You are on page 1of 27

PROGRAM

KELUARGA BERENCANA
DALAM
PKRE TERPADU
PERMASALAHAN
PELAYANAN KB
Cakupan :
• CPR meski meningkat tetapi tidak merata
• Peran serta pria dalam ber-KB sangat rendah
• Bumil dengan 4 T masih terlalu tinggi
• Unmet need walaupun sudah menurun
namun masih tetap cukup tinggi
• Angka putus pemakaian KB masih cukup tinggi
• KTD masih sangat tingi
Permasalahan Pelayanan KB,
lanj….
Pelayanan :
• Mutu pelayanan KB masih rendah
• Pilihan metode KB agak terbatas
• Pasokan alokon sering tidak sesuai
kebutuhan
• Sarana dan prasarana kurang terpenuhi
• Kemampuan petugas pelayanan dalam hal
konseling masih kurang
Permasalahan Pelayanan KB,
lanj ...
Sistem :
• Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi
 desentralisasi  perubahan struktur
organisasi BKKBN di kabupaten/kota
• Sistem distribusi alokon yang tidak melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota
• Sistem pelaporan pelayanan KB yang tidak ada di
dinas kesehatan kabupaten/kota
• Pengelola program KB belum secara aktif
mengelola
KEBIJAKAN

1. Terpenuhinya hak reproduksi melalui


pelayanan kontrasepsi berkualitas

2. Teratasinya kehamilan tak diinginkan


(KTD) sebagai salah satu strategi MPS
STRATEGI

• Melalui pendekatan kesehatan reproduksi


terpadu
• Koordinasi melalui Komisi Kesehatan
Reproduksi
• Peningkatan peran swasta
• Memperhatikan kesetaraan dan keadilan
gender
• Fokus : miskin dan rentan
UPAYA INTERVENSI

• Penyesuaian Kebijakan
• Peningkatan Kapasitas Manajemen
Pelayanan KB
• Peningkatan Keterampilan Klinis dan
Konseling Pemberi Pelayanan KB
• Peningkatan Pemahaman klien tentang
Pelayanan KB
• Pengembangan Jaga Mutu Pelayanan KB
Penyesuaian Kebijakan

• Masuknya obat kontrasepsi dalam DOEN sejak


tahun 2002
• Masuknya alokon dalam Daftar Harga Obat
Generik melalui SK Menkes No.
720/SK/IX/2006
• Pengadaan peralatan melalui jalur Puskesmas
dan Rumah Sakit
• Pelayanan terintegrasi melalui pelayanan
kesehatan reproduksi terpadu
• Perubahan dalam pembiayaan dan anggaran
Peningkatan Kapasitas
Manajemen Pelayanan KB

• Pelatihan Manajemen Pelayanan KB


• Pemantapan pengorganisasian
• Pengembangan SIM Pelayanan KB
• Pemantapan Koordinasi dengan LP/LS
terkait
• Penyediaan fasilitas dan peralatan sesuai
standar
• Pemantapan Logistik dan Distribusi Alokon
Peningkatan KeterampilanKlinis /
Konseling Pemberi Pelayanan KB

• Adanya Standar/Pedoman Pelayanan


• Adanya Pusat Pelatihan & Pelatihnya
• Pelatihan Kompetensi Klinis
• Pelatihan Konseling
• Pelatihan PKRE Terpadu
• Persiapan Pre-Klinik
• Metoda Magang
Peningkatan Pemahaman Klien
tentang Pelayanan KB

• KIE dan Konseling efektif terhadap


klien KB
• Informed Choice melalui Alat Bantu
Pengambilan Keputusan ber-KB
(ABPK, DMT)
Peningkatan Jaga Mutu
Pelayanan KB

• Kajian Mandiri Pelayanan KB


• Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KB
• Investigasi Cepat Kualitas Pelayanan
KB (QIQ)
• Audit Medik Pelayanan KB
KEGIATAN DALAM RANGKA
PKRE TERPADU

• Pendataan Sasaran
• Konseling
• Pelayanan sesuai standar
(Reguler, Darurat)
• Pencatatan dan Pelaporan
• Jaga Mutu
(1) PENDATAAN SASARAN

• Dilakukan oleh bidan di desa/kader kesehatan


terintegrasi dengan pendataan ibu hamil
• Untuk Program KB, yang didata adalah :
- PUS Total, PUS Miskin,
- PUS yang isterinya dengan keadaan 4T
dan status kesehatan/gizi buruk
- Unmet need
(2) KONSELING

• Dilakukan :
- dalam gedung : saat pelayanan
- luar gedung : kunjungan rumah
(setelah pendataan)
• Yang melaksanakan : provider
(untuk luar gedung : BdD)
• Dilakukan dengan menggunakan ABPK
(Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB)
 perlu pelatihan
(3) PELAYANAN SESUAI STANDAR

Pelayanan Kontrasepsi Reguler


• oleh tenaga terlatih
• tersedia buku pedoman standar pelayanan
• tersedia alokon/BHP yang cukup
• tersedia sarana/prasarana yang memadai

Pelayanan Kontrasepsi Darurat


• oleh provider yang sudah mendapat sosialisasi
• tersedia buku pedoman standar pelayanan
• tersedia alokon yang dibutuhkan
• tersedia sarana/prasarana yang memadai
Keterpaduan Pelayanan

Pelayanan Terpadu bagi :


• Klien Akseptor dan Calon Akseptor KB
• Klien ANC
• Klien Post Partum
• Klien Remaja
• Klien Usia Tua (40-an)
Akseptor dan Calon Akseptor KB
• Layani kebutuhan utama klien
• Memilih metode :
- sesuaikan dengan gaya hidup
- sesuaikan dengan kondisi kesehatan
• Informasikan bahaya kehamilan pada ibu dengan:
- keadaan 4T
- gangguan gizi
- penyakit kronis
• Perkenalkan topik IMS & HIV/AIDS dengan hati-hati
tapi jujur, bantu klien mengukur risikonya
- tawarkan perlindungan ganda (jika perlu)
- lanjutkan pelayanan sesuai kebutuhan
Klien ANC

• Prosedur ANC
• Diskusikan KB Post Partum
- Tubektomi segera setelah melahirkan ?
(dalam 7 hr pertama) 
perencanaan persalinan dipersiapkan di RS
- AKDR segera setelah melahirkan ?
(dalam 48 jam pertama) 
perencanaan persalinan dipersiapkan di RS
atau Puskesmas
Klien Post Partum

• Prosedur pelayanan ibu nifas


• Diskusikan untuk memulai KB Post Partum
Lactasi :
- yang terbaik : metode non hormonal
- MAL ? 
menyusui eksklusif selama 6 bulan pertama
- boleh juga : metode hormonal progestin only
Non-Lactasi :
- semua bisa
Penting : kapan waktu memulainya
Klien Remaja

• Prosedur pelayanan kespro remaja


• Penjajakan pengetahuan tentang persiapan
berkeluarga : Kehamilan, KB, dan IMS,
HIV/AIDS
• Diskusikan cara pencegahan KTD remaja 
menunda hubungan seks
Klien IMS, HIV/AIDS

• Prosedur pelayanan IMS, HIV/AIDS

• Jelaskan bahwa kehamilan bisa membawa risiko


kesehatan yang serius bagi ibu dan bayi 
Anjurkan metode KB efektif dan perlindungan ganda

• KB bagi Ibu dengan HIV/AIDS :


- hindari metode KB alamiah
- MAL berisiko terhadap bayinya
- hindari metode hormonal kombinasi pada klien yang
mendapat rifampisin
- AKDR dan Spermicida hanya digunakan jika tidak ada
lagi metode lain yang cocok atau yang tersedia
Klien Usia Tua (40 – an)

• Tanyakan tentang kontrasepsinya, penting karena


kehamilan pada ibu usia 40-an memiliki risiko yang lebih
besar bagi ibu dan bayinya
• Ibu yang berisiko penyakit jantung  hindari pil dan
suntikan bulanan
• Ibu mendekati masa menopause  hindari KB alamiah
• Pemasangan AKDR mungkin lebih sulit, dan harus dicabut
1 tahun setelah menopause
• Metode hormonal dapat menyulitkan untuk mengetahui
apakah ibu telah mencapai menopause
• Jika haid (-) selama 6 bulan  tidak perlu lagi ber-KB
• Jika masih seksual aktif  masih berisiko terkena IMS
(4) PENCATATAN DAN PELAPORAN

• Menggunakan format yang ada (K4) dengan


penyesuaian/penyempurnaan sesuai kebutuhan
(keterpaduan pelayanan)

• Kohort Ibu dan PWS KB (disiapkan tahun 2007)


(5) JAGA MUTU

• Dilakukan dari tingkat propinsi sampai ke tingkat


fasilitas pelayanan
• Melakukan :
- Analisis Situasi Pengelolaan Pelayanan KB
- Audit Medik Pelayanan KB
- Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KB
- Kajian Mandiri Pelayaan KB
OUTPUT

• Contraceptive Prevalence Rate(CPR) meningkat


• Kepesertaan pria dalam ber KB meningkat
• Drop out KB menurun
• Komplikasi KB menurun
• Bumil 4 T menurun

You might also like