B. KEHAMILAN REMAJA C. UNSAFE ABORTION D. BBLR KEMATIAN IBU
• Kematian ibu adalah kematian seorang wanita
yang terjadi saat hamil, bersalin dan nifas (dalam 42 hari)setelah persalinan (Eny R,2009) • Kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan dengan atau distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus-kasus kecelakaan atau insidental (Depkes RI, 1998) • Menurut SDKI,tahun 2003, menunjukan sekitar 15.000 ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau 1279 setiap bulan atau 172 setiap pekan atau 43 orang setiap hari atau hampir 2 orang ibu meninggal setiap jam. • Angka kematian ibu merupakan tolok ukur untuk menilai keadaan pelayanan obstetri disuatu Negara. Bila kematian ibu masih tinggi berarti sistim pelayanan obstetri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan Penyebab kematian ibu a. Penyebab langsung 1. Perdarahan (42%) 2. Keracunan kehamilan/eklamsi (13%) 3. Abortus/keguguran (11%) 4. Infeksi (10%) 5. Partus lama/persalinan macet (9%) 6. Penyebab lain (15%) b. Penyebab tidak langsung 1.Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah 2. Sosial ekonomi dan sosial budaya 3. “4 terlalu” dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak 4. “3 terlambat” 5. Selain itu 60-70% ibu yang melahirkan masih ditolong oleh dukun tradisional • Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan AKI yang disebut MPS (Making Pregnancy Safer), didalam MPS terdapat tiga pesan kunci yang perlu di perhatikan, adalah: a.Setiap persalinan ditolong oleh tenaga yang terlatih b.Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat (memadai) c.Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI yaitu: a. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan melalui: 1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 2. Penyediaan pelayanan kegawat daruratan yang berkualitas dan sesuai standar, a.l : bidan di polindes, puskesmas PONED, RS PONEK 24 jam 3 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. 4 Pemantapan kerja sama lintas program dan lintas sektor 5 Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat
b. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola
program, agar mampu melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan (P1- P2-P3) sesuai kondisi daerah c. Sosialisasi dan advokasi Kematian bayi • Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun • Angka kematian bayi menurut SDKI 2003, 35/1000 kelahiran hidup Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian bayi, yaitu: • Peningkatan kegiatan imunisasi pada bayi • Meningkatkan ASI ekslusif, status gizi, deteksi dini dan pemantauan tumbang • Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi • Prgram MTBS dan MTBM • Pertolongan persalinan dan penata laksanaan BBL dengan tepat • Diharapkan keluarga memiliki pengetahuan, pemahaman dan perawatan pasca persalinan sesuai standar kesehatan • Program Asuh • Perawatan neonatal dasar Partisipasi bidan dalam mencegah kematian bayi, dengan: • Menerapkan program ASUH (Awal Sehat Untuk Hidup Sehat) yang memfokuskan kegiatan pada keselamatan dan kesehatan BBL (1-7) • Mengintensifkan kegiatan kunjungan rumah 7 hari pertama pasca persalinan berisi pelayanan dan konseling perawatan bayi dan ibu nifas yang bermutu Partisipasi masyarakat dalam mencegah kematian bayi, yaitu dengan: • Menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya 7 hari pertama pasca persalinan bagi kehidupan bayi selanjutnya • Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kunjungan rumah • Melaporkan dan mencatat adanya ibu hamil, bulin, dan bayi yang meninggal • Mendukung dan mempertahankan keberadaan bidan di Desa Strategi yang dapat dilakukan bidan dimasyarakat untuk menekan AKI-AKB dengan memberikan perhatian dan perlakuan khusus pada bumil, bulin, bufas dan BBL dengan cara sebagai berikut:
• Membina dan mengarahkan masyarakat agar
bersedia dan mampu mengenali masalah (deteksi dini) resiko tinggi bumil, bulin,bufas dan BBL, sehingga masyarakat dapat mengetahui secara tepat dan cepat apa yang harus diperbuat jika menghadapi kasus resiko tinggi dan apabila terjadi komplikasi kemana dan kapan harus merujuks • Bekerja sama dan melakukan pembinaan kader dalam memantau atau melakukan pengamatan sehari-hari terhadap kondisi, bumil, bulin, bufas dan BBL yang ada disekitar rumah • Memberi penyuluhan dan mengampanyekan tentang suami siaga, diharapkan selalu bersiaga, terutama saat menjelang persalinan • Bersama masyarakat menggalang tabungan ibu bersalin (Tabulin) B. Kehamilan remaja Kehamilan Remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang merupakan akibat perilaku seksual baik di sengaja (sudah menikah) maupun tidak di sengaja (blm nikah) Beberapa hal yang mengakibatkan kehamilan remaja • Kurangnya peran orang tua dalam keluarga • Kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan keluarga terhadap remaja • Perkembangan iptek yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat Dampak kehamilan Remaja • Pengguguran kandungan. Ada beberapa paktor pendukung terjadinya pengguguran kandungan al: a. status ekonomi, b. keadan emosional, c. pasangan yang tidak bertanggung jawab • Resiko persalinan yang akan terjadi • Perceraian pasangan muda • Hubungan seks usia muda beresiko kanker Sebab terjadinya Kehamilan Remaja • Faktor agama dan iman • Faktor lingkungan, diantaranya dari orang tua, teman,tetangga dan media • Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan • Perubahan jaman • Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual • Semakin cepatnya usia pubertas • Adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja Dampak kehamilan remaja • Efek negatif diantaranya penyakit fisik seperti: anemi, kesulitan persalinan, persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan dll • Dibidang sosial, remaja akan gagal menikmati masa remajanya, rendah diri , penolakan terhadap bayi yang di kandungnya, dampak psikososial putus sekolah, rasa rendah diri, ancaman hukuman pidana dan sanksi adat/masyarakat dll Pencegahan kehamilan remaja • Tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah • Kegiatan positif • Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif • Jangan terjebak pada rayuan gombal • Hindari pergi dengan orang yang tak kenal • Mendekatkan diri pada Tuhan • Penyuluhan meliputi kespro Remaja • Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan kontrasepsi Penanganan kehamilan remaja • Sikap bersahabat dan jangan mencibir • Konseling pada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan • Membantu mencari penyelesaian masalah, dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, segera menikah • Periksa kehamilan sesuai standart • Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk • Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus C. Unsafe Abortion • Unsafe Abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh tenaga kuraang terampil (medis/non medis), alat tidak memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO,1998) • Unsafe Abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai keahlian yang cukup dan prosedur standar yang amam sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien Alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya • Alasan kesehatan ,dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil • Kehamilan diluar nikah • Masalah ekonomi • Masalah sosial • Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan • Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi Ciri-ciri unsafe abortion a. Dilakukan oleh tenaga medis/non medis b. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana c. Kurangnya fasilitas dan sarana d. Status ilegal Dampak unsafe abortion a. Dampak sosial, dilakukan secara sembunyi- sembunyi, biaya bisa lebih banyak b. Dampak kesehatan, bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi c. Dampak psikologi, trauma Peran bidan dalam mencegah unsafe abortion a. Sex education b. Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan c. Peningkatan sumberdaya manusia d. Penyuluhan tentang aborsi dan bahayanyas 4 . BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) • BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram) tanpa memandang masa kehamilan • Kejadian BBLR paling sedikit 17 juta pertahun • Resiko kematian BBLR 4 kali lebih besar di bandingkan dengan bayi lahir dengan berat badan normal BBLR , berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya dapat di bedakan menjadi: a. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir <1500 gram c. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram BBLR dapat digolongkan kepada a. Prematur murni, bayi lahir dengan kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan yang sesuai b. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK), bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan c. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin, bayi yang lahir dengan berat badan rendah tidak sesuai usia kehamilan d. Larg for date, bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tuanya kehamilan Beberapa faktor yang menyebabkan BBLR • Faktor ibu • Faktor janin • Faktor plasenta • Faktor sosek • Faktor kebiasan Masalah-masalah pada BBLR • Asfiksia • Hipotermi • Hipoglikemi • Masalah pemberian ASI • Infeksi • Ikterus • Masalah perdarahan Pencegahan • Upayakan agar melakukan ANC yang baik, segera rujuk bila terdapat kelainan • Meningkatkan gizi masyarakat • Tingkatkan penerimaan gerakan KB • Tingkatkan kemitraan dengan dukun paraji yang masih mendapat kepercayaan masyarakats Penatalaksanaan BBLR • Mempertahankan suhu tubuh dan lingkungan • Mencegah infeksi • Mempertahankan usaha respirasi • Mencegah kerusakan integritas kulit • Memberikan asuhan pada keluargas HATUR NUHUN