You are on page 1of 25

DAMPAK KEDATANGAN WISATAWAN BACKPACKER TERHADAP SOSIO EKONOMI, SOSIO

BUDAYA dan LINGKUNGAN MASYARAKAT BALI


I Made Sugita Darma Teja
INTRODUCTION • Budaya backpacker yang masih
dilihat sebagai kelompok masyarakat
wisata Grand Tour dari kelas bawah,
seperti membawa ransel, berkemah
dan menekankan dengan wisata
yang mempunyai anggaran yang
rendah (Gula, 2006:3).
• Backpacker sering dianggap tidak
berdampak signifikan terhadap
perekonomian (Wallstam, 2011:5).
• Namun Budaya berwisata ini kian
menjamur dikawasan Asia Tenggara
(Tze and Musa, 2005) termasuk
Indonesia.
Masalah
Bagaimana dampak
yang ditimbulkan
wisatawan backpacker
mancanegara
terhadap
pengembangan
pariwisata dari segi
sosio ekonomis, sosial
budaya dan
lingkungan di daerah
desa wisata didaerah
bali ?
Chapter 2

Discussion
Karakteristik Budaya
Backpacker
1. Karakteristik
Budaya “Status
Perjalanan”

2. Karakteristik
Budaya “Jejak
Perjalanan”

3. Karakteristik
Budaya “Buku
Panduan
Karakteristik Soronsen (2003). perjalan
Budaya “Status berkaitan dengan bagaimana
Perjalanan” seorang backpacker
melaksanakan perjalanannya.

1. Nomaden, Self Orgnized dan


Self Reliance.
2. Menggunakan “Harga Lokal”
3. Mencari Harga terbaik dan
termurah dari perjalanan yang
dilakukan
4. Mempersiapkan diri untuk
berbagai potensi penyakit
5. Menggunakan penampilan
usang
Karakteristik Budaya Budaya Jalur Perjalanan mengambarkan
“Jalur Perjalanan” bagaimana seorang backpacker
melaksnakan perjalanannya
(SORONSEN, 2003)

1. Jalur Darat sebagai jalan utama


2. Mengunjungi daerah wisata yang
sudah masuk tahap pengembangan
3. Mengunjungi daerah pelosok yang
terpencil yang dekat dengan daerah
wisata pada buku panduan mereka
atau dekat dengan daerah wisata yang
telah mengalami pengembangan
4. Menolak untuk berkunjung ke daerah
wisata yang benar benar tidak ada di
buku panduan mereka atau di peta
5. Menolak Dipanggil Turis.
6. Berkumpul Bersama Backpacker yang
memiliki tujuan destinasi yang sama
untuk saling berbagi informasi
Budaya bagaimana
Karakteristik Budaya
“Buku Panduan” Backpacker memperoleh
informasi tentang daerah
tujuan:
1. Eksklusif dengan buku
panduan
2. Identik dengan buku
panduan “Lonely Planet”
Karakteristik
backpacker di
Bali

1. Karakteristik
Sosio Geografis
2. Karakteristik
Sosio Demografi
3. Karakteristik
Psikografi
Karakteristik 1. Menuh, N (2015) bahwa
Sosio Geografis mayoritas dari wisatawan
backpacker yang berkunjung
kebali dengan kuta sebagai
pusat wisatanya berasal dari
kalangan wisatawan negara
eropa
2. Tinggal dan makan
diakomodasi murah selama
8-15 hari dengan budget
rata-rata 8 juta rupiah
selama perjalanan mereka.
1. backpacker di bali di
Karakteristik dominasi oleh perempuan,
Sosio Demografi dengan range umur antara
23-28 tahun (59% wanita
dan 38 % Pria).
2. wisatawan backpacker
dominan mempunyai
pendapatan USD $ 2000-
3000
3. Mereka adalah pekerja
secara freelance dengan
tingkat pendidikan adalah
S1. Dari fakta demografis
tersebut terdapat
Karakteristik Menuh, N (2015) Karakter
psikografis dari backpacker biasanya
Psikografi berhubungan dengan motivasi,
tujuan, dan bagai mana sesorang
melakukan kegiatan backpacker
tersebut.

1. melakukan perjalanan kebanyakan


bersama teman
2. Berkunjung ke Kuta sebagai
destinasi pertama selanjutnya
menuju daerah destinasi lain dibali
maupun diluar bali
3. Tinggal di akomodasi murah dan
makan direstoran lokal
DAMPAK WISATAWAN BACKPACKER TERHADAP SOSIO EKONOMI, SOSIO
BUDAYA dan LINGKUNGAN MASYARAKAT BALI
DAMPAK Dampak yang ditimbulkan
BACKPACKER oleh pariwisata oleh Pitana
(2009) digolongkan
menjadi 3 yaitu

1. dampak ekonomi
2. dampak sosial
3. dampak lingkungan.
Dampak Backpacker Cohen dalam Menuh, N
terhadap sosio (2015) mengemukakan
ekonomi masyarakat bahwa dampak pariwisata
Bali terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat lokal
dapat dilihat dari

1. dampak terhadap
pendapatan masyarakat
2. dampak terhadap
kesempatan kerja bagi
masyarakat di area yang
dikunjungi.
1. dampak terhadap
pendapatan Pendapatan dari peluang bisnis:
masyarakat
1. Para wisatawan Backpacker
yang melakukan pembelian
makanan di rumah makan lokal
2. Jasa Penyewaan kendaraan
bermotor yang telah disediakan
ataupun kendaraan pribadi
warga
3. Perdagangan cindramata
sebagai oleh oleh murah
4. Penyewaan papan selancar
5. Permintaan kamar pada
akomodasi murah pada bulan
juni-agustus ketika backpacker
mulai berdatangan
2. dampak terhadap Menuh, N (2015)
kesempatan kerja
bagi masyarakat di 1. Lapangan perkerjaan dengan
area yang dikunjungi. membuka Akomodasi murah
seperti Losmen, Hostel,
Bungalows
2. Lapangan perkerjaan yang
berasal dari mendirikan warung
makan atau restoran bagi
Backpacker
3. Lapangan perkerjaan dari
penyewaan speda motor
4. Lapangan perkerjaan sebagai
pemandu wisata pribadi
5. Lapangan perkerjaan dari pusat
cindramata
Cohen dalam Menuh, N (2015)
Interaksi wisatawan Dampak kunjungan wisatawan
Bacpacker dengan backpacker terhadap kondisi sosial
budaya masyarakat bali dapat dilihat
Masyarakat Bali antara lain:
1. Interaksi antara wisatawan
backpackers dengan masyarakat
lokal
2. perubahan mata pencaharian
masyarakat lokal
3. tatanan nilai adat istiadat
masyarakat lokal
4. pola tingkah laku masyarakat lokal.
5. gaya hidup masyarakat lokal
6. nilai yang diadopsi oleh masyarakat
lokal
7. pelanggaran tradisi atau nilai lokal.
Menuh, N (2015) Kedatangan
Interaksi antara wisatawan khususnya wisatawan
wisatawan backpacker tentunya menimbulkan
backpackers dengan interaksi dengan masyarakat lokal.
masyarakat lokal Adapun interaksi yang terjadi
adalah:

1. bertanya dengan masyarakat lokal


dan dapat mengikuti setiap
proses pelaksaan upacara
2. bertukar pikiran mengenai
perbandingan kehidupan dengan
masyarakat lokal
3. Berkomunikasi secara mandiri
untuk kebutuhan akomodasi
4. Interaksi untuk mengikuti proses-
proses upacara keagamaan
perubahan mata Richardson dan flicker (2004)
pencaharian menyebutkan bawa dampak
masyarakat lokal pariwisata terhadap sosial budaya
di daerah tujuan wisata salah
satunya adalah transformasi
struktur mata pencaharian dari
non pariwisata menjadi pariwisata

1. Ibu rumah tangga menjadi pemilik


rumah makan
2. Karyawan cindramata menjadi
pemilik toko cindramata/Artshop
3. Nelayan menjadi karyawan hotel,
supir maupun pelayan restoran
4. Masyarakat muda yang mulai
terjun menjadi pemandu wisata
Tatanan nilai adat Meningkatnya populasi dengan
istiadat masyarakat datangnya orang yang mempunyai
attitude berbeda-beda menyebabkan
lokal percampuran tata nilai di daerah tujuan
pariwisata. Namun hal yang ditemukan

Menuh, N (2015) berbeda dengan


pendapat diatas
1. Wisatawan backpacker tidak merubah
tatanan nilai adat istiadat masyarakat
lokal dikarenakan awig awig sebagai
original tata nilai masyarakat bali
2. wisatawan backpacker yang
mempelajari nilai-nilai adat yang ada
di dalam masyarakat dengan
mengikuti upacara-upacara yang
digelar oleh masyarakat lokal
Pola tingkah laku Secara teoritis, Richardson dan
masyarakat lokal. Flicker (2004: 129) menyampaikan
bahwa bentuk dampak pariwisata
terhadap pola tingkah laku di
masyarakat adalah efek peniruan
(Demonstration effect) dikarenakan
akulturasi budaya. Masyarakat
yang mulai meniru untuk:

1. Megkonsumsi minuman keras,


narkotik dan tatto
2. Berpergian ke pub untuk
hiburan/hang out (Hedonisme
pada masyarakat lokal yang
masih muda dan belum
berpenghasilan)
Gaya hidup Menuh, N (2015) wisatawan
masyarakat lokal backpacker dapat merubah
gaya hidup masyarakat
dikarenakan gaya hidupnya
yang bebas dan sangat dekat
dengan globalisasi.
1. Masyarakat yang mulai
konsumtif (Masyarakat lokal
yang mulai berbelanja ke
swalayan)
2. Berpakaian minimalis
seperti yang ditampilkan
para backpacker
Nilai yang diadopsi 1. Wisatawan backpacker tidak
oleh masyarakat segan untuk belajar
lokal berkomunikasi dengan
masyarakat lokal menggunakan
bahasa Indonesia dan
sebaliknya masyarakat lokal
dan pelaku usaha juga
mempelajari bahasa asing.

2. Masyarakat yang langsung


berinteraksi dengan wisatawan
backpacker mempunyai gaya
bahasa dan penampilan yang
mengikuti penampilan
wisatawan backpacker
Secara teoritis, Cohen (1984:101)
Pelanggaran tradisi mengungkapkan bahwa salah satu
dampak kedatangan wisatawan
atau nilai lokal. terhadap sosial budaya adalah
meningkatnya penyimpangan-
penyimpangan sosial.

1. Pelanggaran Kesucian tempat suci:

wisatawan backpacker yang


tidak menggunakan jasa pemandu
sering tidak memahami perilaku
atau kebiasaan masyarakat lokal
sehingga kecenderungan dapat
dilanggar secara tidak sengaja
seperti masuk ke areal Pura tanpa
menggunakan pakaian adat

You might also like