You are on page 1of 46

PERSALINAN

NORMAL
Pembimbing:
dr. Supratiknyo, Sp.OG

Oleh:
Agy Firstiawan Wahyosi
201510401011026

SMF OBSTETRI &GYNECOLOGY


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Persalinan  proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup, dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia
luar.

2
• bayi lahir dengan presentasi
Partus belakang kepala tanpa memakai alat-
alat atau pertolongan istimewa serta
tidak melukai ibu dan bayi dan
Normal umumnya berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam

• bila bayi dilahirkan pervaginam


Partus dengan cunam atau ekstraktor
vacum, versi dan ekstraksi,
dekapitasi, embriotomi, dan
Abnormal sebagainya

3
Proses Persalinan

Passage

Power Passanger

Proses
Persalinan

4
1. Power (His)
Terjadinya his, akibat :
- kerja hormon oksitosin
- regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
- rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan
massa konsepsi.

His yang baik dan ideal meliputi :


1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his

5
2. Passage (Keadaan Jalan Lahir)
Jenis Panggul
3. Passanger (Keadaan Janin)
Keadaan janin :
 Letak
 Presentasi
 Ukuran
 Berat janin

6
7 Cardinal Movement

Putar paksi
Engagement Ekspulsi
luar

Descens Ekstensi

Putar paksi
Fleksi
dalam
7
Seven Cardinal Movement of Labor
 Engagement : diameter transversal terbesar dari kepala janin
telah melewati pintu atas panggul
 Descent : penurunan kepala ke rongga panggul
 Flexion : fleksi kepala janin akibat adanya resistensi dari
dasar panggul, dinding pelvis atau serviks
 Internal rotation : perputaran kepala, oksiput ke arah anterior
(normal) atau posterior
 Extension : ekstensi kepala yang mengakibatkan oksiput
sebagai hipomoklion.
 External rotation : perputaran kepala mengikuti sumbu badan
 Expulsion : kelahiran anterior dan posterior bahu sampai
semua bagian lahir

8
9
10
Partus dibagi menjadi 4 kala :
 Kala I (kala pembukaan)
Pembukaan servik sampai 10 cm

 Kala II
Kekuatan his & mengedan  janin terdorong hingga lahir

 Kala III
Plasenta terlepas dari dinding uterus & dilahirkan

 Kala IV
Lahirnya plasenta sampai dua jam post partum
11
KALA 1 : FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS

 Kala I dimulai pada waktu serviks membuka karena HIS

Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu:


1. Fase laten : pembukaan mencapai 3 cm (±8 jam)
2. Fase aktif : pembukaan 3 cm - lengkap 10 cm (±6 jam)

Fase aktif terbagi atas :


 fase akselerasi (2 jam), pembukaan 3 cm - 4 cm.
 fase dilatasi maksimal (± 2 jam), pembukaan 4 cm - 9 cm.
 fase deselerasi (±2 jam), pembukaan 9 cm - lengkap (+ 10 cm).

12
Peristiwa penting pada persalinan kala I:

 lendir / darah (bloody show)


Terbukanya vaskular kapiler serviks & pergeseran selaput ketuban
dengan dinding dalam uterus  terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug)

 ostium uteri internum & eksternum terbuka  serviks menipis


& mendatar.

 selaput ketuban pecah

13
Perbedaan Pematangan dan pembukaan serviks :

 Primigravida  ostium uteri internum membuka serviks


mendatar dan menipis  ostium uteri eksterna membuka
Multipara  serviks telah lunak langsung terjadi proses
penipisan & pembukaan

 Lama Kala I
 Primigravida : ± 13 jam
 Multipara : ± 7 jam

14
Pimpinan persalinan

 Kala I
- Bila ketuban (+), kepala sdh masuk PAP, boleh jalan2
- Observasi his dan DJJ : fase laten : tiap 1 jam,
fase aktif : tiap 30 menit
- Evaluasi kemajuan persalinan : Vaginal toucher tiap 4 jam
- Evaluasi tanda vital ( TD, Nadi, Suhu, RR)

15
KALA 2 : FASE PENGELUARAN BAYI

 Kala II
- pembukaan serviks lengkap & berakhir saat bayi telah lahir
lengkap.
- Selaput ketuban pecah spontan  awal kala 2.
- His  lebih kuat & lebih cepat (±2-3 menit sekali).

 Lama kala 2
- primigravida + 1.5 jam
- multipara + 0.5 jam.

16
Peristiwa penting pada persalinan kala II

 Bagian terbawah turun sampai dasar panggul.


 Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.
 Perineum menonjol , anus membuka, labia membuka
 Kepala dilahirkan lebih dulu, selanjutnya badan & anggota badan.
 Diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).

17
Episiotomi

18
Pelaksanaan Fisiologis Kala II Persalinan
1. Mulai Mengedan
Cara ibu mengedan yaitu:
 Ibu dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas
siku. Kepala sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dada dan
dapat melihat perutnya.

 Mengejan hanya di perbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan


lengkap
 Pada permulaan his  tarik nafas dalam tutup mulut 
mengejan sekuatnya dan selama mungkin
 Bila his tidak ada  istirahat dahulu

19
2. Melahirkan Kepala
 Kepala bayi membuka vulva (5-6 cm)  letakkan kain yang
bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan
siapkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu
 Lindungi perineum dengan satu tangan
 Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada
saat keluar secara bertahap
 Usap muka bayi dengan kain / kasa bersih / DTT 
membersihkan lendir & darah dari mulut dan hidung bayi.

20
Perineum ditahan dengan tangan kanan, tangan kiri menahan bagian belakang
kepala supaya defleksi tidak terlalu cepat

21
3. Memeriksa Tali Pusat pada Leher

 Setelah kepala bayi lahir  ibu berhenti meneran & bernafas


cepat
 Periksa leher bayi  terlilit oleh tali pusat
Lilitan cukup longgar  lepaskan lilitan melewati kepala bayi
Lilitan sangat erat jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat
dengan jarak 3 cm  potong tali pusat di antara 2 klem tersebut.

22
4. Melahirkan Bahu
 Tunggu terjadi kontraksi berikutnya & awasi rotasi spontan kepala
bayi
 Setelah rotasi eksternal  letakkan satu tangan pada setiap sisi
kepala bayi & beritahukan kepada ibu untuk mengedan pada
kontraksi berikutnya
 Lakukan tarikan perlahan kearah bawah & luar secara lembut
kearah tulang punggung ibu hingga bahu tampak dibawah arkus
pubis.
 Angkat kepala bayi kearah atas dan luar untuk melahirkan bahu
posterior bayi.

23
5. Melahirkan Seluruh Tubuh Bayi

 Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah


perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan
tersebut.
 Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan
tangan posterior saat melewati perineum.
 Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi
saat lahir.
 Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan
memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior.

24
- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke bawah, bahu depan dilahirkan.
- Dengan tarikan ke atas, bahu belakang dilahirkan
- Melahirkan badan, trokhanter anterior dan posterior

25
 Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian
punggung, bokong dan kaki .
 Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas di antara
kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan
ketiga jari tangan lainnya.
 Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada
perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah
dari tubuhnya.
 Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh
bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa
kepala bayi tertutup dengan baik.

26
6. Memotong Tali Pusat

 Dengan menggunakan klem DTT  jepit tali pusat dengan klem


pada sekitar 3 cm dari pangkal pusat bayi.
 Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian
dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali pusat).
 Lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan
pertama pada sisi atau mengarah ke ibu.

27
 Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan
yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut
dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau
steril

28
Kala III : Melahirkan plasenta
 Manajemen aktif kala III
- Injeksi oksitosin 10 IU im segera setelah bayi lahir
- Peregangan tali pusat terkendali
- Massage fundus uteri setelah plasenta lahir
 Lihat plasenta :kotiledon lengkap?
 Waktu 6-15 menit

29
Tanda pelepasan plasenta

Uterus menjadi bundar

Perdarahan, terutama perdarahan tiba-


tiba dan agak banyak (±250 cc)

Memanjangnya bagian tali pusat yang lahir

Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim


sehingga lebih mudah digerakkan.

30
Perasat plasenta

Kustner Strassman Klein

• tali pusat diregangkan • tali pusat • ibu disuruh


dengan satu tangan, diregangkan meneran, akan
daerah suprasimfisis dengan satu tampak ujung tali
ditekan dengan tangan tangan, daerah pusat bergerak
lainnya, dinilai fundus uteri turun, dan ketika
ada/tidaknya respon dari diketuk2 dengan meneran
regangan tali pusat tangan lainnya, dihentikan, jika
dinilai ujung
ada/tidaknya • tali pusat naik
respon pada kembali berarti
regangan tali plasenta belum
pusat lepas.
31
Kala 4
kala pengawasan setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum

tidak ada perdarahan plasenta dan selaput


kontraksi uterus harus
pervaginam atau dari ketuban harus sudah
baik,
alat genital lain, lahir lengkap,

luka-luka di perineum
kandung kencing harus resume keadaan umum
harus dirawat dan tidak
kosong, bayi, dan
ada hematoma,

resume keadaan umum


32
ibu.
Laporan Kasus

33
Identitas Penderita

 Nama Istri : Ny. RR  Nama Suami : Tn. D


 Umur : 31 tahun  Umur : 34 tahun
 Suku : Jawa  Agama : Islam
 Pendidikan : SMA  Suku : Jawa
 Pekerjaan : Ibu rumah  Pendidikan : S1
tangga  Pekerjaan : Swasta
 Agama : Islam
 Alamat : Gading Indah
utara, Surabaya
 Status : Menikah
 MRS : 23 Agustus 2016
(Jam 22.00)

34
Anamnesa
Keluhan Utama :
Kenceng-kenceng.

Riwayat Penyakit Sekarang :


 Penderita datang ke RSU Haji dengan keluhan kenceng-kenceng di daerah perutnya sejak siang
jam 15.00 (23-08-2016) . Kenceng-kenceng dirasakan di perut bagian bawah serta panggul.
Mula-mula kenceng-kenceng hanya sebentar dan jarang, + 1x dalam 10 menit. Kemudian pada
pukul 21.00 kenceng- kenceng terasa makin sering muncul dan semakin kuat, disertai keluarnya
lendir bercampur darah sehingga penderita merasa khawatir dan setelah merasa semakin nyeri,
penderita diantar keluarganya ke UGD RS haji.
 Penderita rutin kontrol ke dr kandungan tiap 1 bulan sekali sejak awal kehamilan hingga bulan
ke-8, dan setelah itu kontrol setiap 2 minggu sekali. Penderita mulai merasakan gerakan janin
pada saat umur kehamilan ±16 minggu, gerakan janin aktif.
 Penderita tidak mengeluhkan bengkak pada kedua kakinya. Tidak ada keluhan nyeri kepala, nyeri
ulu hati (-), badan terasa lemas (-), mata berkunang-kunang (-), pandangan kabur (-). Penderita
tidak pernah mengalami perdarahan sebelum dan selama kehamilan. Penderita juga tidak pernah
minum jamu-jamuan.

35
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Haid

 Menarche : 13 tahun
 Hipertensi : disangkal
 Siklus : ± 35 hari, teratur
 DM : disangkal
 Lama : ± 5-7 hari
 Asma : disangkal
 Dismenorhea : (-)
 Alergi : disangkal  HPHT : 10-12-2015
 TP : 17-09-2016
 Usia Kehamilan : 37-38 minggu
Riwayat Penyakit Keluarga
 Hipertensi : (+) orang tua
 DM : disangkal
 Asma : disangkal
 Alergi : disangkal

36
Riwayat Perkawinan Riwayat ANC
 Menikah : 1 kali  Rutin tiap bulan di
 Lama menikah : 8 tahun dokter, dinyatakan
normal
Riwayat Kehamilan dan
Persalinan
 6 bulan / IUFD / di Riwayat KB
induksi
 Tidak pernah KB
 Aterm/ ♀/ 3000 gr/
Spt- B/ dokter / 4,5
thn/
 Hamil ini

37
Pemeriksaan Fisik
Vital sign Status Generalis

 Tinggi badan : 160 cm  Kepala : Oedem kelopak mata - / -, Konjunctiva


anemis - / -, Sclera icterus - / -
 Berat badan : 60 kg  Leher : Pembesaran KGB (-)
 BMI : 23.4 (Normal)  Thorax : Bentuk normal, gerak simetris
 Kesadaran : Compos Mentis  Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh - / - ,
Whz - / -
 A/I/C/D :-/-/-/-
 Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop
 Tekanan darah : 120/80mmHg (-)
 Nadi : 84 x / menit  Abdomen :
 Suhu (axiller) : 36,5 °C Inspeksi : membuncit (perut gravida)
Palpasi : NyeriTekan (-)
 RR : 20 x / menit Perkusi : Tidak dievaluasi
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
 Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, Edem -
/-/-/-, Cyanosis (-), CRT < 2 detik

38
Status obstetri
 TFU : 30 cm
 Letak janin : Letak membujur, Presentasi kepala, punggung di sisi kiri ibu.

Inspeksi
 Luka bekas operasi: (-)
 Striae Albicans : (+)
 Linea nigra : (+)

Palpasi
 Leopold 1 : Teraba bagian janin bulat, lunak, kesan bokong. TFU 30 cm.
 Leopold 2 : Ka: Teraba bagian kecil janin.
Ki: Teraba bentukan panjang dan keras seperti papan
 Leopold 3 : Teraba bagian bulat, keras, melenting. Sudah masuk PAP
 Leopold 4 : Divergent
HIS : (+) 4x 45’
 Taksiran Berat Janin ( TBJ ) : ( 30 – 11 ) x 155 gram = 2945 gram
Auskultasi
 DJJ: 150 x/menit, irama teratur
39
Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan Penunjang
(Vaginal Toucher)
 Pembukaan : 7 cm Hasil Lab
 Effacement : 75 %  DL
 Hb : 11,7 g/dl(12,8 -
 Presentasi : Kepala 16,8)
 Denominator : UUK di  Leukosit : 10.200/mm3
depan (4.500 - 13.500)
 Hct : 33,3 % (33 - 45)
 Hodge : III  Trombosit : 163.000/mm3
 Selaput ketuban : + (150.000 - 440.000)

Kimia Klinik
 GDA : 84mg/dl (50-140)
 HBsAg : (-)

40
Diagnosa Kerja

GIII P11001 UK 37-38 minggu / Aterm / THIU / Letak


membujur presentasi kepala / Inpartu kala I fase aktif /
UPD~N / Hodge III / TBJ: 2945gram

41
Planning
 Diagnosis: NST, USG
 Terapi: Evaluasi 3 jam pro Spt. B
 Monitoring
 Observasi tanda inpartu
 Observasi CHPB, keluhan pasien, vital sign (Tensi, nadi, suhu, RR)
 Edukasi
 Menjelaskan kepada ibu bahwa sudah memasuki kala I fase aktif dengan
pembukaan 7cm dan bayi akan lahir dalam waktu dekat (kurang lebih 3 jam).
 Mengedukasikan cara mengejan yang baik kepada ibu yaitu dengan
mengatupkan gigi, dagu didekatkan ke dada, lalu mengejan sekuat tenaga
tanpa bersuara seperti mengejan saat BAB. Ajari ibu untuk mengejan saat
terasa kenceng-kenceng saja.
 Mengedukasikan ibu posisi melahirkan yang benar. ( McRobert’s Manuver)
dimana melakukan hiperfleksi kaki ke arah perut dan kedua tangan menahan
dibawah lutut sehingga sudut inklinasi mengecil.

42
Follow Up
 Tanggal 23- 08- 2016
 pk.24.00
S: Pasien mengeluh kenceng-kenceng semakin bertambah, ketuban
pecah (+) jernih
O: KU: baik, TD = 120/70, nadi = 88x/mnt, RR = 20x/mnt, t
= 36,7C
His 10.4.50 kuat.
VT: ᴓ10 cm/Eff 0/Kep/UUK/Ket (-)/H III
A: GIII P11001 / 37-38 minggu / Aterm / THIU / Letak membujur
presentasi kepala / Inpartu kala II / UPD~N / Hodge III / TBJ:
2945gram
P: Ibu dipimpin mengejan

43
 Pk. 00.15
Partus spt.B / perempuan / Berat 2900 gr / Panjang 49 cm
/ Apgar Score : 7-8 / ketuban jernih/ anus (+). Inj oxytocin
1 amp IM.

 pk. 00.20
Plasenta lahir lengkap, perdarahan pervaginam ± 200cc. TFU
1 JBP.
Episiotomy (+)  perineoraphy
TD: 110/70 HR: 84 RR: 20 Temp:
36,7C

44
 pk.02.20
S: Pasien mengeluhkan mules
O: KU: baik, TD = 110/70, nadi = 86x/mnt, RR = 20x/mnt, t =
36,7C, Kontraksi uterus : (+) baik, TFU : 1 jari dibawah umbilicus
A: P21002 post partus spt.B 2 jam.
P: Pro pindah ruang nifas.
Mobilisasi bertahap
Diet TKTP
P.O Asam Mefenamat 3x1
P.O Hemafort 2x1
Edukasi vulva vaginal hygiene dan ASI eksklusif
Monitoring: keluhan/VS/Fluksus/kontraksi uterus/produksi urine

45
TERIMA KASIH

46

You might also like