Professional Documents
Culture Documents
R. Wahyuningsih
Departemen Parasitologi FKUKI
23 Juni 2014
Filariasis
Limfatik: elefantiasis Non Limfatik: ocular loaiasis
Penyebab dan vektor
No. Parasit Vektor Penyakit
1. W. bancrofti Culex LF
2. B. malayi Mansonia LF
Anopheles/
3. B. timori LF
Mansonia
Simulium River
4. O. volvulus flies Blindness
5. L. loa Chrysops flies S/c swellings
Mansonia
Tempat perindukan
Tanda dan gejala
• Umumnya tanpa gejala meskipun terjadi perusakan sistim limfatik oleh
oleh cacing dewasa
• Setelah bertahun-tahun, sebagian kecil kecil pasien mengalami kerusakan
sistim limfatik yang mengakibatkan pembengkakan pada tungkai,
payudara dan genitalia
• Kelainan kronik menyebabkan disabilitas berkepanjangan
• Pembengkakan dan menurunya fungsi ekstrimitas (pergerakan terbatas)
memudahkan infeksi:
– infeksi kulit dan saluran limfe: pengerasan dan penebalan kulit elefantiasis
– Infeksi dapat dicegah dengan kebersihan pribadi yang baik
– Masalah seks
• Laki-laki menderita hidrokel (pembengkakan skrotum), oleh W. bancrofti.
Perempuan pembesaran payudara
• tropical pulmonary eosinophilia syndrome, terutama di Asia.
– Batuk
– Sesak napas
– Mengi (wheezing)
– Eosinofilia dan IgE tinggi disertai Ab anti filaria
elefantiasis
Periodisitas
• Merujuk saat MF keluar ke dalam sirkulasi; secara
berkala MF keluar ke dalam sirkulasi perifer
• Periodisitas
– Nokturnal: siang hari densitas MF sangat rendah, yang
secara bertahap jumlahnya meningkat saat senja
sampai tengah malam
– Diurna MF muncul terutama di siang hari
• Periodisitas penting untuk diagnosis; saat
pengambilan darah harus sesuai dengan
periodisitas
Diagnosis of Lymphatic Filariasis
Telur Mansonia
B. malayi
B. timori
Mikrofilaria B. timori pada sediaan darah tebal pasien dari Indonesia, pw.
Giemsa and pembesaran 500x.
Courtesy of Dr. Thomas C. Orihel, Tulane University, New Orleans, LA.
Identifikasi molekular
Dapat dilakukan dengan berbagai metode, namun kesemuanya berdasarkan identifikasi DNA
Mengurangi infeksi baru
• Global Programme for the Elimination of Lymphatic
Filariasis (GPELF)- eliminasi LF pada 2020 dengan
memutus rantai penularan (http://www.filariasis.org)
• Daerah endemik W. bancrofti atau Brugia spp.:
– diethylcarbamazine (DEC)
– albendazole (Glaxo-SmithKline)
• Daerah enedmik O. volvulus
– Kombinasi ivermectin (Merck) + albendazole
– obat bersifat mikrofilarisidal dan tidak ditujukan untuk
cacing dewasa sehingga tidak memperbaiki kondisi
penderita filariasis kronik
– Menurunkan “kesediaan” minum obat
Dasar manifestasi klinis (limfedema)
• Cacing dewasa di saluran & kelenjar limfe merangsang
sistim kekebalan namun histologis tidak tampak inflamasi,
kecuali bila cacing mati (obat atau spontan)
• Terbentuk granuloma; ditandai demam dan limfangitis
retrograd (nyeri dan bengkak) selama ± 1 minggu dan
pasien immobil.
• Awal kondisi kronik disertai fibrosis terutama pada orang
yang memiliki predisposisi genetis yaitu orang yang sistim
imunnya tidak menurun (downregulated) bahkan
meningkat/terstimulasi
• Dilatasi saluran limfe hampir selalu ditemukan pada
penderita FL:
– Daerah skrotal lelaki dewasa yang terinfeksi W. bancrofti (Brugia
tidak pernah menghuni daerah skrotal)
Dasar manifestasi klinis (limfedema)
• Dilatasi saluran limfe - cacing dewasa hidup; gejala awal
yang merangsang sistim kekebalan.
• Sebagian MF di fagositosis (antigen) merangsang imunitas
adaptif yang melepaskan pro-inflammatory cytokines dan
molekul yang merangsang lymphangiogenesis
• Antigen berasal dari:
– Cacing
– Wolbachia (endosymbionts)
– Pemberian doxycycline mengurangi kadar faktor
lymphangiogenesis plasma
• Dilatasi saluran limfe berakibat transport limfe (+ gravitasi)
dari perifer terganggu hingga mudah infeksi dan bengkak
(luka kecil sering tak diketahui)
endosymbiotic bacteria Wolbachia
• Rickettsiales
• Ditemukan pada:
– hypodermis jantan dan betina
– oocytes, embryos dan larva
– W. bancrofti, Brugia spp. & O. volvulus
• Target pengobatan
• Antigenik: cacing mati melepaskan banyak
antigen termasuk bakteri Wolbachia
Wolbachia (merah)
LOAIASIS
epidemiologi
• Afrika Barat dan Tengah
– Sudan
– Uganda.
– Angola.
• 3 - 13 juta orang terinfeksi
Loaiasis
• Loiasis, = African eye
• Ditularkan: gigitan vektor (berulang kali)
deerflies (mango flies /mangrove flies) genus
Chrysops.
• Eye worm = Calabar swellings = itchy swellings
(angioedema lokal )
• Daerah endemis penting diketahui karena
loaiasis membatasi program pemberantasan
onkoserkiasis and LF.
Loaiasis: transmisi
• Chrysops menggigit siang hari; saat menggigit MF dari pasien terbawa dan hidup
dalam abdomen lalat. Setelah 7 - 12 larva mencadi infektif dan siap ditularkan.
• Dalam tubuh manusia cacing menjadi dewasa dalam 5 bulan, hidup di jaringan sub
kutan dan di otot somatik (sp 17 tahun). Betina memproduksi ribuan MF yang akan
bermigrasi ke sistem limfatik – paru dan dilepas ke sirkulasi sekitar tengah hari
Semi akuatik
Daur hidup
Diagnosis
• Diagnosis sulit bila konsentarsi Mf darah
rendah.
• Eye worm, Calabar swellings, eosinopilia:
• Identifikasi cacing dewasa terhadap cacing
yang dikeluarkan dari kulit atau mata.
• MF dalam darah: jam 10-14.00
• deteksi antibodi
Terapi
Leopard skin
Buta
Lizard skin
Dampak sosial
• Afrika Barat: 50% lelaki > usia 40 tahun buta
karena parasit ini.
• Orang meninggalkan derah tepi sungai yang
subur ke daerah yang kurang subur:
• Kerugian ekonomi sekitar 30 juta dolar
Onkoserkiasis
O. volvulus
Blackfly/Simulium
Mikrofilaria
Tempat perindukan: