin& mineral serta zat gizi lain.


DATA RIWAYAT  kaji keadaan tempat tinggal, fasilitas memasak,
PASIEN : keuangan, latar belakang pendidikan, dan pekerjaan.
Data Psikosocial &  Kaji latar belakang sosial budaya dan agama yang
ekonomi berkaitan.
 Kaji dukungan keluarga dan lingkungan sosial

Monitoring glukose  Lakukan penilaian terhadap pengatahuan pasien terhadap


darah target penurunan glukosa darah.
 Lakukan penilaian terhadap metode test gula darah dan
frekuensi test
 Kaji data hasil monitoring test glukosa darah (termasuk
frekuensi hiper/hipoglikemia)

RIWAYAT DIET  Kaji tingkat pengetahuan pasien termasuk keinginan untuk


Pengetahuan, tahu lebih banyak tentang Dm dan penanganannya
ketrampilan,  Kaji kesiapan terhadap rencana perubahan makan dan
ketrampilan, sikap & hidup sehat.
motivasi
Asesmen Gizi pada Kunjungan Follow up I
indikator asesmen
Data tindak lanjut Dapatkan data penambahan BB
Mereview data lab terbaru, menilai perunahan
pengobatan (dosis, frekuensi obat/ insulin)
Mereview data monitoring glukosa darah termasuk
frekuensi pengukuran, waktu dan hasil
Menilai kebiasaan olah-raga
Menilai asupan makanan (food record)
Monitoring gula darah Menilai apakah ada penurunan kadar glukosa/
Menilai apakah tujuan penurunan tercapai/ tidak
Kemajuan Gizi Menilai pemahaman informasi giz yang telah diberi
kan sebelumnya
Menilai apakah makan teratur/ tidak

Tujuan jangka pendek Menilai pencapaian perubahan perilaku


Menilai kemauan dan kemampuan melakukan
perubahan perilaku selanjutnya
DIAGNOSIS GIZI PADA DM
 Dari data riwayat penyakit DM:
 NI 5.6.3 : asupan macam lemak yang kurang tepat

 NI 5.8.2 : asupan karbohidrat yang berlebihan

 NI 5.8.3 : asupan macam dan jumlah karbohidrat yang kurang

tepat (lebih banyak atau lebih sedikit)


 NI 5.8.4 : asupan karbohidrat yang tidak konsisten

 NC 2.2 : perubahan nilai laboratorium yang berkaitan dengan

gizi (sebutkan! Misal glukosa darah meningkat).


 NC 3.2 : penurunan berat badan yang tidak diinginkan

 NB 1.2 : sikap atau kepercayaan yang tidak sesuai dengan

prinsip gizi
 NB 1.4 : self monitoring deficit/ kurangnya monitoring diri sendiri

 NB 2.3 : ketidak-mampuan untuk mengatur diri sendiri.

 DLL
CONOH KASUS
 Seorang wanita (Ny.T) umur 45 tahun didiagnosis
menderita diabetes mellitus tipe-2 sejak tiga minggu yang
lalu. Ny.T datang ke dokter dengan keluhan merasakan
penurunan berat badan sebanyak 7 kg, walaupun Ny.T
tidak merasa melakukan pembatasan asupan makanan,.
Hasil pengukuran glukosa darah puasa menunjukkan
238 mg/dl, kolesterol darah 245 mg/dl dan trigliserida 232
mg/dl. Tinggi badan Ny.T 160 cm dan berat badan 80 kg.
Ny.T mendapat terapi OAD, namun berhenti 1 minggu
yang lalu saat glukosa darah puasanya 183 mg/dl. Pada
saat itu kadar HbA1c : 10,2 %.
 Data asupan makanan menunjukkan asupan energi 2000
kalori, protein 60 gram, lemak 70 gram dan KH 275
gram
Diagnosis gizi untuk kasus diatas
adalah
Problem Penurunan Berat Badan yang Tidak Diinginkan
Perubahan Nilai Laboratorium yang terkait gizi
Hiperglikemia, hiperkholesterolemia,
hipertrigliseridemia, HbA1c tinggi
Asupan makan melebihi kebutuhan
Obesitas

Etiologi DM, Asupan makan melebihi kebutuhan,

Simptom/sign Kadar gula darah puasa 183 mg/dl, kadar HbA1c :


10,2 %,
DM
Pengetahuan gizi yang kurang
Rumusan diagnosis gizi Perubahan nilai laboratorium (glukosa darah tinggi
dan tidak terkontrol) berkaitan dengan asupan
makan melebihi kebutuhan dan penyakit DM
dibuktikan oleh kadar gula darah 183 mg/dl, Hb A1c
INTERVENSI GIZI PADA DM
TUJUAN :
 mencapai dan mempertahankan kadar gula darah hingga
mendekati normal
 mencapai kadar lemak darah yang optimal
 memberikan masukan makanan yang mencukupi untuk

 mencapai dan mempertahankan berat badan yang


memadai pada orang dewasa,
 pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada
anak dan remaja
 untuk peningkatan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi.
 mencegah, memperlambat atau menanggulangi timbulnya
komplikasi termasuk hipoglikemi, penyakit ginjal, hipertensi,
penyakit jantung, dll
 meningkatkan atau mencapai status kesehatan yang optimal
melalui gizi
INTERVENSI GIZI :

1.GIZI DAN MAKANAN


2. PENDIDIKAN GIZI
3.KONSELING GIZI
4.KOLABURASI
YANG HARUS DILAKUKAN AHLI
GIZI
1. Hitung kebutuhan energi/ hari
2. Hitung kebutuhan KH dan lemak secara individual sesuai
dengan kadar lemak dan gula darah.Sertakan asupan KH dari
biji2an, sayur, buah dan susu rendah lemak.
3. Kontrol BB sangat membantu kontrol gula darah :
pengurangan asupan kalori 250-500 kalori/hari dari asupan
biasanya + gizi seimbang dianjurkan untuk penderita DM.
Pengurangan BB 5-10% dapat mengurangi hiperglikemia,
dislipidemia dan hipertensi.
4. Membagi makanan sepanjang hari terutama karbohidrat dan
sarapan pagi memberikan efek menguntungkan pada kadar
lemak darah dan sensitifitas insulin setelah makan.
5. Kebutuhan karbohidrat 45-65% dari asupan energi.
6.
5. Kebutuhan lemak : 25 – 35%,
 ASUPAN LEMAK DIANJURKAN < 20-35% ENERGI
 LEMAK JENUH 7-10%, MAKS. 10% PUFA & 10-15% MUFA
 KOLESTEROL : 200-300 MG/hari
6. KARBOHIDRAT DAN PEMANIS
 60-70%
 KARBOHIDRAT LEBIH DITEKANKAN PADA JUMLAH DARIPADA
JENISNYA
 BUAH DAN SUSU RESPON GLIKEMIKNYA < DARI SEBAGIAN
TEPUNG-TEPUNGAN.
 RESPON GLIKEMIK GULA PASIR (SUKROSE) SERUPA DENGAN
NASI, ROTI DAN KENTANG
7. Anjurkan DASH Diet untuk mengatasi hipertensi
KEBUTUHAN GIZI

8. SUKROSE
 Penggunaan sukrose sebagai bagian dari perencanaan
makan tdk memperburuk kontrol glukosa darah
 Sukrosa & makanan yang mengandung sukrose harus
diperhitungkan sbg pengganti KH makanan lain.
 Perlu dipertimbangkan penggunaannya krn gula bukan
merupakan sumber zat gizi yang baik.
 Tidak lebih dari 5% energi.
9. PEMANIS
 PENGGUNAAN FRUKTOSA > 20% ENERGI MENINGKATKAN LDL
DAN KHOLESTEROL
 TIDAK ADA ALASAN UNTUK MENGHINDARI BUAH DAN SAYUR
 PEMANIS BUATAN (SAKARIN, ASPARTAM, ASESULFAME K,
SUKROLOSE) MERUPAKAN PEMANIS TANPA KALORI YANG
DAPAT DIGUNAKAN PENDERITA DM
10.SERAT
 DIANJURKAN MENGKONSUMSI SERAT 20-35 GRAM SERAT
YANG BERASAL DARI BAHAN MAKANAN
 PORSI SAYUR/ BUAH DIBERIKAN LEBIH BANYAK DIBANDINGKAN
KONSUMSI BIASA (5 porsi sayur dan 5 porsi buah)
KEBUTUHAN GIZI

10. VITAMIN DAN MINERAL


 TIDAK PERLU DITAMBAH SUPLEMEN BILA ASUPAN
GIZI CUKUP
 SUPLEMENTASI KALIUM MUNGKIN DIPERLUKAN
BAGI PASIEN YANG KEHILANGAN KALIUM KARENA
MENGGUNAKAN DIURETIK
INTERVENSI GIZI : PENDIDIKAN
GIZI, KONSELING GIZI
1. Pemahaman dasar mengenai pengaturan
makanan sehat
2. Pengaturan olah raga/ aktifitas fisik
3. Bagaimana memonitor kadar gula darah
0leh pasien sendiri
4. Bagi pasien DM yang menggunakan insulin
: ajarkan tanda, cara mengatasi dan
mencegah terjadinya hipoglikemia
INTERVENSI GIZI : PENDIDIKAN
GIZI, KONSELING GIZI
6. Bahan makanan sumber KH, protein, lemak
7. Pemahaman tentang label gizi
8. Modifikasi asupan lemak
9. Petunjuk belanja makanan
10. Petunjuk untuk makan di luar rumah
11. Cara memilih snack yang bisa dikonsumsi
12. Pengaturan waktu makan
13. Penggunaan makanan yang mengandung gula
dan pemanis yang tidak mengandung gizi.
14. teknik-teknik modifikasi perilaku
15. Suplemen vitamin, mineral, zat-zat tumbuhan dll
STRATEGI PERENCANAAN MAKAN
UNTUK PASIEN DM
STRATEGY TIPE-1 TIPE -2 TIPE-2 NON GDM
OBESE OBESE
Timing of High Moderate Moderate High
meals
Consistensy of day High Moderate Moderate High
to day intake

Fat High High High Moderate


modification
Sucrose Moderat Moderate Moderate Moderate
limitation e
Exercise snack High Low Low Moderate

Calorie Low High Low Low


restriction
CONTOH INTERVENSI GIZI
Problem Penuruna Berat Badan yang Tidak
Diinginkan
Perubahan Nilai Laboratorium yang
terkait gizi

Etiologi DM, Asupan makan melebihi kebutuhan,

Simptom/sign Kadar gula darah puasa 183 mg/dl, kadar


HbA1c : 10,2 %,
DM
Pengetahuan gizi yang kurang
Rumusan diagnosis gizi Perubahan nilai laboratorium (glukosa
darah tinggi dan tidak terkontrol) berkaitan
dengan asupan makan melebihi
kebutuhan dan penyakit DM dibuktikan
oleh kadar gula darah 183 mg/dl, Hb A1c
10,2% serta pengetahuan gizi yang kurang
Intervensi Gizi
Preskripsi Diet
 (merupakan rekomendasi asupan energi dan
zat gizi/ makanan sesuai dengan kebutuhan
gizi pasien dan keadaan kesehatan pasien
serta diagnosis gizi)
 Sebutkan secara spesifik : Diet DM
 Kebutuhan energi : 1200 Kal
 Kebutuhan protein : 45 gram
 Kebutuhan lemak : 35 gram
 Bentuk Makanan : Biasa
INTERVENSI GIZI
Intervensi Gizi 1 : (ND 1) Tujuan:

Intervensi Gizi 2 : (E-1) Tujuan :

Intervensi Gizi 3 : (RC-1) Tujuan :


OBAT PENURUN GULA DARAH
Generik Produk orsinal Mg/tab Dosis Lama Frek / Pemberian
harian kerja hari
Sulfonilurea Klorpropamid Diabenese 100 - 250 100 – 500 24 –36 1
Glibenklamid Daonil 2,5 - 5 2,5 – 15 12 – 24 1–2
Glipizid Minidiab 5 – 10 5 – 20 10 –16 1–2
Glucotrol-XL** 1
Sebelum
Gliklazid Diamicron 80 80 –240 10 – 20 1–2 makan
Diamicron-MR** 1
Glikuidon Glurenorm 30 30 – 120 - 1–2
Glimepirid Amaryl, Gluvas 1; 2; 3; 4 0,5 – 6 24 1
Glinid Repaglinid NovoNorm 0,5; 1; 2 1,5 – 6 - 3

Nateglinid Starlix 120 360 - 3 Tidak


bergantung
Tiazolidindion Pioglitazon Actos 15, 30 15 – 30 24 1 jadwal
makan

Penghambat Acarbose Glucobay 50 – 100 100 – 300 3 Bersama


suapan
Glukosidase  pertama
Biguanid Metformin Glucophage* 500 - 850 250 – 3000 6-8 1-3 Bersama/
sesudah
Glucovance makan
OLAH RAGA
1. Pemakaian energi 
+ pengaturan makan } BB 
2. Kepekaan terhadap insulin 
• Gula darah 
• Pola lipid membaik
• Tekanan darah 
3. Peredaran darah lebih baik
Tidak berat - teratur
PRINSIP OLAH RAGA BAGI
DIABETISI

 Frekuensi : 3 – 5 kali per minggu


 Intensitas : ringan & sedang 60-70% MHR
*
 Waktu : 30 – 60 menit
 Tipe (jenis) : olah raga endurans

* MHR(maksimum heart rate = 220 - umur


Monitoring dan Evaluasi

 Untuk menentukan apakah perkembangan


yang terjadi serta menentukan apakah
tujuan intervensi gizi sudah tercapai
Monev pada DM antara lain

 Pemeriksaan keton urin


 Monitoring tekanan darah
 Monitoring BB
 Pemeriksaan laboratorium (glukosa darah,
Hb A1c, profil lemak, test fungsi ginjal)
 Monitoring Gizi
Parameter Monitoring pada DM
Tipe-1 Tipe-2 Gestasional
Asupan Makanan
•Energi M H M
•Karbohidrat M L M
•Lemak M M M
•Zat Gizi lain* L L L
Pengukuran lain
• ketonuria H L M
• gula darah sbl makan H M H
•Gula darah setelah makan H M H
• Test darah u hipoglikemia H L H
Parameter Monitoring pada DM
Tipe-1 Tipe-2 Gestasional
Faktor Fisik
• BB M H H
• Tekanan darah M H M
Pemeriksaan Lab
• HbA1c H H M
• Glukosa puasa H M H
• Glukosa post prandial H M H
• Profil lemak M H L

KET :
H = HIGH PRIORITY, M = MODERATE PRIORITY, L = LOW PRIORITY
KRITERIA PENGENDALIAN DIABETES MELITUS
BAIK SEDANG BURUK
Glukosa darah puasa (mg/dl) 80 – 109 110 – 125  126
Glukosa darah 2 jam (mg/dl) 80 - 144 145 – 179  180

8
A1C (%) < 6,5 6,5 – 8
Kolesterol Total (mg/dl) < 200 200 – 239 >240
Kolesterol LDL (mg/dl) < 100 100 – 129 130
Kolesterol HDL (mg/dl) > 45
200
Trigliserida < 150 150 – 199
IMT (kg/m2) 18,5 – 22,9 23 – 25 > 25

Tekanan Darah < 130 / 80 130-140/80-90 > 140/90


SOAL KASUS DM
1. Bpk. JN, umur 49 tahun memiliki IMT 29 kg/m2,
mengeluh mengalami rasa haus yang berlebihan,
banyak kencing dan lesu. Dari riwayat keluarganya
(termasuk ibu dan saudara laki-lakinya menderita
DM tipe-2). Pemeriksaan kadar glukosa darah
sewaktu menunjukkan 480 mg/dl. Pemeriksaan
serum elektrolit normal, Bpk.JN mengatakan
merasakan sulit untuk mengontrol makan terutama
pada sore-malam hari. Bpk.JN juga mengeluh
tidak bisa berolahraga karena waktu kerjanya yang
sangat panjang. Pada saat ditanyakan apa yang
ingin Bpk.JN pelajari mengenai diet, dia
menyatakan ingin mempelajari bagaimana
mengontrol makannya karena dia selalu merasa
lapar.
Pertanyaan :
1. DM tipe apakah yang diderita Bpk.JN?
2. Mungkinkah penyakit DM-nya tersebut dapat
ditangani dengan terapi diet saja?
3. Sebutkan tanda-tanda hiperglikemia? Apakah
OAD atau terapi insulin dianjurkan untuk Bpk.JN?
4. Apabila Bpk.JN diberikan terapi obat ataupun
insulin, apakah terapi perubahan perilaku masih
tetap diperlukan?
5. Apa nasehat yang akan saudara berikan untuk
membantu Bpk.JN mengatasi masalah kebiasaan
makannya?
6. Buat Rencana Intervensi Gizi dan Monitoring
Evaluasi yang akan saudara berikan untuk Bpk.
JN (termasuk perhitungan kebutuhan gizi-nya)
terima kasih

You might also like