You are on page 1of 43

TRAUMA URETRA

Regia Anadhia P
1410211047
FK UPN Veteran Jakarta
ANATOMI URETRA
• Scr anatomis, uretra dibedakan menjadi dua :
1. Uretra posterior, tdd pars prostatika dan pars
membranasea
2. Uretra anterior, tdd pars spongiosa/penile
Pars Prostatica Mulai dari basis prostat sampai
(3-4 cm) pada apeks prostat

Pars Berjalan ke arah caudo ventral, mulai


Membranesea dari apeks prostat menuju ke bulbus
(1 cm) penis. Bagian terpendek

Pars spongiosa / Berada di dalam corpus


penile spongiosum penis, berjalan di
dalam bulbus penis – corpus
(15 cm) penis – glans penis

bermula di proksimal setinggi aspek


Pars bulbosa inferior dari diafragma urogenitalia, yang
menembus dan berjalan melalui korpus
spongiosum
Pars prostatica
Pars membranosa

Pars spongiosa
VASKULARISASI & PERSARAFAN
URETRA
• Uretra Masculina :
– Arteri :
• Pars prostatika : a. vesicalis inferior dan a. rectalis media
• Pars membranasea : cabang-cabang a. dorsalis penis dan a.
profunda penis
– Vena :
• Aliran darah venous menuju pleksus venosus prostatikus dan ke v.
pudenda interna
– Nervus :
• Pars prostatika : pleksus nervosus prostatikus
• Pars membranasea : n. kavernosus penis
• Pars sponsiosa : pleksus nervosus vesikalis & pleksus nervosus
uretrovaginalis
• Pars kaudalis : n. pudendus
TRAUMA URETRA
DEFINISI
• Trauma atau
ruptur pada
uretra akibat
cedera internal
maupun
eksternal.
ETIOLOGI
• Blunt injuries
– Terpukul, tendangan,
• Penetrating injuries
– Luka tembak, luka tusuk
• Cedera iatrogenik
– Pemasangan kateter
– Tindakan operasi transuretra
KLASIFIKASI
• Ruptur uretra posterior
• Ruptur uretra anterior
RUPTUR URETRA POSTERIOR
DEFINISI
• Trauma pada
uretra yang
terletak di
uretra pars
membranosa
dan uretra
pars
prostatika.
ETIOLOGI
• Blunt injuries (Trauma tumpul)
– E.g tabrakan kendaraan bermotor, terjatuh
– Fraktur pelvis (10%)
• Fraktur ramus/simfisis pubis  kerusakan pada cincin
pelvis  robekan uretra pars prostato-membranasea
EPIDEMIOLOGI
• Cedera uretra posterior yang paling sering
dikaitkan dengan fraktur pelvis  5% -10%
• Tingkat tahunan sebesar 20 fraktur pelvis per
100.000 penduduk
• Laki-laki > wanita
– (uretra wanita >> pendek, lebih mobile & lig. pubis
yg tdk kaku)
KLASIFIKASI
Melalui gambaran uretrogram
Colapinto dan McCollum (1976)
TIPE 1
• Uretra posterior
masih intak dan
hanya mengalami
stretching
(perengangan)
• Foto uretrogram tidak
menunjukkan adanya
ekstravasasi
• Uretra hanya tampak
memanjang
TIPE 2
• Uretra posterior
terputus pada
perbatasan prostate-
membranasea (parsial)
• Diafragma urogenitalia
masih utuh
– Foto uretrogram :
ekstravasasi kontras
yang masih terbatas di
atas diafragma
– Kontras mengisi uretra
proksimal s/d vu
TIPE 3
• Uretra posterior,
diafragma
urogenitalis, dan
uretra pars bulbosa
sebelah proksimal
ikut rusak.
• Foto uretrogram :
ekstravasasi kontras
meluas hingga di
bawah diafragma
sampai ke perineum
GEJALA KLINIS
• Nyeri abdomen bawah
• Kesulitan BAK/retensi urin
• Shock karena perdarahan
ETIOPATOGENESIS
• Akibat dari adanya gaya geser pada
prostatomembranosa junction  prostat
terlepas dari fiksasi pada diafragma
urogenitalia
– CATATAN :
• uretra posterior difiksasi pada dua tempat yaitu :
1. Uretra pars membranasea ke ramus ischiopubis oleh
diafragma urogenitalia
2. Uretra pars prostatika ke simphisis oleh ligamentum
puboprostatikum
PEMERIKSAAN FISIK
• Perdarahan di meatus uretra externa
• Teraba fraktur pelvis
• Suprapubic contusion
• Pada daerah suprapubik dan abdomen bagian
bawah  jejas hematom & nyeri tekan
• Trias diagnostik dari gangguan uretra
prostatomembranosa :
– fraktur pelvis
– darah pada meatus
– urin tidak bisa keluar dari kandung kemih
• DRE :
– floating
prostate/high
riding (o/ krn
rupture of
puboprostatic
ligaments)
– massa lunak
yang menonjol
ke dalam rektum
(akibat
hematoma
rongga panggul)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Uretrografi retrograd
– Injeksi 20-30 ml kontras radioopak ke dlm uretra
– Ekstravasasi cairan kontras di uretra pars
prostaticomembranosa  menunjukan lokasi
kerusakan
KOMPLIKASI
• Striktur berulang (1% -2% pasien)
• Kehilangan kemampuan ereksi
PROGNOSIS
• Sangat baik  bila dikelola dengan benar
RUPTUR URETRA ANTERIOR
DEFINISI
• Trauma pada uretra yang terletak di bagian
distal uretra pars membranosa
ETIOLOGI
• Straddle injury
– e.g tendangan atau pukulan pada daerah
perineum
• uretra pars bulbosa terjepit diantara tulang pubis dan
benda tumpul.
• Penetrating injury (luka tembak atau luka
tusuk)
• Trauma iatrogenic dari kateterisasi, atau
masuk benda asing
KLASIFIKASI
1. KONTUSIO
• Gambaran klinis memberi kesan cedera
uretra, tetapi uretrografi retrograde normal
2. PARTIAL DISRUPTION
• Uretrografi menunjukkan ekstravasasi, tetapi
masih ada kontinuitas uretra sebagian.
• Kontras terlihat mengisi uretra proksimal atau
vesika urinaria
3. COMPLETE DISRUPTION
• Uretrografi menunjukkan ekstravasasi dengan
tidak ada kontras mengisi uretra proksimal
atau vesika urinaria.
• Kontinuitas uretra seluruhnya terganggu
GEJALA KLINIS
• Hematoma pada penis dan skrotum.
• Perdarahan di meatus uretra merupakan
tanda klasik cedera uretra.
• Bila terjadi rupture uretra total  tidak bisa
BAK sejak terjadi trauma & nyeri perut bagian
bawah / daerah suprapubik.
• Pada perabaan  kandung kemih penuh.
DIAGNOSIS
• Uretrografi retrograde :
– Gambaran ekstravasasi bila terdapat laserasi
uretra (nb : pada kontusio, tdk terdapat
ekstravasasi)
– Bila tidak tampak adanya ekstravasasi  kateter
uretra boleh dipasang
KOMPLIKASI
• Komplikasi dini setelah rekontruksi uretra
adalah :
– infeksi, hematoma, abses periuretral, fistel
uretrokutan, dan epididimitis.
• Komplikasi lanjut yang paling sering terjadi
adalah striktur uretra.
PROGNOSIS
• Kurang baik jika ada striktur  laju aliran urin
kurang baik dan infeksi urinaria

You might also like