You are on page 1of 39

THE PRINCIPLES OF FAMILY

MEDICINE

Merry Tiyas A.
BACKGROUND
 FM is the natural evolution of historical medical practice
 The first physicians were generalists.

 For thousands of years, generalists provided all of the


medical care available (diagnosed and treated illnesses,
etc)
 As medical knowledge expanded and technology advanced,
many physicians choose to limit their practices to specific,
defined areas of medicine.
BACKGROUND
• With World War II, the age of specialization
began to flourish.

• In the two decades following the war, the


number of specialists and subspecialists
increased at a phenomenal rate, while the
number of generalists declined a dramatically.
• The public became increasingly vocal about:
• the fragmentation of their care
• the shortage of personal physicians who
could provide initial, continuing and
comprehensive care.

• Thus began the reorientation of medicine


back to personal, primary care.

• 1969 the concept of the generalist was


reborn with the establishment of family
medicine as medicine's 20 specialty.
 Disiplin ilmu kedokteran keluarga tidak
mengajarkan ilmu lain di luar kedokteran  ilmu
kedokteran yg diperoleh dari disiplin ilmu-ilmu
kedokteran lainnya yg dikemas menjadi satu
pelayanan yg :
 Komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif)

 Holistik (biopsikososial)

 Berkesinambungan.
PELAYANAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI INDONESIA

LATAR BELAKANG
 Jika ditinjau prinsip pokoknya, maka
pelayanan dokter keluarga yang
memusatkan perhatian pada masalah-
masalah kesehatan keluarga secara
keseluruhan, sebenarnya bukanlah sesuatu
yang baru.
 Namun pada kenyataannya, pelaksanaan di
lapangan tidak berjalan dengan memuaskan.
 Muncul berbagai masalah dalam sub sistem
kesehatan.
PROBLEMATIKA SUB SISTEM PELAYANAN
KESEHATAN
 Komersialisasi dalam pelayanan
kesehatan
 Menurunnya etos profesionalisme dokter.
Mutu pelayanan dokter umum
dirasakan jauh dari memuaskan 
menyelenggarakan pelayanan di bawah
standar.
Hal ini mungkin disebabkan karena
dokter umum tsb tidak memiliki
pengetahuan dan ketrampilan klinis
serta tidak mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi kedokteran.
 Meningkatnya orientasi pada spesialis
dan sub spesialis Pelayanan
kesehatan terkotak-kotak (fragmented
health services)
 Hubungan dokter-pasien renggang,
perhatian dokter seringkali hanya
terhadap keluhan, bukan pada
penderita secara keseluruhan.
 Problematika Sub Sistem
Pembiayaan Kesehatan
 Tingginya biaya kesehatan disebabkan
karena penggunaan alat-alat canggih
dan karena pelayanan yang terkotak-
kotak.
 Daya beli masyarakat menurun.
karena perannya
dalam mengalihkan mengubah pelayanan
Pelayanan dokter
orientasi kuratif ke yg fragmentatif ke
keluarga mempunyai
orientasi pelayanan yg
posisi strategis dalam
komprehensif, integratif berjenjang,
keberhasilan
mengedepankan dg menjadikan
penatalaksanaan
upaya promotif pelayanan primer
subsistem pelayanan
preventif seimbang sebagai ujung
kesehatan,
dengan upaya kuratif tombak.
dan rehabilitatif,
Peran dokter keluarga dalam
penatalaksanaan subsistem
pembiayaan kesehatan
diwujudkan oleh kesediaannya
untuk menerima pembayaran
secara praupaya yg juga
bermakna mengendalikan
biaya pelayanan kesehatan.

Peranan kedokteran keluarga


diharapkan mampu
mewujudkan pelayanan
berkualitas yg diinginkan
masyarakat.
KEBIJAKAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL
TENTANG PRIMARY HEALTH CARE
 Pelayanan medis holistik
 Pelayanan medis paripurna

 Mengikut sertakan pasien serta keluarganya secara


aktif
 Dilaksanakan atas dasar kemitraan

 Berkesinambungan

 Memanfaatkan potensi yang ada pada pasien dan


keluarganya
 Keamanan pasien dan pemberi pelayanan
PRIMARY HEALTH CARE
 Multidisiplin
 Melakukan berbagai tindakan ( invasive dan non
invasive) terhadap berbagai keluhan dan
penyakit
 Menghadapi masalah sosio kultural

 Menghadapi berbagai masalah persepsi


penyakit,psikososial,dan lingkungan (faktor
risiko yg luas dan lebar)
DEFINISI: FAMILY MEDICINE
Salah satu disiplin ilmu yg memiliki
concern terkait dg pelayanan
kesehatan perorangan di level primer
secara komprehensif dan
berkesinambungan bagi individu
dengan mempertimbangkan keluarga,
komunitas dan lingkungan tempat
tinggalnya
 Menurut The American Academy of Family Physician
(1969):

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan


kedokteran yg menyeluruh dan memusatkan
pelayanannya pada keluarga sebagai suatu unit,
dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan
kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau
jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau
jenis penyakit tertentu saja.
 Pelayanan DK melibatkan :
 Dokter keluarga sebagai penapis (gate keeper) di
tingkat pelayanan primer,
 Dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder,
Rumah Sakit Rujukan
 Sistem jaminan pemeliharaan kesehatan

 bekerja secara bersama-sama, menempatkan


dokter keluarga pada posisi yang sangat strategis
dalam pembangunan kesehatan.
 Tujuan yang ingin dicapai dalam pelayanan
kedokteran keluarga adalah
 suatu bentuk pelayanan kesehatan bagi individu dan
keluarga serta masyarakat yang bermutu namun
terkendali biayanya, yang tercermin dalam
tatalaksana pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh dokter keluarga.
PENGERTIAN DOKTER
KELUARGA
 Dokter keluarga adalah dokter yg dapat
memberikan pelayanan kesehatan yg
berorientasi komunitas dg titik berat kepada
keluarga, ia tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yg sakit tetapi sbg bagian dari
unit keluarga dan tidak hanya menanti secara
pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita
atau keluarganya.

(IDI)
PERAN DOKTER KELUARGA
 Pengaplikasi ilmu kedokteran klinik dan ilmu
perilaku, dilengkapi ilmu kedokteran mutakhir
 Memantapkan pelayanan kesehatan primer dan
sistem rujukan
 Pengendali biaya:
 Efektifitas pelayanan kesehatan
 Efektifitas sumber daya kesehatan
 Edukasi kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang bermutu

 Mengembalikan pelayanan kesehatan yg


rasional dan manusiawi
PELAYANAN DOKTER KELUARGA
 Level pelayanan primer / kontak pertama
pasien
• Pasien datang dalam berbagai keadaan
dan alasan: rasa sakit dan berbagai
gejala, keadaan darurat, keperluan
preventif, cek kesehatan, masalah
kehidupan dll
 Memerlukan pengetahuan dan keterampilan
(skill) yang khusus
PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN
1. Pengetahuan klinis dasar
• Perjalanan alamiah penyakit
• Perkembangan pada manusia (utk membedakan
perkembangan yg normal dan abnormal)
• Perilaku manusia
2. Pengetahuan tentang komunitas pasien
(karakteristik budaya, alam, ekonomi, dll)
3. Pengetahuan tentang komunitas profesional
SKILL YANG DIPERLUKAN
1. General clinical skills, practical and procedural skills
* Anamnese
* Pemeriksaan fisik
* Lab sederhana
* Tindakan operasi sederhana
* Manipulasi ortopedik sederhana
2. Special clinical skills
Hubungan dokter-pasien
 Komunikasi efektif
 Konseling dan edukasi
 Mengelola pasien-pasien khusus seperti kasus
penyakit kronis, stadium terminal, dll.
 Mengidentifikasi faktor resiko dan keadaan yg tidak
normal misal kehilangan BB, pucat dll.
SKILL YANG DIPERLUKAN

3. Kemampuan dalam mengelola sumberdaya


- Semata-mata untuk kepentingan pasien
- Mengatur pemeriksaan yang diperlukan
- Obat yang diberikan
- Rujukan ke spesialis

4. Kemampuan mengelola praktik / klinik


- Mempekerjakan staf yang profesional
CENTRAL VALUES
Memberikan fokus perhatian kepada pasien dan
berorientasi pada hubungan dokter-pasien
• Memahami masalah pasien dan keluarganya
dengan menempatkan diri sebagai konsultan
bagi pasien dan keluarganya
Pendekatan Holistik
• Mempertimbangkan segala aspek yg ada pada
pasien dan keluarganya, bukan hanya fokus
pada penyakit yg diderita saja
• Memperhatikan aspek fisik, psikologis, sosial
dan ekonomi (biopsikososial)
Pelayanan berkesinambungan
CENTRAL VALUES
Penekanan pada pelayanan preventif
• Preventif memiliki dampak jangka panjang
• DK mengetahui kondisi pasien dan keluarganya di
semua aspek termasuk faktor resiko pada mereka
• Melakukan intervensi dan monitor secara terus
menerus
• Pencegahan pada setiap level:
“5 level prevention”
1. Promotion
2. Specific protection
3. Early diagnosis and promp treatment
4. Curative and limitation of disabilities
5. Rehabilitation
CENTRAL VALUES
DK mengurusi masalah kesehatan yang terkadang
tidak jelas pada mulanya
• Memerlukan pemahaman yg dalam tentang
berbagai patofisiologi penyakit, organ apa yg
terlibat, dilanjutkan penelusuran klinis, penunjang
diagnosa serta terapinya
• Penting dalam efisiensi biaya dan sistim referal yg
tepat
• Dengan kemampuan diagnosa yg tinggi maka akan
diketahui penanganannya yg tepat dan ke spesialis
mana akan dirujuk bila diperlukan
CENTRAL VALUES
DK mengurusi permasalahan kesehatan dari semua
golongan usia
• Spesialist in breadth
• Mempertahankan keluasan area namun diikuti
pendalaman skill klinis yg signifikan
DK melayani pasien tidak hanya di ruang
konsultasi / praktik saja tetapi juga di rumah
pasien
• Melakukan kunjungan rumah juga untuk
mengobservasi keluarga, rumah dan
lingkungannya
• Termasuk pada kondisi tertentu yg emergensi
DK DAPAT MENGURANGI BEBAN KERJA RS
DENGAN MENANGANI PASIEN-PASIEN:

• Penyakit ringan
• Perawatan post opname dan rehabilitasi
• Terminal care (Palliative care), perawatan RS
sudah tidak banyak menolong
• Perawatan lanjutan pada penyakit kronis
• Kasus-kasus yang bisa ditangani bersama-sama RS
PRINSIP-PRINSIP KEDOKTERAN
KELUARGA
1. Pelayanan yg komprehensif/paripurna ( promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif)
dengan pendekatan holistik (fisik/biologis,
psikologis dan sosial)
2. Pelayanan yg kontinu
3. Pelayanan yg mengutamakan pecegahan
4. Pelayanan yg bersifat koordinatif dan kolaboratif
5. Pelayanan yg bersifat personal bagi setiap pasien
sbg bagian integral dari keluarganya
6. Pelayanan yg mempertimbangkan keluarga,
lingkungan kerja dan lingkungan tempat
tinggalnya
7. Pelayanan yg menjunjung tinggi etika dan
hukum
8. Pelayanan yg sadar biaya dan sadar mutu
9. Pelayanan yg dapat diaudit dan
dipertanggungjawabkan
FAMILY CARE
5 Tingkat keterlibatan DK pada keluarga
•Minimal

- Interaksi terbatas pada pasien saja


•Memberikan informasi dan nasihat medis
- Kepada paling tidak 1 anggota keluarga
tentang masalah pasien
•Memberikan dukungan
- Diskusi tentang penyakitnya
- Memberikan perhatian pada keluarganya
•Penilaian yg sistimatis dan rencana intervensi
- Mengatasi kesulitan dalam keluarga
- Menugaskan anggota keluarga
•Terapi keluarga
FAMILY DOCTOR AS
“THE FIVE STAR DOCTOR”
1. Care provider
2. Decision maker
3. Communicator
4. Community leader
5. Manager of health care resource
CARE PROVIDER
 Penyelengara pelayanan kesehatan
› mempertimbangkan pasien secara holistik
sebagai seorang individu dan sebagai bagian
integral (tak terpisahkan) dari keluarga,
komunitas, lingkungannya, dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yg
berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan
personal dalam jangka waktu panjang dalam
wujud hubungan profesional dokter-pasien yg
saling menghargai dan mempercayai.
› Pelayanan komprehensif yg manusiawi namun
tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan 34
DECISION MAKER
 Pembuat keputusan
 melakukan pemeriksaan pasien,
pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yg
mapan dg mempertimbangkan harapan
pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk
kepentingan pasien sepenuhnya.
 Membuat keputusan klinis yg ilmiah dan
empatik 35
COMMUNICATOR
 Penghubung/penyampai pesan
 mampu memperkenalkan pola hidup sehat
melalui penjelasan yg efektif sehingga
memberdayakan pasien dan keluarganya
untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatannya sendiri.
 Memicu perubahan cara berpikir menuju
sehat dan mandiri kepada pasien dan
komunitasnya 36
COMMUNITY LEADER
 Pemimpin masyarakat
 memperoleh kepercayaan dari komunitas
pasien yg dilayaninya, menyearahkan
kebutuhan kesehatan individu dan
komunitasnya, memberikan nasihat kepada
kelompok penduduk dan melakukan
kegiatan atas nama masyarakat.
 Menjadi panutan masyarakat
37
MANAGER OF HEALTHCARE
RESOURCES

 Manajer SDM pelayanan kesehatan


 dapat berkerja secara harmonis dengan
individu dan organisasi di dalam maupun di
luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan komunitasnya
berdasarkan data kesehatan yg ada.
 Menjadi dokter yg cakap memimpin klinik,
sehat, sejahtera, dan bijaksana.
38

You might also like