Professional Documents
Culture Documents
1. Konsep imunitas
2. Patofisiologi
3. Penatalaksanaan medis
1. Prosedur diagnostik
2. Derajat dan stadium kanker
3. Nomenklatur
SEJARAH
• SISTEM IMUN
• SEL-SEL SISTEM IMUN
• KOMPLEMEN
• ANTIGEN – ANTIBODI
• SITOKIN
• REAKSI HIPERSENSIVITAS
• INFLAMASI
• AUTOIMUNITAS DAN DEFISIENSI IMUN
SEL-SEL SISTEM IMUN
SEL-SEL SISTEM IMUN NON SPESIFIK
1. Sel Fagosit
• Fagosit mononuklier
– Sel monosit
– Sel makrofag hasil differensiasi sel monosit di
berbagai jaringan fagosit profesional dan sel
APC (Antigen Presenting Cell)
• Fagosit polimorfonuklier
– Neutrofil Soldiers of the body 7-10 jam
– Eosinofil melawan inf parasit
– Basofil bagian terkecil mediator
• Fagosit frustasi pelepasan lisozim keluar sel
Kandungan sel fagosit
Lanjutan...
• Lisosom : enzim yang mencerna dan merusak bahan yang
dimakan
• Fagolisosom : gabungan fagosom + lisosom
menurunkan pH dan mengaktifkan protease
• Granul : lisosom khusus dari granulosit berisikan
berbagai protein bakterisidal
• Lisozim : enzim yang mencerna ikatan proteoglikan
dalam dinding bakteri Gram Positif
• Protein kationik : merusak lapisan lipid bagian luar
bakteri Gram Negatif
• Defensin : sitotoksik dan bersifat antibakterial luas dan
antimikotik
• Laktoferin : mengikat zat besi yang esensial untuk bakteri
2. Sel Nol
• Sel-sel limfoid yang tidak mengandung petanda seperti yang
ditemukan pada sel T dan B
• Berupa Large Granular Lymphocyte (LGL)
• Dibagi menjadi 2 yaitu : Sel NK (Natural Killer) dan Sel K
(Killer)
• Sel NK : membunuh sel tumor dan sel yang mengandung virus
dengan cara non spesifik tanpa bantuan antibodi
• Sel K : merupakan efektor dari ADCC (Antibody Dependent
Cellular Cytotoxicity) yg dapat membunuh sel secara non
spesifik hanya terjadi bila sel sasaran dilapisi antibodi
3. Sel Mediator
• Basofil dan mastosit : mediator yang dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler dan respon
inflamasi serta mengerutkan otot polos bronkus
• Trombosit : agregasi dinding vaskuler yang rusak,
respon inflamasi, dan sitotoksik
4. Sel assesori
• Eosinofil, basofil, sel mastosit, trombosit, dan sel APC
SEL-SEL SISTEM IMUN SPESIFIK
1. Sel T
• Sel asal sel T adalah dari sumsum tulang memasuki timus
berproliferasi di regio subkapsuler
• Sel asal itu adalah dari CD4 dan CD 8
• Terdiri dari berbagai subset :
– Sel Th (T helper)
– Sel Ts (T suppressor)
– Sel Tdh/Td (delayed hypersensitivity)
– Sel Tc (cytotoxic)
– Sel limfosit naif (virgin)
– Sel Th0
– Sel Regulator dan efektor
• Fungsi Sel T umumnya :
– Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
– Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi
virus
– Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
– Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
2. Sel B
• Perkembangan Sel B dalam sumsum tulang adalah antigen
independen tetapi perkembangan selanjutnya
memerlukan rangsangan dari antigen
• Fungsi utama sel B adalah memproduksi antibodi
• Atas pengaruh Sel T sel B berberploriferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mampu
membentuk Ig yang spesifik
SISTEM IMUN
Pada dasarnya sistem imun dibagi menjadi 2 :
– Sistem Imun Non Spesifik (SIN) :
• Fisik/mekanik : kulit, selaput lendir, silia, batuk bersin
• Larut : Biokimia (asam lambung, lisozim, laktoferin,
asam neuraminik, dll), Humoral (komplemen,
Interferon, C Reactive Protein (CRP))
• Seluler : Fagosit (Mono Nuklear, PMN), Sel Nol (Sel NK,
Sel K), Sel Mediator (Basofil dan mastosit, trombosit)
– Sistem Imun Spesifik (SIS) :
• Humoral/Sel B
• Seluler/Sel T
Perbedaaan Sifat Respon Imun Spesifik dan Non Spesifik
NON-SPESIFIK SPESIFIK
RESISTENSI Tidak Berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang
(memori)
1. Spesies
2. Perbedaan individu dan pengaruh usia
3. Suhu
4. Pengaruh hormon
5. Faktor nutrisi
6. Flora bakteri normal
Pertahanan Fisik/Mekanik
A. Komplemen
a. Fungsi komplemen
1. Menghancurkan sel membran banyak bakteri (lisis)
2. Melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke
tempat bakteri (kemotaksis)
3. Mengendap pada permukaan bakteri memudahkan
makrofag untuk mengenal (opsonisasi) lalu
memakannya
b. Larut dalam keadaan non aktif diaktivasi oleh
antigen, kompleks imun, dsb mediator (biologik
aktif ataupun mjd enzim untuk reaksi selanjutnya)
c. Jalur aktivasi ini sering pula disertai dengan
kerusakan jaringan
Lanjutan komplemen...
Adherens Imun
C142 = konvertase C3
C356789
C3 C3a
C3b + faktor B
+ faktor B C3b
Membantu
C3bB + faktor D
+ faktor D C3bB
JALUR ALTERNATIF
Agregat IgA, IgG4
C3bBD Virus, jamur
Parasit
Faktor nefritik
B. Interferon
• Interferon (IFN) adalah suatu glikoprotein yang
dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang mengandung
nukleus dan dilepas sebagai respon terhadap infeksi
virus sifat antivirus menginduksi sel-sel sekitar
sel yang terinfeksi menjadi resisten terhadap virus
• Selain itu IFN juga dapat mengaktifkan sel NK
(Natural Killer)
C. CRP (C-Reactive Protein)
• SPESIFIK HUMORAL
– Benda asing sel B berproliferasi dan berkembang
menjadi sel plasma membentuk antibodi
mentetralisir toksin infeksi ekstraseluler
• SPESIFIK SELULER
– Sel T Pertahanan terhadap infeksi intraseluler
• SISTEM LIMFOID
– Tempat pematangan sel T dan sel B
ANTIGEN
HAPTEN-CARRIER KOMPLEK
ANTIBODI
• Antibodi (imunoglobulin) merupakan kelas molekul yang
dihasilkan oleh sel plasma (proliferasi dari limfosit B) dan
dibantu oleh limfosit T dan makrofag yang dirangsang
oleh antigen asing
• Semua molekul imunoglobulin mempunyai 4 rantai
polipeptida dasar : 2 rantai berat (heavy chain/H) dan 2
rantai ringan (light chain/L), serta 2 regio : variabel (V)
dan constant (C)
• Enzim papain memecah molekul antibodi dalam fragmen
masing-masing. Fab : Fragmen Antigen Binding . Fc :
Fragmen crystallizable
• Ada 5 imunoglobulin : IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE
Rumus Bangun Dasar Imunoglobulin
Menentukan
spesifitas Ab
thd Ag
Ig A
• Imunoglobulin sekretori (mencegah perlekatan)
• Ditemukan dalam kolostrum, saliva, air mata, cairan
hidung, dan sekret respiratorius, GI serta urogenital
• 15-20% merupakan imunoglobulin dalam serum
darah
Ig D
1. Fiksasi komplemen :
– Ab mengikat komplemen diaktivasi melalui
“jalur klasik” :
• Opsonisasi : Ag diselubungi Ab/komplemen
fagositosis
• Sitolisis : ruptur membran plasma isi seluser keluar
• Inflamasi : produk komplemen melalui aktivasi sel mast,
basofil, dan trombosit
Lanjutan interaksi...
2. Netralisasi
– Ab menutup sisi toksik antigen no danger
3. Aglutinasi (penggumpalan)
– Terjadi jika antigen adalah materi partikulat,
seperti bakteri atau sel-sel merah
4. Presipitasi
– Terjadi jika antigen dapat larut
SITOKIN
• Sitokin adalah messenger kimia atau perantara dalam
komunikasi interseluler yang sangat poten
• Sitokin adalah protein yang berfungsi memberikan
isyarat antar sel untuk berkomunikasi dalam respon
imun
• Autokrin : berefek pada sel yang menghasilkannya
• Parakrin : berefek pada sel yang berdekatan
SITOKIN (lanjutan)
• Peran sitokin dalam aktivasi Sel T
– Ag diproses APC dipresentasikan ke Th dan Tc APC
melepas IL-1 yg merangsang sel T berproliferasi dan
berdeferensiasi sel T memproduksi sitokin untuk reaksi
selanjutnya
• Peran sitokin dalam aktivitas Sel B
– Th yang dirangsang melepas sitokin (IL 1) mengaktifkan sel B
menjadi sel plasma produksi Ig
• Peran sitokin dalam aktivitas makrofag dan monosit
– Endotoksin bakteri dan IFN-y yg dilepas sel T merangsang
makrofag memproduksi bahan aktif lainnya : IFN-a, IL-1, GM-
CSF, dan M-CSF
REAKSI HIPERSENSITIVITAS
4. Pemulihan
a. Regenerasi jaringan mitosis sel-sel sehat
b. Pembentukan jaringan parut respon alternatif
c. Regenerasi atau pembentukan parut ditentukan
oleh sifat jaringan yang rusak dan luasnya cidera.
Kulit kemampuan regenerasi yang tinggi
regenerasi lengkap, kecuali jika cidera terlalu
dalam
NEOPLASMA
68
I. Biomolekuler
II. Klinis-Fisiology
69
Data epidemologi
Tahun 2000, 10 juta kase baru dan 6 juta yang meninggal.
ACS, 2003, 556.000 kematian karena Cancer , 1500 per hari, (23%)
Oncology :
70
I.Biomolekular
Mutasi protooncogen
Oncogen
Cyle Cell
Apoptois
Doubling
71
72
Robbin kumar, 2010
Sitosilik(2nd messeger)
P21
MDM2
74
Robbins kumar,2010
75
Siti ,2012
76
Down regulated Protoonkogen , Gen supresor Tumor
x
Back
P53 mutan
Sifat neoplasma:
2 komponen dasar :
Sifat biologik :
82
83
Perbedaan sifat tumor “ Malignant”
Ax PF PA
85
PA : Gross 86
Sifat nya ?
Jenisnya ?
87
2. Perbedaan Ca dan Sa
Gross
Pola metastasis
3S
Mitosis
Polaritas
89
Invasiv ?
90
91
Fungsi :
Fungsi Lainnya ?
Paraneoplastik Sindroma
Paru, Renal
92
Well- poorly
93
Rates of growth
3 factors:
1. doubling time of tumor
2. fraksi tumor yang masuk dalam
pola replikatif/proliferatif .
3. kemampuan sel untuk lepas dan
hilangnya kemampuan untuk
tumbuh.
94
95
96
Metastasis.
• Anak sebar ; jaringan tumor tidak hubungan langsung dg.
tumor primer.
• Benigna tidak metastasis.
• Maligna umumnya metastasis; kecuali basalioma, glioma.
97
Cara penyebaran.
Rongga tubuh.
Transplantasi (jarang).
Pembuluh limfatik (carcinoma).
Skip metastasis; reaktif hyperplasia; sinus histiocytosis
Pembuluh darah (sarcoma).Hematogen
Vena - vena porta -> hati.
- vena cava -> paru.
98
Grading & Staging.
99
Data Epidemologi :
100
Karsinogenesis.
Faktor intrinsik:
•Keturunan : polyposis coli, neurofibromatosis, retinoblastoma.
•Suku bangsa
•Umur
•Jenis kelamin
101
Extrinsic Factors: Genetics damage
Chemical Agent
Radiation
Oncogen Vi
102
Chemical Agent
Inisiator : jejas karsinogenikmenyebabkan sel normal mengalami
perubahan (transformas), hingga dapat timbul neoplasma.
Karsinogen kimiawi.
•Direct (complete karsinogen )
•Indirect (procarcinogen) metabolit
103
Direct karsinogen. (umumnya carcinogenik lemah)
Alkylating agens : cyclophosphamida , corambucil, dll
Acylating agens : Acetylimidasole, dll.
Indirect karsinogen.
104
o Vinylchloride – haemangioma hati
o Chromium, nikkel – dihirup – Ca paru.
o Arsen – kanker kulit.
Sebagian besar agens kimiawi adalah procarcinogen – metabolik
transformasi – ultimate carcinogen..
Direct maupun indirect carcinogen kimiawi bekerja melalui
interaksi dengan DNA – mutasi.
105
Promotor : jejas yang memperkuat respons
tumorigenik , bila di
berikan setelah inisiator.
Contoh promotor:
• ester phorbol (minyak bijo croton)
• phenol (tembakau)
• phenobarbital
• saccharin, cyclomat – kanker buli2 (tikus)
• hormon (estrogen) – tumor hati (hewan).
• diethylstilbisterol – adenocarcinoma vagina bayi
106
o Radiasi
Pegawai tambang radioaktif – Ca paru.
Bom atom Japan – leukemia.
Radiasi leher anak – kanker thyroid.
o Sinar ultraviolet
Australia, Selandia Baru.
Oncogen Virus.
• HPV – carcinoma cervix.
• EBV - Burkitt lymphoma, nasopharyn ca
• HBC – RNA
• HBV - DNA
107
o Helicobacter pylori. 90% dan 20%
ulkus pepticum
lymphoma lambung & carcinoma
108
oLain-lain carcinogen a.l.
Infeksi chronik: Schistosoma haematobium Ca buli2
(Mesir)
Scar cancer.
Ca rongga mulut.
109
Cachexia
Paraneoplastic syndromes
Predisposing disorders:
hiperplasia, displasia, metaplasia.
fibrosis, cirrhosis.
Precancerous lesions:
chronic atrophic gastritis, solar keratosis, colitis ulcerosa,
leukoplakia.
110
Bagaimana imunosurvillance terhadap sel kanker ?
Proliferasi
Infeksi Anti apoptosis
Respond radang
Iritasi Angiogenik
NFK-B Imunologic Rx
Sitokin
Chemokin
Bakteri TLR MAPK
Kerusakan jar
Sel tumor
TNF A CD147 MMPi
Makrofag
111
CTL, NK cell
Sel asing
Treg
Th1/CD4 IFN g
Th2/CD8
112
1. Yang termasuk Neoplasma Ganas :
A. Hemangioma
B. PNET
C. Chordoma
D. Limfoma
E. Melanoma
F. Polip
113
3. Biomolekuler : terjadi peningkatan ekspresi p 53 berarti :
1. Tanda ada kerusakan DNA
2. merupakan Check point dari Siklus Sel
3. Pada kondisi Mutant p53: terjadi hambatan pada MDM2
4. berhubungan dengan peningkatan ekspresi p 16
114
5. Dibawah ini termasuk pengaruh Chemical Agent yang menyebabkan
kerusakan Gene secara langsung ?
1. Helicobacter Pylori
2. Schisoctoma
3. Sinar Radio Aktif
4. Minyak kroton
5. Phenobarbital
6. CYPA-1, P450
7. Alkilating agent
115
7. Beda grading dan staging ?
8. Beda Jinak dan Ganas secara Histo pa , Ax, PF ?
9. Apa beda displasi dan anaplasia ?
10. Apa itu paraneoplastik sindroma ?
116
TERIMA KASIH