Professional Documents
Culture Documents
Manajemen
Indikator Mutu & Metode
Mutu Keselamatan SWITCH
Pasien Operasi
Dokumenta
si Alat
Implan &
Re-Use
Indikator Mutu Pelayanan
Instalasi Bedah Sentral
RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
5. PEMBERIAN ANTIBIOTIK
PROFILAKSIS (30-60 MENIT SEBELUM INSISI)
2. Penghitungan kasa dikatakan patuh jika tim kamar bedah yang terdiri dari operator,
asisten, scrub ners, circulating ners melakukan penghitungan kasa pada saat pra
dan pasca operasi dan mencatatnya pada white board dan DPKO. SN dan CN
melakukan penghitungan kasa sesuai SPO.
1. Kepatuhan pengisian cek list instrumen bedah adalah tindakan disiplin untuk mengisi
daftar dan mencocokan kembali alat-alat yang digunakan sebelum, selama dan
sesudah tindakan pembedahan (Kamus Bahasa Indonesia, 2006 dan Qual safe
health care. 2006 oct ; 15 (5): 369-374
2. Penghitungan instrumen bedah menghitung jumlah setiap instrumen bedah pra dan
pasca operasi kemudian mengisi lembar ceklis instrumen bedah di ruangan operasi
Instalasi Bedah Sentral.
3. Kriteria patuh adalah perawat menghitung set instrumen bedah pra dan pasca
operasi dan mengisi lengkap daftar ceklis instrumen bedah.
4. Cara Perhitungannya adalah jumlah kepatuhan pelaksanaan penghitungan
instrumen bedah dalam periode 1 bulan dibagi jumlah operasi terlaksana pasien
elektif di ruangan operasi Instalasi Bedah Sentral dikali 100%.
4. CAPAIAN EMERGENCY
RESPON TIME 2
..\DOCUMENTS\KAMUS INDIKATOR
MUTU IBS.DOCX
KEPATUHAN PENGISIAN
SURGICAL SAFETY CHEKLIST
PERIODE JANUARI – JULI 2018
INSTALASI BEDAH SENTRAL
100 100 100 100
98.25 97.73 98.86
97.81
80
60
Standar
Capaian
40
20
0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18
KEPATUHAN PERHITUNGAN KASA
PERIODE JANUARI – JULI 2018
INSTALASI BEDAH SENTRAL
100 100 100 100 100
99.88 99.89
97.9
80
60
Standar
Capaian
40
20
0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18
KEPATUHAN PERHITUNGAN INSTRUMEN
PERIODE JANUARI – JULI 2018
INSTALASI BEDAH SENTRAL
100 100 100 100 100
99.88 99.77
97.9
80
60
Standar
Capaian
40
20
0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18
CAPAIAN EMERGENCY RESPON TIME 2
PERIODE JANUARI – JULI 2018
INSTALASI BEDAH SENTRAL
140
120
100
80
40
36.26
40.51
20
0
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18
KEPATUHAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK
PROFILAKSIS DI KAMAR OPERASI
PERIODE JANUARI – JULI 2018
INSTALASI BEDAH SENTRAL
100%
90%
80%
77.85%
50% Target
Capaian
40%
30%
20%
10%
0%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
TERIMA KASIH
Dokumentasi Pelayanan Kamar
Operasi (DPKO)
Instalasi Bedah Sentral
RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
Agus Sunandar
Pendahuluan
• Merupakan dokumen yang digunakan
selama proses pelayanan operasi, mulai
dari pra, intra, dan pasca operasi.
• Memuat informasi mulai dari pasien
datang sampai pasien masuk ke Recovery
Room/Ruang Intensif.
• Diisi oleh perawat kamar operasi
Pra Operatif
Pasca Operatif
Lanjutan..........
Data
Cutting Time Antibiotik
Profilaksis
DPKO
Data
Data Implan
Penghitungan
yang dipakai
Kasa
Remunerasi
Dokter
Isi DPKO
RSHS
sebagai RS Keamaan
Rujukan Pelaksanaan
Nasional Operasi
Bebas
Perkara
Hukum
Di RSHS
◦ 4,8 % kejadian insiden keselamatan operasi
disebabkan karena tidak dilakukan serah terima,
data hasil audit pada kurun waktu selama tahun
2017.
◦ Serah terima dilakukan tidak efektif antar shift
karena terdesak dengan waktu pergantian shift
◦ Komunikasi tidak terjalin selama proses serah terima
antar shift
◦ RSHS mempunyai DPKO yang menjadi dokumentasi
yang dapat dipertanggungjawabkan
Penyebab Miskomunikasi
◦ Penyebab utama dari kejadian Sentinel di kamar operasi
adalah miskomunikasi (Nagpal K dkk, 2010), (Taneva S
dkk, 2010).
◦ Faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadinya
miskomunikasi adalah : suara (distraksi lingkungan),
informasi yang banyak, kurang perhatian, stress, tugas
yang banyak dan waktu pergantian antar operasi yang
cepat (Hospital & Health Service Performance Division
Australia, 2010).
◦ Lebih dari 3000 kejadian sentinel dari kurun waktu 1995 s/d
2004 sebanyak 65% di antaranya disebabkan oleh
miskomunikasi. Dan pada tahun 2005 jumlahnya
meningkat menjadi 70% (The Joint Comission, 2006)
SENTINEL EVENT
(yang seharusnya dapat
dicegah)
Evidence Base
◦ Terjadi Inkonsistensi dalam timbang terima intra op
sehingga dibutuhkan teknik yang lebih spesifik dari teknik
SBAR terkait situasi di kamar operasi, misal: jumlah
instrumen di area steril, penghitungan kasa, benda tajam
dan spesimen pemeriksaan tidak dilakukan akibat faktor
distraksi lingkungan dan turn over antar tindakan operasi
yang cepat. (Surgical Service Partnership Council, 2010).
◦ Diagnosa
◦ Tahapan Prosedur (contoh:
awal, pertengahan, akhir)
◦ Perhatian Khusus (riwayat alergi,
implant, status kesehatan)
◦ Imaging (X-ray, CT Scan, MRI)
◦ Jenis Incisi/Teknik Penutupan
Luka
◦ Rencana Post Operasi
◦ Prosedur Yang Akan Dilakukan
Selanjutnya.
W : WET (Cairan)
◦ Campuran Cairan/Obat
Yang Ada Di Area Steril
◦ Pencucian (Jenis
Cairan/Jumlah)
◦ Jumlah Perdarahan &
Persediaan Darah
◦ Jumlah Urine Output
◦ Drain
I : INSTRUMENTS
◦ Membutuhkan pemrosesan
alat untuk tahapan
berikutnya
◦ Alat Yang Masih Dibutuhkan
(dalam proses menunggu
dari CSSD)
◦ Implant
T : TISSUE (Jaringan)
◦ Kelengkapan Pengisian
Dokumen?
◦ Serial Number Implant?
Contoh Kasus
ABDUL RAHMAN
Pendahuluan
54
Pendahuluan • SNARS 1 2018
PAB.7.4 Rumah sakit Banyak tindakan bedah menggunakan implan prostetik antara lain
menetapkan panggul, lutut, pacu jantung, dan pompa insulin. Tindakan operasi
regulasi yang seperti ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi
mengatur asuhan dengan mempertimbangkan faktor khusus seperti a) pemilihan implan
pasien operasi berdasar atas peraturan perundangan; b) modifikasi surgical safety
yang checklist untuk memastikan ketersediaan implan di kamar operasi dan
menggunakan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi; c) kualifikasi dan
implan dan harus pelatihan setiap staf dari luar yang dibutuhkan untuk pemasangan
memperhatikan implan (staf dari pabrik atau perusahaan implan untuk mengkalibrasi);
pertimbangan d) proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait
khusus tentang implan; e) proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar
tindakan yang atau aturan pabrik; f) pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus;
dimodifikasi. g) instruksi khusus kepada pasien setelah operasi; h) kemampuan
penelusuran (traceability) alat jika terjadi penarikan kembali (recall) alat
dengan melakukan antara lain menempelkan barcode alat di rekam
medis.
Media
Lokasi untuk
penempatan objek
tracking Regulasi
Panduan pengelolaan
OBJEK
Ada Label yang
akan dilakukan
tracking
Pra Syarat
PAB.7.4 Rumah sakit menetapkan h) kemampuan
regulasi yang mengatur penelusuran
asuhan pasien operasi (traceability) alat jika
yang menggunakan terjadi penarikan
implan dan harus kembali (recall) alat
memperhatikan dengan melakukan
pertimbangan khusus antara lain
tentang tindakan yang menempelkan barcode
dimodifikasi. alat di rekam medis.
OBJEK
Ada Label yang
akan dilakukan
tracking
Ex. Label Barcode
Label Berarti sejumlah quantity barang yang diproduksi
pada suatu periode tertentu.
No lot dapat mengetahui history barang
01 LOT NUMBER
04 BARCODE
Label
LOT NUMBER
BAHAN
BAR CODE
9/5/2018 61
Label
9/5/2018 62
Label Re Use Label Implan
INDIKATOR STERIL
TANGGAL STERILISASI
TANGGAL KADALUARSA
NO MESIN
LOADING
PETUGAS
Label Re-Use
Media
Pra Syarat
Media
Lokasi untuk
penempatan objek
tracking
Media
Regulasi
Panduan pengelolaan
Regulasi
• Buku Panduan Re-Use • SPO Implant
• Buku •SPO Re-Use SUD
Panduan SPO
Monitoring Pengguna
69
9/5/2018 70