You are on page 1of 22

Kuliah Hitung Perataan I

Distribusi t

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Pendahuluan

• Seperti halnya dengan distribusi Chi – Square (x2) yang


hanya digunakan untuk uji statistik pada data sampel,
distribusi t juga hanya digunakan untuk data sampel,
namun dengan jumlah data sampel yang relatif kecil
atau kurang dari 30 data (n < 30).
Uji t

• Uji t merupakan metode yang digunakan untuk menguji


kesamaan rata – rata dari 2 buah variabel yang bersifat
independen. Independen maksudnya bahwa variabel
yang satu tidak berhubungan dengan variabel yang lain.
• Jika dibandingkan dengan uji chi square, 2 variabel yang
digunakan ada ketrkaitan satu sama lain.
Distribusi t
• Dalam penentuan hipotesis distribusi t, terdapat 3
kemungkinan
Persamaan uji t

• Keterangan :
• Xi, X1, X2 = nilai rata – rata dari variabel pertama dan kedua
• Si, S1, S2 = standar deviasi dari variabel pertama dan kedua
• ni, n1, n2 = jumlah sampel yang digunakan pada variabel pertama
dan kedua
• do = μ1 – μ2
• To = nilai t hitung
Contoh kasus
Dengan 1 variabel bebas
• Diperoleh sampel pengukuran beda tinggi sebanyak 20
pengukuran dengan data sebagai berikut :
No. Hasil ukuran/ xi (m) Frekuensi Hipotesis dasar (H0)
diperkirakan beda tinggi
1. 2,32 1
sebesar 2,35 m
2. 2,34 2 Pertanyaan :
Apakah dengan data sampel
3. 2,35 4 yang ada hipotesis dapat
4. 2,36 7 diterima dengan tingkat
kepercayaan 95 % (α = 0,05) ?
5. 2,38 2
6. 2,39 2
7. 2,40 2
Jumlah 20
Penyelesaian
• Menghitung nilai rata – rata dan standar deviasi
No. Hasil ukuran/ xi (m) Frekuensi Rata - rata Standar
deviasi
1. 2,32 1 2,363 0,01613
2. 2,34 2 2,363 0,01613
3. 2,35 4 2,363 0,01613
4. 2,36 7 2,363 0,01613
5. 2,38 2 2,363 0,01613
6. 2,39 2 2,363 0,01613
7. 2,40 2 2,363 0,01613
Jumlah 20
Pengujian hipotesis

• H0 : μ1 = 2,35
• Ha : μ1 ≠ 2,35
• 1 rata – rata, uji 2 arah
• α/2 = 0,05/2 = 0,025
• Db = n – 1 = 20 – 1 = 19
• t tabel (α, Db) = (0,025, 19) = ....
Membaca tabel Distribusi t

• T tabel = ± 3,173725
T hitung

• T0 = (X1 – X2) – (μ1 – μ2) / {(S12 / n1) + (S22 / n2)} ^(1/2)


• T0 = (2,363 – 0) – (2,35 – 0) / {(0,016132 / 20) + 0} ^(1/2)
• T0 = 2,363 – 2,35 / (0,016132 / 20) ^(1/2)
• T0 = 3,60445
Kesimpulan
• Karena T0 = 3,60445 tidak berada dalam selang - 3,173
< t < 3,173 , maka H0 ditolak.
• Jadi, beda tinggi perkiraan sebesar 2,35 tidak dapat
diterima.
Contoh kasus 2
Dengan 2 variabel bebas
• Diperoleh sampel pengukuran beda tinggi dengan 2 alat yang
berbeda masing – masing sebanyak 20 pengukuran, yaitu
waterpass automatic dengan waterpass digital, dengan data
sebagai berikut :
Pengukuran beda tinggi dengan Pengukuran beda tinggi dengan
waterpass digital waterpass automatic
No. Hasil ukuran/ xi Frekuensi No. Hasil ukuran/ xi Frekuensi
(m) (m)
1. 2,323 1 1. 2,321 1
2. 2,344 2 2. 2,342 2
3. 2,355 4 3. 2,356 4
4. 2,364 7 4. 2,359 7
5. 2,386 2 5. 2,382 2
6. 2,395 2 6. 2,390 3
7. 2,407 2 7. 2,402 1
Jumlah 20 Jumlah 20
Hipotesis dasar
• Hipotesis dasar (H0) diperkirakan ada selisih beda tinggi
antara hasil pengukuran dengan waterpass automatic
dan waterpass digital lebih kecil dari sama dengan 5 mm
= 0,005 m
• Pertanyaan :
• Apakah dengan data sampel yang ada hipotesis dapat
diterima dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) ?
Penyelesaian

• Menghitung nilai rata – rata dan standar deviasi dari


masing – masing variabel
Pengukuran beda tinggi dengan waterpass digital

No. Hasil ukuran/ xi Frekuensi Rata - rata Standar


(m) deviasi
1. 2,323 1 2,36775 0,01679
2. 2,344 2 2,36775 0,01679
3. 2,355 4 2,36775 0,01679
4. 2,364 7 2,36775 0,01679
5. 2,386 2 2,36775 0,01679
6. 2,395 2 2,36775 0,01679
7. 2,407 2 2,36775 0,01679
Jumlah 20
Pengukuran beda tinggi dengan waterpass automatic

No. Hasil ukuran/ xi Frekuensi Rata - rata Standar


(m) deviasi
1. 2,321 1 2,3639 0,0160047
2. 2,342 2 2,3639 0,0160047
3. 2,356 4 2,3639 0,0160047
4. 2,359 7 2,3639 0,0160047
5. 2,382 2 2,3639 0,0160047
6. 2,390 3 2,3639 0,0160047
7. 2,402 1 2,3639 0,0160047
Jumlah 20
Pengujian hipotesis

• H0 : μ1 – μ2 ≤ 0,005
• Ha : μ1 – μ2 > 0,005
• 2 rata – rata, uji kanan
• α = 5 % = 0,05
• Db = (n1 – 1) + (n2 – 1) = 20 + 20 – 2 = 38
• T tabel (0,05 ; 38) = .....
Membaca tabel distribusi t

• T tabel (0,05 ; 38) = 2,711558


T hitung

• T0 = {(X1 – X2) – (μ1 – μ2)} / {(S12 / n1) + (S22 / n2)} ^(1/2)


• T0 = {(2,36775 – 2,3639) – 0,005} / {(0,016792 / 20) + (0,016002 / 20)} ^(1/2)
• T0 = (0,00385 – 0,005) / 0,0051876
• T0 = -0, 22168189
Kesimpulan
• Karena T0 = -0, 22168189 lebih kecil dari T tabel
2,71158. Maka H0 diterima
• Jadi, selisih beda tinggi antara hasil pengukuran dengan
waterpass automatic dan waterpass digital lebih kecil
dari sama dengan 5 mm = 0,005 m dapat diterima.
Contoh kasus 3
Untuk dipelajari di rumah
• Diperoleh sampel pengukuran beda tinggi dengan 2 alat yang
berbeda masing – masing sebanyak 20 pengukuran, yaitu
waterpass automatic dengan waterpass digital, dengan data
sebagai berikut :
Pengukuran beda tinggi dengan Pengukuran beda tinggi dengan
waterpass digital waterpass automatic
No. Hasil ukuran/ xi Frekuensi No. Hasil ukuran/ xi Frekuensi
(m) (m)
1. 2,X23 1 1. 2,X21 1
2. 2,X44 2 2. 2,X42 2
3. 2,X55 4 3. 2,X56 4
4. 2,X64 7 4. 2,X59 7
5. 2,X86 2 5. 2,X82 2
6. 2,X92 2 6. 2,X89 3
7. 2,X97 2 7. 2,X95 1
Jumlah 20 Jumlah 20
Keterangan

• X : adalah jumlah 2 digit NIM terakhir.


• Misal :
2 digit NIM terakhir = 36
maka :
X=9
Hipotesis dasar
• Hipotesis dasar (H0) diperkirakan ada selisih beda tinggi
antara hasil pengukuran dengan waterpass automatic
dan waterpass digital lebih besar dari sama dengan 2,5
mm = 0,0025 m
• Pertanyaan :
• Apakah dengan data sampel yang ada hipotesis dapat
diterima dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) ?

You might also like