You are on page 1of 57

TANDA-TANDA VITAL

(VITAL SIGNS)
TERMASUK:
1. SUHU TUBUH Status fisiologis
2. NADI fungsi tubuh
seseorang dapat
3. PERNAFASAN
direfleksikan oleh
4. TEKANAN indikator TTV
DARAH perubahan TTV
indikasikan
perubahan
kesehatan
Moment Mengukur TTV
 Masuk fasilitas kesehatan, pada jadwal rutin sesuai
program dokter atau standar praktik institusi
 Setiap 4 jam  1 /> TTV abnormal
 Setiap 5 – 15 mnt  klien tidak stabil atau resiko
perubahan fisiologi secara cepat post op
 Sebelum dan setelah prosedur diagnostik invasif
 Sebelum dan setelah prosedur bedah
 Sebelum dan setelah pemberian medikasi yang
mempengaruhi kardiovaskuler, pernapasan dan fungsi
kontrol suhu
Count...
 Setiap menit atau lebih sering, bila ada perubahan
signifikan dari hasil pengukuran sebelumnya
 Ketika klien merasa tidak seperti biasa
 Sebelum, selama dan setelah transfusi
 Ketika kondisi fisik umum klien berubah (penurunan
kesadaran, peningkatan intensitas nyeri)
 Sebelum dan setelah intervensi keperawatan yang
mempengaruhi TTV ( ex : ambulasi, ROM)
 Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan
antara produksi panas dan kehilangan panas,
dan diukur dalam unit panas yang disebut
SUHU TUBUH

derajat.
 Ada 2 macam suhu tubuh:
1. Suhu inti  rektum, membran timpani,
esofagus, arteri pulmonal, kandung
kemih Relatif konstan (± 37 °C)
2. Suhu permukaan  kulit, aksila dan
oral
PENGATURAN SUHU
Suhu manusia dikendalikan oleh HIPOTHALAMUS
(pusat termoregulasi)

Anterior  mengontrol Posterior  mengontrol


pengeluaran panas produksi & menyimpan panas

1. Exercise
Vasodilatasi pemb. darah, 2. Metabolisme basal rate
pengeluaran melalui kulit, 3. Respon menggigil
paru, dan produk 4. Vasokonstriksi P.D
sisamelalui proses radiasi, 5. Peningkatan tiroksin
konduksi,konveksi, 6. Pelepasan epinefrin,
evaporasi norepinefrin
7. Proses penyakit/radang/infeksi
Dalam keadaan normal, hipotalamus menjaga
suhu inti “set point”(suhu tubuh optimal)
sebesar 1˚C oleh perubahan suhu permukaan
tubuh dan darah

Suhu > 41°C dan < 34°C indikasi


kerusakan di pusat pengaturan
hipotalamus
MEKANISME KEHILANGAN PANAS
Radiasi Konduksi
adl pemindahan panas dari satu adl perpindahan panas ke objek
permukaan ke permukaan lain melalui kontak
lain tanpa bersentuhan. langsung dengan adanya
Ex : perpindahan panas dengan perbedaan suhu antar
sinar inframerah atau kedua objek
dengan gelombang Ex : ketika tubuh panas,
elektromagnetik kompres es atau ketika
tubuh dingin
menggunakan baju
berlapis-lapis
Konveksi Evaporasi (penguapan)
adl penyebaran panas oleh adl perpindahan energi
karena pergerakan udara panah dengan
dengan kepadatan yang perubahan zat cair
tidak sama menjadi uap
Ex : orang yang Ex : cairan tubuh dalam
menggunakan kipas bentuk keringat
angin menguap dari kulit
Secara normal, 600-900
ml/hari cairan tubuh
menguap melalui kilit
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SUHU TUBUH
1. Circadian Rhythms perubahan fisiologis, seperti
perubahan suhu dan TTV yang lain secara fluktuatif :
pagi hari lebih rendah dibandingkan sore hari, suhu
tubuh berfluktuasi 0,5 – 1˚C selama periode 24 jam
2. Usia  suhu tubuh bayi dan anak-anak berubah
lebih cepat dalam merespon perubahan panas dan
dingin
3. Olahraga  aktivitas otot memerlukan peningkatan
suplai darah & pemecahan karbohidrat & lemak 
peningkatan metabolisme & produksi panas
Count…
4. Hormonal  perempuan cenderung lebih fluktuatif
dibandingkan dengan laki-laki, karena perubahan
hormon. Saat menstruasi hormon progesteron mjd
fluktuatif, hormon progresteron turun, suhu tubuh
turun
5. Stress  respon tubuh terhadap stress fisik dan
emosi akan meningkatkan produksi epineprin dan
norepineprin sehingga mengakibatkan peningkatan
metabolisme rate peningkatan suhu tubuh
6. Lingkungan  lingkungan hangat pengukuran suhu
meningkat & sebaliknya
PROSEDUR PEMERIKSAAN SUHU
1. Pastikan frekuensi dan cara pemeriksaan suhu sesuai dengan
permintaan dokter atau rencana keperawatan (nursing care
plan)
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Pastikan termometer dalam keadaan siap pakai (air raksa pada
suhu 35 ˚C)
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
6. Pilih letak pemasangan termometer
7. Ikuti tahap-tahap pengukuran sesuai pedoman secara
berurutan menyesuaikan dengan jenis termometer
8. Cuci tangan
9. Catat hasil pengukuran
SUHU TUBUH NORMAL
Suhu Permukaan : 36,8o – 37,4o C (96,6o – 99,3o F)
Suhu inti : 36,4o – 38o C (97,5o – 100,4o F)

Suhu diukur dengan termometer


Termometer yang paling dikenal Celsius (C),
Reaumur (rankine) (R), Fahrenheit (F), Kelvin (K),
dengan perbandingan antara satu dan lainnya
mengikuti:
C:R:(F-32) = 5:4:9
Contoh: oC = 5/9(F-32) dan oF = 9/4R+32
TEMPAT PENGUKURAN
SUHU
1. ORAL
 Termometer diletakkan di di bawah lidah
sublingual
 Biasanya hasil pengukuran 0,5 – 0,8 °C di bawah suhu
inti
 Lama pengukuran ± 3-5 menit (termometer air raksa)
 Pengukuran dilakukan 30 menit setelah klien :
mengunyah permen/permen karet, merokok, makan
dan minum panas atau dingin menjamin keakuratan
pengukuran
KONTRAINDIKASI
1. Klien tidak kooperatif
2. Bayi atau toodler
3. Pasien tidak sadar
4. Dalam keadaan menggigil
5. Orang yang biasa bernafas
dengan mulut
6. Pembedahan pada mulut
7. Pasien tidak bisa menutup
mulut
2. REKTAL
 Berbeda 0,1°C dengan suhu inti
 Lama pengukuran : ± 3 menit
(termometer air raksa)

Kontraindikasi
 Diare
 Pembedahan rektal
 Clotting disorders
 Hemorrhoids
3. AKSILA
 Hasil pengukuran 0,6°C lebih rendah dibandingkan
suhu oral
 Paling sering dilakukan mudah, nyaman
 Lama pengukuran : ± 7-10 menit (termometer air
raksa)

KONTRAINDIKASI
 Pasien kurus
 Inflamasi lokal daerah aksila
 Tidak sadar, shock
 Konstriksi pembuluh darah perifer
4. TELINGA (AURAL)

 Riset menunjukkan suhu di telinga pada membran


timpani paling mendekati suhu inti tubuh
 Kesimpulan ini didasarkan pada 2 fakta anatomi:
1. Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari
hipotalamus
2. Darah pada arteri karotis internadan eksterna,
adalah pembuluh darah yang menyuplai
hipotalamus dan membran tympani
Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok
usia (Tamsuri Anas, 2007)
PERUBAHAN SUHU TUBUH
1. Heatstroke : pemajanan lama thd sinar matahari/lingkungan dg
suhu tinggi
2. Hipertermia/demam/hiperpireksia : suhu tubuh di atas normal
 Suhu tubuh > 40,6°C, sangat beriko terjadi kerusakan otak
bahkan kematian  kerusakan pusat pernafasan
 Pola Demam :
 Terus-menerus (tinggi suhu menetap > 24 jam)
Intermitten (demam memuncak scr berseling dg suhu normal)
 Remiten (demam memuncak & turun tanpa kembali ke suhu
normal)
 Relaps (periode episode demam diselingi dg suhu normal)
3. Hipotermia :s uhu tubuh < 35°C
 Akibatnya : sianosis, disritmia jantung,
kehilangan kesadaran, tdk respon terhadap
rangsang nyeri
 Klasifikasi :
 Ringan 33-36 °C, 91,4-96,8 °F
 Sedang 30-33 °C, 86-91,4 °F
 Berat 27-30 °C, 80,6-86 °F
 Sangat berat < 27 °C
HAERT RATE (NADI)
 Nadi adalah sensasi denyutan seperti
gelombang yang dapat dirasakan/ dipalpasi
di arteri perifer, terjadi karena gerakan atau
aliran darah ketika konstraksi jantung
 Nadi Perifer : nadi yang berada jauh dari
jantung, ex: kaki, radialis, leher
 Nadi apical : nadi sentral, lokasinya di apex
jantung
Yang Perlu diperiksa

 Frekuensi denyut
 Irama denyut
 Kekuatan denyut
 Kesamaan denyut
FREKUENSI NADI (PULSE RATE)
 Pulse Rate (jumlah denyutan perifer yang dirasakan
selama 1 menit)  dihitung dengan menekan arteri
perifer dengan menggunakan ujung jari
 Tachycardia: nadi >100 -150 x/mnt jantung
overwork  oksigenasi sel tidak adequat
 Bradycardia : denyut nadi < 60 x/mnt kejadian
lebih sedikit dibandingkan tachycardia
 Palpitasi : perasaan berdebar-debar, sering menyertai
tachycardi
Frekuensi Nadi
USIA RENTANG RATA-RATA
NORMAL
BBL 120 – 160 140
1 – 12 BL 80 – 140 120
1 – 2 TH 80 – 130 110
3 – 6 TH 75 – 120 100
7 – 12 TH 75 – 110 95
REMAJA 60 – 100 80
DEWASA 60 – 100 80
IRAMA DENYUT NADI

1. REGULER; pola dan jarak waktu denyutan pada


tiap denyutan teraba sama/teratur  NORMAL

2. IRREGULER (arrhythmia/dysrhythmia); pola


dan jarak waktu denyutan pada tiap denyutan
teraba tidak sama/tidak teratur
KEKUATAN DENYUT NADI
Adalah kualitas denyutan yang teraba yang
berhubungan dengan jumlah darah yang dipompakan
oleh jantung ketika berkontraksi
Kualitas definisi Deskripsi
0 Tidak ada nadi Tidak teraba, meskipun ditekan dengan
kuat
1+ Nadi sangat Pulsasi susah dirasakan, dengan
tekanan ringan tidak teraba
lemah (thready
Pulse)
2+ Nadi lemah Denyutan Lebih kuat dibanding
Thready
3+ Normal Dapt teraba dengan mudah,dengan
palpasi ringan denyutan tidak teraba
4+ Denyutan kuat dan teraba dengan
palpasi sedang
HASIL NORMAL
 Kekuatan denyut secara normal tetap sama dlm setiap
denyut
 Denyut normal terasa penuh, mudah dipalpasi dan tidak
mudah dihilangkan dg jari2 perawat

PENYIMPANGAN DARI NORMAL


 Loncatan kekuatan denyut mudah dipalpasi dan sulit
dihilangkan
 Denyut lemah bervariasi berdasarkan karakteristiknya,
seringkali cepat, sulit dipalpasi, mudah hilang saat
dipalpasi
 Pulsus alternans adalah kelemahan denyut bergantian dg
denyut kuat. Seringkali teraba pd penyakit hipertensi
KESAMAAN DENYUT NADI
 Bandingkan denyut pd kedua sistem vaskuler perifer pd waktu yg
sama u/ menentukan kesetaraan pd semua karakter

HASIL NORMAL
 Semua karakteristik nadi sama pd kedua sisi

PENYIMPANGAN DARI NORMAL


 Variasi bermakna antara kedua sisi dpt menunjukkan kondisi
abnormal spt interupsi aliran darah akibat gumpalan atau trombus
atau cedera pd ekstremitas sebelumnya
FAKTOR YG MEMPENGARUHI FREKUENSI NADI
FAKTOR EFEK
Latihan Efek jangka pendek : meningkatkan kecepatan
Efek jangka panjang : menguatkan otot jantung, shg lebih rendah dari
frekuensi normal saat istirahat dan lebih cepat kembali saat istirahat dan
lebih cepat kembali ke frekuensi istirahat setelah latihan
Demam, panas Meningkatkan frekuensi
Nyeri akut, kecemasan Stimulasi simpatetik-meningkatkan frekuensi
Nyeri kronik Stimulasi parasimpatetik-memperlambat frekuensi
Obat-obatan :
Digitalis Memperlambat frekuensi
Beta-blocker Memperlambat frekuensi
Atropin Meningkatkan frekuensi
Kehilangan volume darah Meningkatkan frekuensi
Metabolisme
Hipertiroidisme Meningkatkan frekuensi jantung
Hipotiroidisme Memperlambat frekuensi jantung
LOKASI PEMERIKSAAN NADI
Ket
1 Temporalis
2&3 Karotis
4 Brachialis
5 Radialis
6 Femoral
7 Poplitea
8 Tibialis Posterior
9 Dorsalis pedis Nadi Apikal
± 8 cm sebelah kiri
sternum & pada IC 4 dan 6

Nadi Perifer
PROSEDUR PEMERIKSAAN
NO PROSEDUR RASIONAL
1. Tempatkan 2 jari tangan anda di atas Ujung jari adalah bagian indra peraba yg paling
lekukan radial, tekan ringan bagian sensitif. Jgn mempalpasi dg ibu jari krn anda
radius pd awalnya akan menghilangkan akan merasakan denyut anda sendiri
denyut, lalu kurangi tekanan shg denyut
nadi teraba
2 Saat denyutan terasa teratur, gunakan Frekuensi ditentukan scr akurat hanya setelah
jam tangan berjarum detik dan mulailah perawat yakin bahwa denyut nadi dpt dipalpasi.
menghitung frekuensi ( saat jarum menit Interval waktu dimulai dg 0. Menghitung dr 1
mencapai angka awal perhitungan, mulai mengawali urutan penghitungan
menghitung dr 0, 1 dst)
3. Bila denyut teratur, hitung selama 30 dtk Frekuensi yg tinggi paling akurat dalm 30 dtk
dan kalikan total jumlah hasil denyutan dg (Holletach da Sneed, 1990)
2
4 Bila denyut tdk teratur, hitung 1 menit Memastikan ketepatan penghitungan
penuh
Count...
5. Kaji frekuensi irama, kekuatan dan Memberikan pengkajian lengkap
kesamaan denyut. Bantu klien dlm mengenai karakter denyut
posisi yg nyaman
6. Catat karakteristik denyut pd Mencatat tanda vital dg segera
catatan medik atau lembar
pencatatan
PERNAPASAN/RESPIRATION
 Adl mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara
antara atmosfir dg darah & darah dg sel
 Proses pernapasan :
Ventilasi, pergerakan mekanis udara dari lingkungan ke
paru (inspirasi,ekspirasi)
Difusi, pergerakan O2/CO2 antara alveoli & sel darah
merah
Perfusi, distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler
paru
Yang perlu diperiksa :

Frekuensi Pernapasan
(respiration rate/RR)
Kedalaman Pernapasan
Irama Pernapasan
Bunyi Pernapasn
MEKANISME DAN KONTROL PERNAPASAN
 Pada proses inspirasi

Diafragma kontraksi, costa terangkat keluar dan


sternum tergerak keluar, durasinya 1-1,5 dtk
Pada proses ekspirasi
Diafragma relaksasi, costa tergerak kedalam
dan penurunan ukuran thoraks durasi 2-3 dtk
 Respirasi dikontrol oleh :
1. Pons dan medulla oblongata di otak
2. Chemoreseptor yg terletak di medulla dan perifer
carotic dan aortic. Kedua hal tsb dipengaruhi oleh
konsentrasi O2, CO2 dan Hidrogen
RESPIRATION RATE (RR)
 Adalah jumlah frekuensi pernafan
seseorang selama satu menit
 Frekuensi pernafasan dihitung setiap
satu gerakan inhalasi dan ekshalasi
 Bila suhu tubuh meningkat, RR jg
meningkat akibat rangsangan
peningkatan metabolisme rate dan
sel lebih banyak memerlukan O2
saat suhu meningkat dan banyak
CO2 yg harus dikeluarkan.
Peningkatan sekitar 4 kali/menit
pada peningkatan suhu 0.60 C (1 0 F)
USIA FREKUENSI NORMAL
BBL 35-40 x/menit
Bayi 30-50 x/menit
Toodler 25-32 x/menit
Anak- 20-30 x/menit
anak
Remaja 16-19 x/menit
Dewasa 16-24 x/menit
KEDALAMAN PERNAPASN
 Digambarkan dlm rentang “dangkal” dan “dalam”
 Pernapasan berdasarkan kedalaman :
1. APNEA
Periode inspirasi gasping dan ekspirasi pendek dangkal diikuti masa
henti napas. Kerusakan otak dan kematian dpt tjd jika berlangsung
dlm waktu 4-6 menit
2. DYSPNEA
keadaan sesak napas dg pola napas cepat dan dangkal, biasanya klien
mengalami kecemasan dan takut krn tdk efektifnya respirasi. Klien
akan mengalami cupping hidung, retraksi intercosta. Sesak dpt
berkutanng dg posisi semifowler
Count...
3. ORTHOPNEA, keadaan sesak/dyspnea yg sangat hebat
4. EUPNEA, respirasi yg seimbang antara kecepatan dan kedalaman
5. TACHYPNEA, respirasi berlangsung cepat tapi kedalaman norma
6. BRADYPNEA, respirasi berlangsung lambat dg kedalaman yg normal
7. CHEYNE STOKE, respirasi dalam berulang2 kmdian mjd dangkal scr
gradual diikuti periode apnea
8. BIOT’S, respirasi yg kedalamannya sama diselingi periode apnea
9. KUSSMAUL, periode inspirasi dan ekspirasi sama panjang dan sama
dalamnya shg respirasi mjd lambat dan dalam
10. HYPERNEU, respirasi yg lebih dalam tapi kecepatan normal
IRAMA PERNAPASAN

1. REGULER : pola dan jarak waktu pernapasan


terlihat sama/teratur  NORMAL

2. IRREGULER : pola dan jarak waktu pernapasan


terlihat tidak sama/tidak teratur
BUNYI PERNAPASAN
 Normalnya pernapasan adl VESIKULER (spt ttiupan angin)
 Kondisi tidak normal:
1. STRIDOR, suara napas yg keras, parau, bernada tinggi, terdengar pd inspirasi, bisa
akibat penyempitan jalan napas pd daerah larynk/trakea
2. RALES, bunyi napas spt bunyi yg digosok antara ibu jari dan telunjuk. Sering tjd pd
inspirasi, berasal dr bronkus/alveoli yg berisi eksudat yg mjdikan perlekatan
3. RONCHI, bunyi bernada rendah dan kontinyu akibat gerakan udara melalui jalan
napas yg sempit krn akumulasi cairan dpt tjd saat inspirasi, ekspirasi atau
keduanya(sering pd ekspirasi)
4. WHEEZING, bunyi bernada tinggi dan kontinyu terdengar pd fase inspirasi o.k
bronkospasme
5. FRICTION RUB, suara gesekan antara membran pleura viseral dan parietal, o.k
hilangnya kelembaban/serum antar kedua pleura tsb
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN
Factors affecting Respirations
Factors increase the rate:
 Exercise

 Increase metabolism

 Stress

 Increased environmental temperature

 Lowered oxygen concentration

Factors decrease respiration rate:


 Decreased environmental temperature
 Certain medications such as narcotics
 Increased intra cranial pressure
TEKANAN DARAH
Adl kekuatan tekan yg terjadi oleh darah thd dinding arteri
 Tekanan sistolik adalah tekanan maksimum selama
sistole, yaitu tekanan pd dinding arteri saat ventrikel
kiri memompa darah melalui aorta
 Tekanan diastolik atau tekanan minimal thd dinding
arteri, adalah tekanan yg tjd saat ventrikel rileks atau
saat atrium terisi oleh darah dr vena kava (atrium
kanan) dan dr vena pulmonalis (atrium kiri)
 Tekanan denyut/pulse pressure/tekanan nadi adalah
perbedaan/selisih antara tekanan sistolik dan diastolik.
Nilai normalnya adalah 30-50 mmHg
FAKTOR YG MEMPERTAHANKAN
TEKANAN DARAH

 TAHANAN PERIFER
Tahanan yg tjd oleh krn gesekan aliran darah thd pembuluh darah
(arteriol, arteri, kapiler, vena) saat darah didorong atau dipompakan
o/ ventrikel kiri
 VOLUME DARAH
Bila volume darah arteri atau arteriol meningkat maka cardiac
output meningkat, demikian sebaliknya
 KEKUATAN PEMOMPAAN JANTUNG
Jika kekuatan kontraksi ventrikel kiri kuat maka jumlah darah yg
dipompakan meningkat shg tekanan darah meningkat
Count...
 VISKOSITAS DARAH/HEMATOKRIT
Adalah keadaan kekentalan darah atau perbandingan jumlah se2
darah dlm plasma
Contoh. Hematokrit 40% berarti 40% dari volume darah tdd sel2
darah dan 60% plasma. Jika hematokrit meningkat maka tekanan
darah jg meningkat
 ELASTISITAS
Arteri dan arteriol tdd jaringan elastin shg mudah konstriksi dan
dilatasi. Jika kemampuan elastisitasnya berkurang akan dapat
meningkatkan tekanan darah
VARIASI TEKANAN DARAH SESUAI
TINGKAT USIA
USIA NILAI TD Kelainan :
(mmHg) 1.Hipertensi, adl
Bayi baru 40 (sistole) tekanan darah lebih
lahir dari 140/90 mmHg
1 bulan 85/54 pada dua atau lebih
1 tahun 95/65 kunjungan
6 tahun 105/65 2.Hipotensi, adl
10-13 tahun 110/65 tekanan darah sistole ≤
90 mmHg
14-17 tahun 120/80
>18 tahun 120/80
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH ORANG
DEWASA DIATAS 18 THN (JNC, 1993)
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
(mmHg) (mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal tinggi 130 - 139 85 – 89
Stadium 1 140 - 159 90 – 99
(ringan)
Stadium 2 160 -179 100 – 109
(sedang)
Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 - 119
Stadium 4 ≥ 210 ≥ 120
(sangat berat)
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
TEKANAN DARAH
 Usia
 Kecemasan, ketakutan, nyeri dan stres emosi
 Jenis kelamin
 Obat-obatan (antihipertensi, diuretik, antiritmia
tertentu, analgesik narkotik, anastetik umum,
vasodilator, bloker saluran kalsium dll)
 Ras
 Variasi diurnal ( rendah pada pagi hari & memuncak
pada malam hari)
BUNYI KOROTKOFF
 Adalah bunyi auskultasi yg terdengar di atas arteri. Saat manset pengukur
tekanan darah dikembangkan di atas sistolik normal, arteri
mengempis/kolaps dan tidak menimbulkan bunyi. Saat katup dibuka dan
tekanan manset menurun arteri mulai membuka. Menimbulkan bunyi yg
memungkinkan perawat untuk membedakan tekanan darah arteri
 Bunyi pertama
Pukulan berirama jelas, intensitasnya meningkat perlahan-lahan. Tekanan
sistole adlh penilaian pd saat bunyi pertama terdengar
 Bunyi kedua
Murmur atau pergolakan saat pembuluh mengembang dan darah tertahan
membentuk getaran pada pembuluh
Count..
 Bunyi ketiga
Gerakan darah dlm pembuluh terkadang berbunyi gemericik dan lebih
kuat, saat pembuluh tetap terbuka pd sistole dan menghilang pd
diastole
 Bunyi keempat
Bunyi teredam, saat tekanan manset menurun dibawah tekanan
darah.
 Bunyi kelima
Bunyi menghilang, tekanan diastole pd remaja dan dewasa adalah
hasil pengukuran pd titik yg menghilang
PEMERIKSAAN TEKANAN
DARAH
PERSIAPAN ALAT
 Stetoskop
 Spigmomanometer air raksa
atau aneroid dg balon udara
dan manset
PERSIAPAN KLIEN
 Dorong klien u/ menghindari latihan dan
merokok selama 30 menit sebelum pemeriksaan
 Jelaskan prosedur dan buat pasien istirahat 5
menit sblm pengukuran
 Pastikan ruangan hangat dan terang.
 Atur klien dlm posisi duduk atau berbaring
Prosedure
 Tentukan sisi anatomik terbaik untuk pengukuran
tekanan darah. Hindari penempatan manset saat kateter
infus berada di fossa antekubital dan cairan sedang
diteteskan
 Jangan menempatkan manset ke ekstremitas dimana
terpasang shunt arterivena, fistula atau cangkokan (graft)
 Hindari lengan di sisi di mana telah dilakukan operasi
payudara atau ketiak dan pengangkatan jaringan limfe
 Hindari lengan atau tangan yg mengalami trauma,
penyakit atau bila lengan bawah telah diamputasi atau
tertutup gips atau balutan yg keras
KESALAHAN UMUM DALAM METODE
AUSKULTASI
NO SUMBER KESALAHAN EFEK
1 Balon udara atau manset terlalu Pembacaan rendah yg salah
lebar
2 Balon udara atau manset terlalu Pembacaan tinggi yg salah
kecil
3 Lilitan manset terlalu longgar Pembacaan tinggi yg salah

4 Pengempisan manset terlalu lambat Pembacaan tinggi yg salah

5. Pengempisan manset terlalu cepat Pembacaan sistolik rendah dan


diastolik tinggi yg salah
6 Pemakaian stetoskop tdk benar Pembacaan sistolik rendah dan
atau pendengaran pemeriksa pengukuran diastolik tinggi yg
terganggu, shg bunyi mjd samar salah
7 Tingkat pemompaan tdk tepat Pembacaan sistolik rendah yg
salah
8 Pemeriksa berbeda menggunakan Interpretasi pengukuran sistolik
korotkoff dan diastolik tdk akurat

You might also like