You are on page 1of 31

CASE BASED DISCUSSION

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Gina Anisah Mujahidah (013.06.0022)

Pembimbing:
dr. Luh KadekTrisna Lestari, M.Biomed, Sp.S
BAB I
PENDAHULUAN

•Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu


gangguan ekstremitas atas disebabkan oleh
penyempitan nervus medianus.

•Faktor resiko tersering pada kasus CTS yaitu


pekerjaan dengan gerakan fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan secara berulang-ulang sehingga
dapat menekan nervus medianus.
BAB I
PENDAHULUAN

•Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Amerika


Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000
orang setiap tahunnya dengan revalensi sekitar 50 kasus
dari 1.000 orang pada populasi umum.

•CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan


usia berkisar 25 - 64 tahun, prevalensi tertinggi pada
wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun.
BAB II
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS
▫ Nama : Ny. S
▫ Jenis Kelamin : Perempuan
▫ Umur : 40 tahun
▫ Tempat Kelahiran : Bangli
▫ Bangsa : Indonesia
▫ Suku : Bali
▫ Agama : Hindu
▫ Pekerjaan : Pedagang
▫ Alamat : Bangli
▫ Tanggal Pemeriksaan : 3 Maret 2016
SUBJEKTIF (ANAMNESIS)
Keluhan utama : Kesemutan pada telapak tangan
kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke Poliklinik Saraf RSU Bangli


mengeluhkan kesemutan pada telapak tangan kanan.
Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak +2 bulan
yang lalu. Kesemutan terutama dirasakan telapak
tangan kanan serta pada sisi jari tengah, telunjuk dan
ibu jari. Kesemutan pada daerah tersebut sering
disertai rasa nyeri dan rasa tebal.
• Pasien juga mengeluhkan saat tidur malam hari, rasa
kesemutan disertai nyeri ini memberat serta
menjalar hingga ke lengan kanannya hingga
membuat pasien tidak dapat tidur, kemudian
keluhan tersebut berkurang pada pagi hari. Bila
pasien mengerjakan pekerjaan rumah pada siang
hari kembali timbul rasa kesemutan disertai nyeri
dan rasa tebal di daerah telapak tangan kanannya.
Untuk mengurangi keluhan tersebut pasien biasanya
mengibas-ngibaskan serta memijat pergelangan
hingga telapak tangannya degan balsem serta
mengompres hangat pada tangan dan lengannya
apabila nyeri hebat muncul pada malam hari.
• Pasien menyangkal riwayat bengkak dan panas di
pergelangan tangan, pasien menyangkal riwayat
jatuh menumpu pada tangan, pasien menyangkal
kebiasaan tidur menumpu pada pergelangan
tangan, pasien menyangkal riwayat kelemahan
anggota gerak
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa pada tangan kiri maupun
ekstremitas bawah disangkal
• Riwayat trauma pada tangan kanan disangkal
• Riwayat diabetes melitus disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat stroke disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa disangkal
• Riwayat diabetes melitus disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat stroke disangkal
Riwayat Pengobatan
• Pasien belum pernah berobat sebelumnya, apabila
keluhan muncul pasien hanya memijat-mijat
pergelangan serta telapak tangannya dengan
balsem atau mengompres hangat.
Riwayat Pribadi dan Sosial
• Pasien seorang pedagang, selalu mengangkat barang
dagangan untuk dibawa ke pasar, pasien melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci,
menyapu, setrika, dan lain-lain. Keluhan kesemutan
serta nyeri hebat sering muncul terutama saat pasien
mengangkat barang dagangan.

• Kebiasaan merokok dan konsumsi obat-obatan


disangkal
Riwayat Alergi :
• Riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Terowongan Carpal
DEFINISI
• Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindrom
yang timbul akibat N. Medianus tertekan di dalam
Carpal Tunnel (terowongan karpal) di pergelangan
tangan, sewaktu nervus melewati terowongan tersebut
dari lengan bawah ke tangan, tepatnya di bawah
fleksor retinakulum.
EPIDEMIOLOGI
• Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) di
Amerika Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus
per 1.000 orang setiap tahunnya dengan revalensi
sekitar 50 kasus dari 1.000 orang pada populasi umum.
National Health Interview Study (NIHS) CTS lebih
sering mengenai wanita daripada pria dengan usia
berkisar 25 - 64 tahun, prevalensi tertinggi pada
wanita usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun
• Penelitian CTS di Indonesia, pada pekerjaan dengan
risiko tinggi pada pergelangan tangan. Melaporkan
adanya hubungan positif antara keluhan dan gejala
CTS dengan faktor kecepatan menggunakan alat dan
faktor kekuatan melakukan gerakan pada tangan
Etiologi Dan Faktor Resiko
Faktor Penggunaan
Faktor Intrinsik Faktor Trauma
Tangan

• perubahan • Penggunaan tangan • Trauma


hormonal yang kuat
• penyakit/keadaan • penggunaan tangan
tertentu berulang
• kegemukan • konstan dalam
mencegkeram
benda
• menggunakan
tangan dan
pergelangan tangan
untuk getaran
teratur yang kuat
PATOFISIOLOGI
• Kompresi Mekanik
• Insufisiensi Mikrovaskular
• Teori Getaran
MANIFESTASI KLINIS
• Nocturnal Acroparesthesia
• Parestesia pada jari 1-3 dan setengah sisi radial jari 4
sesuai dengan distribusi sensorik nervus medianus.
• Kelemahan pada tangan sewaktu menggenggam

• Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot


thenar (oppones pollicis dan abductor pollicis
brevis). dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh
nervus medianus.
DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

• Flick's sig, Thenar wasting, Menilai kekuatan, Wrist


extension test., Phalen's test. Torniquet test, Tinel's
sign, Pressure test

Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan elektodiagnostik
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan lab
PENATALAKSANAAN

• Istirahatkan tangan
• NSAID
Konservatif • Bidai
• Nerve gliding
• Injeksi steroid
• Kontrol cairan vitamin B6

Operatif
Nerve Gliding
OPERATIF
PENCEGAHAN
• Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi
netral
• Perbaiki cara memegang atau mengenggam alat benda.
• Batasi gerakan tangan yang repetitive
• Istirahatkan tangan secara periodic
• Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan
• Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan
melakukan peregangan secara teratur
• Jaga suhu tangan agar tetap hangat dengan
menggunakan sarung tangan pada daerah yang dingin.
PROGNOSIS
• Pada kasus CTS ringan, dengan terapikonservatif
pada umumnya prognosis baik. Secara umum
prognosis operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama
menderita CTS penyembuhan pasca operasi harus
bertahap.
KOMPLIKASI
• Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan
dan hilangnya sensibilitas yang persistendi daerah
distribusi nervus medianus.

• Komplikasi yang paling berat adalah reflek


sympathetic dystrophy yang ditandi dengan nyeri
hebat, hiperalgesia, disestesia dan gangguan trofik.
TERIMAKASIH

You might also like