You are on page 1of 102

MATERI INTI III

10 LANGKAH TATALAKSANA
ANAK GIZI BURUK

DIREKTORAT BINA GIZI


KEMENTERIAN KESEHATAN RI

1
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Umum:
Pada akhir sesi ini peserta mampu menerapkan
tindakan 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi
Buruk

• Tujuan Khusus:
Pada akhir sesi peserta mampu
1. Menjelaskan tatacara pemeriksaan anak gizi buruk
2. Menjelaskan 4 (empat) fase perawatan dan
pengobatan anak gizi buruk
3. Melakukan tindakan 10 (sepuluh) langkah
Tatalaksana Anak Gizi Buruk
4. Menerapkan tindakan dan pengobatan penyakit
penyerta/penyulit
POKOK BAHASAN

1. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk


2. 4 (empat) fase pada perawatan dan
pengobatan anak gizi buruk
3. 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak
Gizi Buruk
4. Tindakan dan pengobatan penyakit
penyerta/penyulit

3
POKOK BAHASAN 1

TATA CARA PEMERIKSAAN


ANAK GIZI BURUK

4
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK
• Menegakkan Diagnosis:
- Anamnesis (penyakit & gizi)
anamnesis awal
anamnesis lanjutan
- Pemeriksaan fisik (klinis dan antropometri)
pemeriksaan fisik awal
pemeriksaan fisik lanjutan
- Pemeriksaan laboratorium/radiologi
- Analisis diet dan makanan
5
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)

● Anamnesis awal:
Untuk mengetahui adanya tanda bahaya
dan tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi

6
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan….)
• Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran
- riwayat pemberian makan
- riwayat imunisasi & pemberian vit. A
- riwayat penyakit penyerta/penyulit
- riwayat tumbuh kembang
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
7
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan…..)

Pemeriksaan fisik awal:


untuk mengetahui adanya kedaruratan medis
- gangguan sirkulasi/syok
- gangguan kesadaran
- dehidrasi
- hipoglikemi
- hipotermi

8
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan….)

Pemeriksaan fisik lanjutan:

- Pengukuran dan penilaian antropometri


- Tanda klinis gizi buruk
- Tanda defisiensi vitamin A pada mata dan
mikronutrien lain
- Tanda dan gejala klinis penyakit penyerta/
penyulit

9
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan….)

Pemeriksaan Laboratorium/Radiologi:
- Gula darah
- Hemoglobin dan hematokrit
- urine rutin
- foto thoraks

Analisis diet:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)
10
LATIHAN 1

Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB 5 kg, PB 69


cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke
Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke
Puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan
diare.

a. Apa status gizi anak ini?


b. Apakah anak perlu dirawat inap di
Puskesmas?
c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini?

11
POKOK BAHASAN 2

4 (EMPAT) FASE
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK

12
4 (EMPAT) FASE PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

1. Fase Stabilisasi

2. Fase Transisi

3. Fase Rehabilitasi

4. Fase Tindak lanjut

13
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
• Fase Stabilisasi:
Fase awal  tindakan segera menstabilkan kondisi klinis anak
- atasi kedaruratan medis
- pemberian formula khusus (F75):
energi : 80-100 kkal/kgBB/hari
protein: 1-1,5 g/kgBB/hari
cairan : 130 ml/kgBB/hari (tanpa edema, edema +, ++)
100 ml/kgBB/hari (dengan edema)
Hati-hati kelebihan cairan/overload  gagal jantung
Umumnya berlangsung 1 – 2 hari

14
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN …. (lanjutan)

• Fase Transisi:
- Masa peralihan dari stabilisasi ke rehabilitasi
- Memberi kesempatan tubuh beradaptasi terhadap
pemberian energi dan protein yang lebih tinggi
 bertahap:
energi : 100-150 kkal/kgBB/hari
protein: 2-3 g/kgBB/hari
cairan sesuai kebutuhan
F 75  F100
Hati-hati kelebihan cairan/overload  gagal jantung
Umumnya berlangsung 5 -7 hari

15
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN ….(lanjutan ….)

• Fase Rehabilitasi:
- Fase tumbuh kejar: memulihkan jaringan tubuh yang hilang
- Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan
energi : 150-220 kkal/kgBB/hari
protein: 4-6 g/kgBB/hari
cairan sesuai kebutuhan
F100, bertahap ditambah makanan sesuai BB anak
- Evaluasi kenaikan berat badan:
minimal 5 g/kgBB/hari atau 50 g/kgBB/minggu
- Berlangsung 2-4 minggu

16
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN …. (lanjutan ….)

• Fase Tindak lanjut:


 Setelah anak pulang dari rawat inap:
- teruskan pemberian makanan tumbuh kejar
- kontrol teratur:
̴ setiap minggu pada bulan pertama
̴ setiap 2 minggu pada bulan kedua
̴ selanjutnya setiap bulan
- lanjutkan/lengkapi imunisasi dan vitamin A
- lanjutkan pengobatan penyakit penyerta
 Ibu diberi konseling gizi
 Berlangsung sampai 4 - 5 bulan
17
POKOK BAHASAN 3

10 (SEPULUH) LANGKAH
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

18
10 (Sepuluh) Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3- 7 mg 2-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

5. Mengobati infeksi

6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe


zat gizi mikro

7. Memberikan makanan
utk stab & trans

8. Memberikan makanan
utk tumb.kejar

9. Memberikan stimulasi
utk tumb.kembang

10. mempersiapkan utk tindak


lanjut di rumah 19
LANGKAH 1

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOGLIKEMIA

20
HIPOGLIKEMIA

• Kadar glukosa darah yang sangat rendah


(< 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl)
• Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia
• Tanda lain:
letargis, nadi lemah, kehilangan kesadaran
• Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan
pucat sangat jarang dijumpai pada anak gizi
buruk

21
HIPOGLIKEMIA (lanjutan…)

 Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang


hanya didahului dengan mengantuk

 Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar


glukosa darah, setiap anak gizi buruk dianggap
mengalami hipoglikemia segera
rawat/tangani sesuai tatalaksana hipoglikemia

22
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR  Berikan larutan Glukosa 10% atau
(TIDAK larutan gula pasir 10%*) secara
LETARGIS) oral/NGT (bolus) sebanyak 50 ml

TIDAK SADAR  Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus)


(LETARGIS) 5 ml/kgBB
 Selanjutnya berikan larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung)+ air matang s/d 50 ml

23
LANGKAH 2

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOTERMIA

24
HIPOTERMIA

 Suhu aksiler < 36,0 C (ukur selama 5 menit)


 Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia
 Hipotermia + hipoglikemia: tanda adanya
infeksi sistemik serius  terapi u/ ketiganya
(hipotermia + hipoglikemia + infeksi)
 Cadangan energi anak gizi buruk sangat
terbatas  tidak mampu memproduksi panas
untuk mempertahankan suhu tubuh

25
Cara mencegah dan mengatasi Hipotermia

Suhu tubuh 36 – 37 ºC Suhu tubuh < 36 ºC (hipotermia)


1. Pemanasan aktif:
1. Tutuplah tubuh anak termasuk - Cara “kanguru”: kontak langsung
kepalanya dan diselimuti. kulit ibu dan kulit anak.
2. Hindari adanya hembusan - Lampu: diletakkan 50 cm dari
angin dan pertahankan suhu tubuh anak.
ruangan 28–30C. Jangan gunakan botol air panas
3. Jangan biarkan tanpa baju untuk menghangati anak  kulit
terlalu lama saat pemeriksaan terbakar.
dan penimbangan - Selimut yang dipanaskan.
4. Segeralah ganti baju atau 2. Ganti baju atau perlengkapan tidur
perlengkapan tidur yang basah. yang basah.
5. Segera keringkan badan setelah 3. Pastikan seluruh tubuh sampai
mandi. kepala tertutup pakaian dan
6. Tangan yang merawat jangan diselimuti.
dingin. 4. Pertahankan suhu ruangan sekitar
28-30C dan hindari adanya
hembusan angin. 26
LANGKAH 3

MENCEGAH DAN MENGATASI


DEHIDRASI

27
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MENENTUKAN

1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik


terhadap kejadian sekitar
2 Anak gelisah terutama bila disentuh/dilakukan
dan rewel tindakan
3 Tidak ada Tidak ada air mata saat anak menangis
air mata
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya

5 Mulut dan lidah Raba dengan jari yang kering dan


kering bersih untuk menentukan apakah lidah
dan mulutnya kering
28
TANDA DEHIDRASI (lanjutan…)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
6 Haus Lihat, apakah anak ingin meraih cangkir
saat melihat atau diberi minuman. Saat
minuman itu disingkirkan atau habis,
apakah tampak masih ingin minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
cubitan/ kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
turgor kulit dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
lambat (belum kembali rata selama > 2 detik) 
kulit/turgor kulit lambat. (catatan:
turgor biasanya lambat pada anak
“wasting” walaupun tidak dehidrasi )
8 Kencing Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada
terakhir dehidrasi

(Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II) 29


Mengatasi Dehidrasi

Beri ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition)


ReSoMal terbuat dari oralit yang diencerkan,
gula pasir, larutan elektrolit/mineral mix
Bila larutan elektrolit/mineral mix tidak tersedia,
sebagai alternatif atau pengganti ReSoMal dapat
dibuat cairan pengganti ReSoMal

30
ReSoMal:
Rehydration Solution for Malnutrition

 Oralit:
diencerkan 2x untuk menurunkan kadar Na
 menghindari terjadinya retensi air, edema dan
gagal jantung
 Gula:
menambah energi dan mencegah hipoglikemia
 Mineral Mix/larutan elektrolit:
mengatasi kekurangan elektrolit (K, Mg, Cu, zinc)
31
LANGKAH 4

MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

32
MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

Anak Gizi Buruk:


Terjadi gangguan keseimbangan cairan & elektrolit
Tubuh anak gizi buruk relatif mengandung kadar
natrium (Na) lebih tinggi dan kalium (K) lebih rendah
 berikan mineral mix yang dicampurkan dalam
formula khusus (F75, F 100) dan ReSoMal
LATIHAN 2
(LANJUTAN KASUS RUDI)

Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-


tanda:
Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu
aksiler 35,5 0C dan ujung ekstremitas teraba dingin.
Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun
a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada
anak ini?
b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda
bahaya diatas !

34
LANGKAH 5

MENGOBATI INFEKSI

35
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
 Tidak ada komplikasi/ infeksi yang jelas
 kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari
 Ada komplikasi
 gentamisin iv atau im selama 7 hari

ampisilin iv atau im/6 jam selama 2 hari,


dilanjutkan amoksisilin/8 jam selama 5 hari
36
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan…..)

 Dalam 48 jam tidak membaik


 kloramfenikol iv atau im/6 jam selama 10 hari

 Bila ada infeksi khusus


 antibiotika khusus sesuai dgn penyakitnya

37
LANGKAH 6

MEMPERBAIKI KEKURANGAN
ZAT GIZI MIKRO

38
MEMPERBAIKI KEKURANGAN
ZAT GIZI MIKRO

 Vitamin B (B1, B2, B6, B12)


 Vitamin C
 Vitamin A
 Asam folat
 Zat Besi/Fe

39
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Dosis
Vitamin C BB < 5 kg : 50 mg/hari (1 tablet)
BB > 5 kg : 100 mg/hari (2 tablet)
Asam Folat Hari I : 5 mg/hari,
selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B 1 tablet/hari
kompleks

40
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
BENTUK FORMULA Fe DOSIS
TABLET BESI/FOLAT Bayi usia 6 – < 12 bln
(sulfas ferosus 200 mg atau  1 x sehari ¼ tab
60 mg besi elemental +
0,25 mg as folat) Anak usia 1– 5thn
 1 x sehari ½ tab
SIRUP BESI Bayi 6 – <12 bulan
(sulfas ferosus 150 ml),  1 x sehari 2,5 ml (½ sendok teh)
setiap 5 ml mengandung
30 mg besi elemental Anak usia 1–5 thn
10 mg ferosulfat setara  1 x sehari 5 ml (1 sendok teh)
dengan 3 mg besi elemental

Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)

(Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I)


41
JADWAL & DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Gejala Hari ke –1 Hari ke –2 Hari ke –15


Tidak ada gejala mata Beri kapsul Tdk diberi Tdk diberi
atau tidak pernah sakit dgn dosis kapsul kapsul
Campak dlm 3 bulan sesuai
terakhir umur
Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
Ada salah satu gejala : dengan dengan dengan dosis
Bercak Bitot dosis dosis sesuai umur
Nanah/Radang sesuai sesuai
Kornea keruh umur umur
Ulkus kornea
Pernah sakit Campak
dalam 3 bulan terakhir

42
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI (½ kapsul biru)

6 – 11 bulan 100.000 SI (1 kapsul biru)

1 – 5 tahun 200.000 SI (1 kapsul merah)

43
LANGKAH 7

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN
TRANSISI

44
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE
PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK

Fase Stabilisasi (F75)

 Energi : 80 – 100 Kkal/kgBB/hari


 Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari
 Cairan : 130 ml/kgBB/hari (tanpa edema, edema +, ++)
atau 100 ml/kgBB/hari (edema berat +++)
Untuk menstabilkan kondisi anak, bukan untuk menaikkan BB

45
KEBUTUHAN GIZI
MENURUT FASE PEMBERIAN…...(Lanjutan ….)

Fase Transisi (F 100)

 Energi : 100 – 150 Kkal/kgBB/hari


 Protein : 2 – 3 g/kgBB/hari
 Cairan : 150 ml/kgBB/hari

Umumnya mulai terjadi kenaikan berat badan

46
LANGKAH 8

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR

47
KEBUTUHAN GIZI
MENURUT FASE PEMBERIAN ……(lanjutan ….)

Fase Rehabiltasi (F100 & tambahan makanan)


● F 100:
 Energi : 150 – 220 Kkal/kgBB/hari
 Protein : 4 – 6 g/kgBB/hari
 Cairan : 150 – 200 ml/kgBB/hari
● Ditambah makanan:
- BB < 7 kg  makanan bayi/lembik
- BB ≥ 7 kg  makanan anak/lunak
Fase Tindak lanjut:
Makanan keluarga + PMT-P (energi 350 kkal & protein 15 g)
48
LANGKAH 9

MEMBERIKAN STIMULASI
UNTUK TUMBUH KEMBANG

49
Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang
Anak gizi buruk  keterlambatan perkembangan mental
dan perilaku.
Stimulasi diberikan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai umur anak terhadap empat aspek kemampuan dasar
anak:
- gerak kasar
- gerak halus
- bicara dan bahasa
- sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi terstruktur selama 15 – 30 menit/hari


(permainan sederhana contoh ci luk ba atau menggunakan
Alat Permainan Edukatif)
50
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke -2


(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok


atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita


kwashiorkor

51
LANGKAH 10

MEMPERSIAPKAN UNTUK
TINDAK LANJUT DI RUMAH

52
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT
DI RUMAH

• Persiapan dilakukan sejak anak dalam perawatan


(melibatkan ibu dalam kegiatan merawat anaknya)
• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus
tetap dilanjutkan di rumah setelah anak dipulangkan
• Anjurkan untuk kontrol teratur setelah pulang:
1x/minggu pada bulan pertama,
1x/2 minggu pada bulan kedua, selanjutnya
1x/bulan sampai 6 bulan atau lebih
• Melengkapi imunisasi dasar ataupun ulangan sesuai
program PPI (Program Pengembangan Imunisasi)
53
KRITERIA PEMULANGAN
ANAK GIZI BURUK

Anak dapat dipulangkan bila:


- Edema sudah berkurang atau hilang,
anak sadar dan aktif, nafsu makan baik
- BB/TB-PB >-3SD
- Komplikasi sudah teratasi
- Ibu sudah memahami cara merawat anaknya
dan mendapat konseling gizi

54
POKOK BAHASAN 4

TINDAKAN DAN PENGOBATAN


PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT

55
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT

a. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)/Pneumonia


b. Diare Persisten
c. Kecacingan
d. Tuberkulosis (TB)
e. Malaria
f. HIV/AIDS
g. Gangguan pada mata akibat kekurangan vit. A
h. Gangguan pada kulit (dermatosis)
i. Anemia
56
a. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA)/Pneumonia

Infeksi yang mengenai saluran pernapasan mulai


dari: hidung, telinga tengah, faring, laring,
bronkhi, bronkhioli dan paru.

ISPA dapat berlanjut  Pneumonia

57
Pneumonia (lanjutan …..)
MENARIK NAPAS
Saat inilah tddk (tarikan dinding dada
MENGHEMBUSKAN NAPAS bag.bawah ke dalam) terlihat

Keterangan foto:
Anak ini menunjukkan gejala tarikan dinding dada (“Chest indrawing”) yang merupakan
salah satu tanda pneumonia. Seharusnya dinding dada mengembang ketika anak ini
menarik napas, tetapi dinding dadanya justru tertarik ke dalam

(sumber foto: Rencana Kerja Jangka Menengah Nasional Penanggulangan


Pneumonia Balita, 2005-2009)
b. Diare Persisten

Diare Persisten :
diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih 
waspadai dehidrasi

Beri ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition) :


5 -10 ml/kgBB/kali tiap 30 menit untuk 2 jam I 
5 -10 ml/kgBB/kali selang-seling dgn F75 tiap 1 jam
sampai rehidrasi tercapai

59
Diare Persisten (lanjutan..)

Rehidrasi:
pemberian cairan tidak secara iv (kecuali Syok) 
supaya tidak terjadi overload (gagal jantung dan
kematian mendadak)

Bila diare berlanjut, pikirkan penyebab lain:


Giardiasis  metronidasol (5 mg/kgBB/8 jam s/d 5 hari)
HIV?

60
TANDA DEHIDRASI:
turgor menurun

Cubit selama 1 detik dan lepaskan:


Belum balik > 2 detik  turgor  

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)


61
TANDA DEHIDRASI

mata cekung
(“Sunken Eye’s”) Mata cekung
(gizi buruk)

62
(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)
c. Kecacingan

Periksa:
Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)
Tindakan:
 Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain
yang sesuai
 Albendazol dosis tunggal (diberikan pada fase
transisi)
- Umur 6 bulan-2 tahun: ½ tablet (200 mg)
- Umur > 2 tahun : 1 tablet (400 mg)

63
d. Tuberkulosis

Diagnosis TB pada anak dengan kriteria:

1. kontak erat dgn penderita TB yang BTA positif


2. reaksi kemerahan yang cepat (3-7 hari) setelah
imunisasi BCG
3. BB menurun tanpa sebab yang jelas, walaupun
sudah mendpt intervensi gizi.
4. Sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab
yang jelas

64
Tuberkulosis (lanjutan…..)

5. batuk-batuk > 3 minggu


6. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang spesifik
7. Skrofuloderma
8. Konjungtivitis fliktenularis
9. Uji tuberkulin positif (>10 mm)
10. Gambaran foto rontgen mendukung TB

Bila ditemukan > 3 positif dari tanda-tanda diatas,


dianggap TB
(Sumber: Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI, 2002)

65
Tuberkulosis (lanjutan….)

Diagnosis TB pada anak dengan sistem skoring

• Skor > 6 didiagnosis sebagai TB  OAT

• Jika ada skrofuloderma  TB

• Uji tuberkulin negatif belum tentu anak tidak


menderita TB (anergi)

66
Tuberkulosis (lanjutan…..)
SISTIM SKORING
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak dgn Tidak jelas Lap keluarga, BTA positif
pasien TB kontak dgn
pasien BTA
negatif atau
tidak tahu, BTA
tdk jelas
Uji negatif Positif
tuberkulin (≥ 10 mm atau
≥ 5 mm pd
keadaan
imunosupresi)
Status Gizi Gizi baik, Gizi kurang, Gizi buruk,
tampak sehat Tampak kurus tampak sangat
(BB/TB antara (BB/TB ≥ - 3 kurus (BB/TB
- 2SD - + 2SD) SD - <- 2SD) < - 3 SD) dan
atau edema pada
kedua punggung
kaki sampai
seluruh tubuh 67
Tuberkulosis (lanjutan……)
SISTIM SKORING (lanjutan ….)
Parameter 0 1 2 3 Skor
Demam tanpa ≥ 2 minggu
sebab jelas
Batuk ≥ 3 minggu
Pembesaran kel ≥ 1 cm,
limfe, koli, aksila, jumlah >1,
inguinal tidak nyeri
Pembengkakan Ada pem-
tulang/sendi, bengkakan
panggul, lutut,
falang
Foto toraks Normal/ Sugestif TB
tidak jelas

(Sumber: WHO, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit)

Bila ∑ skor ≥ 6  rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut


Bila BB anak < 5 kg  rujuk ke RS 68
Tuberkulosis (lanjutan…..)

Penegakan diagnosis dengan sistem skoring


Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan
dasar:
Skor > 6

Beri OAT
selama 2 bulan dan dievaluasi

Respon (+) Respon (-)

Terapi TB diteruskan Teruskan terapi TB sambil


mencari penyebabnya
69
Tuberkulosis (lanjutan…..)

• OAT anak minimal 3 macam obat


• Waktu pemberian 6 bulan (setiap hari)
• Dosis sesuai dengan berat badan anak
• Evaluasi klinik: parameter terbaik untuk menilai
keberhasilan pengobatan

70
Tuberkulosis (lanjutan…..)

JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 32 kg

Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)

Bila BB < 5 kg  rujuk ke RS


71
LATIHAN 3

Ani (perempuan), umur 11 bulan, BB 5 kg, PB 66 cm,


datang ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa duduk.
Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2
bulan, hanya mendapatkan susu formula saja.
Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik
dan sering demam tanpa sebab yang jelas
a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan?
b. Apa status gizi anak ini?
c. Apa kemungkinan penyakit penyerta/penyulitnya?
d. Bagaimana pengobatannya ?
e. Malaria
Anak gizi buruk yg tinggal di daerah risiko tinggi malaria
atau ada riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi
malaria dan ditemukan tanda/gejala klinis malaria, perlu
pemeriksaan darah malaria (bila memungkinkan).
Tanda/gejala klinis malaria sebagai berikut:
- Demam dan menggigil
- Sakit kepala
- Mual, muntah
- Diare
- Nyeri otot atau pegal – pegal
Diagnosis malaria  pemeriksaan lab (mikroskopik, tes
diagnostik cepat), diagnosis pasti: parasit dalam sediaan
darah secara mikroskopik.
73
Malaria (lanjutan….)
Tanda-tanda malaria berat:
- Koma (malaria serebral)
- Distres pernapasan
- Hipoglikemia (gula darah < 40 mg%)
- Anemia berat (Hb < 5 gr % atau Ht < 15 %)
- Kejang berulang, lebih dari 2 kali dalam 24 jam
- Asidosis metabolik
- Kolaps sirkulasi, syok hipovolemia, hipotensi
(sistolik < 50 mmHg)
- Kelemahan otot (tidak dapat duduk/berjalan) tanpa
kelainan neurologik.
- Ikterus
- Hiperpireksia (suhu rektal > 41 °C)
- Hemoglobinuria (blackwater fever)
- Perdarahan spontan
- Gagal ginjal
74
Malaria (lanjutan…..)

Gizi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria)


segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/
3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum
transfusi (lihat rencana I, Buku I) dan berikan
obat malaria melalui iv.

Pemberian Fe pada malaria harus dilakukan secara


hati-hati, anemia pada malaria karena hemolitik
(pecahnya sel darah merah).
Pemberian Fe  parasit malaria makin aktif

75
f. HIV/AIDS

Gizi buruk sering merupakan manifestasi HIV/AIDS pada


anak. Tatalaksana Anak Gizi Buruk dengan HIV/AIDS
sesuai panduan tatalaksana gizi buruk pada umumnya.

Anak gizi buruk dengan:


- diare melanjut
- oral trush (candidiasis oral) serta
- tidak mengalami perbaikan dengan Tatalaksana
Anak Gizi Buruk
 patut dicurigai menderita HIV/AIDS.

Beri Anti retroviral (ARV) sesuai pedoman HIV/AIDS.


76
g. Gangguan pada mata Akibat
Kekurangan Vitamin A

Klasifikasi Xeroftalmia (WHO/USAID/UNICEF/HKI/IVACG,1996):

Xn : Rabun Senja
X1 A: Xerosis Konjungtiva (kekeringan pd konjungtiva)
X1 B: Xerosis Konjungtiva disertai bercak Bitot
X2 : Xerosis Kornea (kekeringan pada kornea)
X3 A: Keratomalasia/ulserasi < 1/3 permukaan kornea
X3 B: Keratomalasia/ulserasi ≥ 1/3 permukaan kornea
XS : Jaringan parut pada kornea
XF : Fundus Xeroftalmia, gambaran seperti cendol

77
Gangguan pada mata ….(lanjutan….)

Xn (buta senja)
- Terjadi akibat gangguan pada sel batang retina, sulit
beradaptasi di ruang yang kurang cahaya
- Penglihatan menurun pada senja hari

78
Gangguan pada Mata ……(lanjutan….)

X1B (dengan Bitot’s spot)

‘Foam-like’ substance

Hyperpigmentation & wrinkle


(X-1b)

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia,


Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006 80
Gangguan pada mata ….. (lanjutan……)

Tanda-tanda X2 (xerosis kornea):


•Kekeringan meluas sampai kornea
•Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
•K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit penyerta lain)

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Kerutan dan hiperpigmentasi


81
Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
Gangguan pada mata……(lanjutan……)

X3 (keratomalasia): Terdiri dari X3a dan X3b

Tanda-tanda:
- Kornea melunak
- Ulkus < 1/3 luas kornea (X3a)
≥ 1/3 luas kornea (X3b)
- seringkali disertai tanda-tanda infeksi
(conjunctival & cilliary injection)
- X3b dapat terjadi perforasi kornea dan prolaps
jaringan/isi bola mata  kebutaan

83
Gangguan pada mata …… (lanjutan…..)

Ulkus kornea > 1/3 X3 B

Keratomalacia

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006 85
Gangguan pada mata …… (lanjutan ……)

Tanda-tanda XS (jaringan parut pada mata):


Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecil
Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik
Menjadi buta & tidak dapat sembuh, walau dioperasi cangkok kornea

Corneal scar

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006 86
Gangguan pada mata …… (lanjutan…..)

JIKA MATA TINDAKAN


MENGALAMI:
 Hanya bercak Bitot saja  Tidak memerlukan obat tetes mata
 tidak ada gejala mata
yang lain

 Nanah atau peradangan  Berikan tetes mata kloramfenikol atau


tetes mata tetrasiklin (1%)

 Kekeruhan pada kornea Berikan kedua obat tersebut:


 Ulkus pada kornea  Tetes mata kloramfenikol/ tetrasiklin(1%)
& Tetes mata atropin(1%)

Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang


mengandung “kortikosteroid” karena dapat memperberat kelainan pada
mata, serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
88
h. Gangguan pada Kulit (Dermatosis)

 Hipo/hiperpigmentasi
 Deskuamasi (mengelupas)

 Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering

disertai infeksi sekunder (candida)

Tindakan:
 Kompres dgn lar. KMnO4 0,01% selama 10 menit

 Salep/krim (Zn dgn minyak kastor/ikan)

 Usahakan agar daerah perineum tetap kering

 Defisiensi seng (Zn): beri preparat Zn oral

 Pengobatan anti jamur (bila perlu)


89
Dermatosis

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)

90
Dermatosis

Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang


91
i. Anemia

- Anemia kekurangan zat besi (Fe)


- Anemia kekurangan asam folat

Kadar Hb dibawah normal

Kadar Hb normal:
6 bulan – 5 tahun : 11 g/ dl
6 tahun – 11 tahun : 11, 5 g/ dl
12 tahun – 13 tahun : 12 g/ dl
(Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its prevention, WHO,
UNICEF, UNU, 1998)

92
Anemia (lanjutan….)

Tanda-tanda klinis:
- Lesu, lemah, letih, lelah, lalai
- Daya tahan terhadap penyakit menurun
- Pucat (konjungtiva mata, telapak tangan, bibir,
mukosa mulut)

Bila tidak terjadi kenaikan Hb setelah pemberian Fe,


perlu dipikirkan penyebab anemia yang lain seperti
malaria, cacingan, kelainan genetik (Thalasemia)
ANEMIA (lanjutan…)

Telapak tangan anak yang menderita anemia terlihat sangat pucat.


Bandingkan telapak tangan anak yang menderita anemia dengan telapak
tangan orang sehat.
(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO) 94
95
JAWABAN LATIHAN SOAL

96
Jawaban Latihan 1
a. Status gizi Rudi Dengan PB 80 cm & BB 5 kg berada
< - 3 SD, Rudi menderita gizi buruk (Lihat tabel Baku
Rujukan Penilaian Status Gizi Anak laki-laki dan
perempuan menurut berat badan dan tinggi badan/
panjang badan (BB/TB-PB) pada buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk
b. Rudi tidak harus dirawat inap (tanpa komplikasi)
c. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk meliputi
anamnesis (awal,lanjutan), pemeriksaan fisik (klinis,
antropometri, laboratorium, radiologi untuk
menegakkan diagnosis,menentukan tindakan, terapi
dan pengobatan (Lihat Buku Petunjuk Teknis
Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku II)
97
Jawaban Latihan 2

a. Tanda bahaya yang ditemukan pada Rudi:


- Renjatan/syok (nadi lemah, pucat dan ujung
ekstremitas dingin)
- letargis
- dehidrasi (mata cekung, turgor kulit menurun)
- hipotermia (suhu aksiler < 36°C dan ujung
ekstremitas dingin)
- hipoglikemia (letargis, pucat dan ujung
ekstremitas dingin)

98
Jawaban Latihan 2 (lanjutan….)

b. Cara mengatasi syok (Rencana I)


1. Berikan Oksigen 1-2 l/m
2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75
ml/jam (25 tts makro/m) atau (75 tts mikro/m)
3. Berikan glukosa 10% iv bolus, 5 kg x 5 ml = 25
ml
4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT
Lihat buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk
(Buku I)

99
Jawaban Latihan 2 (lanjutan….)
- Cara mengatasi hipotermia:
Penghangatan tubuh ;
1. Cara “Kanguru”
2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm
3. Monitor tiap 30 menit, hentikan bila suhu
mencapai 37°C
Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak
Gizi Buruk (Buku II)

- Cara mengatasi dehidrasi:


1. ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila
anak sadar melalui oral),
2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling
dgn F75 Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi
Buruk/Buku I 100
Jawaban Latihan 3

a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan: uji


tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan
serta pemeriksaan laboratorium darah tepi.

b. Status gizi Ani dengan PB 66 cm dan BB 5 kg:


< - 3 SD. Ani menderita gizi buruk tanpa edema
(marasmus)

(Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki dan
Perempuan menurut berat badan & tinggi badan/panjang badan
(BB/TB-PB) pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I)

101
Jawaban Latihan 3 (lanjutan…..)
c. Kemungkinan penyakit penyerta/penyulit: Tuberkulosis
(BB tidak naik, sering demam tanpa sebab yang jelas)
d. Pengobatan penyakit penyerta/penyulit TB:
OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan dosis
JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg
Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg
Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg
Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)

(Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II)
102

You might also like