You are on page 1of 50

PELAPORAN KORPORAT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAN DAERAH

ANALISIS TERHADAP LKPD KOMPILASI SE- PROV.


RIAU TAHUN 2011

Kori Nofianti
17 158 013
M. Fadly Ajub
17 158 014
Analisis LKPD atas Neraca
1. Analisis atas Pertumbuhan Pos-Pos Neraca

Analisis pertumbuhan pos-pos neraca dilakukan dengan


membandingkan pertambahan pos-pos neraca pada tahun
yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan pos neraca yang
bersangkutan tahun sebelumnya selama periode 2 tahun
yaitu Tahun Anggaran 2011 yaitu membandingkan pos-pos
neraca 2011 dengan 2010 sedangkan analisis 2010 dengan
membandingkan pos-pos neraca 2010 dengan 2009. Analisis
pos-pos neraca yaitu:
a. Pertumbuhan Total Aset
Pertumbuhan Total Aset adalah membandingkan pertambahan total aset
pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan total aset tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011
dan 2010. Rumusnya:
Total Aset n – Total Aset
n-1
Pertumbuhan Total Aset = X 100%
Total Aset n-1

Pertumbuhan Total Aset untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi
Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 14,77%, dan untuk posisi 31
Desember 2010 adalah 11,91%
pertumbuhan Total Aset tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010

Tingkat Pertumbuhan Total Aset


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda

2011 Kepulauan Meranti 176,51 Kampar 5,77

2010 Kampar 20,57 Kuantan 2,33


Singingi
b. Pertumbuhan Aset
Lancar
Pertumbuhan Aset Lancar adalah membandingkan pertambahan Aset
Lancar pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Aset Lancar
tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011 dan 2010 . Rumusnya:

Total Aset Lancar n –


Total Aset Lancar n-1
Pertumbuhan Aset Lancar = X 100%
Total Aset Lancar n-1

Pertumbuhan Aset Lancar untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 78,86%, dan untuk posisi 31
Desember 2010 adalah 29,64%.
tingkat pertumbuhan Aset Lancar tertinggi dan terendah untuk masing-masing
Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Aset Lancar

Tahun Tertinggi Terendah


Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Kuantan Singingi 473,62 Kampar (49,46)

2010 Indragiri Hulu 1262,27 Rokan (83,77)


Hulu
c. Investasi Jangka Panjang
Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang adalah membandingkan
pertambahan Investasi Jangka Panjang pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Investasi Jangka Panjang tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010.
Rumusnya:

Total Investasi Jangka


Panjang n – Total Investasi
Pertumbuhan Investasi Jangka = Jangka Panjang n-1
Panjang Total Investasi Jangka X 100%
Panjang n-1

Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 9,61% dan untuk
posisi 31 Desember 2010 adalah 4%.
tingkat pertumbuhan Investasi Jangka Panjang tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai
berikut:

Tingkat Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Kepulauan Meranti 200,00 Kampar (26,9
0%)

2010 Rokan Hilir 10,75 Pekanbaru (127,


30)
D. Aset Tetap

Pertumbuhan Aset Tetap adalah membandingkan pertambahan Aset Tetap pada


tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Aset Tetap tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010.
Rumusnya:
Total Aset Tetap n –
Total Aset Tetap n-1
Pertumbuhan Aset Tetap = X 100%
Total Aset Tetap n-1

Pertumbuhan Aset Tetap untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 9,37% dan posisi 31 Desember 2010 adalah
10,94%.
tingkat pertumbuhan Aset Tetap tertinggi dan terendah untuk
masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Aset Tetap


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda

2011 Kepulauan Meranti 392,08 Dumai 4,44

2010 Kampar 29,74 Kuantan 3,10


Singingi
e. Dana Cadangan

Pertumbuhan Dana Cadangan adalah membandingkan pertambahan Dana


Cadangan pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total Dana
Cadangan tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011 dan 31 Desember 2010.
Total Dana Cadangan n –
Pertumbuan Dana Total Dana Cadangan n-1
= X 100%
Cadangan Total Dana Cadangan n-1

Pertumbuhan Dana Cadangan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 101,78% dan posisi 31
Desember 2010 adalah 39,95%.
Pertumbuhan Dana Cadangan yang dapat diukur hanya Pemda Provinsi Riau.
Kecuali Pemkab Bengkalis untuk TA 2011, seluruh Pemkab/Pemkot tidak
membentuk dana cadangan sehingga tingkat pertumbuhan Pemkab/Pemkot
tersebut tidak dapat diukur karena pemda tersebut tidak membuat dana
cadangan secara rutin selama 3 Tahun Anggaran. Pertumbuhan Dana
Cadangan Pemprov Riau untuk TA 2011 sebesar 30,49% dan TA 2010 sebesar
39,95%.
f. Aset Lainnya
Pertumbuhan Aset Lainnya adalah membandingkan pertambahan Aset
Lainnya pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan total aset
tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011 dan 31 Desember 2010.

Total Aset Lainnya n –


Pertumbuan Aset Lainnya Total Aset Lainnya n-1
= X 100%
Total Aset Lainnya n-1

Pertumbuhan Aset Lainnya untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 72,30% dan posisi 31
Desember 2010 adalah 31,33%.
tingkat pertumbuhan Aset Lainnya tertinggi dan terendah untuk masing-masing Pemda
tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Aset Lainnya

Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda

2011 Siak 3509,84 Pekanbaru (0,31)

2010 Kampar 440,89 Indragiri (100,00)


Hilir
g. Total Kewajiban
Pertumbuhan Total Kewajiban adalah membandingkan pertambahan Total
Kewajiban pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total
Kewajiban tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011, dan 2010.
Total Kewajiban n – Total
Pertumbuhan Total Kewajiban n-1
Kewajiban = X 100%
Total Kewajiban n-1

Pertumbuhan Total Kewajiban untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 95,21%, dan untuk posisi 31
Desember 2010 adalah 45,22%.
tingkat pertumbuhan Total Kewajiban tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah
sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Total Kewajiban


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Kepulauan Meranti 1.258,87 Rokan (100)
Hilir

2010 Rokan Hulu 22.935,47 Indragi (94,41)


ri Hulu
h. Kewajiban Jangka Pendek

Pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek adalah membandingkan pertambahan


Kewajiban Jangka Pendek pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya
dengan total Kewajiban Jangka Pendek tahun sebelumnya selama periode 2
tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan posisi per 31 Desember 2010.

Total Kewajiban Jangka


Pendek n – Total
Pertumbuhan Total = Kewajiban Jangka Pendek X 100%
Kewajiban Jangka Pendek n-1
Total Kewajiban Jangka
Pendek n-1

Pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek untuk seluruh Pemda yang ada di


wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 95,35% dan posisi 31
Desember 2010 adalah 45,37%.
tingkat pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek tertinggi dan
terendah untuk masing-masing Pemda tahun 2011 dan 2010
adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Kewajiban Jangka Pendek
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kepulauan Meranti 1258,87 Rokan Hilir (100
%)
2010 Rokan Hulu 22.935,47 Indragiri Hulu (94,4
1)
i. Kewajiban Jangka Panjang
Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang adalah membandingkan
pertambahan Kewajiban Jangka Panjang pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Kewajiban Jangka Panjang tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010.

Total Kewajiban Jangka


Panjang n – Total
Pertumbuhan Total = Kewajiban Jangka Panjang X 100%
Kewajiban Jangka Panjang n-1
Total Kewajiban Jangka
Panjang n-1

Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang untuk seluruh Pemda yang


ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah minus
83,25% dan posisi 31 Desember 2010 adalah minus 36,61%.
Tingkat Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang yang dapat dihitung adalah
Pemkab Indragiri Hilir dan Bengkalis. Terhadap Pemda lainnya tidak dapat
dihitung karena tidak ada Kewajiban Jangka Panjang pada Pemda tersebut. Dari
hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang,
diketahui bahwa kedua Pemda tersebut mengalami penurunan tingkat
pertumbuhan Dana Cadangan yang terlihat sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Kewajiban Jangka Panjang (%)


Tahun
Pemkab Bengkalis Pemkab Indragiri Hilir
2011 (100) (66,70)
2010 (40) (32,85)

j. Total Ekuitas Dana

Pertumbuhan Ekuitas Dana adalah membandingkan pertambahan Ekuitas Dana


pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Ekuitas Dana tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan
2010. Total Ekuitas Dana n –
Pertumbuhan Total Total Kewajiban Ekuitas
Ekuitas Dana = Dana n-1 X 100%
Total Ekuitas Dana n-1
Pertumbuhan Ekuitas Dana untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi
Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 14,22%, dan untuk posisi 31 Desember
2010 adalah 11,74%.

tingkat pertumbuhan Ekuitas Dana tertinggi dan terendah untuk masing-


masing Pemda tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Dana


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Kepulauan Meranti 170,5 Kampar 6,04

2010 Indragiri Hulu 25,18 Kuantan 2,06


Singingi
Ekuitas Dana Lancar
Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar adalah membandingkan pertambahan
Ekuitas Dana Lancar pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan
Ekuitas Dana Lancar tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi
per 31 Desember 2011 dan posisi 31 Desember 2010. Rumusnya:
Total Ekuitas Dana Lancar n
– Total Ekuitas Dana Lancar
Pertumbuhan Ekuitas
= n-1 X 100%
Dana Lancar
Total Ekuitas Dana Lancar
n-1

Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 76,90% dan posisi 31
Desember 2010 adalah 28%.

Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Dana Lancar


Tertinggi Terendah
Nama % Nam %
Tahun
Pemda a
Pemd
a
2011 Kuantan 16.32 Roka 534,80
Singingi 8,10 n
Hulu
2010 Indragiri 224,9 Kota (1.508,54)
Hilir 7 Dum
ai
Ekuitas Dana Investasi
Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi adalah membandingkan pertambahan
Ekuitas Dana Investasi pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan
Ekuitas Dana Investasi tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi
per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010. Rumusnya:
Ekuitas Dana Investasi n –
Pertumbuhan Ekuitas Ekuitas Dana Investasi n-1
Dana Investasi = X 100%
Total Ekuitas Dana
Investasi n-1

Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 9,76% dan posisi 31 Desember
2010 adalah 10,72%.
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Dana Investasi
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kepulauan Meranti 382,02 Kota Dumai 4,40
2010 Kampar 27,34 Provinsi Riau 0,10
SILPA
Pertumbuhan SILPA adalah membandingkan pertambahan SILPA pada tahun
yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan SILPA tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 31
Desember 2010. Rumusnya:

SILPA n – SILPA n-1


Pertumbuhan SILPA
= X 100%
Total SILPA n-1

Pertumbuhan SILPA untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 76,03% dan posisi 2010 adalah 47,00%.
Tingkat Pertumbuhan SILPA
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kuantan Singingi 1.582,85 Rokan Hilir 8,34
2010 Provinsi Riau 254,10 Rokan Hulu (82,27)
2. Analisis atas Proporsi Kelompok Aset

Analisis proporsi kelompok aset dilakukan untuk periode tiga tahun. Analisis proporsi
kelompok aset dilakukan dengan membandingkan kelompok aset yang dianalisis
dengan total aset pada tahun yang bersangkutan.
Aset yang dianalisis adalah proporsi aset tetap, aset lancar, dan aset lainnya
terhadap total aset berdasarkan angka absolut dan persentase.

Analisis Proporsi Aset Tetap


Proporsi Aset Tetap dihitung dengan membandingkan jumlah aset tetap dengan
Total Aset pada tahun yang dianalisis selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011 dan 2010. Rumusnya:

Aset Tetap
Proporsi Aset Tetap
= X 100%
Total Aset
Proporsi Aset Tetap untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 84,18% dan posisi 2010 adalah 88,33%.

Proporsi Aset Tetap


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama % Nama %
Pemda Pemda
2011 Siak 97,46 Indragiri 78,69
Hilir
2010 Kuantan 97,46 Kepulauan 28,63
Singingi Meranti

Analisis Proporsi Aset Lancar


Proporsi Aset Lancar dihitung dengan membandingkan jumlah Aset Lancar
dengan Total Aset pada tahun yang dianalisis selama periode 2 tahun yaitu
posisi per 31 Desember 2011 dan 2010. Rumusnya:

Aset Lancar
Proporsi Aset Lancar
= X 100%
Total Aset
Proporsi Aset Lancar untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 9,90%, dan posisi 31 Desember 2010 adalah
6,35%.
Proporsi Aset Lancar
Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Indragiri Hilir 18,92 Kota 1,03
Pekanbaru
2010 Kepulauan 69,12 Kuantan 1,55
Meranti Singingi

Analisis Proporsi Aset Lainnya


Proporsi Aset Lainnya dihitung dengan membandingkan jumlah Aset Lainnya
dengan Total Aset pada tahun yang dianalisis selama periode 2 tahun yaitu posisi
per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010. Rumusnya:

Aset Lainnya
Proporsi Aset Lainnya
= X 100%
Total Aset
Proporsi Aset Lainnya untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi
31 Desember 2011 adalah 0,85%, dan posisi 31 Desember 2010 adalah 0,56%.

Proporsi Aset Lainnya


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Kota Dumai 2,96 Bengkalis 0,00
2010 Kota Pekanbaru 2,96 Kabupaten 0,02
Siak

Analisis Tingkat Likuiditas


Analisis rasio likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan pemerintah daerah
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dihitung menggunakan
rumus:
Aset Lancar
Rasio Lancar
= X 100%
Kewajiban Lancar

Tingkat Likuiditas untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31
Desember 2011 adalah 862,12 % posisi 2010 adalah 941,62 %, dan 2009 sebesar
1.055,88 %.
Tidak seluruh pemda dapat diukur tingkat likuiditasnya, karena beberapa pemda tidak
mempunyai Kewajiban Lancar. Pemda yang tidak mempunyai Kewajiban Lancar adalah
sebagai berikut:
Tahun 2011 Kabupaten Rokan Hilir
Tahun 2010 Kabupaten Pelalawan
Tahun 2009 Kabupaten Pelalawan, Rokan Hilir dan Meranti.
Dari hasil analisis terhadap Tingkat Likuiditas masing-masing pemda yang dapat diukur
tingkat likuiditasnya, diketahui yang memperoleh tingkat tertinggi dan terendah pada
tahun 2011, 2010, dan 2009 adalah sebagai berikut:

Tingkat Likuiditas
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Pemkab Siak 24.674,68 Pemprov Riau 188,78

2010 Pemkot Pekanbaru 107.356,57 Pemkab Rokan 51,35


Hulu
2009 Pemkab Siak 1.343.782,12 Pemkab Indragiri 9,87
Hulu
Analisis Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana
Rasio ini digunakan untuk mengatahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio ini mengindikasikan seberapa
besar pemerintah daerah terbebani oleh hutang. Rasio ini dihitung dengan
menggunakan rumus:

Total Hutang
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
= X 100%
Jumlah Ekuitas Dana

Rasio Hutang terhadap Ekuitas Dana untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 1,16%, 2010 adalah 0,68% sedangkan
2009 adalah 0,52%.
Tidak seluruh pemda dapat diukur ratio hutang terhadap ekuitasnya karena pemda
yang bersangkutan tidak mempunyai Hutang. Pemda yang tidak mempunyai hutang
adalah Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2009.
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas Dana
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Pemprov Riau 3,57 Rokan Hilir 0,00
2010 Rokan Hulu 3,41 Pekanbaru 0,00
Pelalawan
2009 Indragiri Hulu 7,46 Pelalawan 0,00
Rokan Hilir 0,00
Meranti 0,00
B. Analisis LKPD atas LRA
1. Analisis Rasio Keuangan atas LRA
Analisis rasio keuangan dilakukan untuk tiga periode Laporan Keuangan dan analisis
rasio keuangan terdiri dari:

a. Analisis Pendapatan

* Rasio Derajat Desentralisasi

Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total pendapatan daerah dan
semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan desentralisasi. Rasio derajat desentralisasi dihitung dengan
rumus :

Total PAD
Rasio Derajat Desentralisasi
=
Keuangan
Total Pendapatan Daerah
Rasio Derajat Desentralisasi Keuangan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 14,30 %, 2010 adalah 14,43%
sedangkan 2009 adalah 17,08%.
Rasio Derajat Desentralisasi Keuangan
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Provinsi Riau 40,62 Kuantan singingi 2,40

2010 Provinsi Riau 39,51 Kepulauan Meranti 2,59

2009 Provinsi Riau 41,85 Indragiri Hulu 1,92

* Rasio Kemandirian
Rasio kemandirian ditunjukan rasio total PAD terhadap total pendapatan dan rasio
pendapatan transfer terhadap total pendapatan. Dua rasio tersebut mempunyai makna
yang berbeda yaitu rasio PAD terhadap total pendapatan mempunyai makna yang
berkebalikan rasio transfer terhadap total pendapatan. Semakin besar angka rasio PAD
maka kemandirian keuangan daerah semakin besar, sebaliknya semakin besar angka
rasio transfer semakin kecil kemandirian daerah dalam mendanai belanja daerah.
Oleh karena itu, daerah yang mempunyai kemandirian yang tinggi adalah daerah yang
mempunyai rasio PAD tinggi sekaligus rasio transfer rendah.
Rasio ini dihitung dengan menggunakan dua formula yaitu:
- Rasio Kemandirian Keuangan Daerah:

Total PAD
Rasio Kemandirian Keuangan
=
Daerah Pendapatan Transfer Pemerintah
Pusat/Provinsi + Pinjaman

Dalam hal ini, untuk seluruh pemda di wilayah Provinsi Riau tidak terdapat
realisasi pinjaman selama TA 2011, 2010 dan 2009.

- Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah:

Total Pendapatan Transfer


Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah =
Total Pendapatan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dan Ketergantungan Keuangan Daerah


untuk 3 periode adalah sebagai berikut:
Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
Tahun
2011 Provinsi Riau 68,49 Kuantan 2,47
Singingi
2010 Provinsi Riau 65,55 Kepulauan 2,75
Meranti
2009 Provinsi Riau 71,97 Indragiri Hulu 1,96
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %

Tahun
2011 Kuantan Singingi 97,37 Provinsi Riau 59,31

2010 Kuantan Singingi 97,18 Provinsi Riau 60,27

2009 Indragiri Hulu 98,08 Provinsi Riau 58,14


b. Analisis Belanja
Rasio Belanja Operasi Terhadap Total Belanja
Rasio ini menginformasikan mengenai porsi belanja daerah dialokasi untuk belanja
operasi. Belanja operasi merupakan belanja yang manfaatnya habis dikonsumsi dalam
satu tahun anggaran, sehingga belanja operasi ini sifatnya jangka pendek. Rasio
belanja operasi dihitung terhadap total belanja dengan rumus:

Rasio Belanja Operasional Realisasi Belanja Operasional


=
Terhadap Total Belanja
Total Realisasi Belanja

Rasio Belanja Operasional Terhadap Total Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di
wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 72,49%, 2010 adalah 70,26%
sedangkan 2009 adalah64,35%.
Rasio Belanja Operasional Terhadap Total Belanja
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kota Dumai 86,07 Rokan Hilir 58,7
6
2010 Indragiri Hulu 90,86 Rokan Hilir 53,6
3
2009 Indragiri Hulu 83,06 Rokan Hilir 44,7
6
Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja
Rasio ini menginformasikan mengenai porsi belanja daerah yang dialokasikan
untuk investasi dalam bentuk belanja modal pada tahun anggaran yang
bersangkutan. Rasio belanja modal terhadap total belanja dengan rumus
sebagai berikut:
Realisasi Belanja Modal
Rasio Belanja Modal
=
Terhadap Total Belanja
Total Realisasi Belanja

Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di
wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 27,41%, 2010 adalah
29,71% sedangkan 2009 adalah 35,60%.

Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja


Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Rokan Hilir 41,23 Kota Dumai 13,9
3
2010 Rokan Hilir 46,37 Indragiri Hulu 9,14
2009 Rokan Hilir 55,23 Indragiri Hulu 16,9
4
Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja
Rasio ini menginformasikan mengenai porsi belanja daerah yang dialokasikan
untuk belanja pegawai. Rasio belanja pegawai dihitung dengan rumus:

Rasio Belanja Pegawai Terhadap Realisasi Belanja Pegawai


=
Total Belanja
Total Realisasi Belanja

Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di
wilayah Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 40,07%, 2010 adalah
41,48% sedangkan 2009 adalah 34,77%.
Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kota Pekanbaru 57,98 Provinsi Riau 24,
94
2010 Indragiri Hulu 65,19 Provinsi Riau 28,
27
2009 Indragiri Huli 59,72 Rokan Hilir 22,
78
Analisis pertumbuhan (growth) akun-akun LRA
(Pendapatan)
Analisis pertumbuhan akun-akun LRA dilakukan untuk periode tiga tahun. Analisis
pertumbuhan ini harus bersumber dari LRA dengan jumlah LPKD yang sama selama
tiga tahun tersebut. Analisis pertumbuhan mencakup akun-akun LRA dalam
kelompok Pendapatan, PAD, pendapatan transfer, dan pendapatan lainnya dan
kelompok belanja dan pembiayaan berdasarkan angka absolut dan persentase,antara
lain:
Analisis pertumbuhan pendapatan
Analisis petumbuhan pendapatan adalah analisis yang berhubungan akun
pendapatan yang terdiri dari analisis pertumbuhan total pendapatan, PAD,
pendapatan transfer, dan pertumbuhan lain-lain PAD yang sah.
Analisis Pertumbuhan Total Pendapatan adalah membandingkan pertambahan Total
Pendapatan pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total
Pendapatan tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember
2011, 2010. Rumusnya:
Total Pendapatan n –
Pertumbuhan Total
Total Pendapatan n-1
Pendapatan = X 100%
Total Pendapatan n-1
Pertumbuhan Total Pendapatan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 28,37%, 2010 adalah 30,58%.

Tingkat Pertumbuhan Total Pendapatan


Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kepulauan Meranti 81,66 Siak (0,49)
2010 Bengkalis 46,02 Kuantan 12,95
Singingi

Lebih lanjut analisis pertumbuhan akun pendapatan adalah sebagai berikut:


Analisis Pertumbuhan PAD
Analisis petumbuhan PAD adalah pertambahan PAD dihitung dengan
membandingkan pertambahan PAD pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total PAD tahun sebelumnya selama periode 2 tahun
yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:

Total PAD n – Total


Pertumbuhan PAD PAD n-1
= X 100%
Total PAD n-1
Pertumbuhan PAD untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 27,18%, 2010 adalah 10,33%.

Tingkat Pertumbuhan PAD


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Dumai 103,56 Siak (24,68)
2010 Indragiri Hulu 191,69 Siak (36,47)

Analisis Pertumbuhan Pendapatan Transfer


Analisis Pertumbuhan Pendapatan Transfer adalah membandingkan
pertambahan Pendapatan Transfer pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total Pendapatan Transfer tahun sebelumnya selama
periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:

Total Pendapatan Transfer n


– Total Pendapatan Transfer
Pertumbuhan Pendapatan
= n-1 X 100%
Transfer
Total Pendapatan Transfer n-
1
Pertumbuhan Pendapatan Transfer untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi
Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 27,96%, 2010 adalah 34,80%.

Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Transfer


Tertinggi Terendah
Tahun
Nama Pemda % Nama %
Pemda
2011 Kepulauan Meranti 87,19 Siak 3,41
2010 Bengkalis 51,06 Pekanbaru 12,90

Analisis Pertumbuhan Lain-Lain PAD yang sah


Analisis Petumbuhan Pendapatan Lain-Lain PAD yang sah adalah membandingkan
pertambahan Pendapatan Lain-Lain PAD yang Sah pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Pendapatan Lain-Lain PAD yang Sah tahun sebelumnya
selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:

Pendapatan Lain-Lain PAD


= yang Sah n – Pendapatan X 100%
Pertumbuhan Pendapatan Lain-Lain PAD yang Sah n-1
Lain-Lain PAD yang Sah
Total Pendapatan Lain-Lain
PAD yang Sah n-1
Pertumbuhan PAD untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31
Desember 2011 adalah 46,94%, 2010 adalah 1,36%.
Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Lain-Lain PAD yang Sah
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Dumai 127,57 Siak (32,
72)
2010 Indragiri Hulu 9.011,41 Kuantan Singingi (57,
91)

Analisis Pertumbuhan Belanja


Analisis petumbuhan belanja adalah analisis yang berhubungan akun belanja yang
terdiri dari analisis pertumbuhan total belanja, belanja operasi dan belanja modal.
Analisis Pertumbuhan Total Belanja adalah membandingkan pertambahan Total
Belanja pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total Belanja tahun
sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010.
Rumusnya:
Total Belanja n – Total
Pertumbuhan Total
Belanja n-1
Belanja = X 100%
Total Belanja n-1
Pertumbuhan Total Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 19,40%, 2010 adalah (4,33)%.

Tingkat Pertumbuhan Total Belanja


Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kepulauan Meranti 128,45 Pelalawan (100)

2010 Rokan Hulu 20,55 Bengkalis (30,71)

Lebih lanjut analisis pertumbuhan akun Belanja adalah sebagai berikut:

Analisis Pertumbuhan Belanja Operasi


Analisis petumbuhan Belanja Operasi adalah pertambahan Belanja Operasi
dihitung dengan membandingkan pertambahan pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total Belanja Operasi tahun sebelumnya selama periode
2 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:
Total Belanja Operasi n
– Total Belanja Operasi
Pertumbuhan Belanja
= n-1 X 100%
Operasi
Total Belanja Operasi
n-1
Pertumbuhan Belanja Operasi untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 16,29%, 2010 adalah 2,87%.

Tingkat Pertumbuhan Belanja Operasi


Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kepulauan Meranti 77,11 Pelalawan (79,3
1)
2010 Rokan Hulu 16,01 Bengkalis (16,1
8)

Analisis Pertumbuhan Belanja Modal


Analisis Pertumbuhan Belanja Modal adalah membandingkan pertambahan
Belanja Modal pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya dengan Total
Belanja tahun sebelumnya selama periode 2 tahun yaitu posisi per 31
Desember 2011, 2010. Rumusnya:
Total Belanja Modal n
– Total Belanja Modal
Pertumbuhan Belanja
= n-1 X 100%
Modal
Total Belanja Modal n-
1
Tingkat Pertumbuhan Belanja Modal
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kepulauan Meranti 51,29 Pelalawan (20,
63)

2010 Rokan Hulu 4,85 Pelalawan (18,


85)

Analisis Pertumbuhan Pembiayaan


Analisis petumbuhan pembiayaan adalah analisis yang berhubungan akun
pembiayaan yang terdiri dari analisis pertumbuhan total pembiayaan neto,
penerimaan pembiayaan, dan pengeluaran pembiayaan.
Analisis Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto
Analisis Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto adalah membandingkan
pertambahan Total Pembiayaan Netto pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Total Pembiayaan Netto tahun sebelumnya selama
periode 3 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010. Rumusnya:

Total Pembiayaan Netto


n – Total Pembiayaan
Pertumbuhan Total
= Netto n-1 X 100%
Pembiayaan Netto
Total Pembiayaan Netto
n-1
Tingkat Pertumbuhan Total Pembiayaan Netto
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %

2011 Indragiri Hilir 247,74 Kepulauan (2.892,


Meranti 49)

2010 Indragiri Hulu 9.253,05 Dumai (117,1


8)

Analisis Pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan


Analisis petumbuhan Penerimaan Pembiayaan adalah pertambahan
Penerimaan Pembiayaan dihitung dengan membandingkan pertambahan
Penerimaan Pembiayaan pada tahun yang dinilai tingkat pertumbuhannya
dengan Total Penerimaan Pembiayaan tahun sebelumnya selama periode
3 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011 dan 2010 dengan rumus:
Total Penerimaan
Pembiayaan n – Total
Pertumbuhan
= Penerimaan X 100%
Penerimaan
Pembiayaan n-1
Pembiayaan
Total Penerimaan
Pembiayaan n-1
Pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah
Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 41,84%, 2010 minus 60,50%.
Seluruh kabupaten tingkat pertumbuhannya dapat diukur kecuali pada TA 2010 untuk
Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kepulauan Meranti karena tidak ada
penerimaan pembiayaan pada TA 2009.
Dari hasil analisis terhadap perbandingan pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan
masing-masing pemda, kecuali 2 pemda yang disebutkan di atas diketahui yang
memperoleh tingkat pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan tertinggi dan terendah
untuk masing-masing Pemda tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pembiayaan
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kab. Kep. Meranti 21.975,23 Kab.Rokan (83,
Hulu 07)
2010 Kab. Rokan Hulu (18,93) Kota Dumai (95,
82)
Analisis Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan
Analisis Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan adalah membandingkan
pertambahan Pengeluaran Pembiayaan pada tahun yang dinilai tingkat
pertumbuhannya dengan Pengeluaran Pembiayaan tahun sebelumnya selama
periode 3 tahun yaitu posisi per 31 Desember 2011, 2010, dan 2009. Rumusnya:

Total Pengeluaran
Pembiayaan n – Total
Pertumbuhan
= Pengeluaran X 100%
Pengeluaran
Pembiayaan n-1
Pembiayaan
Total Pengeluaran
Pembiayaan n-1

Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah


Provinsi Riau posisi 31 Desember 2011 adalah 79,42%, 2010 adalah minus 15,43%.
Seluruh kabupaten tingkat pertumbuhannya dapat diukur kecuali pada TA 2011
untuk Kab Pelalawan karena tidak ada pengeluaran pembiayaan pada TA 2011 di
Pemda yang bersangkutan, sedangkan TA 2010 untuk Kabupaten Rokan Hulu dan
Kabupaten Kepulauan Meranti karena tidak ada pengeluaran pembiayaan pada TA
2009.
Tingkat Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan
Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kab. Rokan Hulu 6.476,92 Kep. Meranti (100,
00)
2010 Kab Indragiri Hulu 10.251,69 Kab Pelalawan (100,
00)

Analisis Varians (selisih)


Analisis varians (selisih) dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi
pos-pos pendapatan, pos-pos belanja dengan anggaran pos-pos pendapatan dan
pos-pos belanja yang ditetapkan.Rumus Varians Pendapatan:

Realisasi Pendapatan -
Varians Pendapatan Anggaran Pendapatan
= X 100%
Anggaran Pendapatan
Varians Pendapatan untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau
posisi 31 Desember 2011 adalah 10,57%, 2010 adalah 2,28% sedangkan
2009 adalah minus 5,10%.
Seluruh Pemda dapat diukur variance-nya kecuali pada Kabupaten Meranti
untuk TA 2009 karena belum menyusun Laporan Keuangan TA 2009. Dari
hasil analisis terhadap varians pendapatan masing-masing pemda, diketahui
yang memperoleh varians Pendapatan tertinggi dan terendah untuk masing-
masing Pemda tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Tahun Tingkat Varians Pendapatan


Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Bengkalis 31,94 Rokan Hilir (15,
27)
2010 Kepulauan Meranti 30,43 Rokan Hulu (12,
10)
2009 Kampar 10,93 Rokan Hilir (25,
65)

Sedangkan Rumus Varians Belanja:

Anggaran Belanja – Realisasi


Varians Belanja Belanja
= X 100%
Total Anggaran Belanja
Varians Belanja untuk seluruh Pemda yang ada di wilayah Provinsi Riau posisi 31
Desember 2011 adalah minus 15,35%, 2010 adalah minus 16,70% sedangkan
2009 adalah minus19,10%.
Seluruh Pemda dapat diukur varians belanja kecuali Kabupaten Kepulauan
Meranti untuk TA 2009, karena pemda pada tahun 2009 belum menyusun
laporan keuangan.
Dari hasil analisis terhadap varians belanja masing-masing pemda, diketahui yang
memperoleh varians Belanja tertinggi dan terendah untuk masing-masing Pemda
tahun 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Tingkat Varians Belanja


Tahun Tertinggi Terendah
Nama Pemda % Nama Pemda %
2011 Kampar (4,91) Rokan Hilir (27,8
3)
2010 Indragiri Hulu (5,85) Rokan Hilir (32,1
7)
2009 Kampar (5,40) Indragiri Hulu (40,6
0)

You might also like