You are on page 1of 34

KEMENTERIAN KESEHATAN R I

KEBIJAKAN REFORMASI UPAYA KESEHATAN, PERAN


DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENCAPAIAN MDGs
Oleh:
Dr Budihardja, DTM & H, MPH
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Disampaikan dalam acara :


Pertemuan Nasional Program Kesehatan Anak
dalam rangka Akselerasi Pencapaian MDG 4, Bandung 17 Maret 2010
Agenda pembahasan :
 Latar belakang
 Kebijakan dan reformasi upaya
kesehatan
 Peran dan Tanggungjawab Pemerintah
Daerah dalam Pencapaian MDGs
 Masalah dan harapan terhadap peran
Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota

2
 Latar belakang

3
MDG 2015

8 Tujuan

Poverty & Hunger Maternal Health

RPJMN 2010 – 2014


EDUCATION Comm. Diseases
PERPRES No:
5/2010
GENDER ENVIRONMENT

4 CHLD HEALTH PARTNERSHIP


Periode 2010-2014:

 Paruh waktu kedua sejak 2000 bagi upaya


pencapaian MDG 2015
Kesempatan terakhir (Last Shot) bagi
percepatan pencapaian MDG secara
sistematis

 Perlu mengarusutamaan pencapaian MDG


dalam RPJMN dengan penetapan target,
program/kegiatan, dukungan sumber daya
5
Akselerasi Pencapaian MDG 1, 4 & 5
Bermitra dg semua komponen
Organisasi Pemda
Profesi
DPR/D
PL
Lintas Sarkes
Logistik
Air Bersih
Rmh Sht P2M
Sektor KIA/KB
Gizi
PMT
Imunisasi,
IMS/HIV LSM
ASI Tb, Mal

Yanfar
PPJK
Penurunan
Jamlesmas
AKI dan
Fe, Vit A
Obat KIA/KB Donor
AKB
Swasta
SDM Yanmed
Bidan, Dokter PONEK
SpOG, SpA P- P Mix
UTD
Litbang
Kesmkom
Studi Promkes PONED
Data KIP/K
MPR

6 6
 Kebijakan dan reformasi
upaya kesehatan

7
RPJMN 2010 - 2014

VISI & MISI RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN


MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT, MELALUI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT, TERMASUK SWASTA DAN

M
MASYARAKAT MADANI.

I
MELINDUNGI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN

VISI
MENJAMIN TERSEDIANYA UPAYA KESEHATAN
YANG PARIPURNA, MERATA, BERMUTU DAN
BERKEADILAN MASYARAKAT

S
SEHAT YANG
MANDIRI DAN
BERKEADILAN
MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN DAN

I
PEMERATAAN SUMBER DAYA KESEHATAN

MENCIPTAKAN TATA KELOLA


KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

8 NILAI : PRO RAKYAT, INKLUSIF, RESPONSIF, EFEKTIF & BERSIH


RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN
2010-2014

 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat


madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan
global.
 Meningkatkan yankes yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya
promotif dan preventif.
 Meningkatkan pembiayaan bangkes, terutama untuk mewujudkan
jaminan sosial kesehatan nasional.
 Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM yang merata
dan bermutu.
 Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan
alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
 Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung-jawab.
9
Revitalisasi puskesmas REFORMASI
Penguatan dinas kesehatan
kabupaten/kota, provinsi, Kemenkes
Penguatan RSUD kabupaten/kota,
provinsi dan RSUP Meningkatnya
derajat kesehatan
Tumbuh dan berkembangnya peran masyarakat
serta masyarakat dan swasta melalui penataan
Kerja sama lintas sektor sistem dan
peningkatan
Terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan jangkauan
pemerataan dan
Pembiayaan kesehatan yang mutu pelayanan
menjamin setiap orang kesehatan yang
Kecukupan obat, sediaan farmasi, berkeadilan
alat kesehatan & makanan
Reformasi birokrasi kesehatan di
setiap tingkat
10
POKOK2 REFORMASI UPAYA KESEHATAN
1 . Terlaksananya revitalisasi puskesmas sebagai titik tolak pelaksanaan reformasi
sistem dan pembangunan kesehatan nasional.

1. Mengembangkan fungsi
Puskesmas sebagai ujung
tombak pembangunan
kesehatan
2. Mengembangkan infrastruktur;
ketenagaan; obat; sediaan
farmasi, alat kesehatan dan
makanan; biaya; peran serta
masyarakat serta tata kelola
pemerintahan yang baik, untuk
1. Pusat pembangunan wilayah
mendukung pelaksanaan
berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat fungsi puskesmas.
3. Pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer
4. Pusat pelayanan kesehatan
perorangan primer STRATEGI
11
2. Penguatan dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi dan Kementerian
Kesehatan sehingga dapat berfungsi optimal sebagai unit pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder dan tertier.
1. Memperkuat fungsi Dinas
SISTEM RUJUKAN Kesehatan Kab/Kota, Provinsi &
Kemenkes untuk mendukung
UKM UKP pelayanan kesehatan primer di
YANKES
RS PUSAT/ Puskesmas
PROPINSI
KEMKES/DINKES STR III 2. Mengembangkan infra struktur;
PROPINSI
DINKES KAB/Kota RS Kabupaten/Kota
ketenagaan; sediaan farmasi, alat
BKPM, BKMM, BKPM,BKMM,BKOM, kesehatan dan makanan; biaya;
BKOM, BTKL, YANKES KLINIK /PRAKTEK
Labkesda STR II
SPESIALIS SWASTA peran serta masyarakat serta tata
kelola pemerintahan yang baik,
PUSKESMAS (Pustu; untuk mendukung pelaksanaan
PUSKESMAS YANKES STR Posk); PRAKTEK
(Pustu; I (dokter, BIDAN) fungsi Puskesmas
Poskesdes) 3. Mengembangkan secara
POSYANDU,UK MASYARAKAT SELF CARE terintegrasi unit pelaksana teknis
BM lainnya
laboratorium kesehatan
masyarakat yang komprehensif di
tingkat Kab/Kota dan Provinsi
4. Mengembangkan secara
terintegrasi unit pelaksana teknis
Balai Kesehatan Masyarakat
yangkomprehensif di tingkat
12
STRATEGI kab/kota dan provinsi
3 . Penguatan RSUD kabupaten/kota, provinsi dan RSUP sebagai sistem pendukung
(back-up system) pelayanan kesehatan perorangan Puskesmas.

1. Mengembangkan fungsi
pelayanan kesehatan rujukan
RSUD dan RSUP sebagai
Rumah
sistem pendukung pelayanan
Sakit PONEK kesehatan perorangan primer
dan pelayanan kesehatan
Puskesmas masyarakat primer di
PONED Puskesmas
Puskesmas Bidan di Desa 2. Mengembangkan infra struktur;
Pembantu Polindes/Poskesdes
ketenagaan; sediaan farmasi,
Posyandu alat kesehatan dan makanan;
(ANC)
biaya; peran serta masyarakat
serta tata kelola pemerintahan
Keluarga
Masyarakat yang baik, untuk mendukung
reformasi RSUD kab/kota,
provinsi dan RSUP.
3. Mengembangkan kendali mutu
dan kendali biaya pelayanan
STRATEGI kesehatan di RSUD dan RSUP
13
4. Tumbuh dan berkembangnya peran serta 5. Terselenggaranya kerja sama lintas
masyarakat dan swasta yang mendukung sektor yang mendukung
pembangunan kesehatan pembangunan berwawasan
kesehatan.
1. Membangun jejaring kemitraan 1. Membangun jejaring
pemerintah dan lembaga kerjasama lintas sektoral
pemberdayaan masyarakat di yang mendukung
bidang kesehatan pembangunan kesehatan
2. Mengoptimalkan pendayagunaan 2. Membangun jejaring
sarana pelayanan kesehatan swasta kerjasama lintas sektoral
dalam pembangunan kesehatan yang mendukung
3. Mengoptimalkan pendayagunaan pembangunan berwawasan
tenaga kesehatan swasta dalam kesehatan
pembangunan kesehatan
4. Mempercepat terwujudnya Badan
Pertimbangan Kesehatan yang
diamanatkan UU 36/2009 tentang
Kesehatan.

14 STRATEGI STRATEGI
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan
7. Terpenuhinya pembiayaan
yang mendukung terselenggaranya reformasi kesehatan yang menjamin setiap
kesehatan. orang dapat memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan
1. Memperbaharui sistem 1. Merealisasikan alokasi anggaran
pendidikan dan pelatihan tenaga pembangunan kesehatan sesuai
kesehatan sesuai dengan amanat UU 36 / 2009 tentang
perkembangan kebutuhan Kesehatan.

2. Menyempurnakan sistem 2. Menyusun formula alokasi


penetapan formasi, distribusi dan anggaran yang berkeadilan (pro-
utilisasi tenaga kesehatan equity basis formula) dalam
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan pusat dan daerah.
3. Memantapkan kebijakan
ketenagaan yang terkait dengan 3. Mengembangkan mekanisme
globalisasi dan perdagangan kendali biaya melalui
bebas. pengembangan sistem jaminan
kesehatan nasional.

STRATEGI STRATEGI
15
9. Terselenggaranya reformasi
8. Terpenuhinya kecukupan obat, sediaan birokrasi kesehatan di setiap tingkat
farmasi alat kesehatan dan makanan yang pemerintahan.
mendukung pembangunan kesehatan.

1. Menyusun regulasi tentang 1. Mengkaji ulang sistem


jenis, jumlah, mutu dan harga kelembagaan dan tupoksi di
obat, sediaan farmasi, alat lingkungan kesehatan pusat
kesehatan dan makanan yang dan daerah.
sesuai dengan kebutuhan 2. Mengembangkan budaya
pembangunan kesehatan dan kepemerintahan yang baik.
kemampuan masyarakat. 3. Mengkaji ulang kriteria, sistem
rekrutmen dan penempatan
tenaga kesehatan sesuai
dengan kompetensi yang
dibutuhkan di pusat dan
daerah.

STRATEGI STRATEGI
16
 Peran dan Tanggungjawab
Pemerintah Daerah dalam
Pencapaian MDGs

17
MDGs mendukung IPM
Kekurangan Gizi 1
Kematian Ibu 5
Penyakit Menular 6
MDGs
Air & Sanitasi 7

Angka Partisipasi 2
4 Kemiskinan 1
Kematian Bayi Pendidikan 3

Rata-rata Pengeluaran
UHH Melek Huruf
lama sekolah per kapita

Indeks Kesehatan Indeks Pendidikan Indeks Pendapatan

18 IPM
Human Development Index in ASEAN, 2004 - 2007
2004 2005 2006 2007
Tahun
HDI Ranking HDI Ranking HDI Ranking HDI Ranking

Singapore 0,922 25 0,918 28 0,944 23

Brunei Darussalam 0,894 30 0,919 27 0,92 30

Malaysia 0,805 61 0,811 63 0,823 63 0,829 66

Thailand 0,784 74 0,781 78 0,786 81 0,783 87

Philippines 0,763 84 0,771 90 0,745 102 0,751 105

Vietnam 0,709 109 0,733 105 0,718 114 0,725 116

Indonesia 0,711 108 0,728 107 0,726 109 0,734 111

Myanmar 0,583 132 0,585 135 0,568 138

Cambodia 0,583 129 0,598 131 0,575 136 0,593 137

Source : UNDP, Human Development Report 2006-2009


Note : only Singapore gets the HDI improved
19
Hambatan Utama Pembangunan Kesehatan:

LEBARNYA GAP DETERMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN

1. Gap Kondisi Kehidupan sehari-hari.


(Daily Living Conditions)
• Sebagian besar urbanisasi tinggal di slum
area
• Rendahnya akses thd air bersih dan
sanitasi lingkungan
• Gap dalam tingkat sosial-ekonomi,
pendidikan
• Banyaknya pekerja anak dilingkungan yg
berbahaya
2. Ketidak adilan dalam distiribusi
“Power, Money, and Resources”
e.g. gender equity
20 20
IMR* DIFFERENTIALS
EDUCATION WEALTH INDEX QUINTILE
67 61
No education Lowest
73 56

65 50
Some primary Lower middle
51 47

43 44
Primary Middle
44 33

Some 36 36
Upper middle
secondary 35 29

23 17
Secondary + Highest
24 IMR (per 1000 live births) 26

IDHS 2002-3
52
Rural
45
RESIDENCE IDHS 2007
32
Urban
31
Tidak ada perubahan
21 * IMR refers to 0-9 yrs preceding the survey differential AKB
22
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
DKI JKT 77.03
SULUT 75.16
RIAU 75.09
YOGYA 74.88
KALTIM 74.52
KEPRI 74.18
KALTENG 73.88
SUMUT 73.29
SUMBAR 72.96
BABEL 72.19
BENGKULU 72.14
SUMSEL 72.05
JAMBI 71.99
JATENG 71.6
Indonesia (BPS) 71.17
JABAR 71.12

IPM Provinsi di Indonesia (BPS, 2008)


BALI 70.98
NAD 70.76
JATIM 70.38
MALUKU 70.38
LAMPUNG 70.3
SULSEL 70.22
SULTENG 70.09
BANTEN 69.7
GORONTA… 69.29
SULTRA 69
KALSEL 68.72
SULBAR 68.55
KALBAR 68.17
PAPUA… 67.95
NTT 66.15
NTB 64.12
PAPUA 64
“Localizing” MDGs Through PHC
Achievements of MDGs are
happening at the local level,
while PHC is at the first level
of contact between
individuals, families and
communities with the
national health system.

23
TUJUAN
DESENTRALISASI

KEBIJAKAN PEMERINTAH PELAYANAN


DESENTRALISASI DAERAH PUBLIK
Akuntabel
Efektif
Efisien
Ekonomis

Tujuan Politis
Tujuan Kesejahteraan
24
Peraturan terkait Desentralisasi :
 UU 32/2004 (desentralisasi
politik dan fungsi)
 UU 33/2004, (desentralisasi
fiskal)
Binding :
 PP 38/2007 (desentralisasi fungsi:
pembagian peran antara jenjang) bersifat mengikat,
 PP 41/2007 (struktur perangkat Pusat, Provinsi &
daerah)
Kabupaten/Kota
 Kepmendagri 59 (perencanaan
dan penanggaran berbasis
kinerja)
 Kepmenkes 741 (SPM)
 PP 58 (perencanaan program)
25  Dll
PP # 38/2008 Kepmendagri # 13/2004 & # 59/2008
1 Surveilans B Urusan Wajib
2 Penyelidikan KLB 1 Pendidikan
3 PM & PTM
4 Bencana & Wabah
2 Kesehatan
5 Pencemaran 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
6 Kesling 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
7 Surveilans gizi buruk 3 Program Pengawasan Obat dan Makanan
8 Penaggulangan gizi buruk
4 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
9 Gizi keluarga
10 Kesehatan haji 5 Program Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat
11 PKD & rujukan sekunder 6 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
12 Pelkes daerah sulit/kepulauan 7 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
13 Registrasi, akreditasi, sertifikasi sarkes 8 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
14 Rekomendasi perizinan
9 Program Standardisasi Pelayanan Kesehatan
15 Perizinan RS C/D, swasta, praktek
16 Pengelolaan Jamkes lokal, Penyelenggaraan Jamkes 10 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
17 Pemanfaatan, pendayagunaan, pelatihan teknis 11 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
18 Registrasi, akreditasi, sertifikasi nakes Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
19 Pemberian izin praktek 12 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana
20 Penyediaan dan pengelolaan obat/perbekalan dasar
21 Sampling dan pengujian, pemeriksaan sarana
Rumah Sakit/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata
22 Sertifikasi alat kesehatan 13 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/
23 Rekomendasi izin PBF RS Paru-paru/RS Mata
24 Izin Apotik dan Toko Obat 14 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
25 Promosi kesehatan
15 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
26 Penyelenggaraan operasional bidang kesehatan
27 Litbangkes 16 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
28 Surkesda 17 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
29 Penapisan IPTEK kesehatan 18 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
30 KLN skala kabupaten/Kota 19 Program dst
31 Monev dan pengawasan
32 SIK
26
 Standar pelayanan minimal (SPM) adalah ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal
(Permendagri No 6/2007 KepMenKes 741/2008)
 SPM Pelayanan kesehatan dasar
 SPM Pelayanan kesehatan rujukan
 SPM Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB
 SPM Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

27
UU Kesehatan No 36 tahun 2009 terkait Kesehatan Anak

Pasal 79 (1): Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat peserta didik ……menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas

Pasal 131 (1) (2) :Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk
mempersiapkan generasi mendatang, menurunkan angka kematian: sejak
dimulai dalam kandungan sampai berusia 18 tahun

Pasal 136 (1) : upaya pemeliharaan kesehatan remaja (termasuk untuk


reproduksi remaja) harus ditujukan untuk mempersiapkan menjadi orang
dewasa yang sehat produktif, baik sosial maupun ekonomi.

Pasal 139 (1) : Upaya pemeliharaan kesehatan penyangdang cacat (termasuk


anak) harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara sosial, ekonomi dan ekonomis

Pasal 171 : 5% anggaran Pemerintah (Pusat) dan 10% anggaran Pemerintah


Provinsi & Kab/Kota

Upaya pemeliharaan kesehatan bayi, anak, remaja dan anak berkebutuhan


khusus dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat
28
 Masalah dan harapan
terhadap peran Pemerintah
Provinsi dan
Kabupaten/Kota

29
Pencapaian indikator continuum of care :

100 Kesenjangan & tantangan


92 93.3
90
80 76.8
73 72
70.3
70 66
61.8
65.9
60 61
60 56.8

50
39.5
40 32.4
35.5 34.7

30
20
10
0
KB ANC Persalinan 2 hr pasca ASI EKS ISPA & oralit pd Imunisasi
tenaga salin demam ke diare Campak
kesehatan fasilitas

prepregnancy pregnancy birth postnatal childhood

30 SDKI 2002-2003 & SDKI 2007


PERMASALAHAN HARAPAN
Kurangnya pemahaman • Advokasi & sosialisasi MDGs
Pemda & legislatif Provinsi & • Dibentuknya forum MDGs di
Kab/Kota tentang MDGs tingkat Provinsi & Kab/Kota
(lintas sektor,DPRD,
organisasi profesi,
LSM/masyarakat madani)

Kurangnya komitmen • Advokasi & sosialisasi


eksekutif & legislatif UU 36/2009 Kesehatan
Provinsi & Kab/Kota untuk
• Sosialisasi pedoman
penyediaan anggaran
penyusunan RKPD dan
operasional & pengadaan
Musrenbang
untuk layanan langsung
(biaya opearsional, obat &
Buku KIA dll)
31
PERMASALAHAN HARAPAN

Pelayanan continuum of • Scaling up pelayanan yang


care belum total coverage sudah evidence based
untuk menjangkau seluruh
sasaran
• DTPK & daerah kantong
dilakukan sweeping
Ketersediaan tenaga • Penggunaan dana
kesehatan Pemerintah Provinsi &
Kab/Kota untuk
penempatan tenaga
kesehatan
• Penguatan terhadap
kebijakan Kemkes untuk
tenaga kesehatan di
puskesmas & di desa
32
PERMASALAHAN HARAPAN
Kualitas pelayanan kesehatan di • Kerjasama RS dan Dinkes Prov
& Kab/Kota memonitor kualitas
RS dan puskesmas belum pelayanan
optimal
• Menggunakan NSPK yang
disusun Kemkes & bila perlu
disesuaikan dengan kondisi
daerah
• Kerjasama dengan organisasi
profesi
Kapasitas pengelola program • Training dan retraining
Dinkes Prov & Kab/Kota perlu
ditingkatkan • Mengembangkan jejaring dengan
organisasi profesi, Fakultas
Kedokteran & Fakultas
Kesehatan Masyarakat

33
Terima kasih

34

You might also like